Share

Bab 23

Penulis: ERIA YURIKA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-22 07:00:47

Bagaimana bisa Jerom melakukan perbuatan menjijikan itu di rumah sendiri, bahkan yang paling parah dengan asisten rumah tangganya.

“BANGUUN! GILA KAMU IKA! PIKIRAN KAMU TARUH DI MANA? TEGA SAMA MANJIKAN KAMU SENDIRI, KAMU TAHU ANAK SAYA SELAMA INI SUDAH BAIK SAMA KAMU. ANGGAP KAMU KAYAK SAUDARA SENDIRI KENAPA MALAH KAMU MAIN BELAKANG SAMA SUAMINYA?” teriak Bu Lusi sejadi-jadinya.

Jerom juga dibuat kalang kabut dengan kehadiran ibu mertuanya yang tiba-tiba.

“Bu sudahlah, jangan teriak-teriak. Ya memang kenyataannya anak Ibu juga enggak bisa punya anak. Wajar ‘kan saya pengen punya anak.”

“Kamu ya, kemarin anak saya sampai rela masuk penjara demi bisa kasih kamu anak. Kenapa ujung-ujungnya kamu selingkuh juga, saya ini juga ikut-ikutan kebawa masuk penjara gara-gara belain kamu.”

“Tapi, sudah saya bebaskan juga ‘kan?”

“Ya tetap aja, nama baik saya jadi hancur. Saya enggak terima ya kamu melakukan ini sama Eca. Saya akan lapor
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 24

    “Maaf, saya pikir masih istri saya yang nempatin.”“Emangnya enggak ngasih kabar ya, kalau udah pindah?” tanya wanita itu.Saka hanya menggeleng saja, sebenarnya ia sedikit menahan sesak, karena Dara bahkan mengkhianati janjinya. Setelah ia berjuang untuk menegakkan keadilan untuk bayi Mita, walaupu harus melawan keluarganya sendiri, Melihat Saka yang tak merespons wanita itu jadi tidak enak sendiri. Ia memilih untuk kembali ke dalam dan meninggalkan Saka di luar sendirian. Untungnya saat itu sedang ada penjaga kontrakan yang keliling. Melihat ada Saka, sontak saja ia langsung mendekat.“Bang Saka,  ya? Suaminya Mbak Dara ‘kan?”“Iya, Pak. Daranya udah pindah ya?”“Iya Bang udah pindah, 2 mingggu yang lalu. Sebenarnya waktu Abang ke sini besoknya Dara langsung pindah. Mana uang kontrakannya juga enggak mau dibalikkin, Cuma kemarin Dara ada nitip sesuatu buat Abang ke saya. Sebentar ya saya ambilkan dulu.”Tak berselang lama, Pak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 25

    “Mbak ini ngomong apa, saya enggak pernah ada hubungan apa pun sama Rey,” ucap Dara yang tak enak sendiri.“Saya enggak mungkin salah Mbak, pasti kamu orangnya. Orang saya pernah lihat kamu di galeri ponselnya Rey dulu.”“Ya Allah Mbak hm saya jadi enggak enak. Maaf banget ya, saya sama sekali enggak tahu soal ini. Saya dari dulu cuma anggap Rey teman biasa aja. Enggak pernah punya perasaan lebih. Lagi pula seperti yang Mbak tahu, saya masih menikah.”“Ya, saya tahu soal itu. Makanya, saya juga heran kenapa Rey sampai sebegitunya sama Mbak. Ternyata emang cantik, pantas saja dia sampai enggak bisa move on.”“Mbak lebih cantiklah dari pada saya.”Dara sedikit heran, bagaimana wanita di depannya begitu santai membahas mantan suaminya yang belum bisa move on dari masa lalunya. Di mana banyak perempuan lain yang mungkin akan sangat kesal jika dipertemukan dengan wanita yang selalu ada di hati suaminya dulu.“Kamu enggak marah sama sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 26

