Panglima Felix terpaksa meninggalkan raja Arsen sendiri di lembah Ilusi, mematuhi perintah sang raja untuk membawa rombongan kembali pulang ke istana negeri Putih.
Para kuda putih yang menjadi tunggangan warga kerajaan negeri Putih telah memasuki gerbang istana. Tergopoh ratu Casandra berlari menemui rombongan yang baru saja kembali, namun wajahnya seketika suram ketika menyadari tidak ada sang suami di antara rombongan tersebut."Panglima Felix, di mana paduka raja?" Pertanyaan itu langsung dilancarkan sang ratu pada panglima Felix selaku pimpinan rombongan."Ampun, Ratu, paduka raja telah bersumpah untuk tetap tinggal di lembah Ilusi sampai ratu bangsa unicorn bersedia mencabut kutukan yang diderita tuan putri Aludra." Panglima Felix menjelaskan."Apa maksudmu, Panglima Felix!" Ratu Cassandra nampak shock.Panglima Felix hendak menjelaskan lebih lanjut, namun Patih Rouvin buru-buru mencegah."Tahan! Sebaiknya kita bicarakan ini di ruang rapat saja," ujar sang Patih."Patih Rouvin benar. Mari kita ke ruang rapat, Ratu, biarkan panglima Felix menjelaskan dengan leluasa di sana," sambung penasehat Evander menyetujui ucapan Patih Rouvin."Baiklah." Sang Ratu mengangguk. "Miya, tolong kau jaga putriku, aku akan menyusul setelah aku selesai menginterogasi panglima Felix," lanjut sang ratu kemudian menyerahkan sang putri kepada pengasuh."Baik, Ratu."Miya membawa putri Aludra ke kamarnya, dan ratu Cassandra segera menyusul menuju rumah rapat."Katakan apa yang terjadi, Panglima Felix! Katakan dengan jelas!" kata sang ratu mendesak."Paduka ratu, paduka raja tidak berhasil membujuk ratu Penelope untuk mencabut kutukan yang ia berikan. Ratu Penelope tidak pernah menarik kata-kata yang telah ia ucapkan, sehingga kutukan itu tidak bisa diputuskan begitu saja. Paduka Raja telah memohon namun ratu Penelope tidak merubah keputusannya," jelas panglima Felix dengan lugas."Lalu apa yang kau maksud suamiku telah bersumpah untuk tinggal di lembah Ilusi?""Paduka raja tidak akan pulang dengan tangan kosong, itu yang hamba tahu, sehingga paduka raja memutuskan untuk terus tinggal di lembah Ilusi sebagai wujud kesungguhannya atas permintaannya agar ratu Penelope mengabulkan.""Tapi apakah suamiku harus tinggal di sana, sampai kapan? Bagaimana nasib kerajaan ini tanpa rajanya? Ya Dewa! Tidak! Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi, aku harus pergi ke lembah Ilusi, aku harus membujuk suamiku untuk pulang. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika dia tetap tinggal di sana."Kentara sekali kegelisahan menyelimuti diri sang Ratu. Bagaimana tidak! Apakah ada seorang istri yang bisa tenang ketika sang suami berada di tempat berbahaya dan tidak tahu apa yang akan terjadi sewaktu-waktu?Ya! Lembah Ilusi adalah tempat yang berbahaya. Sesuai dengan namanya, tempat itu seringkali menyesatkan seseorang yang memiliki hati yang penuh obsesi. Seperti saat raja Arsen berburu dan sangat menginginkan rusa sebagai binatang buruannya, membuat sang Raja tekena ilusi dan melihat seekor rusa di sana yang ternyata itu adalah seekor unicorn jelmaan putri Nora, putri bangsa unicorn.Ratu Cassandra khawatir sang suami akan menjadi sasaran ilusi seseorang yang haus akan obsesi yang bersarang di hati. Tentu saja sang suami akan berada dalam bahaya sewaktu-waktu.Sang Ratu bangkit dari kursinya, ingin pergi meninggalkan ruang rapat namun penasehat Evander mencegahnya."Tunggu, Paduka ratu. Tolong Anda tidak pergi ke mana pun, ini perintah paduka raja."Ratu Cassandra berbalik, menatap penasehat Evander penuh selidik."Sebelum pergi, paduka raja telah berpesan pada kami untuk tidak membiarkan paduka ratu pergi ke mana pun, apalagi menyusul ke lembah Ilusi, itu sangat berbahaya. Raja ingin Anda memikirkan keselamatan tuan putri Aludra, Ratu." Penasehat Evander menjelaskan.Sang Ratu menghela napas panjang."Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" Sang ratu bertanya pada siapa saja yang bersedia memberikan solusi."Kami yakin paduka raja telah membuat rencana yang matang. Jika paduka sudah membuat keputusan maka paduka pasti sudah memikirkan resikonya, dan kita semua tahu bahwa setiap keputusan yang paduka ambil pasti disertai alasan yang kuat." Patih Rouvin angkat bicara."Yang dikatakan patih Rouvin benar. Lagipula paduka adalah seorang raja, pantang baginya untuk melanggar sumpah yang telah diucapkan. Paduka tahu apa yang sedang dihadapinya, paduka akan memberikan sinyal jika terjadi sesuatu di sana," lanjut panglima Felix."Bener, paduka tidak pernah sembarangan mengambil keputusan, kita berdoa saja pada Dewa untuk keselamatan paduka raja. Dan untuk urusan kerajaan, Paduka ratu tidak perlu cemas. Paduka ratu merupakan pemimpin yang bijaksana, kami yakin Anda mampu memimpin kerjaan selama paduka raja tidak ada di sini. Dan kami pun akan berusaha sekuat tenaga untuk menjaga kerajaan ini, Paduka ratu." Sebagai pungkasan, Penasehat Evander berbicara demikian."Apa yang kalian tahu? Kalian para pria, tidak tahu kecemasan seorang istri pada suaminya." Ratu Cassandra masih sangat terlihat gusar, tidak bisa tenang."Tolong pikirkan baik-baik, Paduka ratu, semua yang dilakukan paduka raja demi kebaikan tuan putri Aludra. Mohon Ratu untuk tidak mengganggu meditasi paduka raja di lembah Ilusi. Paduka raja akan terus berusaha untuk membujuk ratu Penelope selama ada kesempatan. Lagipula tidak ada yang bisa kita lakukan karena tidak sembarang orang bisa melihat bangsa unicorn, tidak ada yang bisa membantu paduka raja." Patih Rouvin kembali mengucapkan kalimat bijaknya."Bener, Paduka Ratu, kami serombongan di sana bahkan tidak bisa melihat bangsa unicorn ketika mereka berbicara dengan paduka raja, meski hamba pernah melihat ratu dan raja bangsa mereka sebelumnya." Panglima Felix ikut membenarkan ucapan sang patih."Baik! Aku mengerti. Tapi apakah kalian bisa tahu sampai kapan suamiku akan menempuh bahaya di sana? Bagaimana jika ratu Penelope tetap tidak mau mencabut kutukannya meskipun ia tahu perjuangan suamiku sangat sungguh-sungguh untuk menyelamatkan putrinya? Dia pernah memiliki seorang putri, apakah dia tidak memiliki hati nurani untuk ...."Ratu Cassandra menangis, kalimatnya terhenti tanpa diselesaikan."Paduka ratu, bangsa unicorn bangsa yang suci, itu benar. Namun tidak ada yang bisa menandingi kekuatan Dewa. Berdoalah pada Dewa untuk kebaikan tuan putri Aludra." Penasehat Evander mengucapkan kalimat bijaknya lagi.Saat ratu Cassandra ingin menanggapi ucapan bijak sang patih, tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari luar. Panglima Felix cepat-cepat membukakan pintu. Selama v ini tidak ada yang berani mengganggu sebuah rapat jika bukan untuk urusan yang sangat penting.Panglima Felix melihat bocah berusia tujuh tahun berdiri di depan pintu. Dia adalah Adolf, putra pengasuh putri Aludra—Miya."Kau seharusnya membawa berita penting, Nak," kata Panglima Felix.Ratu Cassandra segera mendekat ketika melihat yang datang adalah Adolf. "Ada apa? Ibumu mengirim pesan?"Adolf mengangguk. "Sesuatu terjadi pada tuan putri Aludra, Ratu."Mendengar ucapan Adolf, seketika Ratu Cassandra pergi meninggalkan ruang rapat tanpa sepatah kata pun."Apa yang terjadi pada putriku, Miya!"Ratu Cassandra menghampiri sang putri yang berada di atas tempat tidur dengan mata terpejam.Tak lama kemudian patih Rouvin, penasehat Evander, dan panglima Felix sampai di kamar putri Aludra, ikut menyusul sang ratu untuk memastikan apa yang terjadi pada putri Aludra."Ampun, Paduka ratu. Hamba tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ketika hamba menidurkan tuan putri