Menikahlah Denganku! "Antonio Bardi!" Antonio menyebutkan namanya saat polisi bertanya."Ini adalah Nyonya Kimberly, ibu dari korban yang melaporkan penganiayaan ini." Polisi memperkenalkan Nyonya Kimberly.Ia berusaha terlihat tenang, meskipun sebenarnya hatinya merasa tidak akan baik-baik saja. Belum lagi tatapan tidak ramah Antonio."Saya yang menganiaya putra anda, saat ia akan melecehkan Dokter Rivera." Antonio mengakui perbuatannya di depan polisi dan Nyonya Kimberly."Bagaimana mungkin anda mengatakan pelecehan sedangkan mereka calon suami istri?" Polisi angkat bicara, menyampaikan seperti laporan Nyonya Kimberly."Siapa yang mengatakan mereka calon suami istri?" tanya Antonio sengit.Polisi itu langsung melirik Nyonya Kimberly yang mendadak jadi bingung. Dia belum tahu siapa Antonio, sedangkan dia hanya mengarang cerita agar Rivera segera ditangkap."Wah, kenapa diam? Pasti karena anda telah mengarang cerita? Saya tahu pasti siapa Rivera dan putra anda. Bagaimana kalau s
Kembali Kecewa Rivera terdiam cukup lama sampai rasanya Antonio ingin bangkit berdiri, namun sebisa mungkin ia hempas fikiran untuk menyerah, mungkin tidak dengan hari ini, tapi dia, tetap akan berusaha demi putrinya tercinta."Aku bersedia!"Sampai dua kata itu terucap ribuan bunga seolah bermekaran di taman hati Antonio. Matanya terpaku menatap kesungguhan dari ucapan Rivera.Wanita itu mengangguk meyakinkan bahwa ia benar-benar setuju dan menerima lamaran mantan suaminya itu.Antonio pun berdiri di ikuti oleh Rivera, mereka berdua semakin merapatkan tubuh mengikis jarak tubuh, sampai Antonio sedikit merunduk untuk dapat mencecap bibir manis Rivera.Pagutan lembut penuh dengan kehangatan serta cinta, tak kuasa bila Rivera tak membalasnya, mereka seolah berada di antara taman surga yang indah.Bi Minnie ternyata melakukan panggilan video kepada Dimitri. Pria itu menangis saat menyaksikan hal iru, tetapi kali ini dia tidak akan egois lagi. Rivera berhak untuk bahagia bersama
Ini Seperti Mimpi Diam-diam Rivera mengintip dari jendela. Sungguh dekorasi sederhana, namun elegan sesuai keinginannya. Ah, tetapi ini jauh lebih sakit dari pada gagal dengan Dimitri. Saat itu ia tidak melihat apapun berbeda dengan saat ini semua terpampang nyata di depan mata.Setiap kali melihat itu Bi Minnie hanya bisa diam dan turut merasakan perasaan Rivera. Untuk berbicara mem berikan semangatpun rasanya ia takut.Hanya doa tulus yang ia panjatkan, berharap ada keajaiban kepada Rivera.Malam ini malam yang seharusnya mendebarkan bagi calon pengantin, terasa menyiksa bagi Rivera. Hanya Alyona saja yang mampu menghadirkan senyum meski samar di bibirnya."Bibi, aku akan menjual rumah ini. Kita akan pindah ke kota lain," ucapnya. Kini mereka duduk di sofa, ada Berta juga yang sedang bertamu.Bukan tanpa alasan, mereka hanya takut bila Rivera nekat ingin mengakhiru hidupnya."Kalau kalian pindah, ak
