Share

Bab 503

Author: Zaina Aulia
Mendengar hal itu, Kaisar justru tersenyum. Dia mengangkat tangan dan mencubit hidung Haira, "Kamu ini! Kenapa masih keras kepala di depanku? Kalau kamu benar-benar yakin Baskoro dibunuh olehnya, menurutmu dia masih bisa hidup sampai sekarang?"

Haira yang dibongkar isi hatinya oleh Kaisar tidak merasa marah, melainkan hanya menghela napas pelan dan berkata, "Tapi, kalau Kaisar turun tangan, apakah Rangga nggak akan dendam?"

Rangga adalah jenderal utama di bawah Kaisar. Bagaimana nantinya jika muncul perselisihan karena masalah ini?

Kaisar hanya tersenyum tipis dan tidak menjawab. Namun, Haira sudah mengerti. Kaisar justru khawatir Rangga akan mendendam, makanya dia menyuruh adik Selir Agung untuk menyelamatkan orang itu.

Haira melihat segalanya tapi tidak mengungkapkannya. Dia hanya tersenyum tipis, lalu menghela napas dan berkata, "Bagaimanapun juga, dulu Baskoro memang sempat menyakiti gadis itu."

"Kalau menyelamatkan Andini, berarti hamba sedang melakukan perbuatan baik untuk menebu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 504

    Kalau memang ada seseorang yang berani berhadapan langsung dengan Rangga, orang itu mungkin hanya Sandika. Hanya saja ....Di belakang Sandika masih ada seluruh Keluarga Rahardian. Apakah Keluarga Rahardian berani menyinggung Rangga atau tidak, itu masih belum bisa dipastikan.Melihat Kalingga masih belum juga bangkit, Kasim Harko buru-buru menjulurkan tangan untuk membantunya.Lutut Kalingga memang belum lama sembuh. Meskipun sebelumnya dia telah meminum obat pemberian Rangga dan sudah membaik, setelah berlutut hampir dua jam, tubuhnya tetap saja tidak kuat. Kedua lututnya terasa sangat kebas.Melihat hal itu, Kasim Harko segera mengeluarkan sebotol obat dan berkata, "Tuan Kalingga, ini adalah hadiah dari Kaisar. Anda pasti tahu, Kaisar sangat menyayangi Anda. Hanya saja, Kaisar juga punya kesulitannya sendiri. Mohon Tuan Kalingga bisa memahaminya."Tatapan mata Kalingga sedikit menggelap. Mana mungkin dia tidak paham? Itu adalah peringatan dari Kaisar. Urusan Keluarga Maheswari tidak

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 505

    Terlebih lagi, Andini tahu bahwa hanya dengan menjawab apa adanya, dia tidak akan membuat Rangga curiga. Jika dia langsung mengiakan bahwa semua itu dimasaknya khusus untuk Rangga, bisa jadi Rangga justru akan langsung memerintahkan agar dia tidak boleh lagi mendekati dapur barang selangkah pun!Seperti dugaannya, Rangga tidak berpikir macam-macam setelah mendengar penjelasannya. Dia mengambil sumpit dan menjepit satu suapan, lalu memasukkannya ke mulut. "Mm, enak," katanya sambil tersenyum kecil dan makan dengan sangat lahap.Andini melirik padanya, matanya jatuh pada lengan kiri Rangga. Sebenarnya, sejak pertama kali melihatnya masuk rumah, Andini sudah sadar bahwa Rangga terluka. Dia juga penasaran, kenapa Rangga bisa sampai terluka. Namun, dia tidak berniat untuk bertanya.Dia tidak ingin Rangga salah paham dan mengira dirinya masih menyukainya. Lagi pula, semakin buruk suasana hati Rangga, semakin mudah baginya mencari celah untuk kabur.Memikirkan hal itu, Andini tidak lagi berbi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 506

    Pasti Kalingga yang memohon kepada Kaisar, makanya Kaisar mengutus Pasukan Pengawal Istana datang ke sini!Jantungnya seolah akan melompat keluar dari dadanya kapan saja. Tubuh Andini gemetaran dan tanpa sadar, dia ingin berlari ke arah Sandika.Namun entah kenapa, kedua kakinya terasa berat dan tidak bisa bergerak sedikit pun. Rasa panik yang tak terjelaskan mulai menyebar, membuat Andini hanya berdiri di tempat. Dia hanya menyaksikan Rangga dan Sandika saling membungkuk dan memberi salam dengan mata membelalak."Aku pikir siapa yang nggak takut mati, ternyata Tuan Sandika," ujar Rangga sambil mengangkat tangan dan menunjuk pada hidangan di atas meja. "Tuan Sandika ingin tinggal dan makan bersama?"Sandika melirik ke arah makanan, suaranya terdengar dingin, "Aku masih punya urusan penting, sepertinya nggak sempat."Selesai berkata demikian, dia mengangkat tangan sebagai isyarat. Pasukan Pengawal Istana yang berada di belakangnya segera berpencar. Melihat hal itu, Andini langsung tahu

