Beranda / Urban / Putra Sang Presdir / Ibu, Tutup Mulutmu!

Share

Ibu, Tutup Mulutmu!

Penulis: Azitung
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-07 11:13:25

Ibu, Tutup Mulutmu!

Empat orang polisi kini telah berada di rumah Robin Smith, atas pengakuan pelaku yang mengatakan bahwa dia adalah orang suruhan Robin.

"Saya tidak tau apa-apa, Pak!" Robin berkilah saat polisi sudah menjabarkan tentang sebab di tangkapnya dia.

"Silahkan Anda jelaskan di kantor polisi!" Polisi memasang hendak borgol di tangan Robin.

Robin berusaha melawan. "Tidak, saya tidak melakukan kesalahan apapun, saya tidak akan ke kantor polisi!" tegasnya lagi.

"Jangan mempersulit pekerjaan kami," tegas polisi.

"Kalian tidak tahu berhadapan dengan siapa, jangan coba-coba menangkap saya!" Robin ingin menunjukkan siapa, dirinya.

"Ringkus dia!" perintah polisi yang lebih tinggi pangkatnya dan Robin di pegangi hingga tidak bisa menghindar lagi.

Dia di bawa dengan mobil polisi, para pelayan hanya diam membisu menyaksikan sang majikan di bawa oleh para polisi, sedangkan Manda menatap nanar ke arah pintu.

Perasaan sakit itu memang ada, tapi biarlah Robin menanggung hasil perbua
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Putra Sang Presdir   Permintaan Maaf Laura

    Permintaan Maaf Laura "Apa? La-lalu siapa yang mencelakai Lerina?" Laura terkejut sekaligus senang mendengar cerita dari suaminya, tapi juga penasaran, siapa sebenarnya yang menabrak menantunya tersebut.Philip memilih menyesap kopinya lebih dulu hingga membuat Laura yang tak sabar berucap kembali, "Philip, aku yakin itu kecelakaan yang di sengaja." Laura dengan jelas melihat kejadian waktu itu saat mereka berdebat dengan Sween di dalam mobil. "Pamannya sendiri, Robin Smith," jawab Philip.Matanya menyipit, "Kenapa dia melakukannya?" Laura cukup heran."Harta. Lerina berhasil mengambil perusahaan mendiang ayahnya dan Robin tidak terima, lagi pula hubungan mereka selama ini tidak pernah baik. Lerina di usir dan harus berjuang di luar untuk bisa makan dan kuliah." Sedikit cerita tentang Lerina ia ketahui. "Astaga! Seberat itu perjuangannya?" Lagi-lagi Laura tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.Philip mengangkat kedua alisnya, lalu bersandar dan menyampirkan tangan di bahu sa

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-07
  • Putra Sang Presdir   Bisakah Tidak Membahas Hal Itu?

    Bisakah Tidak Membahas Hal Itu?Lerina sudah di bawa pulang oleh Han. Kondisinya sudah lebih baik sekarang, rambut yang mulai tumbuh dan luka yang semakin menipis, tinggal menyembuhkan tulang lengan kirinya yang patah. Meski begitu Han tidak membiarkan istrinya berjalan memasuki rumah, dia menyediakan kursi roda untuknya."Mommy!" "Hati-hati, Sean! Lihat tangan mommy!" tegur Han saat anaknya itu berhambur kepelukan Lerina yang sedikit meringis, namun tetap membalas pelukan itu. "Sorry, mommy! Sean terlalu bahagia bisa melihat mommy setiap hari," ucap pria kecil itu lalu tersenyum. "Oh, Sayang, manis sekali!" Lerina mencubit pipi Sean gemas, melupakan rasa sakitnya karena bahagia melihat putranya lagi. CupSean mengecup pipinya hingga menimbulkan rona merah di pipi sang mommy.Han membawa Lerina ke kamar dan jadilah mereka berkurung seharian, bahkan Sean pun sama, selalu ada yang ia kisahkan pada Lerina tentang sekolahnya dan tidak pergi ke taman bermain lagi.Lerina begitu antusi

