Share

Penawaran baru

Penulis: Gadis inisial E
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-24 12:28:12

Anya baru saja keluar dari kamar dengan menggunakan dress selutut warna nude yang tampak anggun. Ia merasa bingung, ketika ia tiba di meja makan, tiba-tiba mendengar keributan. Setidak nya ia cukup mendengar pertengkaran yang terjadi antara Rey dengan seorang pria tua yang di sebutnya Ayah. 

Ternyata pria itu sama menderitanya dengan dirinya, nyatanya meski hidup dengan bergelimang harta, Rey memiliki masa lalu kelam yang membuatnya tak bisa melupakannya begitu saja. Anya kini memahami, kenapa sikap pria itu yang terkadang terlihat sangat sedih, gembira, dan marah dalam waktu yang hampir bersamaan. 

"Selamat pagi...." Ujar nya dengan suara lirih tapi cukup untuk membuat Nyonya Ana juga Tuan Han menoleh ke arahnya. 

Dengan gerakan ragu-ragu ia membungkukkan sedikit badannya untuk memberi hormat.

"Ah...." Tentu saja Nyonya Ana merasa terkejut, matanya terbelalak dan mulutnya menganga. Kemudian ia menatap ke arah suaminya yang juga melakukan hal yang sama sebelum akhirnya balik menatap Anya. "Kau siapa?" Tanyanya dengan lembut, sedangkan Rey tampak menghela nafas panjang merasa tak suka. Ia berpikir gadis itu pasti hanya akan mempersulit dirinya saja. 

"Nama saya Anya, nyonya." Sahutnya sopan, membuat Ibu kandung Rey itu terkesan. 

"Nama kita hampir sama, namaku Ana." Ucap wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu dengan antusias. Membuat Anya tak merasa canggung lagi.

"Benarkah? Kalo begitu kebetulan sekali." Anya tampak senang dan keduanya pun tersenyum. 

Ini benar-benar di luar dugaan, bagaimana bisa gadis itu seolah menghipnotis ibunya yang biasanya terkesan angkuh jika berhadapan dengan semua teman wanitanya. Mantra apa yang di pakai gadis itu sebenarnya? 

Dia benar-benar penuh kejutan!

"Anak baik, kau siapanya Rey?" Tanya nyonya Ana yang membuat Anya langsung gelagapan. 

Terlebih lagi Rey yang juga langsung mendelik gugup. 

"Siapa lagi, paling juga cuma teman tidur putra kesayanganmu itu, lihat gaya hidupnya? Apa pernah kita mengajarinya seperti itu? Memalukan sekali!" Sahut Tuan Han sinis. 

"Suamiku, sudahlah... Jangan memulai lagi, kau harus pedulikan kondisimu." Ucap Nyonya Ana bijaksana, pria itu pun langsung terdiam dan melirik ke arah Rey dengan tatapan tajam.

"Saya, tidak seperti yang anda pikirkan tuan, saya adalah .... " Anya menjeda kalimatnya dan ekor matanya melirik ke arah Rey sebentar. "Saya adalah calon istri tuan muda Rey!" 

Apa?

Tentu saja itu sangat mengejutkan, bahkan Rey mengumpat berkali-kali dalam hati. 

Mau apa gadis itu? Punya rencana apa dia? Ternyata dia begitu cerdik dan menakutkan!

"Ah... Benarkah?" Hanya Nyonya Ana yang terlihat paling bahagia di antara semuanya. Sedangkan suaminya masih mematung tak percaya. 

"Apa kau sedang bercanda?" Tuan Han berkata dengan nada dingin, kemudian menoleh ke arah putranya meminta penjelasan. "Apa kau pikir kau sedang main drama?" Tuduhnya yang membuat amarah Rey kembali tersulut.

"Sudah ku duga, Ayah memang tidak pernah mempercayaiku, terserah saja jika Ayah mau menganggapnya bagaimana." Rey kesal dan segera beranjak dari sana, ia berjalan menuju ke arah Anya dan dengan gerakan cepat menarik pergelangan tangan gadis itu dan segera membawanya pergi dari sana.

"Hei... Anak kurang ajar, tidak tahu diri, kita belum selesai bicara, jelaskan apa maksud perkataanmu!" Teriak tuan Han kalap namu Rey seolah tak menggubrisnya. 

"Ibu, aku pergi dulu sebentar, kalo ingin tinggal, tinggallah, mungkin nanti malam aku baru kembali." Pamitnya pada orang tua wanitanya. 