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 507

    Malam itu.Sandika baru saja kembali ke kediaman. Dia sedang bersiap untuk bersih-bersih dan beristirahat, ketika tiba-tiba terdengar suara dingin dari luar ruangan, "Kalingga ingin bertemu dengan Tuan Sandika."Alis Sandika langsung berkerut tajam. Dia buru-buru membuka pintu dan melihat hanya ada Kalingga seorang diri yang berdiri di bawah atap serambi. Sedangkan para pelayan yang seharusnya berjaga di depan pintu, semuanya sudah tergeletak di tanah.Wajah Sandika seketika berubah kaku. Tatapannya pada Kalingga juga tampak kesal. "Apa maksud Tuan Kalingga ini?"Menyelinap ke rumahnya di malam hari, bahkan menyerang anak buahnya, itu jelas-jelas bukan maksud baik.Wajah Kalingga menyiratkan hawa dingin, tapi sikapnya tetap terlihat tenang dan sopan. Dia membungkuk memberi salam, lalu berkata, "Aku dengar, hari ini Tuan Sandika diperintahkan untuk menyelidiki gerombolan bandit. Boleh kutanya, apakah ada hasil?"Sandika menyipitkan mata sedikit. "Ada hasil atau nggak, besok akan kujelas

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 508

    Dapur tidak bisa dibilang besar dan dua keranjang besar milik si petani saja sudah menyita banyak tempat. Ditambah dengan para juru masak dan pelayan dapur yang sedang sibuk, ruangan itu pun langsung terasa sempit dan sesak.Gita dan Ningsih menunggu di luar dapur seperti biasanya.Bagaimanapun juga, semua orang di dalam kediaman ini adalah orang-orang yang dipilih langsung oleh Rangga. Tak akan ada satu pun dari mereka yang berbicara lebih dari sepatah kata dengan Andini.Andini hari ini juga tidak berniat banyak bicara. Namun tak disangka, si petani yang baru itu justru mendekat sambil berkata, "Nyonya, lihat, sayur ini segar sekali!"Di luar dapur, Gita melihat adegan itu dan alisnya langsung berkerut. Pandangan matanya terus menatap bibir si petani. Dia bisa membaca gerak bibir. Jadi meski tidak berada di sisi Andini, dia tahu apa yang dikatakan si petani.Andini pun sedikit terkejut dan menatap si petani dengan ragu. Namun, yang terlihat di wajah pria itu hanya tampang polos dan l

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 509

    Di sisi lain, Kalingga juga sudah menerima kabar tersebut. Namun, Jabal tampak bingung."Kenapa Nyonya Andini meminta kita menyebarkan berita itu? Meskipun seluruh ibu kota mengetahuinya, lalu kenapa? Sampai di titik ini, Tuan Rangga juga pasti nggak peduli lagi dengan omongan orang lain, bukan?"Kalingga juga tak sepenuhnya mengerti.Mungkinkah Andini ingin memanfaatkan desas-desus dari rakyat untuk memperbesar masalah ini, lalu menekan Kaisar agar memaksa Rangga menyerahkannya?Bagaimanapun, merebut kakak ipar sendiri adalah hal yang tidak bisa diterima secara moral maupun hukum. Jika para pejabat istana juga ikut bersama-sama mengajukan keberatan terhadap Rangga, bahkan Kaisar pun tak bisa mengabaikannya.Namun ....Kemungkinan berhasilnya ... sangat kecil.Belum lagi jika berita itu tersebar ke seluruh penjuru kota, Rangga juga pasti akan menggerakkan kekuatannya sendiri untuk meredamnya.Kalaupun berita ini sampai ke telinga Kaisar, dengan temperamen Rangga, dia cukup hanya menyan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 510