Kado Spesial Dari Keluarga Zoku Suasana kembali khidmat saat mereka mengenang Nyonya Berliana. Rivera menjadi sedih karena tidak ikut menyaksikan saat nenek dari suaminya itu disemayamkan di peristirahatan terakhir.Antonio berjanji akan membawanya ziarah saat mereka Ke Minnesota."Aku ingin mengumumkan sesuatu untuk kalian," kata Kakek Zoku yang sudah berdiri di antara mereka.Semua menjadi diam dan fokus menghadap ke arah kakek."Sebagai hadiah untuk Antonio dan Rivera, keluarga Zoku akan memberikan lahan serta mendirikan rumah sakit untuk Rivera." "Kakek, itu terlalu berlebihan, aku tidak pantas menerimanya." Rivera merasa dirinya tidak layak."Siapa bilang menantuku tidak pantas? Di keluarga ini hanya Kau yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan. Terimalah, Nak!" Tommy ikut menimpali."Iya, terima, terima!" Anggota keluarga lain sangat mendukung keputusan kakek. Rivera tak kuasa menolak, air mata haru mengiringi anggukannya pertanda telah setuju.Antonio mengecup kening
Baby Queen Sudah seminggu pasca operasi Selena, namun wanita itu masih belum membuka matanya. Sedangkan putrinya sudah dibawa pulang.Sesuai kesepakatan mereka waktu itu anak itu akan dititipkan ke panti asuhan, tetapi Lerina berubah pikiran, dia menyukai bayi yang tidak jelas siapa ayahnya tersebut.Alhasil bayi itu masih berada di rumah mereka, belum lagi ke antusiasan Sean dan Rain yang begitu bahagia dengan kehadirannya.Han pun tidak melarang, mengingat sang istri yang tidak bisa lagi mengandung, namun satu hal yang ia takutkan akan terjadi, yaitu Barbara dan Robin yang bisa saja memanfaatkan bayi itu suatu saat nanti.Mereka pun sepakat memanggil Ursula kembali untuk mengasuh bayi yang belum diberi nama itu."Nyonya, ponsel anda berdering," ucapnya yang baru saja datang dari kamar bayi.Lerina yang sedang memangku bayi dari Selena tersebutpun mengambil benda pipih itu.Tertera nama dokter di sana. Mungkin kabar bahwa Selena telah bangun. Pikirnya."Halo, Dok!" sapa Ler
Kecemburuan Sean Pasangan yang baru saja menikah itu tampak berseri, tidak butuh waktu lama bagi Rivera untuk menumbuhkan lagi cinta yang sempat terpangkas hingga ke dasar. Perlakuan Antonio dan rasa percayanya pada pria itu menjadikan ia bahagia.Alyona, bayi itu pun semakin terlihat menggemaskan, seolah merasakan ketenangan berlipat karena dibersamai oleh kedua orang tuanya."Aku harus segera kembali Ke Minnesota, aku sudah terlalu lama meninggalkan perusahaan," kata Antonio, saat ini mereka tengah menikmati makan siang di luar."Aku mendapat panggilan di salah satu rumah sakit, apa aku harus membatalkannya?" Rivera memang sempat mengirim lamaran dibeberapa rumah sakit berbeda."Terserah padamu, aku tidak akan memaksa." Antonio tidak mengekang Rivera. Dia ingin wanita itu nyaman di mana pun ia berada.Rivera masih belum memutuskan, Di Minnesota ia tidak memiliki pekerjaan selama menunggu rumah sakit yang di berikan oleh keluarga suaminya selesai di bangun.Alyona yang dudu
Rebutan Mommy Mereka disambut oleh orang kepercayaan Han yang memantau pembangunan panti asuhan tersebut.Rain dan Sean di titipkan pada salah seorang di sana, Lerina dan Han mulai memasuki lokasi pembangunan."Bangunan utama adalah panti asuhan," ucap pria itu mulai menjelaskan."Di mana letak sekolahnya?" Lerina bertanya."Di sana, Nyonya!" pria itu menujuk ke arah kanan bangunan, "untuk saat ini prioritas kita adalah panti karena akan lebih lama pengerjaannya," lanjutnya.Lerina mengamati lagi dengan seksama, di samping bangunan masih tersedia lahan luas," Ciptakan taman kecil di sini!" kata Lerina menunjuk bagian kanan bangunan."Sesuai konsep awal bukankah taman akan dibangun di sebelah kiri, Nyonya?" "Mmm, ya di sana tetap ada taman kecil dengan kolam ikan, di sini tamannya akan menjadi pembatas panti dan sekolah. Aku ingin anak-anak tidak terlalu bosan."Pria itu membuka lagi kertasnya, tidak sulit memang bila merubahnya, karena ini bagian outdoor."Di sini masih koson
