Home / Romansa / Pusaran Cinta Terlarang / Si Cantik Yang Misterius

Share

Si Cantik Yang Misterius

last update Last Updated: 2024-10-20 06:37:52

Celine masih terduduk di lantai. Ia masih terbayang akan semua kejadian ini. Semuanya terasa cepat, menikah, lalu berharap punya anak, sebagai pelengkap kebahagiaan. Tapi semua itu kini sirna. Celine juga terbayang ketika mengeluh di depan suaminya.

"Aku hanya... merasa ini terlalu cepat, Mas."

"Kamu harus ingat Lin, terkadang, kesempatan datang bukan dari arah yang kita harapkan. Mungkin ini saatnya kamu percaya, dan biarkan hidup mengalir tanpa terlalu banyak pertanyaan."

Kata-kata Arief terasa aneh di telinga Celine, seperti menyembunyikan sesuatu di balik nada lembutnya. Celine terdiam, merenungkan perubahan yang terjadi pada suaminya sejak mereka tinggal di tempat ini.

Dengan lemas, Celine berusaha mengumpulkan sayuran dan lauk yang berantakan, ia menghela nafas mencoba menguatkan diri dan berusaha untuk kembali memasak.

Ia tak sadar ada yang memperhatikannya dengan tatapan penuh nafsu yang menggelegak. Apalagi saat mengumpulkan lauk dan sayur yang berantakan itu, Celine melakukan dengan sambil merangkak, hingga si misterius itu melihat demikian erotisnya tubuh Celine.

Tapi sejurus kemudian, Celine tersadar dan merasa seperti ada orang di belakangnya. Ia pun menoleh dan ia kaget setengah mati melihat Arman berdiri di ambang pintu dapur. Matanya terlihat nanar menatap titik-titik sensitif ditubuhnya.

"Mas Arman? Kamu ngapain di sini?"

Suaranya sedikit meninggi, jelas Celine sangat tersinggung. ia pun tersadar hanya mengenakan gaun tidur mini, tanpa mengenakan pakaian dalam sama sekali. Pantas Arman begitu nafsu memandangi auratnya yang samar-samar terlihat dari balik gaunnya yang menerawang.

Celine bergegas mengambil celemek yang lumayan besar untuk menutupi tubuh dan auratnya yang mengintip malu-malu dibalik gaunnya yang tipis.

Arman kaget, gelagapan dan mencoba menahan gejolak birahinya. Ia buru-buru meminta maaf

"Maaf, Celine, eh, mbak, maaf mbak. Saya..saya tadi sudah ketok pintu, tapi tidak ada yang jawab. Saya cuma mau antar pesanan belanja."

Celine menghela napas jengkel, ia masih merasa tidak nyaman.

"Tapi masuk rumah orang tanpa izin itu... tidak sopan, mas."

Arman menunduk, berusaha menghindari tatapan Celine.

"Maaf, sekali lagi aku minta maaf. aku tidak bermaksud begitu, eh maksudnya aku nggak berniat apa-apa"

Arman melangkah mundur, ia merasa bersalah. "Saya keluar sekarang."

Celine hanya terdiam, memandangi punggung Arman yang perlahan meninggalkan rumah.

Jujur Celine memang sangat membutuhkan belaian laki-laki, tapi laki-laki itu tentu saja suaminya sendiri, bukan orang lain. Celine masih punya harga diri. Sejenak Celine menenangkan diri dari nafasnya yang terasa sesak. Lalu baru ingat sesuatu, Celine tertegun, teringat bahwa ia belum memberikan uang belanjaan.

Bergegas, ia masuk ke kamar untuk mengambil dompet. Saat itu, ia melihat Arief duduk di kursi rodanya dekat jendela, menatap keluar dengan wajah yang sedikit tegang. Celine tak mau mengusiknya, lekas ia mengganti daster tidurnya dengan pakaian kasual, lalu pergi keluar.

Di halaman, Arman sedang berbicara dengan seorang wanita cantik yang tinggi semampai. Senyum wanita itu tersungging saat Celine mendekat.

Wanita itu tersenyum lembut

"Selamat pagi Bu."

"Eh, iya pagi Bu, eh mbak."

