Share

Bab 491

Author: Zaina Aulia
Laras akhirnya melihat goresan panjang di batang pohon itu. Dia segera bangkit berdiri dan meraih lengan baju Rama dengan panik. "Pohon plum merah ini ditanam oleh Wakil Jenderal Byakta. Nona nggak mungkin merusaknya! Rama, bagaimana ini? Nona pasti diculik!"

Goresan itu pasti ditinggalkan saat nonanya berjuang melawan penculik!

Rama juga sangat cemas, tetapi dia segera menenangkan diri. "Begini saja, kamu pergi ke Keluarga Maheswara untuk memberi tahu mereka, aku akan pergi ke Kediaman Adipati untuk mencari Tuan Abimana."

Meskipun Andini sudah putus hubungan dengan Keluarga Adipati, dalam situasi seperti ini, Rama yakin Abimana masih akan turun tangan untuk membantu!

Sedangkan untuk Keluarga Maheswara, meskipun Andini sudah bercerai dengan Kalingga, mereka seharusnya tidak akan berdiam diri.

Kalau tidak, dengan status mereka berdua saja, bagaimana mungkin mereka bisa menyelamatkan Andini?

Mendengar itu, Laras mengangguk berkali-kali. Dia segera menyeka air mata, lalu bergegas keluar d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 492

    Namun, tubuh Rangga tiba-tiba oleng ke samping dan jatuh pingsan.Malika terkejut dan langsung berteriak panik, "Cepat! Cepat panggil tabib! Rangga! Rangga! Jangan menakuti Ibu seperti ini!"Pelayan di luar segera masuk dan mengangkat tubuh Rangga untuk membawanya keluar. Malika masih menangis tersedu-sedu sambil mengikuti mereka pergi.Lukman menatap darah yang menempel di cambuk itu, hatinya ikut terasa perih. Pandangannya lantas tertuju pada Laras yang masih berdiri di samping.Lukman hanya bisa menghela napas panjang dan berkata, "Bukannya aku nggak ingin mencampuri urusan ini, tapi kamu sendiri melihat apa yang baru saja terjadi. Lebih baik kamu pulang dulu."Setelah mengatakan itu, Lukman pun pergi, meninggalkan Laras yang masih berdiri di tempat dan menangis dengan penuh kesedihan.Dia tidak menyangka Rangga begitu keras kepala. Rangga bahkan lebih rela dihajar sampai pingsan daripada mengungkapkan di mana Andini berada.Namun, jika memang Rangga yang membawa Andini pergi, sehar

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 493

    Tiga hari kemudian, Andini duduk di bawah atap teras. Pelayan di sebelah kiri sedang mengupas kuaci untuknya, sementara pelayan di sebelah kanan sedang memotong semangka untuknya.Sudah tiga hari berlalu, tetapi hingga sekarang dia belum juga melihat Rangga. Namun, setidaknya dia sudah cukup mengenal kedua pelayan ini.Mereka adalah saudara sepupu. Yang di sebelah kiri bernama Gita, yang di sebelah kanan bernama Ningsih.Keduanya bukan berasal dari ibu kota. Kampung halaman mereka jauh di perbatasan. Dulu, Rangga menyelamatkan mereka dari medan perang. Semua keluarga mereka tewas akibat peperangan, jadi mereka ikut Rangga ke ibu kota.Bagi mereka, Rangga adalah penyelamat hidup. Maka dari itu, mereka sangat setia kepadanya dan menuruti semua perintahnya tanpa ragu.Tentu saja, mereka juga sangat hormat kepada Andini. Selama 3 hari ini, mereka merawat Andini dengan penuh perhatian dan selalu patuh. Satu-satunya hal yang tidak mau mereka lakukan adalah memberitahunya di mana dia berada.

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 494

    Andini tidak tahu bagaimana Gita dan Ningsih menyampaikan pesan kepadanya, tetapi jelas bahwa Rangga telah salah paham.Alisnya yang indah berkerut tajam, suaranya terdengar rendah. "Apa yang sebenarnya ingin kamu lakukan? Kenapa kamu mengurungku di tempat ini?”Senyuman di wajah Rangga sempat membeku sesaat, tetapi kemudian dia tetap mempertahankan ekspresi lembutnya. Cahaya lilin yang terpantul di matanya yang dalam membuatnya tampak bercahaya."Ini bukan kurungan. Aku hanya ingin ... memberi kita berdua sebuah kesempatan." Kesempatan untuk memulai kembali.Ekspresi Andini justru semakin dingin. Dia menatap Rangga dengan tatapan penuh ejekan. "Kesempatan? Tiga tahun lalu, Jenderal Rangga sama sekali nggak memberiku kesempatan."Tiga tahun lalu, mereka semua berdiri di sisi Dianti, bahkan tatapan galak Rangga saat itu membuatnya tidak punya ruang untuk membela diri.Jika Rangga mencampakkannya 3 tahun lalu, kenapa 3 tahun kemudian Rangga mengurungnya seperti ini?Mendengar Andini meny

