Share

Bab 3

Penulis: Cahaya Asa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-07 11:33:04

Bab 4

"Astagfirullah. Apa memang segitu bencinya sama orang berhijab sampai-sampai sudah pulang pun masih harus tetap bekerja," demam Mentari membuat Papanya langsung menoleh.

"Ada apa sayang? Siapa yang menghubungi mu?" tanya Fatan.

Mentari terlihat gugup dengan pertanyaan Papanya. Tentu saja dia nggak ingin Papanya tahu kalau yang menghubungi dirinya ada apa Bos killer, julukan mentari pada Mr Revan mulai saat ini. Namun Gadis itu juga tidak bisa berbohong pada Papanya alhasil dia hanya bisa menjawab, "bukan siapa-siapa kok, Pa."

Fathan menoleh sejenak sembari memicingkan matanya curiga. Pasalnya pria itu samar tadi mendengar putrinya mengatakan sesuatu hanya saja memang tidak terlalu jelas.

"Yakin tidak ada masalah?"

"Iya, Papa Sayang."

Tak berselang lama sebuah notifikasi kembali berbunyi. Bukan pesan singkat melainkan sebuah email masuk. Segera Mentari membuka email tersebut dan laki-laki ia hanya bisa menganga melihat beberapa file yang masuk sekaligus.

Sebenarnya Mentari ingin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 5

    Mentari menarik nafas panjang lalu mulai mempresentasikan hasil kerjanya semalam. Tanpa keraguan sedikitpun gadis berhijab itu menyampaikan semua yang telah Ia buat dalam sebuah PowerPoint dengan lancar. Mesti gadis itu tidak melihat catatan tapi dia seperti mengingat semuanya.Jangan lupakan merawat wajah Mr Evan yang terkesima dengan pemaparan karyawan magang itu. Sejauh ini semua karyawan ketika mempresentasikan sesuatu pasti mereka akan melihat slide tapi gadis ini tanpa melihat pun dia bisa menjelaskan dengan begitu gamblang. 'Memang gadis ini cukup cerdas. Bagaimanapun aku harus mengakuinya,' batin Mr Revan.Cukup lama Mr Revan terdiam. Bukan karena mendengarkan penjelasan Mentari melainkan karena pikirannya sibuk sendiri. Sibuk menilai Mentari yang sejak awal sudah ia anggap sebelah mata hanya gara-gara penampilannya yang membuat dia sakit mata. Bagi pria tak beragama seperti dirinya tentu penampilan Mentari ini sangat membosankan. Tidak ada sisi menarik dari tubuhnya yang dit

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-08
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 6

    Mentari tak menghiraukan ucapan bosnya. Gadis itu sudah menyelesaikan makan siangnya dan segera membereskan bekas makan miliknya sendiri. "Kamu mau kemana?" tanya Mr Revan dingin. "Maaf, Mister saya mau shalat dulu." Mentari membisikkan sesuatu pada pada Nita lalu keluar dari ruang bosnya.Mr Revan hanya bisa melihat punggung mentari yang semakin menjauh dan menghilang ditelan pintu. Pria itu mendengus kesal karena merasa ucapannya tak dihiraukan oleh di bawahanya."Orang seperti itu yang akan menjadi penggantimu?" tanya Mr Revan dingin. Nita tersenyum kikuk. Dia tahu bosnya selalu berusaha untuk mencari gara-gara agar Mentari mundur. Namun kita juga tahu bahwa atasannya itu sebenarnya mengagumi kecerdasan Mentari diam-diam. Kalau tidak Mana mungkin lelaki dingin itu berinisiatif untuk membeli banyak makanan dan mengajak Mentari makan bersama padahal bisa saja mereka langsung makan di tempat. Bagaimanapun Mr Revan adalah sosok dengan ego yang tinggi. Tidak mudah bagi lelaki itu un

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-10
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 7

    "Maaf," ucap Mentari. Sejelas kemudian Gadis itu mendongak lalu kedua matanya membelalak karena ternyata orang yang ditabraknya adalah bosnya yang killer. Tatapan tajam pria itu seolah menguliti dirinya habis-habisan membuat mentari tak bisa berkutik lagi. "Dasar ceroboh!" Mr Evan meninggalkan Mentari yang sedang gemetaran.Entah sejak kapan pria itu berada di sana karena yang Mentari tahu dia sudah pulang lebih dulu. Setelah mobil yang ditumpangi oleh Mr Evan menghilang dari pandangan barulah Gadis itu tersadar lalu berjalan cepat menuju motor kesayangannya.Dengan senyum mengembang Mentari mengendarai motor matic merahnya dengan kecepatan sedang. Menikmati angin sore yang membelai wajahnya hingga membuat kerudung yang ia kenakan melambai-lambai indah. Untuk sesaat ia melupakan kejadian barusan yang membuatnya bergidik ngeri.Karena waktu masih sore Mentari sengaja mampir ke cafe langganan yang dulu pernah dia datangi saat masih kuliah bersama temannya, Nara. Kebetulan sebelum ia p