Wanita itu lalu memandang Arman

"Saya pergi dulu, ya. Kita lanjut nanti."

Sebelum masuk ke dalam mobil sport nya. wanita itu menoleh sejenak ke arah jendela kamar Celine, tatapannya sekilas namun tajam.

Celine sempat merasa ada yang aneh, tapi belum sempat berpikir lebih jauh, Arman sudah menegur.

"Ada apa, mbak Celine? Ada yang ketinggalan?"

"Kan saya pernah bilang, panggil saja Celine. Ini saya tadi lupa kasih uang belanjaannya."

Celine mengulurkan uang kepada Arman.

Arman tersenyum, menolak dengan sopan. "Tidak usah, Celine. Hitung-hitung sebagai hadiah perkenalan. Saya biasa juga begitu untuk pelanggan baru, semua orang disini sudah tahu."

Celine terkejut

"Tapi saya nggak enak, mas Arman. Karena ini hak kamu."

Arman bersikeras.

"Tidak apa-apa, Kalau mau membayar, besok saja. Hari ini biar gratis dulu"

Senyumnya penuh perhatian, tapi tatapannya memperlihatkan sesuatu yang lebih dalam, rasa kagum yang sulit disembunyikan.

Celine akhirnya mengalah, tersenyum hambar.

"Baiklah, terima kasih. Kalau gitu saya pamit dulu."

"Iya Celine, sama-sama."

Arman menatap Celine dengan pandangan yang menusuk jantung hati, seperti orang yang sedang jatuh cinta, tapi tidak mengatakannya.

Celine buru-buru masuk rumah, merasa sedikit aneh dengan tatapan Arman yang sejak awal bertemu, seakan mengajaknya untuk selingkuh. Apakah Arman tahu kalau suaminya impoten dan memanfaatkan Celine yang kesepian.

Sesampainya di dalam rumah, Celine kembali merenung. "Wanita tadi, kenapa dia sempat menatap Arief di jendela kamar? Apakah mereka saling kenal?"

Tapi Celine segera menepis pikirannya.

"Ah, mungkin dia hanya melihat sekilas. Tidak sengaja." Gumam Celine mencoba menenangkan diri.

---*-*-*---

Malamnya di rumah Arman.

"Sial dangkalan, kenapa jadi begini." Arman bangun dari rebahnya.

Ia tak kuasa menolak kehadiran Celine

di pelupuk matanya. Kejadian tadi pagi membuatnya sulit konsentrasi.

Ia pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah Evi, untuk menjumpai pacarnya si Eva.

---*-*-*---

Saat itu Evi tengah menerima telpon dari seseorang.

"Iya, ok Bu, serahkan sepenuhnya ke saya. pasti beres... iya baik, iya Bu. ok."

Evi menutup telpon lalu meletakkan hp nya di meja.

"Jadi bagaimana mbak? apakah rencananya masih seperti itu?" Eva melihat kakaknya kelihatan cemas.

"Iya."

"Aduh, kasihan mas Arman kalau dijadikan tumbal."

"Bukan tumbal namanya kalau mau dapat durian runtuh." Sergah Evi sinis.

"Tapi bagaimana perasaanku mbak?"

"Jaman sekarang uang diatas segalanya."

Eva terdiam mendengar kata-kata Evi.

"Kalau kamu sudah pegang uang itu, siapapun bisa kamu beli!"

"Tapi mbak."

"Alah sudahlah. jangan berfikir yang macam-macam!"

"Bagaimana aku nggak mikir macam-macam, kan aku juga punya perasaan cemburu."

"Laki-laki seperti dia banyak, kamu bisa pilih. Lagian kalau si dia itu nanti sudah mati. pasti mas mu itu mau balikan sama kamu."

"Siapa yang mati? siapa juga yang mau balikan?" Eva penasaran.

Tapi pertanyaannya itu belum sempat terjawab, Arman tiba-tiba muncul.

"Wuah, kelihatannya ada yang seru nih!"

Eva kaget, lain halnya dengan Evi yang cepat menguasai diri.

"Lagi cerita masalah sinetron, itu loh, ada istri yang mau dibunuh." Evi sebel menjelaskan.

"Oh, kirain siapa yang mau dibunuh mbak?"

"Ada apa malam-malam begini datang?" Evi curiga.