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 495

    Bekas luka-luka itu seakan-akan menjadi bukti bisu betapa dalamnya Rangga peduli padanya.Mata Andini tanpa sadar mulai dipenuhi air mata. Tangannya terangkat, menyentuh luka di dada Rangga dengan lembut. Ujung jarinya sedingin bilah pedang.Tiba-tiba, dia bertanya pelan, "Sakit nggak?"Alis Rangga tiba-tiba berkedut. Sakit? Kata-kata ini dulu pernah Andini tanyakan kepada Byakta. Rangga sendiri yang menyaksikan bagaimana setelah itu, Andini dan Byakta berpelukan erat.Kini, rasa sesak yang tidak bisa dijelaskan memenuhi dadanya, membuatnya tak bisa mengucapkan satu kata pun.Saat dia masih tenggelam dalam pikirannya, Andini tiba-tiba mendongak menatapnya. Air mata akhirnya jatuh di pipinya. Suara lembutnya terdengar. "Byakta pasti sangat kesakitan."Andini melihat dengan mata kepala sendiri seberapa besar luka di tubuh Byakta, tepat di area ini. Para prajurit berkata, itu adalah luka yang Byakta dapatkan saat menangkis serangan pedang yang seharusnya mengenai Rangga.Andini membayangk

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 496

    "Pada akhirnya, aku tetap harus berterima kasih pada Jenderal Rangga karena masih mengingat hubungan masa kecil kita. Kalau nggak, mungkin saat ini aku masih menjadi budak di penatu istana. Aku berterima kasih atas kebaikan dan kemurahan hatimu.""Tapi, tolong jangan katakan kalau keputusan yang telah kamu pertimbangkan matang-matang ini adalah demi aku. Aku nggak sanggup menerimanya."Empat kata terakhir itu bagaikan palu berat yang menghantam keras dada Rangga. Dia melangkah mundur, lalu tersandung kursi di belakangnya dan hampir saja terjatuh.Mungkin karena suara itu cukup keras, Gita dan Ningsih yang menunggu di luar langsung bergegas masuk.Rangga lantas membentak mereka, "Siapa yang menyuruh kalian masuk? Keluar!"Siapa sangka, Gita dan Ningsih malah berlutut bersamaan. "Nyonya, mohon maafkan Jenderal! Beliau benar-benar peduli pada Nyonya! Begitu mendengar Nyonya ingin bertemu, beliau datang tanpa menghiraukan lukanya!""Siapa yang mengizinkan kalian bicara? Keluar!" Rangga kem

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 497

    Rangga akhirnya pergi, langkahnya goyah seperti seorang prajurit yang kalah perang. Sementara itu, Andini duduk sendirian di dalam ruangan, menatap cahaya lilin yang berkedip. Hingga fajar menyingsing, dia sama sekali tidak mengantuk.Andini berpikir, setelah pertengkaran semalam, Rangga setidaknya akan sadar bahwa dirinya benar-benar tidak ingin terlibat dengannya lagi. Siapa sangka, ketika Gita dan Ningsih datang untuk melayaninya, mereka masih saja memanggilnya nyonya tanpa ragu sedikit pun.Bahkan pada hari kelima, Rangga malah langsung pindah ke kediaman ini. Saat melihat para pelayan membawa setumpuk buku masuk ke halaman, Andini mengerutkan keningnya.Dia mengikuti mereka ke dalam ruang kerja. Di sana, beberapa pelayan tampak sedang menyusun buku di rak, sementara seorang pelayan meletakkan beberapa dokumen di atas meja.Andini meliriknya sekilas, semuanya tentang urusan militer. Hatinya seketika mencelos. Apa Rangga tidak perlu kembali ke barak?Para pelayan yang menyadari keha

