Share

Part 38

Author: Khakalara
last update Last Updated: 2025-04-25 15:57:15

Happy Reading

Tangga itu sempit, dindingnya lembap dan berlumut, seolah tak tersentuh cahaya selama bertahun-tahun. Setiap langkah yang mereka ambil menimbulkan gema yang menyeramkan, memantul dan menyatu dengan suara tetesan air dari langit-langit lorong bawah tanah.

Di belakang Rehan, Nara menggenggam senter kecil yang baru saja mereka nyalakan setelah menuruni dua puluh anak tangga pertama. Ia tidak banyak bicara, pikirannya masih mengambang antara ingin mempercayai Rehan atau menjadikannya sebagai tersangka terakhir.

Setelah beberapa menit berjalan, mereka tiba di sebuah pintu logam besar, terukir dengan pola geometris menyerupai jaringan saraf otak. Di tengahnya, terdapat pemindai retina dan lubang kecil seukuran koin.

Rehan menarik napas. “Kamu masih ingat foto Ares yang kamu temukan di buku tua milik Dr. Theresia?”

Nara mengangguk. “Yang sedang memegang lencana kampus?”

“Itu bukan lencana. Itu koin akses. Kita harus menyalin polanya. Aku sudah cetak duplikatnya.”

Ia mengeluark
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 39

    Happy ReadingSejak besi terbuka dan Rehan hampir mengorbankan dirinya demi sebuah kebenaran yang terkubur. Sejak mereka duduk di atas aspal dingin, saling menggenggam napas dan ketakutan.Kini, semuanya terasa jauh… seperti kenangan dari dunia lain.Apartemen Rehan berada di lantai sembilan, menghadap langsung ke langit Jakarta yang sering kelabu. Tapi sore ini, langit tampak jernih, semburat oranye mengalir lembut dari balik jendela lebar yang dibiarkan terbuka.Nara berdiri di dapur, mengenakan kaus Rehan yang kebesaran, dan celana pendek yang bahkan tidak kelihatan dari sudut pandang Rehan yang duduk di sofa.Ia sedang menyusun dua mug cokelat panas—satu dengan marshmallow, satu lagi polos. Rehan memperhatikannya dari balik sandaran, wajahnya tenang, tapi matanya menyimpan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar kagum.“Kenapa kamu selalu bikin dua mug yang beda?” tanya Rehan akhirnya.Nara menoleh, senyum tipis bermain di bibirnya. “Supaya kamu tahu, aku masih ingat yang kamu suka.

    Last Updated : 2025-04-25
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 40

    Happy ReadingPagi itu, sinar matahari menembus tirai apartemen, membentuk pola lembut di dinding. Nara sudah bangun lebih dulu. Ia berdiri di balkon, mengenakan kemeja Rehan yang terlalu besar untuk tubuhnya, rambutnya berantakan oleh angin pagi, tapi wajahnya tampak tenang.Rehan datang dari belakang, memeluk pinggangnya pelan. “Pagi.”“Pagi,” jawab Nara tanpa menoleh, tapi ia menaruh tangannya di atas tangan Rehan yang melingkar di perutnya.Beberapa detik berlalu dalam hening.“Aku harus bilang sesuatu,” ucap Nara akhirnya.Rehan menghela napas. “Aku juga.”Mereka saling berpandangan. Nara yang lebih dulu bicara.“Ibuku menelepon semalam. Mereka dengar tentang kita... dan dia nggak setuju.”Rehan mengerutkan kening. “Karena aku?”Nara mengangguk pelan. “Karena masa lalumu. Karena keluargamu. Karena semua... yang pernah kamu lakukan dan siapa kamu sekarang.”Rehan melangkah mundur satu langkah, memalingkan wajahnya. Luka lama di matanya muncul kembali. “Aku sudah berubah, Nar.”“Ak

    Last Updated : 2025-04-25
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 41