"Mau ngajak Eva makan nasi goreng mbak."

"Jam berapa ini?"

Arman melihat jam di hp nya.

"Jam sebelas mbak."

"Eva ini janda, kalau keluar tengah malam begini, disangka orang nanti dia jablay!"

"Kan perginya sama saya mbak."

Evi diam, sebenarnya dia juga cemburu dengan adiknya itu. Cuma Evi gengsi.

"Boleh ya mbak? nggak lama, paling dua jam." Arman memohon.

"Ya udah, sekalian bungkusin mbak martabak Bangka yang spesial ya!"

"Siap mbak." Arman tersenyum pengertian.

Eva masuk ke dalam untuk berganti baju. Evi yang tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, segera berdiri lalu menarik Arman ke pojok ruangan dan menciumi nya bertubi-tubi hingga membuat Arman gelagapan.

---*-*-*---

Celine terhenyak bangun saat terdengar bunyi getar ponsel Arief di meja kecil samping tempat tidur.

"Siapa sih, malam-malam begini telpon." Celine menatap suaminya yang tertidur nyenyak.

Rasa iba merayap dalam relung hatinya melihat keadaan suaminya.

Celine lalu melihat ponsel Arief dan melihat nama si penelpon di layar hp, tertulis hanya kode huruf;"X-GF College" dahi Celine seketika itu mengernyit.

"Siapa ini sebenarnya? aku angkat nggak ya? takutnya nanti mas Arief marah, kalau privasi nya di ganggu." Celine meletakkan kembali hp Arief dan tak lama kemudian sudah tak berdering lagi. Celine mencoba melupakan si penelpon tapi tak bisa. Ia masih penasaran kira-kira siapa penelpon itu?

---*-*-*---

Nun jauh dari Cluster Ruby, tepatnya di sebuah cafe mewah di Kuta Bali. Seorang wanita cantik tengah duduk sendiri.

"Katanya mau nelpon buat mengabarkan masalah itu. tapi kayaknya malah ketiduran. gimana sih? Dia yang janji! Dia juga yang nggak menepati! Dasar laki-laki, mau yang normal atau nggak normal sama saja." Si wanita jengkelnya bukan kepalang karena merasa dibohongi.

"Hai, sudah lama ya?" Sapa seorang laki-laki berusia sekitar 32 tahun, penampilannya lebih mirip seorang pengacara daripada pengusaha muda.

"Hai Beb, ah enggak.. baru setengah jam yang lalu. Kamu mau pesan apa?"

"Minum saja dulu, makannya nanti."

Si wanita lalu memanggil waiters.

-------*-*-*-------

Bersambung

Related chapters

  • Pusaran Cinta Terlarang    Asal-usul Si Cantik Yang Misterius

    Di sebuah kafe mewah di Kuta, Bali, dengan suasana temaram dan alunan musik jazz lembut, si wanita cantik (Vera Rahmi Diany) duduk di hadapan Bayu, tunangannya. Secangkir kopi espresso tergeletak di depannya, namun ia belum menyentuhnya. Bayu mengamati kekasihnya yang tampak gelisah, ia lalu menggenggam tangannya dan bertanya dengan suara rendah. “Sayang, kamu kenapa? Ada masalah serius?” tanya Bayu, sambil menyelidik wajah cantik itu dengan penuh perhatian. Vera memaksakan senyum, walau senyum itu tampak hambar dan pahit. Bayu tersenyum tipis, seolah memahami kekasihnya yang memang keras kepala dan berdarah panas. “Ini soal Arief, kan?” tebaknya. Vera mendengus, jelas-jelas wajahnya menampakkan kekesalan yang teramat sangat. Ia pun mengangguk tanpa berkata apa-apa. Bayu tertawa kecil tapi bijak. “Bukankah Arief itu mantan pacarmu, waktu kalian dulu kuliah di Bandung? Pasti kamu tahu sifatnya luar dalam kan?" Vera mendengus lagi, nadanya menyimpan rasa kesal yang tidak bi