    Desas-desus?Kalingga langsung berpikir, kemungkinan besar itu adalah tugas yang dikerjakan Jabal semalam.Alisnya langsung berkerut, lalu dia balik bertanya, "Jadi Tuan Sandika datang hari ini hanya untuk membicarakan hal ini?"Namun, Sandika justru menurunkan suaranya dan berkata, "Apa kamu tahu bahwa bandit Yolasa memang benar-benar muncul di ibu kota akhir-akhir ini?"Bandit Yolasa?Kalingga langsung terkejut. "Kapan informasi itu diketahui?""Sudah beberapa hari yang lalu! Jenderal Rangga sendiri tahu hal ini. Kalau nggak, Kaisar juga nggak mungkin memberiku perintah dengan alasan seperti itu!"Hanya saja, untuk menghindari kepanikan rakyat, kabar itu memang tidak disebarluaskan. Bahkan para menteri di istana belum mengetahuinya, apalagi Kalingga. Ucapan Sandika membuat Kalingga seakan tersambar petir.Akhirnya dia sadar, tujuan Andini menyebarkan kabar bahwa dia disekap oleh Rangga, bukanlah untuk meminta Kaisar turun tangan menyelamatkannya. Semua itu ... agar didengar oleh para

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 511

    Namun, kabar itu tetap ditekan oleh Kalingga. Dia menyuruh Jabal untuk segera mencari orang yang bisa menghentikannya.Bagaimanapun juga, dalam hatinya, keselamatan Andini tetaplah yang paling utama. Dia tidak akan pernah mengorbankan Andini demi prestasi dan kejayaan.Namun, belum lama setelah Jabal berhasil menekan berita tersebut, dari pihak Sandika justru mulai menyebarkannya lagi ke mana-mana. Alhasil, desas-desus di ibu kota pun semakin menjadi-jadi dan tak bisa dihentikan.Jabal mulai kesal. "Tuan, Sandika itu jelas-jelas nggak peduli sama nyawa Nyonya Andini sama sekali!"Bandit dari Yolasa itu semuanya terkenal ganas dan kejam. Pemimpin mereka telah dibunuh, tapi mereka masih berani datang ke ibu kota untuk mencari masalah dengan Keluarga Maheswari. Itu sudah cukup menunjukkan bahwa mereka bukan orang biasa.Kalau Andini sampai jatuh ke tangan mereka, siapa yang tahu akan jadi seperti apa dia nanti?Wajah Kalingga tampak semakin kelam.Sejak Sandika datang menemuinya, dia suda

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 558

    Dalam keadaan linglung, Andini teringat saat dulu dirinya ditangkap oleh Panji dan dibawa masuk ke gua.Waktu itu, dia juga berlari sekuat tenaga ke dalam hutan, hingga akhirnya tidak tahu sudah berapa lama dia terjebak di sana. Pada akhirnya, Rangga yang menggendongnya keluar dari hutan itu.Andini tak ingin mengulang nasib yang sama. Jadi, sambil terus berlari, dia juga memperhatikan keadaan di belakangnya. Melihat Anom masih belum menyerah mengejar, dia mulai panik.Malam kian larut. Hanya dalam waktu singkat setelah menerobos masuk ke hutan, Andini sudah tidak bisa melihat apa-apa saking gelapnya. Hal yang paling dia khawatirkan akhirnya terjadi.Krek! Suara tajam menggema. Kakinya terjepit jebakan hewan!"Anom! Jangan ke sini lagi!" teriak Andini panik. "Di sini banyak jebakan! Aku juga kena!"Mendengar itu, suara langkah kaki Anom pun terhenti. Mungkin karena teringat pada temannya yang juga cedera, Anom akhirnya memutuskan untuk tidak lanjut mengejar, lalu berbalik dan pergi.Di

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 557

    Tepat saat itu, terdengar suara samar-samar dari arah halaman.Andini tersentak, segera bangkit dan mengintip ke luar. Dia pun melihat bayangan seseorang yang mondar-mandir di halaman."Siapa di sana?""Aku."Suara itu terdengar cukup familier.Andini mencoba menebak, "Anom?""Benar!" sahut Anom, lalu berjalan ke depan pintu sambil berkata, "Ibuku masak sup ayam malam ini. Tapi gara-gara kejadian Bi Diah, jadi lupa. Tadi baru dipanaskan lagi, terus aku disuruh antar ke sini."Memang benar, Endah sering membuatkan sup ayam untuknya setiap beberapa hari sekali. Andini tidak terlalu curiga, jadi berkata, "Taruh saja di depan pintu, nanti aku ambil.""Baik!" Jawaban Anom cepat dan ringan.Tak lama kemudian, Andini melihat Anom keluar dari halaman. Dia bangkit, tertatih-tatih menuju pintu.Begitu membuka pintu, memang benar ada semangkuk sup ayam di atas lantai. Dia perlahan berjongkok, hendak mengambil mangkuk itu.Tepat saat itu, dari sudut halaman, tiba-tiba muncul bayangan. Sebelum Andi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 556

