Share

Part 114

Author: Khakalara
last update Last Updated: 2025-04-26 23:32:41

Happy Reading

Matahari pagi mengintip malu-malu dari balik tirai putih di kamar Nara.

Udara masih sedikit dingin, tapi ada kehangatan yang aneh di dada Nara saat ia duduk di pinggir tempat tidur, memandangi tangan-tangannya sendiri.

Sudah berbulan-bulan sejak hidupnya berantakan.

Sudah berbulan-bulan sejak dunia terasa seperti tempat yang ingin ia hindari.

Tapi hari ini... untuk pertama kalinya, ia merasa mampu bernapas sedikit lebih lega.

Nara sadar, luka di dalam dirinya mungkin tidak akan pernah benar-benar hilang.

Tapi mungkin, ia bisa belajar hidup berdampingan dengannya.

Menerima bahwa tidak semua orang mendapat jalan hidup mulus.

Dan bahwa tak apa-apa — asalkan ia terus berjalan.

***

Di ruang tamu penthouse, Nara menemukan secarik kertas kecil yang diletakkan di atas meja kaca.

Tulisan tangan Rehan, singkat dan khas:

_"Aku ada meeting besar hari ini, sayang. Akan sedikit lama.

Kalau kamu butuh sesuatu, pengawal dan sopir standby.

Jangan sungkan. Aku pulang begitu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 115

    Happy ReadingMalam itu, kota berkilauan di luar jendela penthouse. Lampu-lampu mobil membentuk jejak cahaya panjang di jalanan, bintang-bintang samar tergantung di langit yang mulai menghitam.Di dalam ruang tamu yang hangat, hanya ada suara dentingan halus gelas teh yang disentuh Nara.Ia duduk di sofa, mengenakan sweater abu-abu longgar dan celana katun nyaman, berlawanan sempurna dengan dunia mewah di luar sana. Rehan duduk tak jauh darinya, diam, tapi kehadirannya memenuhi ruangan seperti nafas tenang yang mengisi paru-paru kosong.Nara menatap cangkir di tangannya. Jari-jarinya bergerak tanpa fokus, melingkari tepian gelas."Aku...," suaranya nyaris sepelan bisikan. Rehan mendongak, menunggu. Tidak ada paksaan di matanya — hanya kesabaran."Aku masih takut," lanjut Nara, jujur, suaranya sedikit bergetar. "Takut semuanya berulang. Takut... aku menyakitimu. Atau kamu menyakitiku."Keheningan yang menyusul bukanlah keheningan canggung, melainkan keheningan penuh ruang — r

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 116

    Happy ReadingHari itu dimulai seperti biasa. Nara membaca di balkon, angin musim semi membelai lembut helaian rambutnya. Sampai suara ketukan di pintu balkon mengalihkan perhatiannya.Rehan berdiri di sana, mengenakan kemeja putih dengan lengan tergulung, memperlihatkan ketegangan samar di bahunya. Wajahnya, meskipun berusaha tersenyum, memancarkan sesuatu yang lain: kecemasan."Ada sesuatu?" tanya Nara, menutup bukunya perlahan.Rehan melangkah mendekat, duduk di kursi di seberangnya. Ia mengambil amplop hitam elegan dari saku jaketnya, lalu meletakkannya di atas meja."Ada gala dinner," katanya, suaranya hati-hati. "Acara tahunan para pemegang saham Grendra Corp dan mitra bisnis baru. Aku... diundang, tentu saja. Tapi kali ini, undangan itu ditujukan untuk pasangan juga."Nara menatap amplop itu sejenak, jantungnya berdetak lebih cepat."Aku?" bisiknya, hampir tidak percaya.Rehan mengangguk. "Tidak ada tekanan," katanya cepat. "Kalau kamu tidak siap, aku bisa pergi s

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 117

    Happy ReadingDi balkon yang sama, beberapa minggu setelah acara gala dinner itu, Nara kembali duduk dengan secangkir teh hangat di tangannya. Pagi itu, udara terasa lebih segar, dan meskipun dunia di luar terasa penuh dengan tantangan, dia merasa lebih siap untuk menghadapi semuanya. Rehan duduk di sampingnya, mengenakan kaos santai, rambutnya sedikit acak-acakan setelah berolahraga pagi."Kamu tahu," Nara memulai, suaranya pelan, "sejak malam itu, aku merasa seperti ada perubahan dalam diriku."Rehan menoleh, menatapnya dengan penuh perhatian. "Perubahan seperti apa?"Nara menghela napas, matanya menyapu langit yang cerah. "Aku merasa lebih terbuka. Tidak takut lagi untuk menunjukkan siapa aku sebenarnya. Aku merasa... aku bisa merencanakan masa depan tanpa harus menyembunyikan diriku."Rehan tersenyum, lalu mengulurkan tangan, menggenggam tangan Nara dengan lembut. "Aku sangat bangga padamu, Nara. Kamu menunjukkan keberanian yang luar biasa."Nara menatap tangan mereka yang saling