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-08
  • Putra Sang Presdir   Kisah Yang Hampir Serupa

    Bab 73Kisah Yang Hampir Serupa"Tidurlah, aku akan membersihkan diri sebentar!" Han tersenyum seraya mengusap pipi sang istri yang setengah terbaring di ranjang."Maafkan aku!" Dengan menyentuh tangan suaminya yang masih berada di pipi, "Karena keadaanku ...,""Stttt! Tidak ada yang menginginkan hal seperti ini, aku hanya bercanda, Sayang," menempelkan jarinya di bibir sang istri."Tapi, Kau tersiksa'kan?""Tidak, bila jauh darimu yang akan membuatku tersiksa, hal seperti itu masih bisa ku kendalikan, Kau lupa? Aku bahkan tidak pernah berniat untuk menikah, karena seks tidak ada di dalam daftar hidupku.""Saat bersama ibu Sean?" Lerina cukup penasaran seperti apa kisah Han dulu, adakah sama seperti dirinya. Han mengingat waktu itu. Saat sang kakek menuntutnya untuk menikah. "Sebenarnya apa yang kakek inginkan?" Karena tidak tahan dengan desakan sang kakek, Han mendatangi Zoku ke kediamannya."Penerus, apa lagi!" jawab Zoku cepat. Dia hanya memiliki Philip dan anaknya itu memiliki

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-10
  • Putra Sang Presdir   Lepaskan Tangan Mommyku!

    Lepaskan Tangan Mommyku!. Barbara mengadukan hal itu pada suaminya, kini dia dan Jack tengah menjenguk Robin di penjara."Robin, uangku sudah habis, aku akan menjual rumah kita," keluh Barbara."Lalu kita akan tinggal dimana? Jangan konyol Barbara, aku tetap akan berusaha untuk mengambil alih perusahaan itu.""Dengan berada di penjara, apa yang bisa Kau lakukan? Robin, lawanmu bukan keponakan lugu itu, tapi Han, Han Zoku, Robin." Barbara menekan setiap kata-kata terakhirnya.Robin diam, yang di katakan istrinya memang benar. Dia tidak akan mampu melawan Han Zoku."Tuan, saya punya kenalan di rumah, Han, dia bekerja sebagai pelayan di sana." Tetiba Jack teringan dengan Fusultemannya."Ini bisa menjadi jalan untuk kita, Jack." Binar tak bisa di sembunyikan dari wajah Robin.Mereka bertiga sulit untuk menggunakan teman Jack itu. Keduanya memutuskan pulang karena jam besuk sudah usai.Di dalam mobil Jack, Barbara enggan turun, dia melingkarkan tangannya di lengan kurus Jack. "Jack, ayol

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-11
  • Putra Sang Presdir   Kembalinya Selena

    Kembalinya SelenaHan menghampiri keduanya dan menarik satu kursi yang sempat di duduki oleh Sam tadi."Stop! Daddy tidak boleh duduk di situ, kursi itu bekas paman genit yang menyentuh tangan mommy." Sean melontarkan larangan kepada Han, yang nyaris menempelkan bokongnya di kursi bekas Sam."Paman genit?" Kerutan muncul di kening Han. Memilih pura-pura tidak tahu."Em, itu, tidak ada Han. Sean hanya bercanda tadi, iya kan, Sayang?" Lerina menjawab lebih dulu.CkSean menepuk jidatnya pelan, "Astaga! Mommy ini tidak jujur. Apa Mommy tidak tahu, kata miss di sekolah Sean, kita harus berkata jujur." Sean menerapkan ajaran gurunya di hadapan kedua orang tuanya.Lerina tertohok dengan ucapan Sean sekaligus geli juga bangga. Itu artinya Sean telah belajar dengan baik dan mengingat pesan kebaikan dari gurunya.Han menutup mulutnya dengan satu tangan menyembunyikan senyumnya melihat reaksi sang istri yang di protes oleh Sean. Tentu saja ia cemburu melihat tangan istrinya di sentuh, tapi sepe