    Last Updated : 2024-11-14
  • Pusaran Cinta Terlarang    Rencana Celine

    Di rumah Evi, tepatnya di pojok ruang tamu, Arman tengah gelagapan diserang sedemikian rupa oleh Evi. Ia berusaha menghindar karena takut dipergoki oleh Eva yang tengah ganti baju. "Hmmftt, Mbak, tunggu sebentar, nanti ketahuan Eva." Arman menjauhi bibir Evi, ia gelisah sambil melihat ke arah ruang dalam rumah Evi. "Nggak bakal, Eva kalau make up lama." Evi nyosor lagi habis berkata begitu. Arman berusaha menahan, tapi karena Evi sangat beringas, Arman akhirnya cuma bisa mengalah. Melihat reaksi Arman yang pasrah dan mulai mengimbangi nafsunya, Evi tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia buru-buru mengambil sesuatu yang berharga milik Arman, hingga dia melenguh. Tapi kemudian mencoba menahan. "Aduh mbak, jangan ah. Aku nggak enak sama Eva." Arman berusaha menolak tangan Evi yang berusaha memainkan Mr. P nya. "Huh, kamu kan tahu suamiku kena Diabetes melitus, sudah nggak bisa ngasih nafkah batin. Lagian kenapa baru sekarang menolak? Kenapa nggak dari dulu-dulu!" Evi merengut. "A

    Last Updated : 2024-11-18
  • Pusaran Cinta Terlarang    Ada Udang di Balik Arief

    Pukul enam pagi, Arief terbangun. Ia kaget sekaligus panik, buru-buru ia meraih ponselnya dan melihat notifikasi bahwa Si Cantik telah miss call dan kirim pesan melalui W******p. "Astaga! Vera pasti sangat marah. ahh, ini semua gara-gara aku ketiduran." Arief mendumel dengan kesal. Ia lalu melirik ranjang disampingnya, kosong. Rupanya Celine sudah bangun. Buru-buru Arief menjangkau kursi rodanya, lalu menaikinya dan keluar kamar. Di meja makan, nampak Celine sudah rapih mengenakan setelan blazer dan rok. Ia tak menyadari kehadiran Arief, karena pikiran Celine masih melayang pada kejadian semalam, tentang siapa yang membisikinya dan mengatakan bahwa "Ia wanita yang baik, Doa'nya pasti akan terkabul." Celine mendesah. "Mau pergi?" Arief menegur. Celine kaget karena tak melihat kehadiran Arief, sejak kapan ia disitu? "Eh, kamu sudah bangun mas? aku sedang menyiapkan sarapan. Tentunya kamu sudah lapar, ayo mas kita makan dulu." Celine mencoba tersenyum walau ia melihat raut wajah suam

    Last Updated : 2024-11-18
  • Pusaran Cinta Terlarang    Sang Sutradara

    Akhirnya Celine memutuskan untuk pergi saja, ia berjalan menuju pos satpam di ujung jalan komplek. Sedangkan Evi yang berusaha mengejar puncak birahinya, terus mendaki. Arman dipeluk sekuat tenaga dan diremas-remasnya kepala Arman hingga rambutnya acak-acakan. Tak lama kemudian Evi histeris saat mencapai puncak orgasme terdahsyat nya, Ia merintih, mendesah dan tubuhnya menggelepar bak ikan kekurangan air. "Hufftt.. makasih ya Arman sayang, nah, sekarang kamu temui dulu si Celine." Evi turun dari tubuh Arman yang kelihatan kecewa. "Loh, tapi aku kan belum sampe mbak, ayolah sebentar lagi saja." Arman membujuk Evi yang kelelahan dan sedang memakai pakaiannya. "Nanti malam saja diteruskan, itu si Celine lagi nyari kamu. Takutnya nanti dia malah kesini, kan jadi masalah, kalau dia tahu kamu lagi disini, ntar malah jadi skandal!" Evi memberikan alasan yang tak masuk akal, tapi Arman tetap mengikuti, seperti kerbau yang dicucuk hidungnya. Dengan lesu Arman kekuar dari rumah Evi.