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 118

    Happy ReadingBeberapa tahun kemudian, hidup Nara dan Rehan telah melalui banyak liku. Hubungan mereka, yang dulunya penuh dengan keraguan dan ketegangan, kini telah tumbuh menjadi sesuatu yang lebih kuat dari sebelumnya. Meskipun mereka telah melalui banyak cobaan—konflik keluarga, masalah pekerjaan, dan bahkan ketidakpastian tentang masa depan—mereka selalu menemukan jalan untuk berdamai dan melangkah maju bersama.Setiap masalah yang mereka hadapi seperti batu ujian, menguji keteguhan hati mereka, tapi juga mengajarkan mereka untuk lebih memahami satu sama lain. Dulu, Nara merasa bahwa dunia ini begitu gelap dan penuh dengan luka, tetapi kini, ia bisa merasakan cahaya yang mulai menerobos dari celah-celah kesedihannya. Bersama Rehan, ia belajar untuk memaafkan dirinya sendiri dan menerima kenyataan hidup dengan lebih lapang dada.Hari itu, setelah beberapa tahun berlalu, mereka memutuskan untuk pergi bersama ke sebuah tempat yang telah lama mereka tinggalkan—makam Aldo. Kehilangan

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 119

    Happy ReadingSetelah perjalanan panjang dan banyaknya pelajaran hidup yang mereka jalani bersama, Nara dan Rehan semakin menyadari bahwa kebahagiaan tidak hanya datang dari pencapaian pribadi atau materi. Mereka mulai merasa terpanggil untuk memberikan kembali kepada masyarakat, untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Suatu pagi, Rehan mendapat undangan untuk ikut serta dalam acara bakti sosial yang diadakan oleh sebuah panti sosial di pinggiran kota. Nara, yang selama ini lebih sering terlibat dalam kegiatan sosial, mengajak Rehan untuk ikut serta. "Ini bukan hanya tentang memberi, Rehan," kata Nara dengan tulus. "Tapi tentang merasakan, tentang membuka mata kita pada kenyataan yang sering terabaikan."Rehan yang biasanya terfokus pada dunia bisnis, sedikit terkejut dengan ide tersebut. Dia tumbuh dalam kemewahan, dan meskipun memiliki banyak empati, ia tidak pernah merasakan betapa sulitnya hidup dalam keterbatasan. Namun, melihat ketulusan Nara dan semangatnya, ia akhirnya

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 120

    Happy ReadingSetelah melalui banyak rintangan, kesulitan, dan pembelajaran, Nara dan Rehan akhirnya sampai pada titik yang sangat penting dalam hubungan mereka. Meskipun mereka telah membangun hubungan yang lebih baik, masing-masing dengan ketakutan dan keraguan yang datang dari masa lalu, mereka mulai merasa bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk melangkah lebih jauh.Suatu sore yang cerah, di sebuah kafe kecil yang mereka sering kunjungi, Nara dan Rehan duduk berdua, menikmati secangkir kopi hangat. Suasana di sekitar mereka tenang, hanya terdengar suara percakapan lembut dari meja-meja lainnya.Nara menatap Rehan, matanya penuh kehangatan, namun ada sedikit keraguan yang tersirat. "Kamu tahu, Rehan, kita sudah melalui banyak hal bersama. Banyak kebahagiaan, banyak kesedihan. Aku merasa kita sudah tumbuh bersama. Tapi aku juga merasa ada satu langkah besar yang mungkin harus kita ambil. Kita sudah begitu jauh, bukan?"Rehan memandang Nara dengan tatapan yang penuh pengertian. "Aku