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-12
  • Putra Sang Presdir   Aku Merasa Seperti Ratu

    Aku Merasa Seperti RatuRumah sudah terjual dengan harga sesuai keinginan Barbara, lalu ia membeli rumah yang lebih kecil untuknya dan Selena."Nenek kenapa belum bersiap, hari ini kita akan pindah dari sini, Nek," ucap Selena yang mengejutkan Manda. Dia tidak tahu sama sekali kalau rumah yang mereka tempati sudah laku terjual."Tidak perlu mengajak wanita tua itu, biarkan dia mencari tempat tinggalnya sendiri." Belum sempat Manda menjawab, Barbara menyahut dari dalam sambil menyeret satu koper besar."Tapi, Bu, nenek akan tinggal dimana? Kasihan, hanya kita keluarganya," tutur Selena. Meskipun ibunya tidak menyukainya, tapi Selena lumayan dekat dengan Manda, karena wanita tua itu selalu memanjakannya sejak kecil."Sudah, tidak perlu memikirkan dia yang sudah tidak berguna lagi," ketus Barbara tidak peduli bagaimana nasib Manda dan perasaan wanita yang berstatus ibu mertuanya itu."Apa yang akan ku katakan bila ayah bertanya tentang nenek?" Selena merasa berat meninggalkan Manda apala

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • Putra Sang Presdir   Dasar Ceroboh!

    Dasar Ceroboh! Han menarik napas lalu menghembuskannya kasar. Lerina baru saja mengomelinya karena aktivitas yang tidak cukup sekali mereka lakukan.Tubuhnya terbaring di sofa, terlalu malas untuk bangkit, selain itu dia juga sangat lelah."Aku berpikir untuk merenovasi kantormu ini, satu kamar tidur sepertinya bagus," usul Han sambil menatap sekeliling ruangan. "Jangan!" tolak Lerina cepat. Kalau sampai itu terjadi maka kemungkinan ruangannya ini akan di penuhi dengan aroma cinta dan itu tidak baik untuk pekerjaannya ke depan. "Kenapa, apa Kau tidak ingin bisa istirahat dengan tenang, apa lagi kehamilanmu semakin besar, Kau butuh tempat nyaman, Sayang."Lerina menarik napas pelan. Memang benar yang di katakan oleh suaminya tersebut. "Lalu Kau akan sering mengunjungiku, bukan?" Han mengangkat jempolnya, "of course!""Sudah ku duga." Lerina mencelos.Han mendekat lalu berjongkok di hadapan sang istri yang masih berbaring, "Ada apa denganmu, Kau tidak menyukai kehadiranku? Hem!" Men

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-14
  • Putra Sang Presdir   Mommy, Dia Pasti Laki-Laki!

    Mommy, Dia Pasti Laki-Laki! Sesekali Lerina masih tertawa bila mengingatnya, sedangkan Han merasa malu pada putranya.Lerina menjulurkan lidahnya mengejek Han yang gagal menjamah tubuhnya, dan pria itu mendengkus kesal.Malam itu seperti biasa Sean selalu tidur di tengah-tengah, menjadi jarak bagi kedua orang tuanya.Pagi menyapa. Lerina bangun lebih dulu, dia ingin membuat sarapan untuk kedua pria kesayangannya. Hal itu memang sering dia lakukan agar peran ibu rumah tangga tidak lekang dari sosoknya, karena setelah nanti Lerina akan sibuk seharian di kantor.Keduanya bangun saat sarapan telah tersaji di meja, mereka bersiap untuk aktivitas masing-masing."Sepertinya aku harus membeli baju baru, Han. Ini sudah terasa sesak di perut." Lerina menyentuh pinggang rok yang ia kenakan."Siang nanti kita belanja, aku sedikit longgar hari ini," sahut Han yang sedang memakai kaus kakinya."Sean juga ingin ikut." Sean tiba-tiba saja muncul."Jangan, Kau harus belajar bukan? Guru privatmu aka