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-12
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 8

    Mentari sekali lagi mematut dirinya di depan cermin. Kali ini dia memakai gamis warna hitam polos dan dilengkapi dengan blezzer warna denim. Kerudung pasmina motif abstrak menjadi pelengkap penampilannya saat ini. Gadis cantik itu memajukan wajahnya hingga mendekati cermin. Terlihat sekali lingkar hitam di sekitar kelopak matanya. Semalam bosnya yang galak dan diktator itu kembali mengganggu tidurnya dengan mengirim banyak file dan menyuruh Mentari untuk membuat materi presentasi dari file tersebut. Tepat pukul 2 dini hari Mentari selesai membuatnya dan langsung mengirim pada email bosnya. Tak berselang lama sang bos kembali menelpon dan memintanya untuk merevisi beberapa bagian. Alhasil Mentari baru bisa tidur pukul tiga pagi. Gadis itu nyaris tidak tidur semalaman dan hanya tidur sekitar 1 jam. Tak heran jika kini kedua matanya sudah mirip seperti panda."Aduh bagaimana ini menyiasatinya. Masa iya aku ke kantor dengan mata menghitam begini?" gumam Mentari. Gadis berhijab itu meli

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 9

    Mentari gelagapan. Gadis itu menata bosnya sekilas lalu memalingkan wajahnya ke arah kaca seolah tidak mendengar apa yang dikatakan oleh bosnya."Mentari! Kamu mulai berani mengabaikan saya?" bentak Mr Revan membuat sopir kehilangan fokusnya sehingga mobil tiba-tiba mendadak mengerem.Mr Revan semakin terlihat garang karena tubuhnya yang hampir saja menubruk sandaran jok di depannya. "Bisa menyetir tidak?!" Suara Mr Revan menggema di dalam mobil tersebut.Tidak hanya sopir yang terlonjak, Mentari pun juga sama. Gadis itu sampai harus mengelus dadanya karena mendadak bertaruh seperti genderang. "Ma-maaf, Mister." Hanya kata itu yang keluar dari mulut sang sopir. Lalu mobil kembali berjalan dengan kecepatan sedang. Mr Revan membuang nafasnya kasar lalu memilih untuk diam sembari menjatuhkan pandangannya pada kaca. Pun dengan Mentari yang terus mengucap istighfar sembari terus mengelus dadanya. Mulai saat ini gadis itu harus menyiapkan mental dan jantung yang kuat jika berhadapan den

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-13
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 10

    Mentari geleng-geleng kepala melihat tingkah wanita yang menuduhnya kampungan namun dirinya sendiri yang perilakunya lebih kampungan.Berasal dari kalangan orang kaya tak heran jika banyak wanita yang memiliki perilaku seperti wanita tadi. Menganggap dirinya paling berkelas dan bersikap sombong. Berbeda dengan Mentari meskipun lahir dari keluarga yang kaya raya gadis itu tetap low profile dan tidak menunjukkan kalau dirinya anak orang kaya. Karena menurutnya untuk apa membanggakan kekayaan orang tuanya sementara dia sendiri masih meminta.Tak bersama mama setelah wanita tadi masuk interkom di samping komputer kembali berbunyi. Mentari menghilang nafas panjang sebelum mengangkat dan menjawab panggilan tersebut. Ya setiap kali panggilan dari bosnya di harus menyiapkan mental agar bisa berpikir jernih dan tidak mudah terpancing emosi."Mentari! Siapa yang mengizinkan wanita ini masuk?" Suara Mr Revan menggelegar memenuhi gendang telinga Mentari. Mentari melongo di tempatnya. Dia pikir w