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 121

    Happy ReadingSetelah pernikahan mereka, Rehan dan Nara memutuskan untuk memulai perjalanan mereka sebagai pasangan dengan liburan panjang ke Eropa. Mereka ingin menjelajahi kota-kota yang telah lama mereka impikan untuk dikunjungi. Tidak hanya untuk merayakan pernikahan mereka, tetapi juga untuk meresapi makna kehidupan baru yang mereka mulai bersama.Perjalanan dimulai di Paris, kota yang penuh dengan sejarah, seni, dan romansa. Begitu pesawat mereka mendarat, udara segar Paris langsung menyambut mereka. Rehan, yang sebelumnya hanya melihat kota ini melalui foto dan cerita, kini mengalaminya langsung. Tangannya menggenggam erat tangan Nara, merasakan kedamaian yang mereka rasakan bersama.“Mau kita mulai dengan mengunjungi Menara Eiffel?” tanya Rehan dengan senyum yang tidak bisa disembunyikan. Ia tahu betapa Nara selalu menginginkan untuk melihat Menara Eiffel secara langsung. Nara mengangguk dengan semangat, matanya berbinar.Sesampainya di Menara Eiffel, mereka menaiki lift yang

    Last Updated : 2025-04-26
  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 122

    Happy ReadingLima tahun setelah pernikahan mereka, Rehan dan Nara merayakan perjalanan mereka dengan penuh kebahagiaan. Setiap langkah yang mereka ambil bersama semakin memperkuat hubungan mereka, mengajarkan mereka untuk saling memahami, tumbuh, dan beradaptasi. Namun, Rehan ingin memberikan sesuatu yang istimewa untuk merayakan momen besar ini. Sesuatu yang lebih dari sekadar kata-kata, sesuatu yang mewakili betapa dalamnya rasa cintanya terhadap Nara.Hari itu, Nara sedang duduk di ruang tamu, menikmati secangkir teh hangat saat Rehan datang dengan wajah yang penuh misteri. Ia tersenyum penuh arti, lalu mendekati Nara dengan membawa sebuah amplop berwarna hitam elegan.“Ada apa, Rehan?” tanya Nara dengan sedikit rasa penasaran. Wajah Rehan terlihat penuh semangat, seolah menyimpan rahasia yang sangat besar.Rehan hanya tersenyum, meletakkan amplop itu di atas meja depan dan berkata, “Ini adalah hadiah untukmu, Nara. Hadiah yang mungkin agak... luar biasa.”Nara merasa jantungnya b

    Last Updated : 2025-04-26

Latest chapter

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 184

    Happy ReadingPagi yang cerah di Zurich terasa begitu sempurna. Aiden, yang biasanya serius dan terkadang terlihat sangat sibuk dengan pekerjaan dan urusan lainnya, tampak lebih santai hari ini. Setelah menikmati sarapan bersama Alea dan Nara, serta mendengarkan rencana liburan mereka yang semakin menyenangkan, Aiden merasa ada sesuatu yang ingin dia bicarakan.Nara, yang sedang mempersiapkan diri untuk pergi berbelanja dengan Alea, duduk di kursi ruang tamu, memandangi pemandangan luar jendela yang indah. Rehan, yang sedang mengatur jadwal pertemuannya lewat telepon, terlihat sibuk dengan pekerjaannya, namun tetap mencuri waktu untuk berbicara dengan keluarga.Aiden menatap Nara dan Rehan, dengan niat untuk meminta sesuatu yang cukup besar. Melihat momen yang pas, dia mengambil napas panjang dan akhirnya berkata, "Mami, papi, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan."Nara yang baru saja selesai memeriksa ponselnya, menoleh dan tersenyum pada Aiden. "Ada apa, Nak? Kamu kelihatan serius,"

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 183

    Happy ReadingMinggu pertama liburan mereka di Swiss dimulai dengan suasana yang penuh kebahagiaan. Setelah ujian semester selesai dan kabar baik tentang pemulihan Nara yang semakin membaik, Aiden, Alea, Nara, dan Rehan memutuskan untuk menikmati liburan panjang di negeri yang terkenal dengan pegunungannya yang megah dan pemandangan yang menakjubkan ini. Mereka memutuskan untuk menjelajahi keindahan alam Swiss, menikmati kebersamaan mereka setelah melewati banyak tantangan.Pagi itu, mereka tiba di Zurich, kota terbesar di Swiss, dan langsung disambut dengan cuaca yang cerah dan udara segar yang begitu menyegarkan. Rehan, yang selalu merencanakan setiap perjalanan dengan teliti, memesan penginapan di sebuah hotel mewah yang terletak di tengah kota, dekat dengan banyak tempat wisata terkenal. Setelah check-in dan beristirahat sejenak, mereka semua berkumpul untuk merencanakan petualangan mereka hari itu."Bagaimana kalau kita mulai dengan jalan-jalan di sekitar Zurich dulu?" Rehan meng