Membawa Queen Kabur Lerina dan Han terpaksa menunda liburan karena pekerjaan di perusahaan yang sedikit menyita waktu.Keputusan Jinli sudah bulat, ia tetap mengundurkan diri."Maafkan aku, Nanny! Sungguh aku merasa tidak pantas denganmu," ucap Jinli. Ia mendatangi Nanny ke dapur untuk berpamitan.Nanny menyeka air matanya, "Hanya karena anak itu Kau meninggalkanku?" Nanny rasanya tidak terima dengan keputusan Jinli."Tidak ada yang tahu tentang itu, Kau seharusnya tidak pergi, lagi pula anak itu sudah di asuh oleh Tuan Han dan Nyonya Lerina." Nanny mencoba untuk menjegah kepergian kekasih hatinya itu."Tetap saja, wajahnya tidak bisa berbohong, lambat laun akan terungkap semuanya." Jinli merasa dirinya kotor."Jinli!" Nanny menyentuh kedua tangannya, "Itu bukan kesalahan, Kau hanya korban dari Nona Selena waktu itu, lagi pula dia diperkosa dan bisa jadi itu bukan benihmu." Nanny menatap kedalaman mata Jinli. Dia tidak akan sanggup berpisah dari pria yang sudah mengisi hatinya
Ending Malam itu Lucia tertidur di sofa sedangkan Sean masih terjaga di dekat box kedua bayinya. Sean menoleh pada istrinya yang tampak kedinginan, ia pun berdiri dan menutupkan jasnya di tubuh Lucia.Malam itu Sean tidak tidur, ia fokus menjaga keduanya, mengabaikan rasa lelah yang mendera tubuhnya juga membiarkan Lucia terlelap, karena besok Sean harus ke perusahaan. Setidaknya istrinya istirahat dengan cukup. "Selamat pagi Tuan!" Seorang suster datang memeriksa keadaan si kembar."Pagi!" balas Sean.Suster tersebut menyentuh kulit Vin dan Van, "Sudah tidak demam, sebentar lagi dokter akan datang memeriksa." Suster tersebut keluar lagi.Sean melihat istrinya yang masih tertidur, dia melihat jam yang sudah menunjuk pukul tujuh. Sean akan tinggal sampai Lucia bangun, setidaknya di rapat kemarin dia sudah memperingatkan para staff untuk melapor padanya atas kebijakan Rain yang mungkin akan berpotensi merugikan perusahaan.Sean menunggu hingga satu jam kemudian Lucia bangun. Se
Vin Dan Van Demam Bibir Rain menyeringai saat menuruni anak tangga, ia sempat mendengar pembicaraan Sean dan Lucia. Entah apa maksudnya, keributan pasangan suami istri itu seolah menjadi hiburan baginya. Ke esokan paginya, Lucia masih mendiamkan Sean, ia hanya fokus kepada bayi kembarnya. Sean memaklumi hal itu, dia yang salah karena belakangan ini sering pulang terlambat. Wajar saja Lucia pasti lelah menjaga dua bayinya meski Vin dan Van bukan termasuk bayi yang rewel. Sean tetap membantu Lucia mengurus Vin dan Van sebelum berangkat ke perusahaan . Dia sengaja datang sedikit siang hari ini. "Aku pergi!" pamitnya pada Lucia yang hanya di balas dengan deheman, "aku janji akan pulang lebih awal," katanya seraya tersenyum, namun lagi-lagi Lucia hanya diam. Sean melangkah meninggalkan kamar dan ketiga makhluk pengisi hatinya. Di perusahaan baru saja di adakan rapat yang di pimpin oleh Rain. Padahal rapat itu di rencanakan oleh Sean kemarin, namun Rain mengganti jadwalnya atas