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 11

    Mentari menundukkan kepala. Dituduh berbuat sesuatu yang memang tidak pernah ia lakukan membuat hati gadis itu berdenyut nyeri. Terlebih pacaran adalah aktivitas yang sangat ia hindari karena dalam keluarga Mentari tidak ada satupun yang membahas soal ini. Bahkan kedua orang tua dan abangnya juga mewanti-wanti agar mentari tak pernah terjerumus pada jalan sesat itu.Lahir dari keluarga yang sangat agamis dengan kakek dan nenek yang sangat menjaga aqidahnya membuat Mentari juga terdidik menjadi seorang gadis yang terhormat. Ia senantiasa menjaga dirinya dari rayuan laki-laki yang ingin bermain-main dengannya."Maaf, Anda salah paham, Mister! Saya tidak pernah pacaran dan tidak pernah terpikir untuk melakukannya, apalagi di kantor!" jawab Mentari dingin. Gadis itu segera melirik Alvin yang terlihat salah tingkah. Pada awalnya Mentari sedikit mengagumi Alvin yang begitu perhatian padanya. Kekaguman Mentari bukan kekaguman seorang gadis kepada seorang pria melainkan kagum karena ada kary

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 12

    Mr Revan berjalan mendekati pria tampan yang tadi siang datang ke mari untuk melakukan kontrak kerjasama."Wah, sepertinya Mr Bintang punya cukup waktu luang hingga bisa datang ke mari lagi," ujar Mr Revan datar.Bintang hanya menanggapi kalimat sarkas itu dengan seulas senyum. Bintang tak terpengaruh sama sekali dengan tatapan mendominasi dari pria berwajah bule itu. "Tentu saja saya punya banyak waktu luang untuk seseorang yang sangat special, Mister," jawab Bintang dengan tatapan lurus ke depan. Tepatnya mengarah pada Mentari yang masih mematung di tempatnya. Mr Revan mengikuti arah pandang Bintang dan saat itulah dia tahu orang special yang dimaksud oleh kliennya ini adalah Mentari, calon sekretaris barunya. Mendadak pria bermata kebiruan itu merasakan adanya api yang bergumpal-gumpal di dalam dadanya. Entah apa yang membuatnya tak suka sang calon sekretaris diperlakukan begitu istimewa oleh lelaki lain yang merupakan kliennya dari perusahaan lain. Bintang melempar senyum mani

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-15

Bab terbaru

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 79

    "Aku nggak nyangka hubungan Kak Bintang sama Azkia bisa mulus dan lancar kaya jalan tol gini," gumam Mentari. Wanita itu cukup terkejut saat mendengar kabar dari Bintang mengenai acara pernikahan Bintang.Bintang tidak ingin menunda pernikahannya terlalu lama. Keluarga Bintang dan keluarga Azkia pun segera menyusun pesta pernikahan sederhana untuk meresmikan hubungan putra-putri mereka."Aku nggak mau buang-buang waktu. Aku takut Azkia berubah pikiran," sahut Bintang."Kak Bintang nggak maksa Azkia buat nerima Kak Bintang, kan?" tuduh Mentari."Kamu jangan sembarangan ngomong! Aku nggak maksa Azkia. Sekalipun Azkia nolak pun aku juga nggak akan marah kok," timpal Bintang.Saat ini Mentari tengah berada di rumah orang tuanya untuk membantu Bintang menyiapkan pernikahan Bintang. Wanita itu sibuk menolong Bintang membungkus barang-barang seserahan yang akan diberikan pada Azkia nanti."Apa acaranya nggak terlalu terburu-buru, Kak? Ada banyak hal yang harus kita siapin, tapi kita nggak pu

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 78

    Azkia duduk termenung, memikirkan pertanyaan yang dilontarkan oleh Mentari tempo hari. Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba Mentari menawarkan kakaknya pada Azkia.Azkia tidak menanggapi serius pertanyaan Mentari. Wanita itu hanya menjawab asal saat dirinya diberi pertanyaan mengenai Bintang.Azkia kira, Mentari hanya bercanda saat Mentari meminta Azkia menikah dengan Bintang. Namun, ternyata perkataan Mentari bukan sekedar gurauan belaka. Mentari bersungguh-sungguh, begitu pula dengan Bintang. Hari ini, Bintang mengajak Azkia bertemu untuk membahas hal ini. Karena Azkia belum memberikan jawaban pasti, Bintang ingin kembali menanyakan kesediaan Azkia untuk menjadi istrinya."Aku datang nggak, ya?" gumam Azkia ragu.Azkia tidak mengenal Bintang. Azkia juga baru beberapa kali berjumpa dengan Bintang.Wajar saja kalau wanita itu merasa ragu. Siapa orang yang ingin menikah dengan pria yang tidak dikenal. Pastinya Azkia tak mau memilih sembarang pria untuk dijadikan suami. Ada banyak ha