    Saat Surya kembali ke Desa Teluk Horta, matahari sudah terbenam. Dari kejauhan, dia langsung melihat halaman rumahnya dikerumuni oleh banyak orang.Hatinya langsung mencelos, tak tahu apa yang sedang terjadi. Seseorang melihatnya dan langsung berteriak, "Itu dia! Dia sudah kembali!"Semua orang pun serentak menoleh ke arah Surya.Begitu memasuki halaman, Surya langsung melihat Diah terbaring di tengah halaman. Di samping, Andini sedang berlutut.Terlihat dia memegang sebatang jarum sulam dan sedang menusukkannya ke tubuh Diah, yang matanya tampak sayu, antara sadar dan tidak."Ada apa ini?" Suara Surya terdengar dalam.Endah segera melangkah ke depan, menjelaskan, "Ihatra bertengkar sama ayahnya, terus kabur ke dalam hutan. Ayahnya takut terjadi apa-apa, jadi ikut masuk hutan juga.""Diah menunggu di rumah sampai langit hampir gelap. Dia panik dan langsung pingsan. Untungnya gadis ini menguasai ilmu medis. Baru dua tusukan jarum saja, Diah langsung siuman."Mendengar itu, tatapan Surya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 555

    Melihat punggung Surya yang semakin menjauh, Endah hanya bisa menghela napas, lalu berbalik dan berkata kepada Andini, "Aku rebus dulu ayamnya, nanti aku balik lagi ke sini."Usai berkata begitu, dia pun pergi.Andini duduk di dalam rumah, memandangi punggung Endah yang perlahan menghilang. Dia juga melihat dengan jelas bahwa Anom belum pergi.Anak itu masih berdiri di tempatnya, menatap Andini dari balik jendela. Saat Andini memandang balik ke arahnya, Anom buru-buru mengalihkan pandangan dan berseru, "Bu, tunggu aku!"Setelah itu, dia pun berbalik dan pergi. Namun, sorot mata Anom tak luput dari pandangan Andini.Tatapan yang dilontarkan padanya mengandung kebencian. Perasaan itu terlalu familier bagi Andini. Dulu ketika Dianti diam-diam memandangnya, sorot mata itu sama persis.Dua jam kemudian, Surya akhirnya tiba di kota kecil. Dia menjual hasil buruannya ke rumah makan yang sudah akrab dengannya, lalu berkeliling sesaat dan masuk ke sebuah gang kecil. Kemudian, dia mendorong pint

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 554

    Keesokan hari saat Andini bangun, sosok Surya sudah tak terlihat. Sementara itu, Endah tengah sibuk di dapur.Dengan kaki yang masih pincang, Andini berjalan ke ambang pintu, menatap Endah dengan heran, "Bibi Endah, kok hari ini bangunnya pagi sekali?"Matahari bahkan belum sepenuhnya terbit!Endah menyiapkan air untuk Andini mencuci muka, lalu menjawab, "Arjuna sudah pergi ke gunung sejak fajar bersama Anom. Aku hari ini nggak ada pekerjaan di ladang, jadi mampir ke sini untuk bantu-bantu sebentar."Saat berbicara, sudut bibir Endah menyiratkan senyuman kecil.Mengingat kejadian kemarin, Andini pun merasa perlu meminta maaf. "Maaf ya, Bi Endah. Kemarin aku asal bicara cuma untuk menakut-nakuti Anom."Endah buru-buru mengangguk. "Iya, aku tahu. Anak bandel itu memang perlu ditakut-takuti! Setelah pulang kemarin, dia nangis-nangis sambil janji nggak akan berjudi lagi.""Pagi ini juga semangat banget bangunnya. Kalau dia bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu, lalu ikut Arjuna berburu, it

