Beranda / Romansa / Putra Tersembunyi sang Presdir / Kenapa Harus Menikah dengan Om Aram?

Share

Kenapa Harus Menikah dengan Om Aram?

Penulis: Syifa Safaah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-29 23:04:36

Riana yang tadinya sempat melihat Mahesa membawakan bunga lily untuknya pun, kini berpura-pura tak melihat bunga itu.

“Sayang. Ada tamu ya? Kenapa tidak disuruh masuk ke dalam?” suara Aram terdengar makin dekat.

Sepertinya lelaki itu memajukan kursi rodanya menuju ke ruang tamu.

Sebelum Aram melihat bunga yang ia bawa, Mahesa melihat ke arah tempat sampah yang ada di dekatnya, kemudian membuang buket bunga lily yang cantik it uke dalamnya.

Barulah kursi roda Aram sampai di depan mereka.

“Mahesa? Ternyata kau.” Aram menyipitkan mata.

“Hai. Kupikir kau belum pulang dari Jerman. Aku datang ke sini mau bertemu dengan Kenzie,” sapa Mahesa sambil memaksakan sebaris senyum.

“Sebentar lagi hari pernikahanku dengan Riana. Bagaimana mungkin aku akan tetap di Jerman, sementara persiapan pernikahan kami sudah lima puluh persen,” balas Aram sambil tertawa pelan.

Mahesa mengangguk-anggukan kepala, lalu matanya sempat melirik ke arah Riana dengan hati yang terasa patah saat mengingat bahwa wanita c
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
wah Kenzi g mau Aram sebagai papa baru nya dn mau nya Mahesa yg jadi papa nya yg sebenar nya ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Pernikahan yang Batal

    “Ma, kenapa Mama diam saja? Kenapa tidak jawab pertanyaanku?” Kenzie kembali mendesak Riana untuk menjawab pertanyaannya yang amat sulit.“Emhh … Sayang, bisa tolong tidak usah bahas soal ini lagi. Mama mohon pengertian dari Kenzie. Cobalah untuk menerima Om Aram sebagai calon papa barunya Kenzie. Mama tidak minta apa pun. Hanya itu saja permintaan Mama.” Alih-alih menjawab pertanyaan anaknya, Riana malah mengalihkan pembicaraan.Diraihnya kedua tangan Kenzie sambil menggenggamnya dengan erat.Mata Kenzie menatap sorot penuh harap yang terpancar di kedua bola mata ibunya.Meski berat, akhirnya Kenzie menganggukan kepala.“Baik Ma.”“Terima kasih banyak, sayang. Terima kasih sudah mau mengerti Mama. Mama sayang Kenzie.” Tangan Riana menarik bocah itu ke dalam pelukannya.Lalu mendekapnya dengan hangat.Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang berdiam di balik pintu yang terbuka dan mendengarkan seluruh percakapan mereka sejak tadi.Dan orang itu adalah Aram. Tadi Aram berniat menyusul R

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Yang harus Direlakan

    “Sayang, maaf ya. Aku tidak bisa ikut ke acara pernikahan Riana dan Aram karena aku sibuk dengan jadwal pemotretanku,” ucap Nessie dari seberang telepon.Mahesa yang baru masuk ke dalam mobil pun hanya berdeham singkat.“Tidak apa-apa. Nanti akan kusampaikan kalau kau tidak bisa hadir di sana.”Setelah itu, Mahesa pun mengakhiri panggilan dan memutuskan untuk segera berangkat ke rumah Aram.Meski sepanjang perjalanan, jantung Mahesa berdetak resah. Hatinya pun meragu. Seakan berat untuk memantapkan hati menyaksikan pernkahan antara Aram dengan wanita yang selama ini menjadi pujaan hatinya.Singkat waktu, mobil Mahesa pun sampai di pelataran rumah Aram yang luas. Sudah ada beberapa mobil yang terparkir di depan sana, termasuk speda motor.“Selamat datang, Tuan!” Mahesa disambut oleh security yang berjaga di depan gapura pernikahan yang dihias dengan bunga dan background yang amat cantik.Setelah menyerahkan undangan, Mahesa pun duduk di sebuah kursi kosong, bergabung dengan para tamu u