di atas tempat tidur tiba-tiba saja sebuah asap kehitaman menguap keluar dari tubuhnya dan tuan putri menangis hebat. Namun tak lama asap itu kembali masuk ke dalam tubuh tuan putri seiring matanya yang tertutup."Ratu Cassandra membekap mulut manahan suara tangisnya. Ia kini semakin terguncang."Apa yang terjadi pada putriku ...." Pertanyaan itu keluar dari mulut sang ratu begitu saja.Panglima Felix memburu tubuh putri Aludra dan meneliti kondisi bayi kecil itu."Denyut nadi tuan putri sangat lemah, kita harus segera melakukan pertolongan," ujar panglima Felix kemudian berjalan ke
"Aku hanya ingin membuat raja Arsen mengerti bahwa keberadaannya di lembah Ilusi tidak akan membuahkan hasil apapun, karena aku pun tidak bisa menghapus kutukan itu."Ratu Penelope terlihat tidak tenang ketika mengucapkan kalimatnya, sedangkan Raja Eros terlihat berpikir sangat serius untuk mengabulkan permintaan sang permaisuri. Snag raja merasa khawatir kemarahan sang istri kembali tersulut jika berhadapan dengan Raja Arsen, sebab sejak kehilangan sang putri tercinta ratu Penelope menjadi lebih emosional."Aku berjanji tidak akan melakukan kesalahan lagi, Raja, izinkan aku menemui raja Arsen. Tidak akan ada kemarahan, aku hanya ingin bicara pada raja Arsen sebagai seorang ibu, itu saja."Melihat sang raja yang masih saja diam, ratu Penelope kembali melontarkan kalimatnya."Baiklah, aku mengizinkan. Aku yakin kau tidak akan melanggar janji, Permaisuriku.""Terima kasih, Raja."Raja Eros merentangkan tangannya kemudian Ratu Penelope menghambur memeluk sang suami lalu diusapnya rambut
"Aku memang merasa sangat kehilangan putriku, aku merasa terpukul, namun aku tidak ingin hidup dalam kebencian dan rasa dendam. Diluar itu, aku pun ingin memberimu pelajaran, jadi beri aku waktu sampai putrimu berusia tujuh belas tahun, agar aku bisa mensucikan hatiku dari perasaan marah. Setelah itu aku akan mencabut kutukan yang aku berikan pada putrimu." Ratu Penelope memberikan penjelasan yang cukup panjang.Raja Arsen tentu saja merasa terbantu dan merasa sedikit lebih lega, namun tujuh belas tahun? Apakah selama tujuh belas tahun putri Aludra harus menanggung kutukan itu dan menjalani hari dengan derita? Tujuh belas tahun bukanlah waktu yang sebentar."Aku sangat berterima kasih atas kemurahan hatimu, Ratu, namun tujuh belas tahun, apakah tidak terlalu lama? Maksudku, itu artinya putriku harus menghadapi harinya dengan penuh cemooh selama tujuh belas tahun? Aku tidak tega melihatnya, Ratu ...." Raja Arsen langsung berlutut begitu saja di hadapan ratu Penelope, berharap ratu dari
"Aku sudah melakukan banyak cara dan banyak penelitian, tapi tidak satupun usahaku yang membuahkan hasil. Aku tidak bisa menemukan apapun. Kekuatan itu sangat besar, dan aku tidak bisa menembusnya." Tabib Cakara menjelaskan demikian untuk menjawab pertanyaan yang diajukan padanya mengenai kemajuannya dalam upaya menyelamatkan sang putri raja."Kau tidak pernah gagal, Tabib Cakara, lalu kali ini?" Panglima Felix seolah tak percaya dengan penjelasan tabib."Aku tidak mengatakan aku gagal, hanya saja aku belum berhasil mendeteksi penyakit apa yang di derita tuan putri Aludra, dan aku pun tidak bisa mendeteksi kekuatan jahat yang menyerangnya berasal dari mana. Tapi aku pastikan itu bukan berasal dari bangsa unicorn," jelas tabib Cakara lagi."Jadi maksudmu ada pihak lain yang juga ingin mencelakakan tuan putri Aludra, begitu?" tanya penasehat Evander."Siapa? Raja orang yang baik, beliau bahkan sering mengulurkan tangan untuk membantu siapapun yang membutuhkan, memangnya siapa yang beran