Ada Apa Dengan Rain? "Sana, pergi dari sini! Dasar mesum!" Alyona mengusir Dario yang sudah lancang memeluknya tadi."Nona, aku bisa jelaskan," kata Dario seraya mundur kebelakang, karena Alyona mengusirnya dengan sapu, "Aku sempat mengira anda laki-laki," ucap Dario mengklarifikasi."Alyona, tidak perlu pakai sapu, dia pasti pergi," kata Rivera pada putrinya. Alyona sangat kasar terhadap orang yang ia benci."Mom, pria mesum seperti ini memang pantas di kasari." Gadis itu tidak paduli, ia terus mengacungkan sapu ke arah Dario yang sudah keluar dari pintu utama. Dia sudah seperti tersangka."Sana, tidak ada yang sudi mempekerjakan orang mesum sepertimu!" ucap Alyona seraya memelototi Dario. Dia masih berpikir kalau pria yang berasal dari Milan Itu adalah pekerja di rumah kakek besar. "Siapa yang mesum?" Sean yang baru saja turun sempat mendengar ucapan adik sepupunya itu. Ia mengeryitkan dahi saat melihat Alyona menghardik temannya dengan gagang sapu. "Kakak, kebetulan sekal
Sudah Pelayan Mesum Lagi Berita duka baru saja datang dari Dellwood. Kakek Zoku dinyatakan meninggal dunia pagi ini. Pria yang paling banyak berjasa untuk keluarga mereka yang selalu memastikan keluarganya hidup dengan baik dan layak.Masing-masing keluarga sudah di hubungi oleh Ben sang asisten. Termasuk Han yang masih ada di Kota Milan. Kesedihan merayapi hati setiap jiwa yang terikat dengannya. Mendengar hal itu, Sean langsung mendatangi dokter untuk menanyakan perihal putranya yang akan melakukan perjalanan udara.Pesawat pribadi menjadi pilihan mereka, sore nanti mereka akan terbang dari Milan menuju Minnesota, di lanjut dengan perjalanan darat kurang lebih dua jam lagi.Keluarga Zoku di liputi duka mendalam akibat kepergian sesepuh mereka, Zoku.Banyak para pelayat yang datang, terutama dikalangan pengusaha bahkan ada yang dari luar negeri.Mereka bergantian memberikan salam penghormatan, mencium untuk yang terakhir kalinya. Sampai saatnya Kakek Zoku di antar ke per
Nasib Pernikahan Luisa Ludwig di vonis penjara selama dua puluh tahun atas percobaan pembunuhan juga kasus penculikan Lucia dulu.Dia memohon untuk di ampuni dan di keluarkan dari dalam penjara."Valdez, aku mohon keluarkan aku dari sini!" pintanya saat sidang kasusnya baru saja selesai.Valdez hari itu hadir bersama pengacaranya. "Kau tidak malu memintaku untuk mengeluarkanmu, ingat kesalahanmu Lud, hampir dua puluh tahun Kau pisahkan aku dari putriku. Sedangkan aku memperlakukanmu layaknya keluarga, di mana hati nuranimu?" Masih ada emosi di hati Valdez terhadap orang yang pernah sangat dipercayainya itu.Kini dengan mudahnya Ludwig meminta untuk di keluarkan dari penjara. "Val, aku punya alasan untuk itu," sela Ludwig seraya memikirkan alaaannya. "Karena Kau mencintai istriku sampai saat ini bukan?" potong Valdez hingga membuat Ludwig membulatkan matanya.Dia terhenyak mendengar jawaban Valdez, jadi dia tahu tentang perasaannya, "Kau salah, Val," sangkalnya, "It-itu tid
Luisa Lari! Balon-balon yang di dominasi warna biru tampak menempel di beberapa tempat, termasuk tangga hingga ke ujung, juga di dekat sofa dan di beberapa dinding, di tambah sedikit bunga hingga menambah keindahan ruangan tersebut. Di tengah ruangan itu terdapat karpet yang terhubung ke ayunan si kembar, juga beberapa foto mungil mereka tak lupa di tempelkan di sisi ayunan.Lucia akan di sulap secantik mungkin. Sebagai orang yang sangat berpengalaman, Luisa yang akan mendandani kembarannya itu agar terlihat semakin cantik saat menyambut dua keponakannya.Meski masih ada rasa canggung, keduanya tampak cocok. Mereka berdua sama-sama memiliki hati yang baik. Meski hidup bergelimang harta tak membuat Luisa sombong. Ia bahkan berencana membagi warisannya untuk Lucia nantinya."Lucia, aku tidak bisa mengungkapkan rasa bahagia ini karena menemukanmu," kata Luisa setelah selesai merias wajah kembarannya tersebut.Lucia mengulas senyum menanggapinya. "Maaf untuk hidupmu selama