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 553

    Rangga pernah menculik Andini dan akhirnya membuat Andini terjatuh ke Sungai Mentari. Dendam itu masih terus disimpan Laras di dalam hati sampai sekarang.Meskipun statusnya hanyalah seorang pelayan biasa dan tak bisa berbuat apa-apa pada Rangga, jangan harap dia bersedia mengikuti Rangga!Selesai bicara, Laras pun membalikkan badan dan melangkah ke arah Kalingga. Kalingga masih tidak mengatakan apa-apa. Setelah mendengar kata-kata Laras barusan, seulas senyuman tipis tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.Senyuman ringan itu, sekalipun sangat tipis, tetap menyakitkan mata Rangga. Dia tidak mengerti. Kenapa Andini tidak mau bersamanya, bahkan pelayannya pun menolaknya?Rangga sontak melangkah maju, hendak menarik tangan Laras. Namun, baru satu langkah diambil, terdengar suara Kalingga yang datar. "Rangga."Hanya satu panggilan pelan, tetapi makna ancamannya sangat jelas. Apabila Rangga benar-benar menahan Laras, Kalingga pasti akan bertindak.Rangga pun berhenti. Aura yang dipancarkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 552

    Jabal mencari tiga kuda terbaik dari kediaman dan berangkat malam itu juga menuju lokasi yang berjarak lebih dari 50 kilometer.Perjalanan tidak sepenuhnya mulus. Mayat perempuan itu ditemukan di sebuah desa kecil. Ketika mereka tiba, matahari sudah bersinar terik.Di luar desa, anak buah mereka sudah menunggu. Begitu turun dari kuda, Kalingga segera masuk ke desa. "Di mana?""Masih di tepi sungai," kata anak buah itu sambil menurunkan suaranya. "Jenderal Rangga juga ada di sana."Mendengar itu, Kalingga sempat tercengang sejenak. Dia mengikuti arah yang ditunjuk. Benar saja, di tepi sungai tak jauh dari sana, terlihat Rangga sedang membuka kain putih penutup mayat. Wajahnya memperlihatkan ekspresi jijik.Melihat itu, Kalingga merasa lega. Dari ekspresi Rangga, seharusnya itu bukan Andini. Namun, detik berikutnya, hatinya kembali diliputi amarah. Informasi itu datang dari bawahannya sendiri, kenapa Rangga bisa lebih dulu sampai di sini?Di belakang, Laras yang melihat mayat tertutup ka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 551

    Tingkah mereka yang berpura-pura mabuk tadi memang tak terlihat mencurigakan. Namun, akting setelah mereka "sadar" barusan sungguh buruk. Beberapa dari mereka bahkan langsung terbangun, padahal tidak disiram.Andini mengernyit pelan saat memikirkan hal ini, lalu secara refleks menoleh ke arah jendela. Di sana, dia melihat sosok tinggi besar itu berjalan ke arah barat, menuju ke bawah atap.Dia tak ingin berpikiran buruk tentang orang lain, tetapi saat itu di halaman hanya ada dia seorang yang bukan dari kalangan mereka. Mereka semua pura-pura mabuk, jelas-jelas untuk diperlihatkan kepadanya.Kenapa? Sedang mengujinya? Apakah karena sebelumnya dia secara tidak sengaja menunjukkan sedikit kemampuan bela dirinya?Namun, jika Surya hanya pemburu biasa, bagaimana mungkin dia bisa terpikir menggunakan cara semacam ini? Jangan-jangan identitasnya pun tidak sesederhana itu?Begitu benih kecurigaan tertanam, hal itu mulai tumbuh liar dalam hati. Andini berusaha keras mengingat semua kejadian se

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 550

    Andini sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi di belakangnya. Begitu keluar dari pagar bambu, kaki kirinya terasa sakit lagi. Langkahnya semakin pincang. Sebelum berjalan jauh, dia sudah mulai memanggil, "Bi Endah! Bi Endah!"Dia sama sekali tidak tahu, sebelum dia membuka mulut, sebilah belati nyaris menyentuh leher putihnya dari belakang, hanya sedikit lagi sudah akan menggorok tenggorokannya.Namun, saat dia memanggil nama Endah, belati itu tiba-tiba ditarik mundur, lalu pemiliknya buru-buru kembali ke dalam halaman.Tak lama kemudian, lampu di rumah Endah kembali menyala. Wanita itu bertanya, "Ada apa? Ada apa ini?"Andini memandang Endah dengan wajah penuh rasa bersalah. "Kak Arjuna dan teman-temannya mabuk semua, mereka tidur di luar. Aku khawatir mereka masuk angin kalau tidur di luar. Bisa Bibi bantu aku?"Di dalam pagar, para pria yang mendengarnya saling melirik, masing-masing mulai merasa bersalah."Aduh, ya sudah, aku ke sana sekarang!" sahut Endah cepat-cepat. Tak la

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status