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 498

    Surat itu sangat singkat, tanpa kalimat yang bertele-tele. Dalam pandangan Gita dan Ningsih, itu hanyalah surat biasa.Mereka pun menyerahkannya kepada Rangga. Rangga menerima dan melihatnya sekilas. Matanya yang suram tidak menunjukkan sedikit pun emosi, hanya berkata dengan tenang, "Antarkan.""Baik." Gita dan Ningsih segera pergi.Di sisi lain, tatapan Rangga berubah muram. Dia tahu Andini tidak ingin tinggal di sini. Namun, apa hanya dengan satu surat ini, Andini berpikir bisa meminta seseorang untuk menyelamatkannya? Kenapa dia masih belum mengerti?Rangga yakin, kini tidak ada seorang pun yang bisa membawa Andini pergi dari sisinya,Ketika Laras menerima surat itu, dia langsung terpaku. "Ini memang tulisan tangan Nona!" Suaranya bergetar, matanya memerah karena terharu. Beberapa hari ini, air matanya sudah hampir kering karena cemas.Rama yang membaca isi surat itu pun mengangguk pelan. "Aku nggak mengenali tulisan tangan Nona. Tapi, kalau Nona bilang dia baik-baik saja, berarti

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 499

    Malam itu, Andini berbaring di ranjang, berbalik ke sana sini, tetapi tetap tidak bisa tidur. Dia tahu, mungkin Laras tidak bisa langsung memahami petunjuk tentang lokasi di luar ibu kota, tetapi Laras pasti bisa menyadari ada sesuatu yang janggal dalam pesan "jangan lupa menyiram pohon plum."Andini juga tahu jika Laras tidak mengerti, gadis itu pasti akan mencari Kalingga. Kalingga pasti bisa memahami petunjuk mengenai lokasi di luar ibu kota.Hanya saja, Andini sendiri pun tidak yakin apakah dia benar-benar berada di luar ibu kota. Sejak diculik, dia selalu dikurung di dalam rumah ini tanpa pernah diizinkan keluar.Para pelayan di dalam kediaman ini tidak pernah membicarakan lokasi tempat ini. Semua hanya spekulasi Andini semata.Namun, ada dua hal yang membuatnya merasa bahwa tempat ini cukup terpencil. Pertama, setiap kali melewati dinding tinggi rumah ini, dia tidak pernah mendengar suara dari luar, seolah-olah tempat ini sangat jauh dari keramaian.Kedua, saat Andini tidak bisa

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 526

    Arjuna tidak pernah menyangka, benda kecil yang dia ukir bertahun-tahun, kini muncul kembali di hadapannya.Liontin keselamatan itu seolah-olah adalah kunci yang membuka kembali ingatan yang telah lama dia kubur dalam-dalam.Darah, perang, dan mayat berserakan .... Semua kenangan itu kembali membanjiri pikirannya, membuat hatinya bergetar hebat."Terima kasih, Kak Arjuna." Suara lembut terdengar, menyadarkan Arjuna dari lamunannya.Dia mengalihkan pandangan dari liontin itu, menatap Andini sejenak, lalu mengangguk pelan sebelum berbalik pergi. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya.Namun, wanita itu tampaknya sudah sangat terbiasa dengan sikapnya. Dia tersenyum ramah pada Andini. "Jangan takut. Dia memang begitu orangnya, nggak suka bicara. Tapi, hatinya baik sekali. Dulu waktu ada serangan serigala di hutan, dia yang menyelamatkan satu desa ini!"Saat berbicara, wanita itu hendak menceritakan semua yang terjadi di masa lalu. Namun, pikiran Andini masih dipenuhi oleh hal lain. Dia

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 525

    "Baik!" Para pelayan buru-buru mengiakan dan segera menyeret Dianti keluar dari aula.Dianti masih terus memohon, "Ayah! Aku benar-benar anak kandung Ayah! Ayah jangan percaya kata-kata mereka!"Namun, Kresna bahkan tidak meliriknya lagi, seolah-olah tak sudi memberinya satu pandangan pun.....Setengah bulan kemudian, Andini perlahan membuka matanya. Yang pertama kali dia lihat adalah balok-balok kayu tua di langit-langit. Dia ... di mana?Kenangan perlahan-lahan membanjiri benaknya. Saat teringat dirinya jatuh ke Sungai Mentari, jantung Andini langsung berdebar kencang karena takut.Dia awalnya mengira, air sungai itu tenang dan arusnya tidak terlalu deras. Meskipun jatuh, dia seharusnya masih bisa berenang dan naik ke permukaan. Tak disangka, arus bawah sungai begitu kuat.Tubuhnya langsung terseret ke dasar sungai. Dia beberapa kali mencoba berenang naik, tetapi kekuatan air begitu besar hingga membuat dirinya seperti daun yang terombang-ambing tak berdaya. Kesadarannya pun lenyap.