Raja Arsen kembali melakukan meditasi setelah raja dan ratu bangsa unicorn pergi meninggalkannya.Kalimat ratu dan raja bangsa unicorn yang mengatakan bahwa tempat itu sudah tidak ramah lagi untuknya, kini terngiang di benaknya, namun raja Arsen tidak berniat untuk mundur ataupun menyerah.Hingga tiba-tiba sebuah angin besar bergelung dan mencoba mengacaukan meditasi yang dilakukan oleh raja Arsen. Raja dari negeri Putih itu ingin mengirimkan berita bahwa ratu Penelope telah memberikan keringanan untuk kutukan yang diderita putrinya, namun serangan angin itu semakin mata hingga meditasinya terganggu.Angin itu semakin brutal menyerang raja Arsen hingga mau tidak mau sang raja menghentikan meditasinya kemudian bergerak melawan gelungan angin yang sejak tadi menyerangnya.Kekuatan angin itu kian bercampur dengan kekuatan es hingga bisa serangan yang diluncurkan bisa menyebabkan kerusakan fatal pada bagian-bagian tubuh yang tepat terkena serangan.Raja Arsen dengan kemampuan bertarungnya
Tujuh belas tahun telah berlalu dan selama tujuh belas tahun pula putri Aludra harus hidup dengan kutukannya. Berat? Tentu saja, namun putri Aludra tidak menyalahkan siapapun atas apa yang menimpa dirinya.Tidak banyak orang yang mau berteman dengan putri Aludra, baik itu warga istana maupun rakyat biasa, semua terkesan mengucilkan sang putri raja dan juga mencibir sana-sini, apalagi semakin hari bau busuk yang berasal dari tubuh sang putri semakin menyengat, bagaikan bangkai yang kian membusuk, namun sekali lagi hati bersih putri Aludra tidak membenci satu orang pun.Hanya Adolf dan Miya yang selalu setia mendampingi putri Aludra. Mereka sama sekali tidak terusik dengan aroma busuk yang menyengat itu. Adolf sangat melindungi putri Aludra, sedangkan Miya pun sangat menjaga putri raja yang dirawatnya sejak bayi tersebut.Hari ini usianya genap tujuh belas tahun, dan malam ini raja Arsen mengadakan pesta ulang tahun sang putri semata wayangnya itu.Sejak kelahiran Aludra yang kurang ber
Ratu Penelope sudah berada di posisinya, siap melakukan ritualnya. Hari ini ia akan memenuhi janjinya untuk mencabut kutukan yang ia lancarkan pada keturunan raja Arsen.Jauh sebelum hari ini, sang ratu dari bangsa unicorn itu telah benar-benar membersihkan hati, tidak ada sedikitpun kemarahan di hati ratu Penelope, apalagi dendam, semua telah lenyap. Hingga hari ini ia begitu yakin akan berhasil mencabut kutukan tersebut."Maafkan aku telah membuat dirimu menderita selama tujuh belas tahun ini, Putri Aludra." Ratu Penelope berbisik."Ini bukan kesalahanmu, Ratu, aku tidak menyalahkan siapapun, tidak ada yang perlu minta maaf." Putri Aludra membalas.Ratu Penelope tersenyum mendengar jawaban putri Aludra, kemudian ia mengambil posisi untuk segera melepaskan kutukan yang selama ini menjerat putri Aludra.Ratu Penelope mengerahkan segenap kekuatan, namun ada sebuah kekuatan yang seolah menghalangi niatnya tersebut. Ratu Penelope berusaha sekuat tenaga melawan kekuatan yang menghalanginy
Semua mata langsung tertuju pada pangeran Damon ketika pria itu berkata bersedia meminang sang putri dari kerajaan negeri Putih tersebut."Damon ...." Ratu Penelope berkata lirih."Pangeran Damon, kau tidak perlu sok menjadi pahlawan di sini. Aku hanya menginginkan putriku terbebas dari kutukan. Lagipula aku tidak ingin memaksa seseorang untuk menerima putriku ataupun menerima putriku atas dasar kasihan, jadi lupakan saja!" ratu Cassandra menanggapi maiah dengan nada tidak suka."Ratu Cassandra, maaf, Anda salah paham. Aku tidak bermaksud mengasihani putri Aludra, aku benar-benar menyukainya. Banyak rumor yang aku dengar tentang sisi buruk putri Aludra dari banyak kalangan, namun malam ini aku bisa melihat bahwa putri Aludra adalah gadis yang baik," jelas pangeran Damon."Ya, putriku gadis yang sangat baik, tapi ibumu tega memberinya kutukan yang tidak manusiawi!""Maaf, Ratu Cassandra, ibuku tidak akan sembarangan memberi kutukan pada seseorang. Apakah Anda lupa, raja Arsen melakukan