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Mewujudkan Mimpi Hidup Bersama

    “Aku ingin bertanya satu hal. Apa kau mencintai Riana? Tolong jawab pertanyaanku dengan jujur!” Aram bertanya dengan raut serius.Mahesa melayangkan pandangannya pada wanita cantik yang saat ini menundukan wajah. Namun dalam hatinya, Riana pun penasaran dengan jawaban lelaki itu.“Ya. Aku sangat mencintai Riana. Bahkan sejak pertemuan kedua kami,” jawab Mahesa, membuat mata Riana terangkat dan bersitatap dengan bola mata sebiru laut milik Mahesa.Kedua sudut bibir Aram melengkungkan senyum.“Lalu dengan Nessie? Apa kau juga mencintainya?”“Hubunganku dengan Nessie hanya karena atas paksaan ayahku. Dulu ayahku sakit keras dan meminta agar aku menerima perjodohan dengan Nessie. Aku terpaksa setuju. Tapi seiring berjalannya waktu, rasa cinta pun tidak pernah tumbuh di dalam hubungan kami.”“Bahkan saat ayahku masuk penjara, aku pernah nyaris memutuskan Nessie karena kupikir mungkin saja dia juga terlibat dalam penculikan Kenzie. Tapi pada akhirnya kami tetap melanjutkan hubungan karena …

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Nessie Hamil

    Nessie sedang duduk di sebuah kursi santai yang disiapkan khusus untuknya setelah selesai pemotretan untuk sebuah majalah bergengsi.Tiba-tiba seorang temannya datang dan duduk di dekatnya.“Hai, Jane. Tumben sekali kau mau bertemu denganku. Ada apa?” tanya Nessie, sambil dipakaikan bedak padat oleh make up artist.“Apa kau sudah mendengar kabar mengejutkan dari pernikahan Dokter Aram dan Riana?” Jane malah balik bertanya. Membuat kening Nessie berkerut heran.Nessie menggelengkan kepala. “Kabar apa? Setahuku hari ini adalah hari pernikahan mereka. Itu saja. Kau datang ke sana kan? Tadinya aku juga mau datang bersama Mahesa tapi tidak jadi karena jadwal pemotretanu sangat padat.”“Justru itu. Aku datang ke acara pernikahan mereka. Tapi acara pernikahan mereka tidak berjalan sebagaimana mestinya.”“Apa maksudmu, Jane? Tolong jelaskan, jangan bertele-tele!” pinta Nessie, kedua alisnya saling bertautan.“Setelah sampai di atas pelaminan, tiba-tiba saja Dokter Aram memutuskan untuk membat

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31
  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Riana Bertemu Nessie dan Mahesa di Supermarket

    “Mahesa, aku menagih janjimu waktu itu. Katamu kau akan bertanggung jawab jika aku sampai hamil. Sekarang aku hamil darah dagingmu. Kau tidak akan mengingkari ucapanmu sendiri kan?” Nessie mengguncang kedua lengan Mahesa.Mahesa mengangkat wajah. Helaan napas berat keluar dari mulutnya.“Baik. Aku akan bertanggung jawab atas kehamilanmu. Aku akan menikahimu,” balas Mahesa.Seketika, senyum lebar langsung tersngging di bibir Nessie. Wanita cantik itu pun segera memeluk Mahesa dengan erat. Mengalungkan kedua tangannya di leher kekar milik lelaki itu.“Terima kasih, sayang. Aku tahu kalau kau pasti akan menepati janjimu,” ucap Nessie.Dengan berat, kedua tangan Mahesa terangkat dan membalas pelukan itu. Pelukan yang sama sekali tak menggetarkan hatinya.“Kenapa semuanya harus menjadi seperti ini? Harapanku untuk bisa menikahi Riana harus pupus karena kini Nessie mengandung anakku. Andai saja malam itu aku sadar, aku tidak akan pernah menyentuh Nessie. Tapi bagaimana pun, ini semua sudah