    Happy ReadingSetelah beberapa hari menghabiskan waktu di Paris, Rehan dan Nara kembali ke apartemen mereka yang nyaman. Tidak ada lagi suara riuh kota, tidak ada lagi orang yang menggoda atau mengingatkan mereka tentang tanggung jawab. Hanya ada mereka berdua, saling berhadapan dengan waktu yang seolah berhenti.Malam itu, hujan kembali turun dengan lembut di luar, menciptakan suasana tenang di dalam apartemen. Rehan dan Nara duduk berdampingan di sofa, menatap keluar jendela, memandangi kilatan cahaya yang berpadu dengan suara gemericik hujan."Kenapa tiba-tiba merasa begitu tenang, ya?" tanya Nara, suara lembut dan penuh rasa ingin tahu.Rehan menoleh padanya, matanya dalam dan penuh perhatian. "Karena aku tidak ingin ada yang mengganggu kita, Nar. Aku ingin menikmati momen ini—tanpa keraguan, tanpa masa lalu yang mengintai."Nara tersenyum, namun senyum itu sedikit terpaksa. "Masa lalu kita selalu mengintai, kan? Entah itu orang tua kita, pekerjaan kita, atau... hal-hal lain yang

    Last Updated : 2025-04-25
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 42

    Happy ReadingPagi itu, Jakarta terlihat berbeda. Meski hujan masih mengguyur kota, langit mulai cerah seiring waktu yang berlalu. Rehan dan Nara memutuskan untuk menghabiskan pagi mereka bersama, menepi sejenak dari hiruk pikuk pekerjaan yang terus menerus datang. Mereka berdua sudah cukup lelah dengan semua yang telah mereka lewati. Keduanya ingin merasakan momen kedamaian yang seharusnya mereka miliki sejak lama.Nara duduk di sofa sambil memandangi keluar jendela, melihat butiran hujan yang menari-nari di kaca. Rehan masuk dengan secangkir kopi hangat dan duduk di sampingnya, menyentuh tangan Nara dengan lembut."Apa yang kamu pikirkan, Nar?" tanya Rehan, suaranya penuh kelembutan.Nara tersenyum tipis, menoleh pada Rehan. "Aku hanya berpikir tentang kita, tentang masa depan kita. Rasanya semuanya terlalu cepat, tapi juga terasa begitu tepat."Rehan memegang tangan Nara lebih erat. "Kadang, kita hanya perlu berhenti dan merasakan setiap detik yang ada, Nar. Tidak semua hal harus d

    Last Updated : 2025-04-25
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 43

    Happy ReadingHari itu hujan masih mengguyur Jakarta. Di sebuah kafe kecil yang hangat, Nara duduk di meja pojok dengan secangkir teh chamomile di tangannya. Di depannya, Kelly, sahabat sekaligus teman dokter Nara, sedang menatapnya dengan penasaran."Jadi, apa yang terjadi kemarin?" tanya Kelly, sambil mengaduk kopi di gelasnya. Wajah Kelly tampak antusias, seperti biasa, saat Nara tampak termenung atau membawa kabar penting.Nara tersenyum kecil, memandangi cangkirnya sejenak sebelum menatap Kelly dengan tatapan yang penuh makna. "Rehan memberi aku kejutan," kata Nara dengan suara yang lembut, namun ada kebahagiaan yang jelas terasa dalam kata-katanya.Kelly menatapnya dengan mata yang berbinar. "Rehan? Wow, kedengarannya seru banget. Apa yang dia lakukan? Surpri-senya seperti apa?"Nara terdiam sejenak, mengingat kembali momen itu. Hatinya berdebar-debar hanya dengan mengingatnya. "Jadi, setelah semua yang kami lewati... dia mengajak aku liburan. Ke Paris."Kelly hampir tersedak ko

    Last Updated : 2025-04-25
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 44

    Happy Reading Suasana di kantor Rehan terasa lebih tegang dari biasanya. Hujan yang turun deras di luar seolah mencerminkan amarah yang sedang meluap di dalam dirinya. Rehan duduk di ruang kerjanya yang luas, dikelilingi oleh dinding kaca yang menghadap ke pusat kota Jakarta. Namun kali ini, pemandangan kota yang semula menenangkan kini tak mampu meredakan kegelisahannya.Pagi itu, beberapa proyek penting yang telah direncanakan selama berbulan-bulan terhenti akibat kelalaian yang tidak termaafkan dari timnya. Proyek besar yang semestinya telah selesai minggu lalu, kini terbengkalai karena kesalahan administrasi yang fatal. Itu adalah pekerjaan yang harusnya dikerjakan dengan sempurna, dan Rehan tidak pernah mentolerir kesalahan semacam itu.Seseorang mengetuk pintu ruang kerjanya, dan seorang staf senior, Adrian, masuk dengan langkah ragu. “Rehan, saya ingin melaporkan tentang kelanjutan proyek di divisi operasional. Namun, ada beberapa masalah yang—”“Masalah?” Rehan menyela dengan

    Last Updated : 2025-04-25
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 45