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-15

Bab terbaru

  • Putra Sang Presdir   Ending

    Ending Malam itu Lucia tertidur di sofa sedangkan Sean masih terjaga di dekat box kedua bayinya. Sean menoleh pada istrinya yang tampak kedinginan, ia pun berdiri dan menutupkan jasnya di tubuh Lucia.Malam itu Sean tidak tidur, ia fokus menjaga keduanya, mengabaikan rasa lelah yang mendera tubuhnya juga membiarkan Lucia terlelap, karena besok Sean harus ke perusahaan. Setidaknya istrinya istirahat dengan cukup. "Selamat pagi Tuan!" Seorang suster datang memeriksa keadaan si kembar."Pagi!" balas Sean.Suster tersebut menyentuh kulit Vin dan Van, "Sudah tidak demam, sebentar lagi dokter akan datang memeriksa." Suster tersebut keluar lagi.Sean melihat istrinya yang masih tertidur, dia melihat jam yang sudah menunjuk pukul tujuh. Sean akan tinggal sampai Lucia bangun, setidaknya di rapat kemarin dia sudah memperingatkan para staff untuk melapor padanya atas kebijakan Rain yang mungkin akan berpotensi merugikan perusahaan.Sean menunggu hingga satu jam kemudian Lucia bangun. Se

  • Putra Sang Presdir   Vin Dan Van Demam

    Vin Dan Van Demam Bibir Rain menyeringai saat menuruni anak tangga, ia sempat mendengar pembicaraan Sean dan Lucia. Entah apa maksudnya, keributan pasangan suami istri itu seolah menjadi hiburan baginya. Ke esokan paginya, Lucia masih mendiamkan Sean, ia hanya fokus kepada bayi kembarnya. Sean memaklumi hal itu, dia yang salah karena belakangan ini sering pulang terlambat. Wajar saja Lucia pasti lelah menjaga dua bayinya meski Vin dan Van bukan termasuk bayi yang rewel. Sean tetap membantu Lucia mengurus Vin dan Van sebelum berangkat ke perusahaan . Dia sengaja datang sedikit siang hari ini. "Aku pergi!" pamitnya pada Lucia yang hanya di balas dengan deheman, "aku janji akan pulang lebih awal," katanya seraya tersenyum, namun lagi-lagi Lucia hanya diam. Sean melangkah meninggalkan kamar dan ketiga makhluk pengisi hatinya. Di perusahaan baru saja di adakan rapat yang di pimpin oleh Rain. Padahal rapat itu di rencanakan oleh Sean kemarin, namun Rain mengganti jadwalnya atas

  • Putra Sang Presdir   Ada Apa Dengan Rain?

    Ada Apa Dengan Rain? "Sana, pergi dari sini! Dasar mesum!" Alyona mengusir Dario yang sudah lancang memeluknya tadi."Nona, aku bisa jelaskan," kata Dario seraya mundur kebelakang, karena Alyona mengusirnya dengan sapu, "Aku sempat mengira anda laki-laki," ucap Dario mengklarifikasi."Alyona, tidak perlu pakai sapu, dia pasti pergi," kata Rivera pada putrinya. Alyona sangat kasar terhadap orang yang ia benci."Mom, pria mesum seperti ini memang pantas di kasari." Gadis itu tidak paduli, ia terus mengacungkan sapu ke arah Dario yang sudah keluar dari pintu utama. Dia sudah seperti tersangka."Sana, tidak ada yang sudi mempekerjakan orang mesum sepertimu!" ucap Alyona seraya memelototi Dario. Dia masih berpikir kalau pria yang berasal dari Milan Itu adalah pekerja di rumah kakek besar. "Siapa yang mesum?" Sean yang baru saja turun sempat mendengar ucapan adik sepupunya itu. Ia mengeryitkan dahi saat melihat Alyona menghardik temannya dengan gagang sapu. "Kakak, kebetulan sekal