    “Aku enggak maksud buat nyinggung perasaan kamu Rey, tapi rujuk juga bukan hal mudah buat aku. Terlalu banyak hal yang membuat kita udah enggak bisa sama-sama lagi.”“Ya itu pilihan hidup kamu. Aku enggak pernah maksa juga, aku hanya ingin kamu tahu hidup kesepian itu enggak ada yang enak. Bahkan orang-orang yang punya keturunan saja enggak ada jaminan kalau masa tuanya enggak akan kesepian, apa lagi yang enggak punya anak.”Sayangnya, Dara juga bukan orang yang suka dengan sesuatu yang rumit, dari pada terus mendapatkan masalah ia memilih untuk menyudahi semuanya. Akhirnya obrolan mereka juga berakhir dengan kurang baik. Sepertinya Rey juga mulai terbawa suasana. Di sisi lain ia ingin mengambil kesempatan ini untuk mengejar Dara, tetapi sisinya yang lain takut kalau kekurangannya ini hanya akan membuat wanita yang ia sayangi justru menderita.“Aku pamit Rey, aku harap kamu bisa mempertimbangkan untuk menikah lagi walaupun bukan sama aku dan kurang-kurangi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 27

    “Menghindar seperti ini bukan solusi Ra, pada akhirnya kalian pasti bakal ketemu. Entah sengaja atau enggak,” ucap Salsa.“Untuk sekarang aku cuma bisa berdoa, semoga hal itu enggak pernah terjadi.”Salsa hanya menggeleng saja. Ia tidak tahu kalau pernikahan itu rumit. Di umurnya yang menginjak 20 tahun tahun ia bahkan belum pernah mengenal laki-laki mana pun. Ia selalu sibuk dengan pekerjaan dan mengurus ayahnya yang sakit.Apa lagi sekarang ia sudah kembali ke kampung halaman dekat dengan ayahnya yang stroke.Dara sangat menikmati perjalanan ke Bogor, tentunya karena keseruan teman-temannya. Sejak menikah entah kapan terakhir kali ia bisa merasakan tertawa lepas seperti sekarang. Setiap kali ia punya kegiatan di luar selalu saja dipandang negatif oleh Bu Lusi. Sekedar ikut senam di tempat tertutup saja ia bilang hanya kegiatan buang-buang uang anaknya.Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, tak terasa azan zuhur pun berkumandang. Mereka memilih untuk menepi di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 28

    Di sisi lain mustahil bagi Dara untuk baik-baik saja, setelah kejadian tak terduga ini. Apa lagi sekarang teman-temannya juga mulai mempertanyakan statusnya. Banyak yang menyanjung karena Dara punya suami yang tampan dan berada, tetapi tak sedikit juga yang memandang buruk, karena selama ini Dara terkesan menyembunyikan status pernikahannya.Hanya Salsa yang mengerti apa yang saat ini sahabatnya rasakan. Ia juga tak berani banyak bertanya, kalau bukan Dara sendiri yang bercerita.Setelah seharian berkeliling, Dara memilih untuk naik duluan, padahal di bawah sebagian teman-temannya yang lain sedang asyik mengadakan api unggun dan bakar-bakar makanan. Bukan hanya lelah fisik, sekarang mentalnya pun rasanya sedang benar-benar lelah.“Sal, kamu pasti mikir aku ini aneh ya?” tanya Salsa saat mereka sedang berada di balkon vila tempat mereka bermalam.“Aku malah aneh sih lihat kalian berdua, masih sama-sama suka malah pisah. Cuma ya, bingung juga kalau diterusin. Mau bagai

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 29

    Sembari menyeka wajah istrinya yang basah, Saka masih saja berharap kalau hubungannya dengan Dara tidak akan terputus meskipun kelak mereka bukan lagi sepasang suami istri.“Kita masih bisa berteman ‘kan? Itu mutah yang Abang kasih buat kamu.”“Tapi, ini terlalu banyak.”“Abang ikhlas.”“Terus Abang mau kerja apa kalau semuanya dikasih aku? Mau tinggal di mana?”“Teman Abang banyak, udah ada juga yang nawarin kerjaan. Cowok mah enggak ribet, tinggal di mana aja bisa.”“Abang kenapa begini sih, kalau mau ngasih kenapa enggak sewajarnya aja. Bagaimana kalau Ibu tahu, pasti Mbak Eca juga makin benci sama aku.”“Biarin aja, mereka juga enggak pernah mikirin kita. Kenapa kita harus mikirin mereka? Abang mau salat dulu. Kamu mau salat juga enggak?”“Mau.”“Abang imamin ya, buat yang terakhir kali.”Saka mengatakannya sambil tersenyum tipis, tetapi sungguh itu terasa begitu getir di hatinya. Kenyataannya mau sebaik apa pun perpisahan, lukanya tetap n