    Happy Reading Hari-hari berlalu dengan cepat setelah kejadian di kantor itu. Rehan masih teringat betul betapa tegangnya suasana ketika ia marah besar pada stafnya. Namun, meskipun itu adalah tindakan yang penuh emosi, ia merasa sedikit lega setelah mendengarkan nasihat dari Nara. Keadaan di kantor memang belum sepenuhnya membaik, tetapi Rehan mencoba untuk lebih sabar.Keesokan harinya, Rehan datang ke kantor lebih pagi dari biasanya, seperti biasanya ia selalu ingin memulai hari dengan langkah pasti. Pagi itu, meski hujan masih turun, ia memutuskan untuk mengambil langkah pertama dalam memperbaiki keadaan. Ia mulai berbicara dengan setiap anggota tim secara pribadi, mendengarkan keluhan mereka, dan memberikan solusi yang lebih realistis.Namun, meskipun dia terlihat lebih tenang, ada satu hal yang mengganjal pikirannya: hubungan dengan Nara.Sejak kejadian itu, hubungan mereka menjadi sedikit canggung. Meskipun Nara selalu memberikan dukungan, Rehan merasa dia masih belum sepenuhny

    Last Updated : 2025-04-25
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 46

    Happy Reading Hari itu, langit Jakarta masih kelabu sejak pagi. Hujan semalam belum benar-benar reda, menyisakan genangan dan udara lembap yang mengendap di sela-sela jalan kota. Nara berdiri di depan kaca ruang ganti rumah sakit dengan jas putih yang sudah lusuh oleh waktu. Tangannya merapikan name tag yang tergantung lesu di dada. “dr. Nara A. Putri – Sp.KJ.”Ia menarik napas panjang sebelum melangkah masuk ke ruang konseling. Sudah dua minggu terakhir ia menangani pasien baru, seorang pria usia 30-an yang mengidap OCD (Obsessive Compulsive Disorder) dengan tingkat kecemasan yang sangat tinggi. Dan hari ini, adalah sesi keempat.“Selamat pagi, Dok,” sapa sang pasien dengan nada ragu, sebelum duduk. Jemarinya sibuk merapikan tisu di meja—meluruskannya sejajar dengan pena, lalu menyentuhnya lagi, lalu lagi.Nara duduk perlahan, mencatat tanpa memotong. “Pagi juga, Mas Dani. Mau cerita dulu apa yang dirasakan belakangan ini?”Selama 45 menit berikutnya, ruangan itu dipenuhi cerita ten

    Last Updated : 2025-04-25

Latest chapter

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 91

    Happy ReadingHari-hari setelah insiden konferensi itu, perubahan kecil mulai terasa dalam rumah tangga Nara dan Aldo. Pada awalnya, Nara mencoba mengabaikannya, menganggap semua itu sebagai bentuk kekhawatiran Aldo, sebagai bukti cinta. Namun, lama-kelamaan, cinta itu terasa semakin berat, semakin mengekang.Itu dimulai dari hal-hal sepele.“Nara, jangan lupa kirim lokasi kamu ya begitu sampai di kantor,” kata Aldo pagi itu, sambil mengenakan jas kerjanya.Nara tersenyum lembut, mengira itu hanya permintaan biasa. “Iya, Aldo. Aku kabari nanti.”Namun tak lama setelah ia tiba, satu pesan masuk.**Aldo:** _Kamu udah sampai? Kirim lokasi sekarang._Nara menelan ludah. Ia baru saja menginjakkan kaki di kantornya. Dengan cepat, ia kirimkan lokasinya, meski hatinya terasa sedikit tertekan.Hari berganti, sikap Aldo semakin intens.Saat Nara hendak rapat dengan klien di luar kantor, ia menerima panggilan video mendadak dari Aldo. Bukan sekali, tapi berulang-ulang.“Aku cuma mau lihat kamu

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 90

    Happy ReadingSetelah kesuksesan besar yang diraih Rehan Abimanyu Grendra di dunia bisnis, namanya menjadi sorotan utama di berbagai media. Perusahaannya, Grendra Corp, mengalami lonjakan saham yang luar biasa, menjadikannya salah satu pengusaha muda paling berpengaruh di Asia Tenggara. Artikel-artikel bisnis memuji strategi dan ketajaman bisnisnya, menggambarkan Rehan sebagai sosok yang bangkit dari keterpurukan menjadi raja bisnis teknologi hijau.Di sisi lain, Nara dan Aldo baru saja kembali dari bulan madu mereka di Turki. Kehidupan rumah tangga mereka tampak harmonis di permukaan, namun Nara masih sering teringat akan masa lalunya bersama Rehan. Meskipun ia berusaha untuk fokus pada pernikahannya, bayangan Rehan sesekali muncul dalam pikirannya, terutama ketika melihat berita tentang kesuksesan mantan kekasihnya itu.Suatu hari, Nara menerima undangan untuk menghadiri konferensi bisnis internasional di Jakarta, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 89