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 524

    "Apa katamu?" Kresna tercengang dan sontak berdiri dari kursinya. Kirana juga membelalakkan mata, menatap Abimana dengan ekspresi tidak percaya.Dianti pun sangat terkejut. Dia tiba-tiba mengerti kenapa Abimana bersikap begitu aneh tadi. Ternyata karena hal ini? Karena Andini telah meninggal?Namun, saat ini Dianti sama sekali tidak merasa bahagia. Yang ada hanya kepanikan.Andini sudah mati. Lalu, bagaimana dia bisa membersihkan diri dari pengakuan Utari? Kepada siapa lagi dia bisa melemparkan kesalahan? Apa yang harus dia lakukan? Kepanikan luar biasa melanda Dianti.Tanpa disangka, Abimana tiba-tiba menerjang ke arahnya, menarik kerah bajunya dan membentak, "Siapa kamu sebenarnya? Jawab!"Dianti ketakutan setengah mati. Dia belum pernah melihat Abimana segalak ini. Air matanya terus mengalir deras, tetapi dia tetap bersikeras. "Kak ... jangan begitu padaku. Aku adikmu! Aku adik kandungmu!""Bidan sendiri yang bilang! Aku ditukar waktu lahir! Dia sendiri yang mengaku! Lihat wajahku!

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 523

    Tidak boleh dipikirkan lagi, jangan dipikirkan lagi .... Kirana hampir tak mampu menahan diri!Tepat saat itu, beberapa pelayan yang sebelumnya membawa Dianti pergi akhirnya kembali bersama Dianti."Lapor, Nyonya, kami sudah memeriksa. Nggak ada tanda lahir di pinggang Nona Dianti," ujar salah satu pelayan.Mendengar itu, Utari segera berkata, "Dia memang bukan anak kandung, tentu saja nggak punya tanda lahir!"Dianti pun langsung menangis dan berteriak, "Ibu! Bukan begitu! Jangan dengarkan omong kosong perempuan jahat ini!"Bagi Kirana, ini seperti palu besar yang menghantam langsung ke kepalanya. Dunia terasa berputar.Sebenarnya, dia pernah curiga pada Dianti. Namun, orang-orang yang dia kirim untuk menyelidiki, tidak membawa pulang satu pun petunjuk.Pernah suatu waktu, dia bahkan sempat berpikir bahwa Dianti dan Andini adalah anak kembar, bahwa salah satu dari mereka telah dicuri oleh bidan saat persalinan.Karena itu, Kirana menyayangi keduanya. Dia tak sanggup kehilangan salah s

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 522

    Orang-orang di Negara Darsa percaya bahwa anak adalah anugerah dari langit. Para dewi di langit memilih keluarga mana yang layak, lalu mengirimkan anak-anak satu per satu ke dunia.Ada beberapa anak yang nakal, enggan turun ke dunia. Jika para dewi marah, mereka akan mencubit anak itu. Tanda lahir kecil sudah pasti karena dicolek para dewi. Kalau sedikit lebih besar, itu pasti karena dicubit.Jika lebih besar lagi, itu tandanya si anak terlalu nakal sampai para dewi tak tahan lagi dan langsung menendangnya turun ke dunia.Hati Kirana terasa sangat sakit saat mendengarnya. Dulu saat melihat pengasuh mengganti popok untuk Andini, dia juga sempat berkata bahwa Andini pasti sangat nakal sampai-sampai dicubit oleh dewi. Karena di pinggang Andini memang ada tanda lahir.Begitu mengingat ini, tatapan Kirana perlahan beralih ke arah Dianti. "Apa kamu punya tanda lahir?"Dianti panik. Dia terus-menerus menggeleng. "Ibu, jangan dengarkan omong kosong perempuan ini ...."Sebelum dia sempat menyel