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Mimpi yang Harus Dikubur

    Malam hari, Riana merasa sakit hati melihat Kenzie yang sedang sibuk menggambar keluarga kecilnya di ipad yang dulu pernah Mahesa berikan untuknya.“Gambarku bagus kan, Ma?” bocah itu mengangkat pandangannya pada Riana yang berdiri di sampingnya sambil memegang segelas susu rasa vanilla.“Iya, sayang. Gambarmu makin hari makin bagus. Terlihat sangat rapi juga.”“Papa pasti akan senang melihat gambarku ini. Oh ya, sejak kemarin Papa kenapa tidak datang ke rumah kita ya, Ma? Memangnya Papa tidak menelpon Mama?” tanya Kenzie.Riana terdiam. Bingung bagaimana menjelaskannya.“Mungkin Papamu sibuk dengan pekerjaannya, jadi dia tidak sempat ke sini. Sudah, diminum dulu susunya. Setelah itu, pergi tidur,” perintah Riana sambil menaruh segelas susu itu di atas meja, tepat di depan Kenzie.“Baik Ma.”Dengan cepat, Kenzie meneguk susunya.Di saat yang sama, terdengar suara ketukan pintu dari arah ruang tamu.“Nah, itu pasti Papa!” Kenzie berdiri dari duduknya, menaruh gelas yang susunya masih b

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Meminta Nessie Minta Maaf pada Riana

    Karena batal menikah dengan Aram, tentu saja Riana berpikir untuk Kembali bekerja demi menghidupi dirinya dan Kenzie.Meskipun setiap minggunya Mahesa selalu mengirim uang untuk Kenzie, namun Riana memilih menabung uang itu untuk masa depan putranya.Tak ada sedikitpun niat di hati Riana menggunakan uang pemberian Mahesa untuk keperluannya.“Aku senang kau Kembali bekerja di restoran ini, Riana,” ucap salah seorang waitress di sana setelah melihat Riana Kembali.Riana hanya tersenyum hambar, kemudian bersiap untuk bekerja seperti biasa di restoran milik Mahesa.Ya! Sulit bagi Riana untuk memulai mencari pekerjaan lain. Akan menghabiskan banyak waktu untuk menebar lamaran pekerjaan.Maka dari itu, Riana Kembali bekerja di restoran Mahesa.“Riana, sudah kuduga, kau pasti akan bekerja lagi di restoran ini.” Saat Riana sedang sibuk mengelap meja karena restoran baru buka, Nessie datang dan melenggangkan kaki jenjangnya menghampiri Riana.“Ck! Pagi-pagi begini aku sudah bertemu dengan nene

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Rahasia Nessie hampir Terbongkar

    Namun suara Mahesa terkesan tegas. Membuat Nessie terpaksa berdiri dan menghadap Riana.“Aku minta maaf, Riana.” Tangan kanan Nessie terjulur ke depan Riana.“Baik. Aku sudah memaafkanmu,” balas Riana, menyambut uluran tangan itu.Mahesa tersenyum tipis melihatnya.Namun, tanpa Mahesa tahu, Riana merasa diam-diam Nessie meremas tangan kanannya dengan kuat. Mata wanita itu pun menyiratkan benci dan kesal yang luar biasa.Tatapan Nessie seolah mengatakan bahwa ‘urusan kita belum selesai’.***Mahesa sedang melamun di ruang kerjanya sembari menatap ke luar kaca pembatas Gedung kantornya.Matanya dijamu oleh pemandangan Gedung-gedung pencakar langit di luar sana.“Masuk!” sahutnya saat telinganya mendengar suara ketukan pintu dari luar.“Permisi, Tuan Mahesa. Aku datang untuk mengantarkan laporan yang harus Anda periksa,” ujar Leo sambil membawa sebuah lapora