    Happy ReadingSetelah kejatuhan besar yang pernah hampir menghancurkan hidupnya, Rehan kini seperti terlahir kembali. Ia tenggelam dalam kesibukan, membenamkan dirinya dalam tumpukan proyek, rapat, dan negosiasi tanpa henti. Kantornya di pusat kota Jakarta tak pernah sepi dari lalu-lalang asistennya, tim legal, hingga para investor yang berusaha mencuri sedikit waktu dari kesibukannya.Sejak hari ia melihat foto pernikahan Nara dan Aldo, Rehan memutuskan satu hal: ia tidak akan membiarkan dirinya jatuh lagi karena cinta. Dunia bisnis adalah satu-satunya yang bisa ia kendalikan, satu-satunya tempat di mana ia bisa menang tanpa harus mempertaruhkan hatinya lagi.Siang itu, di ruangan rapat berlantai kaca dengan pemandangan gedung pencakar langit, Rehan memimpin pertemuan besar. Presentasinya tajam, strateginya brilian. Semua mata tertuju padanya, terpukau akan bagaimana pria itu mengubah keterpurukan pribadinya menjadi energi yang membakar semangat semua yang ada di ruangan.“Target kit

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 88

    Happy ReadingHoneymoon Nara dan Aldo dimulai dengan antusiasme yang cukup besar. Setelah berbulan-bulan menjalani kehidupan yang penuh rutinitas, mereka memutuskan untuk pergi ke Turki, sebuah destinasi yang selalu Nara impikan sejak lama. Baginya, Turki bukan hanya sekadar tempat wisata, tetapi juga simbol dari kebebasan, petualangan, dan pengalaman baru. Aldo, yang sudah mengetahui betapa Nara sangat ingin mengunjungi tempat itu, akhirnya setuju untuk merencanakan perjalanan yang istimewa.Setibanya di Istanbul, Nara merasa seolah-olah dia memasuki dunia baru yang penuh keajaiban. Kota ini, dengan keindahan arsitektur Ottoman-nya, budaya yang kaya, dan suasana yang hidup, membuatnya terpesona. Aldo, yang meskipun terlihat sibuk dengan urusan bisnisnya, berusaha menyempatkan diri untuk menikmati momen bersama Nara. Ia tahu bahwa perjalanan ini sangat penting bagi istrinya, dan dia ingin membuatnya terasa spesial.Pada hari pertama, mereka mengunjungi Hagia Sophia, tempat yang sangat

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 87

    Happy ReadingKehidupan rumah tangga Nara dan Aldo berjalan dengan ritme yang teratur, hampir seperti mesin yang terus berputar tanpa henti. Setiap pagi, Nara bangun dengan rutinitas yang hampir sama: menyiapkan sarapan untuk Aldo, merapikan rumah, dan mempersiapkan dokumen-dokumen pekerjaan yang selalu menumpuk. Aldo, dengan sifatnya yang sibuk, sering kali pergi pagi-pagi buta untuk rapat atau pertemuan bisnis, meninggalkan Nara dalam kesendirian yang terkadang mencekam.Pada awalnya, Nara mencoba untuk meyakinkan dirinya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Aldo adalah pria yang baik, penuh perhatian, dan sangat mencintainya. Keluarga mereka menyetujui hubungan ini, dan dia merasa ada rasa tanggung jawab untuk membuat pernikahannya berhasil. Tapi seiring berjalannya waktu, ada rasa kosong yang terus berkembang dalam dirinya. Kehidupan mereka terasa lebih seperti rutinitas yang tak terhindarkan, tanpa ada percikan gairah atau cinta yang menggebu seperti dulu bersama Rehan.Setiap kal