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 182

    Happy ReadingAiden dan Alea duduk bersama di meja belajar, keduanya sangat fokus pada buku-buku mereka. Meskipun ujian semester sudah semakin dekat, mereka tidak bisa mengabaikan kabar bahagia yang baru saja mereka terima. Nara, yang sempat terbaring lemah di rumah sakit, kini mulai pulih berkat perawatan yang diterima di Swiss. Kabar ini membuat hati mereka sangat lega. Sejak mengetahui kondisi Nara membaik, mereka merasa seolah-olah beban yang ada di pundak mereka sedikit berkurang."Alea, kamu dengar kabar tentang Nara kan?" Aiden memecah keheningan sambil memandang wajah Alea, yang tampak lebih ceria dari biasanya.Alea mengangguk sambil tersenyum lebar. "Iya, aku senang sekali mendengar bahwa Mami Nara mulai pulih. Aku bahkan tidak sabar untuk bisa bertemu dengan dia lagi. Mami Nara benar-benar wanita yang kuat, Aiden. Aku percaya dia akan kembali sehat seperti sediakala."Aiden mengangguk, matanya tampak penuh dengan kehangatan. "Aku juga merasa lega mendengarnya. Setelah semua

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 181

    Happy ReadingSetelah keputusan untuk membawa Nara ke Swiss, perjalanan pengobatan dimulai dengan penuh harapan. Nara, yang sebelumnya sangat terpuruk karena kondisinya, kini merasakan sedikit perubahan positif berkat pengobatan yang intensif dan tepat sasaran. Di bawah pengawasan dokter ahli di salah satu rumah sakit terkemuka di Zurich, setiap hari menjadi langkah kecil menuju kesembuhan.Rehan, yang selama ini setia menemani Nara, merasakan betapa beratnya perasaan sang istri, tetapi ia tidak pernah menunjukkan kelelahan atau keputusasaan. Ia selalu berusaha memberikan dukungan terbaik untuk Nara, bahkan ketika terkadang dirinya sendiri merasakan kelelahan luar biasa. Namun, melihat Nara perlahan mulai pulih membuat hatinya tenang. Proses pemulihan Nara tidak hanya mempengaruhi tubuhnya, tetapi juga hatinya. Sinar kebahagiaan kembali menerangi wajahnya, meski masih ada sisa-sisa kelelahan yang harus dihadapi.Hari-hari di Swiss bagi Rehan dan Nara terasa sangat berbeda. Di tengah k

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 180

    Happy ReadingHari-hari menjelang ujian semester semakin dekat, dan Aiden serta Alea semakin sibuk mempersiapkan diri. Meskipun banyak hal yang mereka hadapi dalam kehidupan pribadi, mereka tetap berfokus pada tujuan yang lebih besar—menyelesaikan ujian dengan hasil yang memuaskan. Alea, yang sudah beberapa kali terlibat dalam berbagai olimpiade, tahu betul bahwa persiapan yang matang adalah kunci. Sementara itu, Aiden, meskipun tertekan dengan keadaan keluarganya, tetap berusaha keras untuk belajar dan berfokus pada ujian.Setiap pagi, Aiden selalu menjemput Alea dengan mobil sport kesayangannya. Mobil itu, yang biasanya menjadi simbol kemewahan dan kesuksesan, kini menjadi alat untuk mendekatkan mereka berdua. Aiden tidak hanya mengandalkan mobilnya untuk mengantar Alea, tetapi juga untuk memberikan kesempatan bagi mereka untuk berbicara lebih banyak, bertukar pikiran, dan saling mendukung.“Alea, siap untuk belajar?” tanya Aiden sambil tersenyum, mengingatkan Alea tentang hari yang