  • Putra Sang Presdir   Sudah Pelayan Mesum Lagi

    Sudah Pelayan Mesum Lagi Berita duka baru saja datang dari Dellwood. Kakek Zoku dinyatakan meninggal dunia pagi ini. Pria yang paling banyak berjasa untuk keluarga mereka yang selalu memastikan keluarganya hidup dengan baik dan layak.Masing-masing keluarga sudah di hubungi oleh Ben sang asisten. Termasuk Han yang masih ada di Kota Milan. Kesedihan merayapi hati setiap jiwa yang terikat dengannya. Mendengar hal itu, Sean langsung mendatangi dokter untuk menanyakan perihal putranya yang akan melakukan perjalanan udara.Pesawat pribadi menjadi pilihan mereka, sore nanti mereka akan terbang dari Milan menuju Minnesota, di lanjut dengan perjalanan darat kurang lebih dua jam lagi.Keluarga Zoku di liputi duka mendalam akibat kepergian sesepuh mereka, Zoku.Banyak para pelayat yang datang, terutama dikalangan pengusaha bahkan ada yang dari luar negeri.Mereka bergantian memberikan salam penghormatan, mencium untuk yang terakhir kalinya. Sampai saatnya Kakek Zoku di antar ke per

  • Putra Sang Presdir   Nasib Pernikahan Luisa

    Nasib Pernikahan Luisa Ludwig di vonis penjara selama dua puluh tahun atas percobaan pembunuhan juga kasus penculikan Lucia dulu.Dia memohon untuk di ampuni dan di keluarkan dari dalam penjara."Valdez, aku mohon keluarkan aku dari sini!" pintanya saat sidang kasusnya baru saja selesai.Valdez hari itu hadir bersama pengacaranya. "Kau tidak malu memintaku untuk mengeluarkanmu, ingat kesalahanmu Lud, hampir dua puluh tahun Kau pisahkan aku dari putriku. Sedangkan aku memperlakukanmu layaknya keluarga, di mana hati nuranimu?" Masih ada emosi di hati Valdez terhadap orang yang pernah sangat dipercayainya itu.Kini dengan mudahnya Ludwig meminta untuk di keluarkan dari penjara. "Val, aku punya alasan untuk itu," sela Ludwig seraya memikirkan alaaannya. "Karena Kau mencintai istriku sampai saat ini bukan?" potong Valdez hingga membuat Ludwig membulatkan matanya.Dia terhenyak mendengar jawaban Valdez, jadi dia tahu tentang perasaannya, "Kau salah, Val," sangkalnya, "It-itu tid

  • Putra Sang Presdir   Luisa Lari!

    Luisa Lari! Balon-balon yang di dominasi warna biru tampak menempel di beberapa tempat, termasuk tangga hingga ke ujung, juga di dekat sofa dan di beberapa dinding, di tambah sedikit bunga hingga menambah keindahan ruangan tersebut. Di tengah ruangan itu terdapat karpet yang terhubung ke ayunan si kembar, juga beberapa foto mungil mereka tak lupa di tempelkan di sisi ayunan.Lucia akan di sulap secantik mungkin. Sebagai orang yang sangat berpengalaman, Luisa yang akan mendandani kembarannya itu agar terlihat semakin cantik saat menyambut dua keponakannya.Meski masih ada rasa canggung, keduanya tampak cocok. Mereka berdua sama-sama memiliki hati yang baik. Meski hidup bergelimang harta tak membuat Luisa sombong. Ia bahkan berencana membagi warisannya untuk Lucia nantinya."Lucia, aku tidak bisa mengungkapkan rasa bahagia ini karena menemukanmu," kata Luisa setelah selesai merias wajah kembarannya tersebut.Lucia mengulas senyum menanggapinya. "Maaf untuk hidupmu selama

  • Putra Sang Presdir   Kau Memang Putriku, Lucia!