    Last Updated : 2024-11-18
  • Pusaran Cinta Terlarang    Gadis Penakluk

    Vera, bisa diibaratkan sebagai sutradara sekaligus penulis skenario, ia merancang cerita dan mengatur para pemainnya, sesuai skenario yang telah ia buat. Saat itu Vera yang masih menggenggam tangan Arief, segera mengusap Air mata mantan kekasihnya itu. "Jangan cengeng, kamu tahu kan, dari dulu aku paling tidak suka sama laki-laki cengeng dan lembek." Arief mengangguk, lalu pelan sekali ia bertanya untuk meyakinkan diri, bahwa hal itu bukanlah mimpi semata. "Apakah kamu yakin mau menikah denganku?" Vera menatap Arief dengan lembut. "Tentu saja aku mau, asal... kekayaan Alex Subrata sudah kita kuasai." Vera kemudian mengecup mesra bibir Arief. "Nah, sekarang aku punya kejutan untukmu." Vera berdiri dan hendak mendorong kursi roda Arief, yang masih tertegun. "Kejutan apa?" Arief menoleh menatap Vera dengan pandangan bertanya. "Bukan kejutan namanya kalau aku kasih tahu sekarang." Vera tersenyum dan Arief terpukau memandang wajah yang disinari matahari senja itu, sungguh canti

    Last Updated : 2024-11-18
  • Pusaran Cinta Terlarang    Sang CEO Yang Cool

    Esoknya, Celine sudah berpakaian rapih layaknya seorang pelamar pekerjaan. Ia dan Arief sedang menikmati sarapannya."Mas yakin nggak mau nganterin aku?" Celine menatap suaminya dengan harapan ia mau mengantarnya ke kantor Pak Alex."Aku sudah meminta tolong Arman untuk mengantarmu." Ucap Arief sambil terus makan.Celine menghela nafasnya yang terasa sesak, ia merasa keberatan diantar Arman. Firasatnya mengatakan bahwa Arman dari dulu menginginkannya. Tapi Celine pun tahu sifat suaminya, jika berkata "A" maka "A" itulah yang harus Celine jalankan. Jadi percuma saja jika Celine keberatan, toh akhirnya Arief juga yang menang. Dengan berat hati Celine pun berdiri, setelah mencium tangan suaminya, lalu bertanya."Aku lihat kursi rodamu baru mas." "Iya baru beli kemarin." Jawab Arief acuh tak acuh sambil tetap makan.Celine mau bertanya lagi tapi ragu, akhirnya ia menyambar tas kerjanya lalu bergegas keluar rumah. Arman yang sedang menunggunya di teras, buru-buru bangun dan menyambut Ce

    Last Updated : 2024-11-19
  • Pusaran Cinta Terlarang    Rencana Terselubung

    Berbagai perasaan bergelayut dipikiran Celine, rasa tegang, kaku, nervous juga ada. Tatapan Pak Alex, dirasa Celine sangat tajam menilai, tatapan seorang penguasa.Pak Made mencoba mencairkan suasana. "Namanya Celine Antoinette Pak." Pak Made tersenyum sambil menatap bosnya."Hmm, oke, lumayan." Kata Pak Alex datar.Celine merutuk dalam hatinya. "Sialan ini orang, dikira gampang kesini, aku make up saja hampir dua jam, memilih blazerku yang terbaik dan paling mahal, pakai parfum jutaan pula. Eh, dia cuma bilang cuma lumayan."Pak Alex lalu memandang jari manis tangan kiri Celine, ia memperhatikan cincin kawin itu dengan mata menyipit. "Kamu sudah nikah?" Aduhai, tatapan matanya itu sangat menusuk. "Iya pak, sudah. Tapi saya belum punya anak." Jawab Celine mencoba tenang dan meyakinkan dirinya sendiri, agar tak terlalu kelihatan cupu di depan calon bosnya ini.Karena dulu, Celine sering berhadapan dengan berbagai macam orang, jadi sedikit banyak Celine juga mempelajari banyak karakte