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 179

    Happy ReadingMalam itu, setelah seharian penuh menjalani perawatan untuk Nara di rumah sakit, Rehan akhirnya memutuskan untuk pulang lebih awal. Nara masih terbaring lemah, meskipun ada sedikit kemajuan. Rehan tahu bahwa mereka harus menghadapinya dengan sabar, meskipun terkadang rasa cemas itu begitu besar. Namun, hari esok adalah hari ujian semester bagi Aiden. Rehan merasa sudah waktunya Aiden untuk kembali pulang dan bersiap-siap. Sebelum berangkat, Rehan mendekati Aiden yang sedang duduk di ruang tunggu rumah sakit, memegang ponselnya dengan tangan yang sedikit gemetar. Rehan tahu betul betapa berat beban yang harus dipikul oleh Aiden, tetapi dia juga tahu, sebagai seorang anak, Aiden perlu waktu untuk menenangkan pikirannya."Aiden, pulanglah bersama Alea. Sudah saatnya kamu istirahat," kata Rehan dengan nada lembut, mencoba memberikan ketenangan. "Nara butuh dukungan kita, tapi kamu juga harus fokus pada ujian semester yang semakin dekat. Jangan biarkan perasaanmu menguasai,

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 178

    Happy ReadingHari demi hari berlalu, namun keadaan Nara tak kunjung membaik. Meskipun telah mendapatkan perawatan terbaik yang bisa diberikan di Indonesia, kondisi tubuh Nara tetap lemah. Rehan dan Aiden semakin cemas, dan begitu banyak harapan yang terus digantungkan pada kesembuhan Nara. Namun, setiap pagi yang mereka lewati bersama Nara di rumah sakit semakin terasa berat. Nara masih terbaring lemah, tak banyak bergerak, dan wajahnya semakin pucat. Rehan bisa merasakan betapa tubuhnya tak lagi sekuat dulu.Suatu pagi, setelah berbicara dengan tim dokter di rumah sakit, Rehan merasakan ada sesuatu yang harus segera dilakukan. Dia tidak bisa terus berdiam diri menunggu perubahan yang tampaknya tak akan datang. Keputusan ini datang begitu mendalam, begitu mendesak. Dia tidak bisa hanya mengandalkan perawatan di Indonesia yang sepertinya sudah mencapai titik maksimal. "Saya rasa sudah waktunya kita mencari solusi lain," kata Rehan kepada Aiden, suaranya penuh dengan ketegasan dan kes

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 177

    Happy ReadingSudah hampir seminggu Nara terbaring di rumah sakit, dan keadaan tubuhnya belum juga membaik. Rehan, Aiden, dan Alea tidak pernah meninggalkannya. Mereka bergantian menjaga Nara, selalu berada di sisinya, mendampingi setiap detik yang penuh kekhawatiran. Meski mereka berusaha tetap kuat di hadapan Nara, ada rasa cemas yang tak bisa mereka sembunyikan.Setiap kali Rehan melihat Nara terbaring lemah, hatinya terasa perih. Dia merasa seperti tidak mampu berbuat banyak untuk menyelamatkan ibunya. Walaupun sudah diberi penjelasan tentang penyakit yang diderita Nara, tetap saja tidak ada yang bisa menenangkan rasa takut di dalam dirinya. Nara adalah sosok yang selalu hadir dalam kehidupannya—wanita yang penuh kasih, yang selalu memberi dukungan. Namun kini, ia harus berjuang melawan kondisi tubuhnya yang semakin lemah.Pagi itu, Rehan berdiri di samping jendela rumah sakit, memandangi langit yang mulai cerah, namun hatinya tetap terasa gelap. Di luar sana, dunia berjalan seper

  • Putus Cinta Membuatnya Brengsek   Part 176

    Happy ReadingHari itu, suasana di rumah sakit terasa lebih sunyi dari biasanya. Di ruang perawatan Nara, hanya ada suara detak mesin dan langkah kaki pelan dari para perawat yang hilir mudik. Rehan dan Aiden masih menunggu di luar kamar rumah sakit, beristirahat sejenak sembari menjaga agar Nara tetap dalam kondisi yang baik. Mereka sudah menerima kabar bahwa perawatan Nara berjalan dengan baik, tetapi tetap saja, ketegangan dan kekhawatiran terasa begitu dalam.Namun, ada seseorang yang tak bisa menahan rasa khawatirnya. Alea, yang mendengar tentang kondisi Nara, merasa tak bisa tinggal diam. Tanpa memberi tahu siapa pun, dia segera menuju rumah sakit. Hatinya berdebar-debar, mencemaskan wanita yang selama ini dia anggap sebagai sosok ibu kedua. Walaupun hubungan Alea dan Nara mungkin tidak selalu sempurna, tetapi Alea tahu betul betapa besar kasih sayang Nara terhadap keluarganya, terutama pada Aiden dan Rehan. Maka dari itu, dia merasa harus berada di sana.Setibanya di rumah saki

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status