Share

Bab 41

Penulis: Zaina Aulia
Tentu saja Kresna memahami maksud perkataan Kaisar. Dia berlutut kepada Kaisar, lalu berkata, "Kaisar, putraku memang gegabah. Dia memukul adiknya di depan umum, jadi dia pantas dihukum Pangeran Baskoro. Kaisar, jangan salahkan Pangeran Baskoro."

Sebenarnya, sejak awal Kresna memang tidak berniat menyalahkan Baskoro. Dia tahu jelas kondisi Keluarga Biantara sekarang.

Namun, Kaisar memanggil Kresna dan Kirana ke istana setelah mengetahui masalah ini. Kaisar mengatakan dia akan menghukum Baskoro dan tidak memberi Kresna kesempatan untuk bicara.

Kaisar merasa puas sesudah mendengar perkataan Kresna. Hanya saja, dia tetap mencibir. Kemudian, Kaisar melihat Rangga dan bertanya, "Jenderal Rangga, waktu itu kamu juga ada di tempat. Menurutmu bagaimana?"

Rangga memberi hormat, lalu menatap Andini sejenak sebelum menjawab, "Kaisar, masalah ini disebabkan oleh tindakan Andini yang nggak sopan. Tapi, Abimana memang bertindak gegabah dan hukuman Pangeran Baskoro memang agak berlebihan."

Rangga men
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yutimani
bagus ceritanya tapi gak punya kaoin......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 42

    Rangga melihat kepanikan Andini. Entah kenapa, hati Rangga tergerak. Namun, emosinya tersulut begitu teringat dengan kemesraan Andini dan Baskoro di aula tadi. Rangga bertanya, "Setelah 3 tahun, kenapa kamu masih tetap nggak jeli?"Akhirnya, Andini berhasil menenangkan dirinya. Dia berusaha mendorong Rangga. Akan tetapi, gua sangat sempit sehingga usahanya sia-sia.Hanya saja, Andini berhasil melepaskan tangan Rangga yang menutup mulutnya. Dia memelototi Rangga dan bertanya balik, "Jadi, Jenderal Rangga menarikku ke sini hanya untuk membicarakan hal ini?"Tatapan Rangga menjadi muram. Dia menegur, "Masa kamu nggak tahu masalah hari ini sudah direncanakan Selir Agung Haira? Luka di punggungmu memang parah, tapi nggak mungkin bisa berdarah hanya karena kamu berlari sebentar."Kecuali, sebelumnya luka Andini memang tidak diobati. Namun, Andini tahu hal ini. Bagaimanapun, rasanya sangat berbeda setelah lukanya diobati tadi.Andini tidak mempermasalahkannya. Dia malah tertawa sinis dan bert

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 43

    Ekspresi Rangga menjadi dingin. Dia bertanya, "Kamu yakin mau menikah dengan Pangeran Baskoro?"Andini menatap Rangga seraya menjawab dengan tenang, "Iya."Rangga bertanya lagi, "Kamu tetap mau menikah dengannya biarpun dia cacat?"Ucapan Rangga membuat Andini terdiam. Melihat respons Andini, Rangga mengira Andini tidak tahu hal ini. Dia berkata, "Kamu tahu dia ....""Aku tahu," sergah Andini. Dia tahu apa yang akan dikatakan Rangga selanjutnya.Tadi pelayan yang mengantar Andini bernama Ambar. Pelayan itu sudah diam-diam menceritakan rahasia yang tidak diketahui Andini sebelumnya.Rangga tertegun. Dia tidak menyangka Andini tetap bersikeras menikah dengan Baskoro setelah tahu hal itu.Rangga yang teringat sesuatu berucap, "Kalau kamu membuat keputusan ini karena ucapanku sebelumnya, aku bisa mencari Nyonya Kirana ...."Rangga pernah mengatakan dia baru bisa menikahi Dianti setelah Andini menikah. Jadi, Rangga mengira Andini setuju menikah dengan Baskoro karena hal itu.Siapa sangka, A