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02

Bab terbaru

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   I Love You, Mr. Anderson

    “Kalau begitu tunggu apa lagi? Ayo masuk!” Mahesa mempersilakan Nessie masuk ke dalam mobilnya.Nessie tersenyum dan duduk di kursi belakang bersama pengasuh dan Andra.Tentu saja Nessie mendekap Andra di atas pangkuannya. Tak sedikit pun Nessie berniat memberikan Andra kepada pengasuh yang duduk di sampingnya.Mobil Mahesa lantas melaju meninggalkan lapas dan merambat di jalan raya.Seulas senyum tipis tersungging di bibir Riana. Sambil tangannya mendekap punggung Anna yang kini tertidur di atas pangkuan, Riana mendesah lega dalam hati.“Aku senang melihat Nessie dan Andra tersenyum sebahagia itu,” batin Riana.***“Ayo Pa! Lempar bolanya ke mari!” Kenzie berseru pada Mahesa yang berdiri cukup jauh di hadapannya.Sedangkan Kenzie sendiri duduk di atas pelampung bebek warna kuning dan mengangkat kedua tangannya ke atas, bersiap menyambut lemparan bola dari Mahesa.Saat ini ayah dan anak itu sedang bermain bola di dalam kolam renang. Sesekali tawa mereka akan terdengar sampai ke teling

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Mengembalikan seorang Anak pada Ibunya

    Momen yang sangat Riana tunggu-tunggu selama ini adalah momen kebebasan Nessie dari dalam penjara.Dan hari ini Nessie akan bebas. Dengan segera Riana bersemangat mendandani Andra dan memakaikan baju terbaik untuk balita tersebut.Bahkan Riana mengemasi barang-barang Andra serta pakaiannya ke dalam koper.“Sayang, kau sudah siap?” tanya Mahesa yang masuk ke dalam kamar dengan penampilannya yang sudah rapi dengan stelan kemeja berwarna biru tua.Sementara Riana sendiri tampak manis dengan celana jeans pensil dan baju kaus biru muda yang dipadukan dengan cardigan putih.“Sudah. Sekarang aku hanya tinggal menyisir rambut Andra. Sebentar lagi dia akan siap,” kata Riana sambil menyisiri rambut Andra yang duduk di atas pangkuannya.Karena masih balita dan sedang aktif-aktifnya, terkadang Andra tak bisa diam hingga membuat Riana sedikit kesulitan saat menyisir rambut bocah itu.“Tahan ya, sayang. Biar Tante rapika dulu rambutnya.”Bibir Mahesa mengulum senyum memperhatikan istrinya yang tela

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Mahesa yang tak Bisa Tidur tanpa Riana

    Malam hari, Mahesa mencari keberadaan istrinya yang entah berada di mana. Mahesa terbangun dilarut malam dan keningnya berkerut saat tak menemukan Riana di sampingnya. "Riana? Sayang, kau di mana?" Mahesa memanggil, ragu-ragu saat mengeraskan suaranya karena takut anak-anak itu akan terbangun mendengar teriakannya. "Oekk ... Oekk ... " Suara tangisan balita terdengar dari arah kamar Anna. Hal itu membuat langkah Mahesa terhenti. "Anna bangun?" segera Mahesa memutar langkahnya menuju kamar putri keduanya. Begitu membuka pintu kamar, Mahesa langsung berseru memanggil nama anaknya. "Anna!" "Aaakhh!" kedatangan Mahesa yang tiba-tiba membuat Riana memekik terkejut sambil menutupi dadanya yang tadi sempat ia keluarkan karena akan menyusui Anna. Namun setelah tahu yang masuk ke kamar Anna adalah Mahesa, Riana pun tidak lagj menutupi dadanya dan kembali melanjutkan menyusui Anna. "Kau datang membuatku terkejut." Riana berkomentar. Mahesa menutup pintu kamar, lalu melangkah mengham

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Jangan Salah Paham!