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 30

    Siapa pun yang melihat mereka sudah pasti mengira masih sepasang suami istri . Saat itu ponsel Saka kembali mendapatkan panggilan, tetapi pria itu hanya meliriknya saja. Ia malah fokus memperhatikan wajah Dara. Baru kali ini Reina melihat sisi lain dari bosnya, saat dekat dengannya pria itu selalu saja sibuk dengan ponselnya. Bahkan sesekali ia harus dicuekin karena ia selalu sibuk dengan panggilan telepon dan pesan yang entah apa. Sudah banyak kerjaan, Saka juga masih sempat-sempatnya mencari informasi istrinya yang pergi. Entah kenapa ia sedikit menyayangkan cinta Saka yang sepertinya hanya bertepuk sebelah tangan. Ia mati-matian mempertahankan rumah tangga, tetapi istrinya datang dan hanya untuk meminta pisah. Semua ini jelas saja terjadi karena Reina memang tidak tahu apa yang telah terjadi di antara keduanya. Ia hanya memandang masalah dari sudut pandang Saka. Tanpa pernah tahu serumit apa masalah mereka. Belum lagi ia yang memang sejak awal secara sadar mengagumi sos

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 31

    Sekarang Bu Lusi yang tidak tahu harus pergi ke mana hanya bisa terlunta-lunta di jalanan. Ia juga sudah menghubungi nomor Saka, tetapi tak kunjung mendapatkan respons, padahal seharusnya Saka jelas menerima informasi kalau ibunya akan keluar dari penjara hari ini. Sayangnya, jangankan di jemput datang ke rumah putranya saja malah diusir dengan cara yang tidak patut.Setelah semua hal yang terjadi di sel dan ia yang tak tahu harus memulai kehidupan yang seperti apa tanpa anak-anaknya, barulah Bu Lusi sadar jika kesalahannya dulu begitu fatal. Ia memang bebas lebih dulu, berbeda dengan Eka yang masih harus mendekam di sel 5 tahun lagi. Ia tidak tahu jika Saka akan sekeras ini padanya."Saka, tolong diangkat Nak! Maafin Ibu yang udah serakah, Ibu bener-bener enggak tahu harus ke mana, hiks."Sebenarnya karena kesibukannya Saka masih berada di luar pulau jawa, tetapi meskipun begitu jika pria itu memang benar-benar berniat untuk pergi ia bisa saja kembali ke rumah untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26

Bab terbaru

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 54

    "Abang mungkin bisa nitip ke penjaga makam kalau Mbak Eka ke makam, biar telepon kamu atau minta nomor hpnya.""Kamu yakin Dek, kalau Mbak Eka bakal ke makan secara rutin.""Aku sih mikirnya Mbak Eka kalau memang bener-bener berubah, seharusnya bakal ke sana."Cara ini mungkin membutuhkan banyak waktu, tapi faktanya mencari Mbak Eka juga sesulit itu. Saka juga sudah menanyakan pada orang-orang di sekitar rumahnya, tapi tak ada yang pernah menemui Mbak Eka selain orang-orang yang rumahnya dekat pemakaman. Jadi, Saka hanya bisa menitipkan pesan pada temannya yang kebetulan punya rumah dekat makam juga, untuk memberinya kabar kalau Mbak Eka ziarah.Sebulan berlalu, akhirnya Saka mendapatkan informasi kalau Mbak Eka ziarah ke makam ibu. Tanpa pikir panjang Saka yang kala itu masih berada di rumah makan langsung meluncur ke sana. Untungnya temannya yang dititipkan pesan oleh Saka mencoba untuk menahan Mbak Eka dengan mengajaknya bicara banyak hal, alhasil begitu Saka samp

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 53

    "Dara, bagaimana kabar kamu?"Kala itu wajah semringah Dara langsung berubah. Rupanya ia masih belum melupakan kejadian di masa lalu."Mbak mau ngapain ke sini? Mita udah enggak ada, tolong jangan ambil anakku lagi."Dara mungkin sudah mencoba mengiklaskan apa yang terjadi di masa lalu, tetapi siapa yang menyangka kalau ketika dihadapkan pada orang yang bersangkutan secara langsung. Ada sedikit rasa khawatir yang ia sendiri pun tidak mengerti kenapa bisa terjadi."Dara, maafin Mbak. Aku datang ke sini bukan mau ambil anak kamu. Mbak cuma mau silaturahmi aja.""Bang...."Kala itu Dara menatap Saka dengan wajah yang nanar. Rupanya Saka pun demikian, kenyataannya pria itu masih sedikit khawatir kalau perempuan ini punya niat yang tidak baik. Dari banyaknya waktu kenapa Mbak Eka harus datang tepat kala Dara baru saja melahirkan. Siapa juga yang tidak akan menaruh curiga."Mbak sebaiknnya kita bicara di luar aja ya, tunggu sebentar."Kala itu Saka jug