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 77

    Aina tertawa. Penjelasan Revan membuat wanita itu langsung membuat kesimpulan."Maaf, Ma? Apa ada yang lucu? Kenapa Mama ketawa terus?" tanya Revan.Aina kembali tergelak. Kepolosan putri dan menantunya membuat wanita itu tak bisa berhenti tertawa."Maaf, Revan. Cerita kamu lucu banget. Mama nggak tahan pengen ketawa," sahut Aina."Bagian mana yang lucu?" batin Revan dengan wajah bingung. "Revan, tolong kamu bawa Mentari ke dokter kandungan," ucap Aina kemudian. "Dokter kandungan?""Percaya aja sama Mama. Bawa Mentari ke dokter kandungan, setelah itu kasih kabar ke Mama, ya?"***"Kamu kenapa bawa aku ke sini?" tanya Mentari kesal karena sudah dibohongi oleh Revan. Wajahnya sudah tak bersahabat. Bibir mengerucut dengan tatapan ingin marah. Namun ia tak mungkin mengungkapkan kemarahannya di depan suami karena ia yakin sang suami melakukan ini karena khawatir padanya.Saat ini pasangan suami istri itu tengah berada di rumah sakit dan hendak berjumpa dengan dokter kandungan, sesuai de

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 76

    "Gimana? Kalian dapat kerak telurnya?" tanya Revan cemas."Maaf, Mister. Semua penjual kerak telur sudah tutup."Mentari mengomel begitu mendengar jawaban Revan. Mentari tak mau mendengar alasan apa pun. "Pokoknya aku mau kerak telur sekarang! Kalau Huby nggak bisa dapetin kerak telur, mendingan Huby tidur di luar aja!" omel Mentari."T-tapi, Huny ...."Brak! Mentari menutup pintu kamar dengan kencang setelah mengusir suaminya keluar dari kamar. Gara-gara kerak telur, Mentari marah pada Revan hingga Mentari tak mau tidur dengan Revan."Kerak telur sialan!" umpat Revan dongkol bukan main. "Cari kerak telur lagi sampai ketemu!" teriak Revan pada anak buahnya.***"Hoam!" Pagi-pagi sekali, Revan membuka mata setelah mendengar suara adzan subuh. Pria dengan kantung mata hitam itu perlahan bangkit dari sofa empuk yang menjadi alas tidurnya. Selama semalaman, Revan tidur di sofa ruang tengah usai dirinya diusir oleh Mentari.Tragedi kerak telur sudah menghancurkan istirahat Revan. Pria itu

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 75

    "Tidur aja, Huny."Revan mengusap-usap kepala Mentari hingga akhirnya wanita itu terlelap. "Cepat sembuh ya, Huny. Kamu nggak boleh sakit," gumam Revan.Revan membenarkan selimut sang istri, kemudian beranjak meninggalkan kamar. Mau tak mau, Revan harus membawa seluruh pekerjaannya ke rumah. Meskipun tak bisa pergi ke kantor, tapi Revan tetap harus bertanggungjawab pada pekerjaannya."Aldo, hari ini saya kerja dari rumah. Tolong kasih saya update laporan setiap dua jam, ya?" perintah Revan pada sang sekretaris melalui sambungan telepon."Baik, Mister."***"Gimana keadaan kamu, Huny? Masih mual nggak?" tanya Revan pada Mentari.Gurat kekhawatiran tercetak jelas di wajah tampan Revan. Lelaki itu benar-benar spot jantung kala melihat sang istri bolak-balik ke kamar mandi untuk memuntahkan seluruh isi perutnya. Belum lagi wajah pucat sang istri membuat lelaki itu tak tega.Wajah Mentari masih pucat. Mual dan muntah yang dialami oleh wanita itu juga masih terasa. Mentari sudah meminum oba

