Selena Dan SweenSemua telah kembali ke aktivitas semula. Seperti biasa Hab kembali ke kantor begitupun dengan istrinya. Keduanya kembali di sibukkan dengan pekerjaan.Sampai saat ini, Sean pun tidak mengatakan pada Lerina bahwa ia anak kandungnya, entah apa yang ia pikirkan.Rivera pun mulai menata hidupnya kembali, mengubur perasaan cintanya terhadap Antonio, dia kembali kerumah sakit sebagai seorang dokter.Antonio tetap berada di rumah sakit toronto. Dia belum sadarkan diri hingga saat ini, tak jarang pula ibunya menghubungi Lerina dan Han hanya untuk memohon maaf agar Antonio bisa bangun lagi.Hari ini Han menjemput istrinya untuk melakukan fitting baju pengantin. Terhitung satu bulan dari sekarang, mereka akan mengadakan pesta. Lebih tepatnya ini di lakukan oleh Kakek Zoku. Dia ingin hubungan Han dan Lerina terpublikasi serta mengenalkan kedua cicit penerus Marga Zoku."Nyonya, bagaimana kerja sama kita dengan Tuan Antonio?" Tania dan Norin sedang berada di ruangan Lerina."Buka
Memperkenalkan Pewaris Zoku Hari-hari berlalu dengan baik, mereka menjalaninya dengan bahagia. Begitupun dengan kakek Zoku yang sudah tidak sabar untuk memperkenalkan pewaris Zoku pada seluruh penduduk di Minnesota.Pesta akan di adakan hari ini. Di sebuah hotel ternama dan tak tanggung-tanggung, kakek Zoku mengundang seluruh pengusaha dalam naungan GBM. Baginya ini adalah seperti reuni karena sudah tidak pernah lagi bertemu dengan pengusaha senior seperti dirinya.Lerina di dandani sedemikian rupa hingga membuat Laura berdecak kagum terhadap menantunya itu. "Kecantikan Rose terlihat dalam dirimu!" ucapnya seraya, memerhatikan Lerina dari cermin. "Ibuku jauh lebih cantik," balas Lerina tersenyum."Kalian sama cantiknya. Oh iya, ibu sepertinya masih menyimpan foto pernikahan mereka. Kapan-kapan ibu akan menunjukkannya padamu." Laura masih menyimpan kenangan itu dengan baik."Benarkah, Bu?" Lerina sangat antusias, "Aku sungguh sudah tidak sabar. Dulu juga banyak foto ibu di rumah la
Menjadi Pendonor SeanBrughhSeketika ruangan menjadi riuh akibat suara tembakan barusan, banyak yang ketakutan di buatnya. Bahkan ada yang berlari keluar dari pesta karena takut ada tembakan lagi.Sosok tubuh enam tahun itu terkapar di tempatnya dengan bersimbah darah. Waktu seolah melambat. Kakek, Han dan Lerina langsung berjongkok ke bawah."Sean! Sean! Sean sayang! Bangun, Nak!" Lerina terduduk di hadapan tubuh Sean yang terkapar. Dia menjadi korban tembak tepat di bagian dada sebelah kiri atas berbeda dengan kakek dan Han. Mereka masih terdiam tanpa kata dan entahlah, entah bagaimana perasaan mereka saat ini. Secepatnya Ben mengambil Rain dari gendongan Han. Han tidak menolak, dirinya seakan tanpa nyawa, "Tuan, cepat bawa tuan muda kerumah sakit, darahnya tidak berhenti mengalir!" ucap Ben dengan keras, tidak peduli lagi dengan kesopanan suara karena keluarga itu masih saja diam dan syok tentu saja.Han tersentak begitu juga dengan kakek. Secepatnya tubuh Sean di angkatnya dan
Kedatangan Para Pemegang SahamPenyampaian dokter tadi cukup membuat Han ketakutan di tambah Sean yang belum sadarkan diri hingga sekarang, membuatnya sangat terpukul.Dokter mengatakan ini adalah sebuah keajaiban, biasanya orang yang terkena jenis peluru tersebut tidak akan selamat, tapi berbeda dengan Sean, anak itu masih hidup meskipun terbaring belum sadarkan diri.Terhitung dua hari pasca kejadian itu dan polisi sudah mencyduk pelaku yang ternyata adalah suruhan Sween. Darwin dan istrinya sangat malu dengan kelakuan putrinya. Meminta maaf dan memohon agar Sween tidak di masukkan ke dalam penjara, namun Kakek Zoku tidak peduli dan dengan tegas menolak. Bukan tidak tahu selama ini apa yang telah di lakukan Sween demi mendapatkan cucunya, tapi kali ini Kakek Zoku tidak akan membiarkan Sween lolos, dia ingin wanita itu mendekam di balik jeruji besi. "Kau memang sudah gila, Sween! Ayah kecewa padamu," desis Darwin. Kini dia sedang di kantor polisi untuk dimintai keterangan dimana pu