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 521

    Saat ini, Dianti yang diabaikan di luar Paviliun Persik tiba-tiba saja membelalakkan mata, dipenuhi ketidakpercayaan.Di sampingnya, seorang pelayan wanita berbisik, "Nona, kenapa Tuan Abimana seperti orang gila? Apa terjadi sesuatu?"Dahi Dianti sedikit berkerut, dia sendiri pun tidak tahu. Namun, kegilaan mendadak Abimana ini justru memberinya sebuah kesempatan.Kesempatan untuk berpura-pura menyedihkan di hadapan Kirana dan mendapatkan kembali rasa sayang darinya!Dianti tahu, meskipun Kresna dan Kirana telah menyelamatkan hidupnya, kasih sayang mereka tak lagi seperti dulu.Mungkin hari ini, dengan memanfaatkan kesempatan ini, dia bisa merebut kembali perhatian dan kasih sayang mereka.Dengan pikiran seperti itu, Dianti pun segera mencari Kirana. Namun, dia diberi tahu bahwa Kirana sedang menerima tamu di ruang depan.Untuk menunjukkan betapa menyedihkannya dirinya, saat tiba di ruang depan, Dianti sengaja tidak melihat ke arah tamu yang hadir.Dengan pipi berlinang air mata, dia l

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 520

    Entah sudah berapa lama Abimana menampar dirinya sendiri. Tiba-tiba, dia seperti mengingat sesuatu. Dengan tergesa-gesa, dia membungkus kembali potongan-potongan kain itu, lalu menyelipkannya ke dalam sakunya.Kemudian, dia bangkit, membuka pintu, dan langsung berlari keluar. Dia harus mencari Andini.Begitu keluar, matanya langsung menangkap sebuah pohon pagoda besar. Saat kecil, Andini paling suka memanjat pohon itu. Tak jauh dari sana, juga ada kumpulan bebatuan buatan yang juga merupakan tempat favorit Andini bermain.Pernah suatu kali, dia jatuh dari bebatuan itu dan membuat Abimana hampir terkena serangan jantung. Namun, Andini malah tertawa tanpa rasa takut.Di gazebo itu, mereka pernah bermain catur bersama. Saat Andini baru belajar, dia paling suka bermain curang. Satu langkah bisa diulang belasan kali olehnya.Beberapa pohon persik di halaman itu punya buah yang besar dan manis. Setiap musim panen, Andini akan membawa para pelayan memetik buah, lalu membuat kudapan manis yang

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 519

    Tubuh Abimana limbung. Dia seperti melihat kembali sosok Andini tiga tahun lalu, saat dibawa ke penatu istana. Gadis itu menangis dan menjerit.Dia tidak mau tunduk, tidak mau tinggal di sana. Makanya, pelayan senior di sana mencambuknya berkali-kali.Kemudian, dia terbaring lemah di dalam kamar bocor yang dingin dan lembap. Dia merobek pakaiannya yang sudah compang-camping, lalu dengan jari berlumuran darah, dia menulis dengan pelan.[ Kak, tolong aku. ]Hati Abimana terasa begitu nyeri, sampai-sampai dia sulit bernapas. Dengan tergesa-gesa, dia membalik satu per satu potongan kain itu. Hampir di setiap potongan tertulis dengan darah.[ Kak, tolong aku. ][ Kak, jemput aku pulang. ][ Kak, selamatkan aku. ]Tiga tahun. Selama itu, potongan-potongan kain berlumuran darah ini mencatat setiap teriakan minta tolongnya ... dan semuanya ditujukan pada Abimana.Saat ini, Abimana baru benar-benar sadar. Di hati Andini, dirinya begitu penting bagi Andini dulu. Dulu di hati Andini, hanya dia ya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 518

    Dia tidak berani membayangkan lebih jauh, hanya bisa memaksakan diri untuk mengenyahkan pikiran yang dipenuhi kecemasan.Rangga sudah berada di ambang kehancuran. Dia tidak boleh ikut-ikutan gila!Jadi, Kalingga menarik napas dalam-dalam dan mengangguk. "Iya, dia akan baik-baik saja."Abimana seperti mendapatkan kembali sedikit tenaga. Dia mengangguk pelan, lalu berbalik dan pergi.Ya, semuanya akan baik-baik saja. Dia hanya perlu kembali dan beristirahat sebentar, lalu lanjut mencari Andini ....Abimana menaiki kudanya untuk kembali. Namun, dalam pikirannya, terus terbayang momen saat Andini jatuh ke sungai.Andini terlalu jauh dari dirinya. Begitu jauh hingga dia tidak bisa melihat jelas wajahnya. Begitu jauh sampai bayangannya pun tidak bisa dia raih.Kenapa mereka bisa sejauh ini? Apakah selama ini dia yang perlahan mendorong Andini menjauh darinya?"Tuan Abimana!" Tiba-tiba, suara lembut seorang wanita menyadarkan Abimana dari lamunannya.Dia terkejut, mendongak, baru sadar diriny

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status