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 52

    "Apa aku hamil ya?""Hah, Adek serius? Emang udah telat?""Udah 2 bulan sih enggak halangan.""Loh, kenapa enggak bilang Sayang?""Aku enggak mau aja bikin Abang berharap kalau beneran hamil.""Ya udah nanti di sana paling diperiksa. Apa mau beli test pack aja?""Boleh.""Ya udah nanti mampir ke apotek sebentar, Abang belikan buat kamu.""Makasih, ya!"Dara mendadak tak bisa tenang, jantungnya bahkan berdentum-dentum tak karuan, membayangkan jika ia harus kembali mengecewakan Saka. Entah kenapa rasa tidak tega, melihat Saka begitu bersemangat tatkala pria itu membelikan alat tes kehamilan untuknya."Apa pun hasilnya, sama sekali enggak akan mengurangi rasa cinta dan sayang Abang ke kamu."Dara hanya tersenyum tipis, jelas di hatinya ia merasa khawatir kalau hal serupa akan kembali terulang. Namun, entah kenapa kali ini rasanya berbeda. Ia masih hafal bagaimana rasanya hamil dan yang tengah ia rasakan saat ini sama persis.Di toilet Dar

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 51

    Begitu Dara kembali untungnya keadaan sudah seperti semula. Rey sudah meninggalkan meja mereka, tetapi sepertinya Saka masih kesal dengankehadiran pria itu di sini.“Abang kenapa sih kok cemberut gitu? Ada yang bikin kesel?” tanya Saka.“Udah enggak ada sih sekarang, kita pulang aja sekarang yuk!”“Ayo! Ini juga udah siap kok.”Merasa Saka tampak terburu-buru, hal ini rupanya membuat Dara smenjadi semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya disembunyikan suaminya.Terbukti di perjalanan sampai mereka tiba di rumah pun Saka lebih banyak diam.“Abang, kenapa? Beneran enggak mau cerita?” tanya Dara kala mereka sudah sampai di rumah.Awalnya Saka tidak ingin menceritakan hal ini, ia bahkan tampak menatap istrinya hingga cukup lama. Seolah tampak begitu berat.“Enggak masalah kalau belum mau cerita sekarang atau Abang enggak mau cerita sama sekali. Adek enggak akan maksa.”“Abang tadi ketemu Rey di resto.”“

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 50

    “Hehe, iya Sayang. Maaf. Ya udah sekarang kita ngapain?”“Keluar aja yuk.”“Abang enggak ada mobil.”“Mobil aku juga mobil Abang juga. Itu juga yang beli Abang, akukasih sticker aja makanya ganti warna.”“Kamu tuh ya, suka banget sama warna pink. Emang semuanya haruspink?”Kala itu saking gemasnya, Saka malah mencubit pipi istrinya.Sayangnya, keinginan mereka untuk jalan-jalan harus tertunda, karena banyak halyang harus diurus, terutama rumah mereka yang masih berantakan.Pada akhirnya mereka baru bisa jalan-jalan dengan tenang keesokanharinya. Ata juga sudah kembali ke Pontianak, karena memang ia hanya ambil masacuti 2 hari saja. Jadi di rumah ini hanya ada Saka dan Dara. Orang tua Darajuga sudah kembali ke rumahnya, Tante Disa memutuskan untuk memperjuangkanpernikahannya, meskipun ia tahu kali ini tidak akan mudah.“Sayang, hm kamu kapan bisa ke Pontianak juga?”“Kapan aja bisa. Sekarang juga boleh.”