    Last Updated : 2024-11-20
  • Pusaran Cinta Terlarang    Kagum Di Hari Pertama

    Sudah hampir tiga jam Celine berkutat dengan laporan. Ketika jarum jam hampir menunjukkan pukul dua belas, tiba-tiba datang dua orang gadis cantik dengan penampilan elegan, menghadap Celine."Selamat siang bu." Salah seorang gadis cantik, yang lebih tinggi menyapa Celine."Siang, ada yang bisa saya bantu?" Celine menatap kedua gadis tersebut dengan tatapan heran."Saya Maya bu dan ini Vina. Kami hendak menyerahkan laporan." Ujar si gadis yang menyebut dirinya Maya.Saat Celine hendak bertanya, Pak Alex masuk ruangan."Kamu sudah kenal dengan mereka Celine?" Pak Alex berjalan ke kursinya sambil bertanya."Maaf, belum pak." Celine menatap bosnya lalu pandangannya beralih ke Maya dan gadis satu lagi."Jadi Pak Made belum memberitahu kamu ya?" Pak Alex tertawa.Celine mengerutkan kening. "Memberitahu tentang apa pak?""Mereka ini juga sekretaris saya." Ujar Pak Alex tenang.Celine mulai paham bahwa Pak Alex mempunyai lebih dari satu sekretaris, tentunya dengan job description yang berbeda

    Last Updated : 2024-11-21

Latest chapter

  • Pusaran Cinta Terlarang    Bab 55 - Akhir Yang Menyakitkan

    Bab 55 "Akhir Yang Menyakitkan"Celine yang menyaksikan kejadian itu dari kejauhan langsung mendekat, tak bisa lagi menahan dirinya. "Daniel, apa-apaan kamu bicara seperti itu pada Bi Minah? Dia sudah tua dan perlu istirahat!"Daniel menoleh ke arah Celine dengan tatapan santai. "Kenapa, Tante? Dia itu kan pembantu, tugasnya melayani. Kalau nggak becus, ya sudah, cari yang lain. Simple kan?""Dia bukan robot yang bisa kamu suruh sesukamu! Ini jam dua pagi, Daniel! Tidak sopan menyuruh seseorang bangun tengah malam hanya untuk memenuhi permintaan sepele!" suara Celine meninggi, emosi mulai menguasainya.Daniel menyeringai. "Kalau Tante mau bantuin, Tante juga boleh bikin nasi goreng buat saya. Tapi saya nggak yakin Tante bisa masak enak."Celine terkejut dengan ucapannya. "Kamu sudah keterlaluan, Daniel!"Daniel mendekat dengan sikap santai. "Santai aja, Tante. Ini rumah Om Alex, kan? Saya cuma menikmati fasilitas keluarga. Lagipula, Tante cuma istri barunya. Jadi, jangan sok mengatur,

  • Pusaran Cinta Terlarang    Bab 54 - Daniel Berulah

    Bab 54 "Daniel Berulah"Daniel menyeringai lebar, matanya memandanginya dengan nafsu yang menjijikan, membuat Celine merasa tidak nyaman. "Santai saja, Tante."Celine langsung menegakkan tubuhnya, menahan kimono yang terikat di pinggangnya. "Apa-apaan ini? Kenapa kamu di kamar saya?"Daniel bangun melangkah maju, senyumnya tetap lebar. "Ah, Tante Celine... saya hanya ingin bilang kalau Tante itu cantik sekali. Om Alex benar-benar beruntung punya istri seperti Tante."Wajah Celine memerah, bukan karena tersanjung, tapi karena amarah dan merasa terhina. "Keluar sekarang juga, Daniel! Sebelum saya memanggil Hera!"Daniel tidak bergerak. "Kenapa marah? Saya hanya memuji. Lagian mama tidak pernah marah, ketika saya bergaul dengan wanita manapun.""Keluar!" Celine menghardik dengan nada tinggi, matanya membara. "Saya tantemu sendiri, bukan wanita manapun!"Daniel tertawa kecil, tapi akhirnya melangkah mundur. "Baiklah, baiklah. Jangan terlalu tegang, Tante. Saya pergi sekarang. Tapi lain ka