Kau Memang Putriku, Lucia! Lerina menyampaikan kedatangan Luisa dan telpon dari Tuan Valdez tadi. Bohong kalau Lucia tidak merasa bersalah, namun ketakutan terhadap Ludwig juga tak bisa dipungkirinya."Mom aku takut," keluhnya. Meski sesungguhnya ia tidak tega mendengar hal yang terjadi pada Nyonya Valdez. Luisa baru saja menghubungi Lerina terkait ibunya yang menggores pergelangan tangannya dengan pisau.Rasa kemanusiaan Lerina yang begitu kuat menggerakkan hatinya agar membujuk menantunya menjenguk wanita yang mengaku sebagai besannya tersebut."Lucia, mommy tahu seperti apa hatimu," kata Lerina menatap Lucia dengan lembut."Bagaimana kalau Tuan Ludwig ada di sana?" Membicarakannya saja Lucia sudah takut."Kami akan menemanimu, Kau bisa putuskan agar mommy menghubungi daddy dan suamimu," usul Lerina. Dia paham ketakutan Lucia dan mereka juga akan berusaha agar selalu ada di sampingnya.Han dan Sean ternyata bertemu dengan Alberto. Pria itu memohon maaf pada Han dan Sean. Di
Menjenguk Neve Selain bersama suaminya, Nyonya Valdez ternyata berulang kali mencoba datang untuk menemui Lucia, namun berakhir di tolak hingga membuatnya jatuh sakit.Ia di rawat di rumah sakit dalam keadaan lemah, tiada hari tanpa memikirkan Lucia.Tuan Carlos yang sudah sempat pulang ke Spanyol kini datang lagi menjenguk sang adik.Ia berjanji akan menemui keluarga Han untuk meminta agar Lucia melakukan tes dna. Sedangkan Valdez sibuk mengurusi Ludwig yang ada di penjara.Mereka masih mempercayai pria itu dan menganggap Lucia hanya sedang mengalami baby blues pasca melahirkan sehingga sembarangan menuduh Ludwig yang ingin membunuhnya. Pria itu dinyatakan bebas sebab kurangnya bukti, cctv di ruangan Lucia saat itu lagi-lagi dalam keadaan mati.Ludwig merasa senang, tanpa mereka tahu dia sudah menyusun rencana baru untuk menyingkirkan Lucia.Sesuai janjinya Tuan Carlos datang bertamu ke rumah yang ditinggali oleh leluarga Han saat ini.Dia di sambut baik dan di persilahkan m
Penolakan Lucia Han dan Lerina tiba lebih dulu di rumah sakit, Sean menceritakan apa yang ia lihat tadi. Tentu saja hal itu membuat mereka geram, kini hanya tinggal menunggu kedatangan Keluarga Valdez untuk menyelesaikan masalah yang tidak sederhana ini. Terlihat dua polisi yang dipanggil Sean berdiri di sebelah kiri dan kanan Ludwig. Dalam hati pria itu merutuki kebodohannya yang meninggalkan Lucia di laut tanpa memastikan kematiannya.Beberapa saat kemudian pasangan Valdez pun datang, mereka terkejut melihat keadaan Ludwig yang babak belur, tapi sekaligus senang karena Lucia telah di temukan.Nyonya Valdez mendekat ke ranjang Lucia, namun segera di cegah oleh Sean."Nyonya, sebaiknya anda tidak mendekati istri saya!" kata Sean tanpa ragu.Nyonya Valdez cukup heran, kenapa dia di larang menghampiri Lucia. Kemudian datanglah Tuan Carlos bersama asistennya."Apa yang terjadi, kenapa Ludwig di awasi polisi?" Tuan Carlos cukup heran melihat banyak orang di ruangan wanita yang d