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 44

    Abimana merasa kasihan pada Dianti, sedangkan Kirana buru-buru menarik Dianti. Dia berkata dengan ekspresi cemas, "Aduh, cepat ikut Ibu. Biar Ibu obati lukamu dulu."Namun, Dianti tidak ingin mengikuti Kirana. Dia berujar sembari menangis, "Aku nggak mau pergi. Ayah pasti mau menghukum Kakak. Aku harus melindunginya."Hati Kresna luluh begitu melihat ekspresi Dianti yang sedih. Abimana mengernyit. Dia teringat Andini yang mengatakan kakaknya sudah mati 3 tahun lalu.Kenapa perbedaan Andini dan Dianti begitu jauh? Mereka berdua adalah adik Abimana. Andini bersikap kejam kepada Abimana, sedangkan Dianti tidak memedulikan lukanya sendiri demi Abimana.Kresna membentak, "Apa dia nggak pantas dihukum? Dia memukul adiknya di depan umum sampai terluka parah! Dia benar-benar nggak berperikemanusiaan!"Hari ini, sudah jelas Abimana bukan menghukum Andini. Dia mempermalukan Keluarga Adipati. Sekarang semua orang di ibu kota tahu Andini yang dibesarkan Keluarga Adipati selama 15 tahun mempunyai

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 45

    Andini hendak mencari Ainun setelah kembali ke Kediaman Adipati. Ternyata, Ainun sudah tidur. Jika Ainun bisa tidur, itu berarti dia tidak mendengar masalah yang terjadi di Kuil Amnan. Andini baru merasa tenang.Sesampainya di Paviliun Ayana, Laras menunggu Andini dengan wajah pucat pasi. Andini merasa sedih begitu teringat tendangan Abimana sebelumnya.Namun, Laras tampak tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Dia hendak membantu Andini mengganti baju.Andini berpikir sejenak, lalu bertanya, "Laras, apa kamu ingin pergi ke tempat lain?"Laras tertegun sesaat sebelum menyahut, "Apa Nona mau usir hamba?"Andini menggeleng dan menimpali, "Aku bukan mau usir kamu. Aku hanya ... takut mempersulitmu."Hari ini, Laras tidak akan disakiti jika bukan karena Andini. Siapa sangka, Laras tiba-tiba menjadi emosional. Dia menanggapi, "Hamba nggak takut! Nona, jangan usir hamba karena hamba ingin melindungi Nona!"Mungkin karena terlalu emosional, Laras batuk-batuk setelah selesai bicara. Bahkan,

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 46

    Respons Dianti ini lebih lucu daripada ucapannya tadi. Andini menggeleng dan tertawa. Kirana juga tahu ucapan Dianti tadi kurang pantas.Kirana menyela, "Beberapa hari ini Pangeran Baskoro sedang istirahat. Dia mengutus orang untuk menyampaikan nanti dia baru bawa kamu ke tempat yang sudah dia janjikan."Andini mengernyit. Dia baru teringat kemarin Baskoro mengatakan akan membawanya ke suatu tempat setelah selesai. Namun, Baskoro pergi sebelum Andini menyetujuinya.Dianti mendekati Andini lagi dan bertanya, "Pangeran Baskoro mau bawa Kak Andini ke mana? Tempatnya menyenangkan, nggak?"Melihat ekspresi Dianti yang gembira, Andini tiba-tiba teringat sesuatu. Dia memandang Dianti seraya bertanya, "Apa kemarin kamu yang beri tahu Pangeran Baskoro bahwa aku pergi ke Kuil Amnan?"Andini ingat Dianti pernah mengatakannya. Dianti tertegun sejenak, lalu mengangguk. Andini bertanya lagi sambil mengernyit, "Kenapa kamu berbuat begitu?"Kalau bukan karena Dianti mengundangnya, Andini tidak akan te

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 47

    Entah sejak kapan Andini merasa gusar setiap mendengar suara Abimana. Andini melihat Abimana mendorong pelayan yang memapahnya.Abimana menghampiri Andini dengan terpincang-pincang seraya menegaskan, "Minta maaf pada Ibu!"Andini mengamati Abimana. Mungkin karena luka di punggungnya, Abimana tidak bisa berdiri tegak. Dahinya juga berkeringat. Sudah jelas tadi Abimana sangat kesakitan saat menghampiri Andini.Biarpun begitu, Abimana tetap bersikeras menyalahkan Andini. Sebenarnya, ini memang sifat Abimana sejak kecil. Hanya saja, dulu Abimana berusaha keras melindungi Andini. Setelah Dianti kembali, Abimana mulai melawan dan memfitnah Andini.Andini yang merasa kecewa menimpali, "Kemarin kamu memukulku setelah menyuruhku minta maaf. Jadi, hari ini kamu menyiapkan hukuman apa untukku?"Abimana menarik napas begitu mengungkit masalah kemarin. Namun, dia tetap menganggap Andini yang bersalah.Abimana bertanya seraya mengernyit, "Apa kamu menyimpan dendam kepadaku setelah aku memukulmu? Jad