    Masih berada di rumah Aram, Riana turun ke lantai bawah dan berkeliling sejenak seolah sedang bernostalgia melihat-lihat kembali isi di dalam rumah tersebut.Riana ingat dulu dirinya seringkali berkunjung ke rumah Ara, bersama Kenzie. Ternyata isi rumah tersebut sudah banyak berubah. Termasuk letak beberapa furniture yang diubah sedemikian rupa."Lukisan itu?" dari sekian banyak benda yang ada di penjuru rumah Aram, perhatian Riana justru terpaku pada sebuah lukisan kuno yang menampilkan gambar seorang nenek tua yang sedang duduk manis di kursinya. Nenek tua itu mengenakan selendang berwarna abu yang telah pudar, serta kain jarik sebagai penutup kakinya yang telah keriput. Sementara rambutnya yang telah berubah dibiarkan tersanggul ke belakang. "Ini adalah lukisan kesayangan Bu Risma," gumam Riana sedih sambil menyapukan jemarinya pada permukaan lukisan yang terpajang rendah di dinding ruang tengah."Aku tidak percaya kau masih mengingatnya, Riana. Kau masih ingat dengan lukisan kes

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Ayo Punya Anak Lagi!

    Setelah sarapan, Mahesa langsung mengabari Leo bahwa ia akan berangkat ke kantor sangat siang. Mahesa meminta Leo untuk menghandle sedikit pekerjaannya sampai Mahesa sendiri tiba di sana.Begitu Leo menyanggupi, Mahesa pun mengakhiri teleponnya dan masuk ke dalam mobil, dimana Riana yang menggendong Anna dan seorang pengasuh yang menggendong Andra sudah berada di dalam mobil tersebut.“Kita mau belanja di mall mana, sayang?” Mahesa bertanya pada Riana yang duduk di sampingnya.“Mall mana saja. Aku tidak masalah.”“Bagaimana kalau di mall yang dekat dengan kantorku” Mahesa bertanya lagi.Riana mengangguk setuju.Riana tahu kalau mall yang dekat dengan kantor Mahesa adalah mall terbesar yang ada di Jakarta. Namun Riana tidak menolak saat Mahesa menawarkan pergi ke mall tersebut.Sebab lelaki itu tidak akan keberatan meski Riana berbelanja sepuasnya di sana.Sejurus kemudian, mobil Mahesa pun tiba di baseman mall. Riana menggendong Anna turun dari mobil setelah Mahesa membukakan pintu mo

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Kelahiran Anak Aram dan Helga

    “Sayang! Sayang!” pagi ini Mahesa berseru memanggil-manggil istrinya.Lelaki itu baru keluar dari kamar mereka namun sudah heboh mencari Riana seperti ingin menyampaikan sebuah berita baik.Seruan Mahesa yang lantang tentu saja sampai di telinga Riana yang sedang menata sarapan di atas meja.“Aku di sini.” Riana balas berteriak.Segera Mahesa mempercepat langkahnya menghampiri sang istri.“Selamat pagi!” lelaki itu mendaratkan ciuman singkat di pipi kanan Riana.“Pagi,” balas Riana sambil tersenyum tipis. Tangannya sibuk menata makanan.“Pagi-pagi begini sudah heboh mencariku. Tidak biasanya. Aku yakin kau belum cuci mukamu, kan? Ada apa?” tanya Riana.Mahesa yang mendengar ucapan istrinya itu spontan menyentuh wajahnya yang memang belum sempat dicuci.Semua itu gara-gara Mahesa terbangun oleh sebuah pesan yang masuk ke ponselnya. Pesan yang membawa kabar bahagia untuknya, mungkin juga untuk Riana.Itulah mengapa Mahesa sangat bersemangat memberitahukan kabar ini pada istrinya.“I hav

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Mengembalikan Seorang Anak pada Ibunya