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 49

    “Aku duluan!”Sontak saja Dara langsung berjalan cepat kearah toilet. Di momen itu setelah menuaikan salah sunah pengantin, akhirnyarasa rindu mereka yang selama ini hanya bisa terpendam benar-benar terbayar.“Makasih banyak ya Sayang, maaf dulu Abanggagal jadi suami yang baik buat kamu.”“Aku juga bukan istri yang baik buat kamu.Yang lalu biarlah berlalu, kita hidup di masa sekarang. Aku yakin Allah pastienggak akan kasih ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya.”“Benar, tapi jujur ujian kita berat banget.”“Maafin aku ya, dalam hal ini aku jugamengambil peranan yang cukup banyak. Aku bikin Abang memusuhi keluargasendiri.”“Enggak Sayang, kamu sama sekali enggak perluminta maaf. Enggak ada asap kalau enggak ada api. Abang sudah mencoba berdamaisama semuaya. Semoga kali ini kita tetap bisa sama-sama dalam menghadapi ujianapa pun.”“Aamiin.”Sedang asyik mengobrol pintu kamar merekamalah diketuk dari arah luar.

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 48

    “SAH!”Mendengar kalimat itu tentu saja membuat Dara yang sejak tadibegitu tegang mendadak lega. Kala itu ia digandeng Via dan Febi menuju kehalaman rumah. Mereka mengadakan pernikahan itu di rumah lama. Sepertidihidupkan kembali setelah sekian lama mati suri, melihat Saka yang lengkapdengan beskap khas sunda membuat Dara tak kuasa menahan haru. Begitupun Sakayang melihat wanitanya tampak anggun dengan balutan kebaya panjang denganhiasan siger sunda di kepalanya, menambah kesakralan acara kala itu.Ia tahu sampai dititik ini tidak mudah, ada banyak hal yangdilewati. Begitu banyak kerinduan yang selama ini tak pernah bisa diungkapkan.Tak pernah terbayangkan Saka akan kembali mengalami momen seperti ini lagi.Rasanya memimpikannya saja ia tak pernah berani. Saka tahukesalahannya pada Dara terlalu besar. Imam yang seharusnya bisa melindungimakmumnya, yang terjadi di kehidupan sebelumnya justru ialah yang memberikanluka pada mereka.Kini setelah berja

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 47

    “Pak, apa enggak sebaiknya antar Via ke sekolah dulu?” tanya Dara yang mulai merasa tidak nyaman dengan keadaan saat ini.“Buat apalah, ojek ada. Disa juga bisa antar pakai motor. Udah enggak usah dipikirkan.”Pak Toro malah terlihat masa bodo dengan istrinya yang meninggalkan hotel dengan wajah yang masam.“Tapi, tadi Tante Disa kayaknya marah banget. Aku cuma enggak mau aja Yah, pulang dari sini kalian malah berantem lagi kayak semalam.”“Asal kamu tahu Dara, enggak hari ini aja kok kita berantem. Hari-hari dia sering banget ngajak berantem. Maafin Bapak ya, harusnya dulu minta pendapat kamu dulu sebelum memutuskan buat menikah sama perempuan enggak jelas itu.”“Istighfar Pak, hm ini minum dulu! Biar agak tenang!”Kala itu Dara menyodorkan segelas air untuk Pak Toro. Saka juga tidak berani membuka suara. Ia tahu masalah ini bukan ranahnya ikut campur.“Nak Saka, maaf ya harusnya kita enggak bicara di tempat ini.”“Enggak masalah Pak, saya di mana aj

  • Putriku Bukan Barang yang Bisa Dipinjam   Bab 46

    Tak jauh dari rumah masa kecilnya, ada sebuah penginapan untungnya masih ada kamar kosong. Jadi Dara tidak perlu berlari terlalu jauh. Sebenarnya wanita itu sudah mempersiapkan hal ini sejak lama, kalau keluarganya akan memperlakukannya dengan buruk. Hanya tetap saja dihadapkan dengan situasi secara langsung, Dara tetap saja ikut larut dalam emosinya. Ia tidak pulang setiap hari, bahkan bisa terhitung hari dalam setahun. Namun, kenapa bagi ibu sambungnya hal itu seperti beban. Ia merelakan tempat tidur dan semua barang yang ada yang ada di kamarnya pun untuk adik-adiknya, tetapi itu sama sekali tak mengubah apa pun bagi wanita paruh baya itu.~Ketika di lobi tanpa sadar Dara menitikkan air matanya. Ia sudah berusaha menahannya sejak tadi, tetapi tetap saja. Akhirnya demi menutupi penampilannya yang kacau, Dara memilih untuk memakai kaca mata menuju kamarnya. Kala itu ia memang tak membawa banyak baju, jadi kali ini Dara hanya memakai tote bag berukuran sedang yang ber

DMCA.com Protection Status