  • Pusaran Cinta Terlarang    Bab 53 - Keluarga Arogan

    Bab 53 "Keluarga Arogan"Malam itu, kamar pengantin dihiasi cahaya lampu temaram. Celine duduk di atas ranjang, mengenakan gaun tidur sutra berwarna putih gading. Ia memandang Alex yang tampak sibuk melepaskan dasinya, lalu duduk di kursi di dekatnya.Alex menghela napas, seakan sedang mempersiapkan sesuatu yang berat untuk dibicarakan."Sayang," ucapnya, memecah keheningan. "Ada yang perlu kamu tahu soal Hera."Celine menoleh, alisnya sedikit terangkat. "Apa itu?" tanyanya lembut, meski hatinya berdebar.Alex menarik napas dalam-dalam. "Hera adalah satu-satunya keluargaku yang tersisa. Saat dia melahirkan Daniel, ayah kami meninggal dunia. Lalu, ketika Daniel berusia sepuluh tahun, ibu kami juga pergi."Celine menyentuh tangan Alex, merasakan kesedihannya yang tersirat dalam suara. "Aku tidak tahu kamu melalui semua itu sendiri," katanya pelan.Alex melanjutkan, "Setelah Daniel berusia tiga tahun, Latif membawa mereka ke Kanada karena pekerjaannya di sana. Hera hanya sempat dua kali

  • Pusaran Cinta Terlarang    Bab 52 - Lembaran Baru

    Bab 52 "Lembaran Baru"Pesta pernikahan Alex dan Celine berlangsung megah di sebuah aula yang dihiasi bunga putih dan lilin mewah. Hari itu, kebahagiaan pasangan pengantin terpancar dari wajah keduanya. Walaupun sudah berjam-jam berdiri menyambut 3000 tamu undangan, tapi Alex dan Celine tetap tersenyum cerah, menyalami tamu undangan yang datang dari berbagai kalangan."Selamat ya, Alex! Akhirnya kau menemukan pasangan hidup yang tepat," ujar seorang kolega Alex sambil tertawa ringan."Terima kasih," jawab Alex hangat.Tak jauh dari pelaminan, antrean panjang masih terlihat mengular. Namun, perhatian Alex tiba-tiba tertuju pada sekelompok tamu yang baru saja tiba, seorang wanita paruh baya yang anggun dengan aura tegas, seorang pria berkacamata dan dua anaknya.Alex membelalakkan mata. "Hera?" bisiknya tak percaya.Ketika wanita itu sudah dekat, Alex tak bisa menahan diri. Ia langsung memeluk wanita yang wajahnya tak asing baginya."Mbak Hera!" seru Alex penuh keharuan, mencium pipi

  • Pusaran Cinta Terlarang    Bab 51 - Vonis Untuk Vera

    Bab 51 "Vonis Untuk Vera"Ruang sidang sore itu penuh sesak. Suasana tegang sangat terasa. Banyak pengunjung yang berbisik-bisik karena penasaran.Di kursi pesakitan, Vera duduk dengan wajah penuh amarah, meskipun ia berusaha menyembunyikannya. Di sebelahnya ada Arman, Evi, Arief, dan Ario Bayu, masing-masing menunduk menanti vonis hakim.Alex duduk di bangku pengunjung, ditemani Celine yang memegang erat tangannya. Di belakang mereka, para pegawai Alex seperti Pak Made, Eva, Vina, Maya, Dion, dan Anto turut hadir untuk menyaksikan akhir dari perjuangan panjang mereka.Hakim mengetukkan palu tiga kali, menandakan sidang dimulai."Sidang putusan terdakwa Vera dimulai," ujar Hakim dengan suara tegas.Vera menatap hakim dengan tatapan dingin, sementara para pengunjung menahan napas menanti putusan.“Setelah melalui serangkaian persidangan dan mempertimbangkan semua bukti yang ada, terdakwa Vera, sebagai otak utama dalam kasus penculikan dan percobaan pembunuhan terhadap saudara Alex Subr

  • Pusaran Cinta Terlarang    Bab 50 - Pertemuan

    Bab 50 "Pertemuan"Pak Made lalu berbalik ke arah petugas polisi. “Pak, di mana tepatnya Pak Alex sekarang? Kami ingin segera ke sana.”Petugas itu membuka catatannya, lalu menjawab, “Pak Alex saat ini berada di sebuah perkampungan nelayan di Lombok. Beliau ditemukan oleh nelayan di daerah itu, lalu dibawa ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan perawatan.”Pak Made mengangguk mantap. “Baik, kami akan segera ke sana.”Eva menatap Pak Made dengan raut cemas. “Tapi, Pak, bagaimana kita bisa sampai ke Lombok dengan cepat? Perjalanan ke sana tidak mudah.”Pak Made berpikir sejenak, lalu berkata, “Kita akan cari penerbangan secepat mungkin. Ini soal hidup dan mati. Aku tidak peduli berapa biayanya, kita harus ke sana sekarang juga.”Anto ikut menyela. “Aku bisa bantu mengatur tiket pesawat. Aku punya kenalan di travel agent, mungkin dia bisa mempercepat urusannya.”“Bagus,” jawab Pak Made. “Kau urus itu. Eva dan aku akan mengabari Celine. Dia harus tahu bahwa Pak Alex masih hidup.”Dion me