    Kau Memang Putriku, Lucia! Lerina menyampaikan kedatangan Luisa dan telpon dari Tuan Valdez tadi. Bohong kalau Lucia tidak merasa bersalah, namun ketakutan terhadap Ludwig juga tak bisa dipungkirinya."Mom aku takut," keluhnya. Meski sesungguhnya ia tidak tega mendengar hal yang terjadi pada Nyonya Valdez. Luisa baru saja menghubungi Lerina terkait ibunya yang menggores pergelangan tangannya dengan pisau.Rasa kemanusiaan Lerina yang begitu kuat menggerakkan hatinya agar membujuk menantunya menjenguk wanita yang mengaku sebagai besannya tersebut."Lucia, mommy tahu seperti apa hatimu," kata Lerina menatap Lucia dengan lembut."Bagaimana kalau Tuan Ludwig ada di sana?" Membicarakannya saja Lucia sudah takut."Kami akan menemanimu, Kau bisa putuskan agar mommy menghubungi daddy dan suamimu," usul Lerina. Dia paham ketakutan Lucia dan mereka juga akan berusaha agar selalu ada di sampingnya.Han dan Sean ternyata bertemu dengan Alberto. Pria itu memohon maaf pada Han dan Sean. Di

  • Putra Sang Presdir   Menjenguk Neve

    Menjenguk Neve Selain bersama suaminya, Nyonya Valdez ternyata berulang kali mencoba datang untuk menemui Lucia, namun berakhir di tolak hingga membuatnya jatuh sakit.Ia di rawat di rumah sakit dalam keadaan lemah, tiada hari tanpa memikirkan Lucia.Tuan Carlos yang sudah sempat pulang ke Spanyol kini datang lagi menjenguk sang adik.Ia berjanji akan menemui keluarga Han untuk meminta agar Lucia melakukan tes dna. Sedangkan Valdez sibuk mengurusi Ludwig yang ada di penjara.Mereka masih mempercayai pria itu dan menganggap Lucia hanya sedang mengalami baby blues pasca melahirkan sehingga sembarangan menuduh Ludwig yang ingin membunuhnya. Pria itu dinyatakan bebas sebab kurangnya bukti, cctv di ruangan Lucia saat itu lagi-lagi dalam keadaan mati.Ludwig merasa senang, tanpa mereka tahu dia sudah menyusun rencana baru untuk menyingkirkan Lucia.Sesuai janjinya Tuan Carlos datang bertamu ke rumah yang ditinggali oleh leluarga Han saat ini.Dia di sambut baik dan di persilahkan m

  • Putra Sang Presdir   Penolakan Lucia

    Penolakan Lucia Han dan Lerina tiba lebih dulu di rumah sakit, Sean menceritakan apa yang ia lihat tadi. Tentu saja hal itu membuat mereka geram, kini hanya tinggal menunggu kedatangan Keluarga Valdez untuk menyelesaikan masalah yang tidak sederhana ini. Terlihat dua polisi yang dipanggil Sean berdiri di sebelah kiri dan kanan Ludwig. Dalam hati pria itu merutuki kebodohannya yang meninggalkan Lucia di laut tanpa memastikan kematiannya.Beberapa saat kemudian pasangan Valdez pun datang, mereka terkejut melihat keadaan Ludwig yang babak belur, tapi sekaligus senang karena Lucia telah di temukan.Nyonya Valdez mendekat ke ranjang Lucia, namun segera di cegah oleh Sean."Nyonya, sebaiknya anda tidak mendekati istri saya!" kata Sean tanpa ragu.Nyonya Valdez cukup heran, kenapa dia di larang menghampiri Lucia. Kemudian datanglah Tuan Carlos bersama asistennya."Apa yang terjadi, kenapa Ludwig di awasi polisi?" Tuan Carlos cukup heran melihat banyak orang di ruangan wanita yang d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status