Mengunjungi SweenSeminggu sudah berlalu, Lerina tidak memberitahukan masalah keuangan yang sedang di hadapinya pada suaminya, ia juga melarang Norin untuk bicara. Lerina ingin menyelesaikan sendiri permasalahan perusahaannya tanpa melibatkan suaminya. Han sedang dalam kondisi sedih karena keadaan Sean. Lerina tak ingin menambah beban pikiran suaminya lagi.Terpaksa ia turun keperusahaan saat ini meski hanya sebentar saja. Setelah dari rumah ia akan kembali ke rumah sakit. Setiap malam Lerina akan berjaga bersama suaminya."Lerina!"Lerina menghentikan langkahnya yang akan memasuki lift, dia terpaku pada sosok yang memanggilnya tadi yang sedang berjalan menghampirinya."Ri-rivera, apa kabar?" sambutnya. Ini pertemuan pertama mereka setelah insiden penculikan di toronto beberapa bulan lalu. Ada yang berbeda dari temannya itu. Keduanya berpelukan, "Aku baik. Lerina aku dengar putramu tertembak saat peresmian hubungan kalian," kata Tivera, "Aku turut prihatin ya!" lanjut Rivera. Lerina
Siasat Sween"Apa!"Lerina langsung menoleh kebelakang dan benar saja, mobil jeep berwarna hitam ada di belakang mereka dan sangat mencurigakan."Jinli, bagaimana ini?" Seketika Lerina menjadi panik, "Bagaimana kalau kita di serang?" tanyanya lagi sambil terus menatap ke belakang. "Nyonya jangan panik, mereka tidak akan berani," jawab Jinli santai."Bagaimana mungkin? Lihat dua orang menunjukkan kepalanya dan mereka sangat sangar." Lerina tidak percaya dengan jawaban sopirnya."Ini wilayah kota, mereka akan tamat bila melakukan penyerangan di sini. Mereka hanya menakuti Nyonya saja." Jinli tentu sangat hafal tentang tempat ini. Hingga mereka sampai mobil itu tidak menyalip sama sekali. Tiba di depan rumah besar milik Han, Jinli memasukkan mobil kedalam pelataran, Lerina masih menoleh kebelakang dan mobil itu berhenti tepat saat pintu pagar belum tertutup sempurna para pria sangar itu mengacungkan jempol terbalik seolah mengatakan Lerina adalah orang yang cemen. Lerina ternganga mel
Akhirnya Tersadar Dari KomaDi TorontoMata yang telah lama terpejam itu mengerjap perlahan, netranya, menyesuaikan pada cahaya putih yang bersinar di dalam ruangan."Oh My God! Oh My God!"Seorang suster yang sedang masuk kedalam ruangan Antonio berseru saat melihat pergerakan pasien yang sudah berbulan-bulan lamanya mengalami koma.Mata itu terbuka sempurna dan melihat sang suster. "Tunggu sebentar - tunggu sebentar!" katanya lalu kembali keluar dari ruangan tersebut dan berlari ke ruangan sang dokter, padahal dia cukup menekan tombol saja, tapi sakin terkejutnya suster itu sampai lupa."Dokter, pasien atas nama Antonio membuka matanya," katanya dengan napas tersengal.Dokter langsung berdiri dan keluar dari ruangannya. Suster tadi pun mengikutinya. Benar saja, Antonio tengah melihat ke arah mereka. Dokter mulai melakukan pemeriksaan dan hasilnya baik."Sa-saya, apa yang terjadi dengan saya?" tanya Antonio setelah selesai pemeriksaan."Anda koma selama lima bulan," jawab sang dokt
Mengaku Sebagai Ibu Sean"Hamil!"Bibir Antonio menyebut kata itu. Dia sudah lima bulan tidak sadarkan diri, apa mungkin?Ah, tidak. Tidak mungkin Rivera hamil karena perbuatannya waktu itu. Mungkin saja dia sudah menikah dengan pria lain. Pikiran Antonio menyangkalnya, tetapi untuk apa ibunya menyuruh Alex melihat Rivera. Apa ibunya tidak rela Rivera bersama orang lain?Pikiran Antonio menjadi tidak pasti, dia memilih memejamkan matanya karena tidak ada teman bicara, ibunya belum kembali sejak tadi.Ceklek"Selamat siang!""Si-siang!" Kegugupan terdengar dari suaranya, Antonio belum tertidur saat pria berseragam itu masuk dan menyapanya.Polisi itu mendekat, "Perkenalkan, saya polisi yang menangani kasus Anda waktu itu." Polisi menjeda kalimatnya, "saya dengar, Anda sudah siuman, jadi kami datang untuk melihat kondisi Anda," jelas polisi itu.Antonio menjadi gamang, bagaimanapun kayanya dia, bila berurusan dengan penjara tentu saja tetap takut, apa lagi kasusnya berhubungan dengan K