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 48

    Luka di punggung Andini masih terasa sakit. Abimana memang pingsan setelah dipukul, tetapi sapunya tidak patah. Bahkan, luka di punggung Abimana tidak terlalu parah sehingga hari ini dia bisa turun dari tempat tidur.Sementara itu, sapu yang digunakan Abimana untuk memukul Andini patah. Dia pasti mengerahkan seluruh tenaganya. Ujung sapu yang patah juga menggores punggung Andini. Sudah jelas kemarin Abimana berniat menghabisi Andini!Andini tidak mengatakan dengan jelas, tetapi Abimana merasa dipermalukan. Abimana hendak meninju Andini. Dia mengancam, "Aku rasa pukulanku kemarin terlalu ringan makanya sekarang kamu masih bisa melawanku!"Kirana segera memeluk Abimana dan berseru, "Abimana, jangan gegabah!"Siapa sangka, Andini mendekati Abimana dan menantang, "Apa kamu masih mau pukul aku? Hari ini kamu mau pukul bagian mana? Wajah bagian kiri atau kanan? Apa perlu aku menyodorkan diriku padamu?"Amarah Abimana memuncak melihat sikap Andini yang arogan. Dia hampir melepaskan diri dari

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 49

    Luka di punggung Andini masih terasa sakit. Abimana memang pingsan setelah dipukul, tetapi sapunya tidak patah. Bahkan, luka di punggung Abimana tidak terlalu parah sehingga hari ini dia bisa turun dari tempat tidur.Sementara itu, sapu yang digunakan Abimana untuk memukul Andini patah. Dia pasti mengerahkan seluruh tenaganya. Ujung sapu yang patah juga menggores punggung Andini. Sudah jelas kemarin Abimana berniat menghabisi Andini!Andini tidak mengatakan dengan jelas, tetapi Abimana merasa dipermalukan. Abimana hendak meninju Andini. Dia mengancam, "Aku rasa pukulanku kemarin terlalu ringan makanya sekarang kamu masih bisa melawanku!"Kirana segera memeluk Abimana dan berseru, "Abimana, jangan gegabah!"Siapa sangka, Andini mendekati Abimana dan menantang, "Apa kamu masih mau pukul aku? Hari ini kamu mau pukul bagian mana? Wajah bagian kiri atau kanan? Apa perlu aku menyodorkan diriku padamu?"Amarah Abimana memuncak melihat sikap Andini yang arogan. Dia hampir melepaskan diri dari

Bab terbaru

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 328

    Andini tahu Kirana datang untuk menghiburnya. Hanya saja, Andini malah menganggap ucapan Kirana tidak enak didengar. Semua ini takdir? Apa Kirana merasa Byakta pantas mati?Andini mengernyit, tetapi dia tidak mampu berdebat dengan mereka lagi. Andini menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, "Aku sudah putus hubungan dengan Keluarga Adipati. Apa pun yang terjadi padaku nggak ada hubungannya dengan kalian. Aku harap ke depannya kalian jangan datang lagi."Selesai bicara, Andini langsung berjalan masuk ke kediaman. Abimana marah-marah, "Andini! Jangan nggak tahu diri! Biasanya Ibu jarang keluar, dia datang karena mengkhawatirkanmu!"Langkah Andini terhenti. Dia mengepalkan tangannya dengan erat, lalu bertanya, "Bagaimana dengan kamu?"Mendengar ucapan Andini, Abimana terdiam. Dia tidak memahami maksud Andini.Andini tiba-tiba berbalik dan lanjut bertanya seraya menatap Abimana, "Kenapa kamu datang kemari? Kamu memperhatikanku atau merasa bersalah?"Sebenarnya Andini tidak memahami satu ha

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 327

    Yudha hanya ingin membawa Byakta pulang bersama keluarganya tanpa Rangga dan Andini. Mulai saat ini, para bangsawan dari ibu kota tidak berhubungan dengan Keluarga Muhadir lagi.Rangga mengangguk. Dia bisa memahami pemikiran Yudha. Tentu saja, Rangga tidak memaksakan kehendaknya.Andini juga mengerti. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menghampiri Ajeng dan melepaskan gelang gioknya. Andini berucap, "Aku nggak pantas terima gelang ini ...."Sebelum Andini menyelesaikan ucapannya, Ajeng menahan tangan Andini. Ajeng tampak kelelahan, tetapi dia tetap tersenyum kepada Andini dan menimpali, "Gelang ini sudah menjadi milikmu. Kalau kamu kembalikan padaku, Byakta pasti sedih."Andini memandang Ajeng dengan ekspresi kaget. Jika Ajeng masih meminta Andini menyimpan gelang ini, berarti Keluarga Muhadir masih mengakui Andini.Andini tidak menyangka sekarang Keluarga Muhadir masih menerimanya. Dia merasa sangat sedih. Andini memeluk Ajeng dengan erat. Dia merasa bersyukur dan juga bersalah.Ajen