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 86

    Happy ReadingRehan duduk sendirian di sebuah bar yang remang-remang, memandang kosong ke arah gelas wine yang sudah hampir habis. Pikirannya kacau, berputar-putar dalam kekosongan yang semakin dalam. Di layar ponselnya, foto pernikahan Nara dengan Aldo terpampang jelas. Senyum Nara yang dulu selalu menjadi sumber kebahagiaannya kini justru menjadi pisau yang menusuk. Itu adalah foto yang diambil di hari bahagia mereka, momen yang harusnya penuh kebahagiaan, tetapi baginya malah membawa penderitaan.Jari-jarinya yang gemetar membuka foto itu lebih lebar, melihat wajah Nara yang begitu cantik dalam balutan gaun pengantin putih. Meski senyum itu tampak sempurna, ada sesuatu yang berbeda. Nara tampaknya sudah bukan lagi wanita yang dulu ia kenal, wanita yang pernah ia cintai dengan sepenuh hati. Rehan merasa hancur melihatnya, karena pada akhirnya, dia adalah orang yang melepaskan Nara. Ia tak pernah bisa memberikan apa yang Nara butuhkan.Di sekelilingnya, tawa teman-teman pelacur yang

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 85

    Happy ReadingMalam itu, resepsi pernikahan Nara dan Aldo berlangsung dengan penuh kemewahan dan kehangatan. Gedung besar tempat acara digelar dipenuhi dengan lampu-lampu kristal yang berkilau, dekorasi bunga-bunga mewah yang menghiasi setiap sudut, dan suasana yang penuh dengan tawa dan percakapan para tamu undangan. Musik yang merdu mengalun di seluruh ruangan, memberikan kesan elegan namun tetap intim. Namun, meskipun segala sesuatu tampak sempurna, Nara merasa ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya, seakan ada kekosongan yang tak bisa ia isi.Aldo, tampak begitu bahagia. Senyum lebar menghiasi wajahnya, sementara tangan kanannya menggenggam tangan Nara dengan penuh perhatian. "Kamu terlihat cantik sekali malam ini," kata Aldo dengan lembut, menatap Nara penuh kasih sayang.Nara membalas dengan senyuman tipis. "Terima kasih," jawabnya pelan, namun pikirannya kembali melayang ke masa lalu. Di tengah keramaian ini, ia merasa terasing. Pikirannya melayang pada Rehan, pria yang dulu

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 84

    Happy ReadingHari yang telah ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Tanggal yang ditetapkan untuk pernikahan Nara dan Aldo. Cuaca pagi itu cerah, matahari bersinar terang, dan angin sepoi-sepoi seolah menjadi pertanda baik bagi hari yang penuh makna ini. Segala persiapan telah dilakukan dengan sempurna, dan keluarga Nara serta Aldo siap untuk merayakan pernikahan yang dianggap sebagai sebuah kebahagiaan baru, sebuah langkah besar dalam hidup mereka.Namun, di balik kegembiraan itu, ada sebuah perasaan yang sulit untuk diungkapkan—sesuatu yang mengganjal di hati Nara. Hari ini, meskipun sudah lama dipersiapkan, tidak sepenuhnya membuat hatinya merasa lega. Nara duduk di ruang rias, mengenakan gaun pengantin yang indah, wajahnya dihiasi riasan tipis namun elegan. Ia memandang dirinya di cermin besar di depannya, mencoba mencerna semuanya.Saat ia menatap cermin, bayangan masa lalu muncul begitu saja. Rehan. Bayangan tentang bagaimana mereka dulu berbicara tentang masa depan, tentang impian yan

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 83

    Happy ReadingHari pernikahan Nara semakin dekat, hanya tinggal beberapa hari lagi. Persiapannya sudah hampir rampung—gaun pengantin telah selesai dijahit, catering telah dipilih, dan dekorasi sudah hampir selesai dipasang di gedung. Semua orang tampaknya sibuk menyusun detail kecil demi detail kecil yang akan membuat hari itu sempurna. Namun, ada satu hal yang tidak bisa dipersiapkan dengan baik: hati Nara.Pagi itu, Nara terbangun dengan perasaan yang campur aduk. Mimpinya yang buruk tentang Rehan masih menghantuinya, dan meskipun ia mencoba untuk terus maju dengan hidup barunya, bayangan masa lalu itu terus membayanginya. Rehan—laki-laki yang telah menjadi bagian dari cerita hidupnya, laki-laki yang entah kenapa masih memegang tempat khusus di hatinya—meskipun mereka sudah saling berpisah.Dengan cepat, Nara menyambar ponselnya yang tergeletak di meja samping tempat tidurnya. Ia melihat satu pesan yang membuat hatinya berhenti sejenak—sebuah pesan dari sebuah nomor yang tidak diken

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status