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 74

    Mentari merasa usahanya akan sia-sia jika pertemuan ini sampai gagal. Terpaksa, Mentari harus mengambil langkah besar demi masa depan kakak dan juga temannya."Azkia, boleh aku tanya sesuatu?" ucap Mentari."Tanya aja?""Gimana pendapat kamu tentang Kak Bintang? Apa menurut kamu Kak Bintang bisa jadi suami yang baik?" tanya Mentari pada Azkia.Wajah Azkia langsung memerah begitu ia mendapatkan pertanyaan yang cukup mengejutkan dari sang teman. "Tuan Bintang cukup mapan dan tampan. Pasti ada banyak perempuan yang mau dijadiin istri sama Tuan Bintang," sahut Azkia."Kalau kamu? Apa kamu mau jadi istrinya Kak Bintang?" tanya Mentari pada Azkia.***Pagi-pagi sekali, Mentari sudah bangun dari ranjang, kemudian berlari menuju ke kamar mandi. Wajah wanita itu terlihat pucat dan tubuh Mentari juga agak lemas. Perutnya seperti diaduk-aduk dan ada yang berdesakan untuk minta dikeluarkan. Karena sudah tak bisa lagi menahan, ia sampai melompati suaminya hingga membuat lelaki itu kaget dan terban

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 73

    "Kamu mau dukung rencana aku, kan?" tanya Mentari pada Revan.Mana mungkin Revan mampu menolak permintaan dari istri kesayangannya. Tanpa banyak tanya lagi, Revan pun akhirnya memberikan izin pada Mentari untuk pergi bersama dengan Azkia, dan ia juga akan ikut membantu istrinya untuk menjalankan rencana Mentari."Aku akan melakukan apa pun untuk kamu."Mentari memeluk sang suami dengan wajah girang. "Terima kasih, Huby!"***"Azkia!" Mentari melambaikan tangan pada Azkia yang sudah menunggu dirinya di sebuah cafe yang ada di dalam mall.Sesuai dengan rencana, hari ini Mentari akan menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan bersama dengan Azkia di area pusat perbelanjaan tersebut. Sebelum pergi, Mentari sudah mengingatkan suaminya untuk segera mengajak Bintang pergi ke mall yang ia datangi bersama Azkia."Kamu udah nunggu lama?" sapa Mentari berbasa-basi. Wanita itu menatap penampilan Azkia yang sangat anggun dan menawan. Sejak zaman kuliah dulu, Azkia memang cantik. Tak sedikit pria yan

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 72

    Pertemuan antara Mentari dan Pak Tohar pun berlangsung cukup lama. Mentari dan Pak Tohar dapat cepat akrab dengan adanya Azkia yang menjembatani mereka. Selama pertemuan berlangsung, Bintang terus mencuri pandang ke arah Azkia, hingga membuat Mentari keheranan. Dari sorot mata pria itu, terlihat jelas kalau Bintang tengah menunjukkan ketertarikannya pada Azkia."Kenapa Kak Bintang lihatin Azkia mulu dari tadi? Apa mungkin Kak Bintang naksir sama Azkia?" batin Mentari curiga.Mentari berkali-kali memergoki sang kakak mencuri-curi pandang ke arah Azkia sampai pertemuan mereka berakhir. Hal ini pun membuat Mentari semakin yakin kalau Bintang memang tertarik pada Azkia."Kak bintang ketahuan banget sih kalau naksir Azkia," batin Mentari. "Apa aku coba jodohin mereka aja? Kak Bintang kan masih jomblo. Sudah saatnya juga untuk membina rumah tangga agar tidak pacaran dengan pekerjaannya terus. Kalau Azkia juga jomblo ... mereka pasti bisa jadi pasangan serasi."***"Huny, besok kan hari Ming

  • Putra Hartawan dari Rahim Perawan   Bab 71

    "Itu berkas buat besok? Kayaknya besok sibuk banget, ya?" tanya Revan pada Mentari yang nampak asyik menyiapkan banyak berkas. Pria itu menatap istrinya yang sibuk dengan perasaan berkecamuk. Ada rasa kasihan melihat istrinya berjibaku dengan pekerjaan padahal dirinya sangat mampu untuk mencukupi semua kebutuhan hidup sang istri. Bahkan apapun yang diminta oleh wanita yang dicintai itu bisa dia berikan sangat mudah. Namun ia juga tak bisa melarang sang istri bekerja karena itu adalah perusahaan istrinya sendiri. Pasangan suami istri baru itu sudah kembali dari acara bulan madu mereka. Setelah puas menikmati liburan di Dubai, kini waktunya mereka kembali beraktivitas seperti sebelumnya. Sebagai pimpinan perusahaan baru, sepertinya Mentari akan mulai disibukkan dengan pekerjaan yang menumpuk. "Iya, Huby. Besok aku ada pertemuan penting.""Pasti berat ya ngurus perusahaan sendiri seperti ini," komentar Revan. "Jangan terlalu capek, Huny. Kalau butuh bantuan katakan saja, suamimu ini b

DMCA.com Protection Status