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 326

    Andini yang menyebabkan Yudha dan Ajeng kehilangan putranya. Dia juga menyebabkan Gayatri kehilangan kakaknya. Semua ini salah Andini.Tangisan Gayatri makin menjadi-jadi. Dia berujar, "Tapi, Kak Byakta pasti marah kalau lihat aku salahkan kamu ...."Ucapan Gayatri membuat hati Andini terasa sakit. Andini kewalahan melihat Gayatri yang menangis histeris.Gayatri tetap berusaha berbicara, "Sebelum pergi, kakakku bilang padaku dia nggak pernah begitu menyayangi seorang wanita selama hidupnya. Dia cuma ingin kamu aman dan bahagia. Biarpun harus mengorbankan nyawanya, dia juga rela."Gayatri menambahkan, "Andini, kakakku benar-benar mengorbankan nyawanya. Jadi, kamu harus aman dan bahagia! Kalau nggak, aku nggak akan ampuni kamu!"Ini adalah keinginan terakhir Byakta. Gayatri tidak bisa bicara lagi. Dia terus menangis. Gayatri tidak mengerti kenapa di dunia ini ada orang yang begitu bodoh hingga rela mengorbankan nyawanya demi keselamatan dan kebahagiaan orang lain.Namun, Gayatri tidak be

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 325

    Andini tertegun. Semalam dia mendengar bandit mengatakan jika bukan karena Rangga mengutus orang untuk mengikuti Andini, mereka juga tidak akan menyangka orang yang berada di dalam peti mati adalah Byakta. Pembunuhan semalam juga tidak akan terjadi.Mungkin sekarang Andini sudah keluar dari Yolasa. Seharusnya Andini tidak menyalahkan Rangga. Bagaimanapun, Rangga hanya berniat melindungi Andini. Dia tidak menyangka semalam bandit akan muncul.Lagi pula, masalah kali ini terjadi karena bandit terlalu brutal. Mereka membantai penduduk desa, bahkan mereka tidak melepaskan bayi.Jika bukan karena masalah itu, Kaisar tidak akan buru-buru mengutus prajurit. Semua ini juga tidak akan terjadi.Namun, nasi sudah menjadi bubur. Byakta dan para prajurit telah mati. Andini tidak bisa mengatakan dirinya tidak menyalahkan Rangga.Andini diam-diam menyalahkan semua orang yang berkaitan dengan masalah ini. Akan tetapi, dia tetap menyalahkan dirinya sendiri. Jadi, Andini hanya terdiam dan menunduk.Andi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 324

    Suara langkah kaki makin mendekat. Andini langsung mundur, lalu berteriak, "Jangan mendekat!"Namun, Rangga tidak menghentikan langkahnya. Andini yang panik segera mengayunkan pedangnya. Rangga tidak menyangka Andini berniat menyakitinya. Dia buru-buru mundur.Pedang Andini menggores lengan baju Rangga. Andini merasakan serangannya kurang tepat, jadi dia mengayunkan pedangnya lagi.Siapa sangka, Rangga menggenggam pergelangan tangan Andini. Sebelum Andini sempat merespons, Rangga menarik Andini ke dalam pelukannya sambil menghibur, "Jangan takut, ini aku."Andini yang hendak memberontak langsung menghentikan gerakannya begitu mendengar suara Rangga. Tubuh Andini menegang. Dia bertanya, "Rangga?"Rangga menyahut, "Iya, ini aku. Sekarang kamu sudah aman."Andini hanya merasa tenang sesaat. Dia segera menyeka darah di wajahnya dengan baju Rangga, lalu mendorongnya dan bergegas berjalan ke luar hutan.Andini kaget saat melihat penutup peti terbuka. Dia buru-buru naik ke kereta kuda. Andini