  • Pusaran Cinta Terlarang    Bab 49 - Kebenaran Akan Terungkap

    Bab 49 "Kebenaran Akan Terungkap"Setelah puas, Anto menggiring Vera ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Awalnya ia menolak, tapi karena dipaksa dan Vera takut Anto berbuat macam-macam lagi, akhirnya ia mau.Tidak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar di luar rumah. Beberapa polisi masuk ke dalam kontrakan, dipimpin oleh seorang perwira yang mengenakan seragam rapi.“Dimana terduga pelakunya?” tanya sang perwira dengan nada tegas.Anto segera melangkah maju. “Ini pak. Wanita itu yang bertanggung jawab atas pembunuhan bos kami. Dia juga sedang berencana kabur ke Jambi.” Perwira polisi itu mengangguk sambil mengamati Vera. “Kami akan membawanya ke kantor untuk penyelidikan lebih lanjut.”Salah satu polisi menghampiri Vera dan mengikat tangannya. “Silakan ikut.” katanya dengan nada dingin.Vera berdiri dengan angkuh, meskipun wajahnya tetap memerah karena rasa malu. Ia berjalan keluar rumah, diikuti Polisi,

  • Pusaran Cinta Terlarang    Bab 48 - Pencarian Sia-sia

    Bab 48 "Pencarian Sia-sia"Arman terbangun dari pingsannya dengan rasa pening luar biasa di kepala. Anak buah Anto yang menyadarkannya tampak dingin, sementara Pak Made berdiri di depannya dengan wajah penuh amarah."Dimana kalian membuang Pak Alex?" Pak Made bertanya dengan nada mengintimidasi.Arman hanya menyeringai lemah. "Pak Made, bahkan jika saya bilang, itu tidak akan mengubah apapun. Dia sudah mati."Pak Made mengepalkan tinjunya, tapi Eva buru-buru menahan lengannya. "Jangan! Kita butuh dia bicara," katanya sambil melirik ke arah Arman.Pak Made menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. Eva lalu menyarankan. "Sebaiknya kita bawa Arman ke lokasi kejadian. Karena dia yang paling tahu tempatnya," Pak Made mengangguk setuju, lalu memberi perintah kepada anak buah Anto. "Pakaikan dia kaos dan celana pendek. Kita tidak punya waktu untuk basa-basi."Arman tertawa kecil, meski terbatuk karena efek puk

  • Pusaran Cinta Terlarang    Bab 47 - Vera Tertangkap

    Bab 47 "Vera Tertangkap"Alex membuka matanya perlahan. Pandangannya buram, dan kepalanya terasa berat seperti habis dihantam benda keras. Ia mencoba bergerak, namun tubuhnya terasa lemah. Seorang perawat mendekat, membawa segelas air.“Pak, Anda sudah sadar. Alhamdulillah,” ucap perawat itu lembut.Alex menatap wajah perawat itu, bingung. “Di mana saya? Apa yang terjadi?”“Anda sedang di puskesmas, Pak. Sudah dua hari Anda tidak sadarkan diri. Tiga nelayan menolong Anda di laut. Lalu mereka membawa Anda ke sini,” Si perawat menjelaskan sambil membantu Alex duduk dan menyerahkan segelas air.Alex tersentak. Bayangan dirinya terikat besi besar dan tenggelam kembali menghantui pikirannya. Ia ingat saat-saat menegangkan itu, tubuhnya terhisap oleh gelapnya laut, udara semakin menipis, dan ketakutan akan kematian yang mengintai.“Dua hari?” gumam Alex. “Saya… saya diculik dan dibuang ke laut. Bagaimana bisa saya selamat?”“N

DMCA.com Protection Status