    Banyak yang berubah setelah satu tahun. Beberapa juga pergi dari kehidupan Mahesa dan Riana.Termasuk Gustav, yang meninggal empat bulan setelah kelahiran Annastasya Anderson, cucu keduanya.Sekarang Riana dan Mahesa yang sedang merindukan Gustav pun mengunjungi makamnya.Riana memegang keranjang kecil berisi kelopak bunga. Sementara Mahesa memegangi payung hitam.“Sekarang Kenzie sudah semakin pintar, Pa. Nilainya selalu bagus dalam mata pelajaran. Jika Papa masih hidup, Papa pasti akan sangat bangga pada Kenzie,” ucap Mahesa sambil menceritakan soal Kenzie pada makam ayah kandungnya.Riana yang berjongkok di samping Mahesa pun tersenyum tipis. Tangan kanannya mengusap punggung Mahesa.Riana tahu bagaimana perasaan Mahesa saat ini.Meskipun lelaki itu mencoba untuk menampilkan senyum di wajahnya, tetap saja Mahesa tak bisa menutupi matanya yang berkaca-kaca.“Kau pasti sangat merindukan Papa, ya?” tanya Riana sambil berbisik di telinga Mahesa.Mahesa menangkap tangan Riana yang menye

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Merawat Anak Nessie

    Satu tahun kemudian…Mobil mewah Mahesa berhenti di pekarangan depan sebuah panti asuhan yang bernama ‘Muara Kasih Bunda’.Begitu turun dari mobil, mereka langsung disapa oleh pemilik panti yang bernama Bu Yani.Sambil menggendong Anna yang sudah berusia satu tahun, Riana berjalan beriringan dengan Mahesa memasuki panti asuhan tersebut yang tampak ramai oleh suara anak-anak balita yang sedang bermain dan berlalu Lalang.“Silakan Tuan, Nyonya.” Bu Yani mempersilakan mereka untuk masuk ke sebuah kamar dimana terdapat seorang anak laki-laki berusia satu tahun lebih yang tertidur di atas ranjang.Riana menghela napas melihat betapa pulasnya balita lucu tersebut. Di tangannya tergenggam sebuah kalung berbandul dinosaurus.Riana tersenyum. Ia tahu siapa yang memberikan kalung dinosaurus itu pada anak laki-laki tersebut.“Andra sedang tidur. Tapi dia sudah tidur dari setengah jam yang lalu. Jika Tuan Mahesa dan Nyonya Riana mau bicara dengannya, saya akan bangunkan dia,” kata Bu Yani yang be

  • Putra Tersembunyi sang Presdir   Melihat Bayi Riana

    “Aku akan memberikan nama Anna,” jawab Riana yang kemudian membuat kening Mahesa mengernyit.“Anna? Hanya Anna saja?”Riana menggelengkan kepala. “Nama panjangnya bisa kau yang berikan. Aku hanya ingin dia diberi nama Anna.”Mahesa tersenyum. Kemudian mengangguk-anggukan kepala, lalu lelaki tampan itu pun berpikir sejenak.“Anna? Baiklah. Aku harus mencari nama panjang yang sesuai dengan nama depannya. Tapi apa ya?” gumam Mahesa sambil mengurut dagunya dengan ibu jari dan telunjuk.“Ah, aku tahu. Bagaimana kalau Annastasya Anderson?” tanya Mahesa sambil memberikan usul nama yang menurutnya paling bagus.“Annastasya?” ulang Riana.Mahesa mengangguk. “Ya. Yang penting nama panggilannya tetap Anna, kan?”Mendengar itu, Riana kemudian mengangguk setuju. “Itu nama yang cantik. Aku sangat menyukainya.”“Ya. Nama yang cantik. Secantik orangnya,” balas Mahesa sambil tersenyum lebar.“Tuan, Nyonya, bayinya sudah dimandikan. Sekarang dia sudah siap untuk menyusu pada ibunya,” kata seorang pera

DMCA.com Protection Status