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 323

    Rangga hanya menghabiskan waktu sehari untuk membereskan masalah di Kabupaten Horta. Bandit yang ditangkap Rangga tidak bisa bertahan lama. Bandit langsung mengakui semuanya.Rangga juga mengancam Akbar sehingga Akbar yang ketakutan setengah mati tidak berani menutupi kebenarannya lagi. Masalah ini memang sangat rumit.Rangga menyuruh Cahya untuk menyelidiki masalah ini dengan teliti. Cahya sudah kehilangan lengan kirinya. Ke depannya dia tidak bisa berperang lagi. Jika Cahya bisa menyelesaikan masalah ini, dia bisa mendapatkan jabatan di pemerintahan.Biarpun hanya menjadi bupati di Kabupaten Horta, itu lebih baik daripada pulang dengan tubuh cacat dan menjadi petani.Rangga buru-buru pergi dengan menunggangi kudanya tanpa minum sedikit pun. Dia sangat panik. Sosok Andini yang pergi menjauh terus terlintas di benak Rangga. Jadi, Rangga tidak bisa menunggu lagi.Rangga terus mengejar Andini tanpa beristirahat. Begitu sampai, dia baru tahu semua orang yang diutusnya untuk melindungi And

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 322

    Tenaga bandit sangat kuat. Andini merasa tangannya hampir patah. Dia berusaha menahan rasa sakit dan mencoba menggerakkan tangannya.Pedang di perut bandit juga mulai bergerak. Bandit berteriak kesakitan. Genggamannya di tangan Andini makin erat.Andini yang merasa kesakitan berteriak. Namun, teriakan Andini bukan hanya karena rasa sakit. Akhirnya, Andini berhasil memutar pedang itu.Sepertinya usus bandit itu putus, dia memuntahkan darah. Bandit itu tumbang. Andini tetap menggenggam pedang dengan erat.Wajah Andini ternodai darah sehingga dia kesulitan untuk membuka matanya. Kemudian, terdengar suara langkah kaki dan suara bandit lain lagi. "Madun! Harjo!"Andini sangat panik, tetapi dia masih bisa berpikir rasional. Andini tidak boleh terus berada di sini. Hanya saja, Andini sudah kehabisan tenaga dan tangannya terasa sakit. Bahkan, dia tidak mampu menyeka darah di wajahnya.Alhasil, Andini ditendang oleh bandit hingga terjatuh ke tanah. Bandit hendak menusuk Andini setelah melihat k

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 321

    Andini terkejut saat melihat bandit yang wajahnya ternodai darah prajurit. Andini langsung mundur. Siapa sangka, dia tersandung ranting pohon dan terjatuh ke tanah.Bandit tertawa melihat kondisi Andini. Di dalam kegelapan malam, bau amis darah membuat Andini pusing.Andini yang tampak ketakutan bertanya sembari terisak, "Apa ... kamu nggak akan bunuh aku ... kalau aku ikut kamu?"Bandit makin bangga ketika melihat Andini sangat ketakutan. Dia menyahut, "Tentu saja. Yang penting kamu bersikap patuh."Andini mengangguk dan menimpali, "Aku sangat patuh. Tapi ... sepertinya aku terkilir."Bandit melihat pergelangan kaki Andini. Dia tidak curiga karena tadi Andini memang tersandung. Bandit mengamati Andini lagi. Melihat ekspresi Andini yang ketakutan, bandit menganggap Andini hanya wanita yang lemah. Andini sama sekali tidak membawa senjata, mana mungkin dia bisa membuat masalah?Bandit menghampiri Andini sambil mengangkat alis. Dia hendak memapah Andini. Sementara itu, Andini mengulurkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 320

    Karena terkejut, prajurit itu mundur beberapa langkah ke belakang.Prajurit lain melangkah maju. Saat melihat apa yang terjadi, dia mengerutkan alisnya dan berkata, "Sekarang sudah masuk musim semi. Ular, serangga, dan binatang kecil lain mulai keluar mencari makan. Ini bukan masalah besar."Mendengar itu, yang lainnya pun mengangguk, lalu menyarungkan pedang mereka kembali.Andini juga menghela napas lega. Pandangannya tertuju pada kepala ular yang terpenggal di tepi jalan.Di bawah cahaya bulan, kepala ular yang kecil itu masih bergerak, seolah-olah berusaha bertahan. Entah kenapa, Andini merasa ini adalah pertanda buruk. Kegelisahan mulai merayap ke hatinya.Semoga saja semuanya akan berjalan lancar di perjalanan ini.Para prajurit sudah terbiasa dengan perjalanan panjang. Mereka hanya tidur 4 jam setiap malam, tetapi tetap memperhatikan Andini selama perjalanan.Namun, kegelisahan yang muncul malam itu terus membekas di hati Andini. Dia sama sekali tidak bisa tenang.Seakan-akan me

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status