Nyonya Anya pun mengangguk mengerti. "Hati-hati sayang, jaga calon menantu ibu baik-baik."

Astaga!

Rey hampir saja tersedak air liurnya sendiri, apakah ibunya benar-benar mempercayai perkataan gadis aneh ini?

Rey hanya mengangguk pelan dan pergi melalui pintu utama, sedangkan di belakang ayah nya masih berteriak lantang bersumpah serapah. Rey tak peduli. Ayahnya sangat keras kepala, percuma bicara pada pria tua itu, tidak akan pernah menemukan titik temu. Dirinya pun sama kerasnya dan tak mau mengalah. Entah kapan hubungannya dengan sang ayah akan membaik. Rey juga tidak tahu. Hanya waktu yang bisa menjawab.

***

Rey mengendarai mobilnya sendiri tanpa sopir, ia seperti orang yang kesurupan, melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga membuat perut Anya terasa mual.

"Hei... Kau sudah gila ya?! Kalo ingin mati, jangan mengajakku, lakukan saja sendiri." Teriak Anya dengan wajah tegang.

Tatapan Rey tetap lurus ke depan, ia berkendara di jalanan lengang yang di samping kanan kirinya di tumbuhi pepohonan rindang, sepertinya jalanan itu tidak asing, itu seperti arah jalan menuju ke desanya. 

Anya mendadak merasa ketakutan karena berpikir mungkin saja Rey ingin menyerahkan dirinya kembali pada Bibinya.

"Tuan, bisa tolong Pelankan laju kendaraanmu, aku benar-benar sangat takut, dan maaf kan aku tentang kelancanganku tadi, yang mengatakan aku adalah calon istrimu, maaf kan aku." Anya mencoba merendahkan nada bicaranya, bermaksud agar Rey merasa iba padanya.

Tak lama terdengar ban berdencit dan mobil pun terhenti. Akhirnya Anya bisa bernafas lega, monster di samping nya itu mau mendengar perkataannya.

Tangan Rey terlihat gemetaran, penyakit kecemasannya mendadak kambuh, dan ia belum sempat mengunjungi psikiaternya.

Bagaimana ini?

Anya terlihat panik sekaligus iba, ia melihat Rey seperti malam itu, wajahnya terlihat sendu juga kesakitan. 

Rey mencoba menarik nafas dalam-dalam dan mencoba melakukan gerakan Buter flat, namun tak berhasil, ia merasa sangat frustasi dan menjambak-jambak rambutnya sendiri.

Anya juga teringat, malam itu setelah Rey mencium bibirnya keadaan pria itu berangsur membaik, jadi Anya berpikir ingin menolongnya.

Dengan gerakan cepat, Anya mendekat dan menempelkan bibirnya pada bibir dingin Rey, mata Rey terbelalak terkejut, namun detik berikutnya ia membalas ciuman itu dengan rakus, seolah-olah ia sudah tak melakukannya bertahun-tahun lamanya. 

Tangannya yang kekar menyusup masuk ke bagian belakang leher  gadis itu, menekannya agar ia bisa lebih dalam lagi memberikan ciuman. 

Anya bahkan seolah hampir kehabisan nafas, ia tak tahan dan akhirnya menggigit bibir bawah Rey agar pria itu mau melepaskannya. 

"Augh!" Pekiknya dan akhirnya ia melepaskan pagutannya.

Anya langsung mengisi paru-parunya dengan udara sekitar, nafasnya sedikit tersengal. "Kau baru saja hampir membunuhku." Ujarnya setelah keadaanya berangsur membaik.

"Maaf, aku tidak bermaksud begitu." Kali ini kata-kata Rey terdengar sedikit lebih lembut dari biasanya, "dan terima kasih kau telah menolongku, keadaan ku jauh lebih baik sekarang." 

Baru kali ini selama tiga hari tinggal bersama pria itu, Anya melihat senyuman dan tatapan mata Rey yang begitu hangat.

"Ya... tidak masalah tuan, anggap saja kita impas." Anya balas tersenyum.

"Apa maksudmu dengan impas?" Baru saja Anya membatin pria itu bisa juga berubah lembut, sedetik kemudian sudah kembali lagi ke sifat awal. 

"Aku sudah membantumu, jadi kau tidak akan memasukkan aku ke dalam penjara kan? Atau jangan-jangan kau ingin mengembalikan ku pada bibi ku?" Wajah Anya berubah sendu. Ia tidak tahu harus lari kemana, ia benar-benar sedang ada dalam situasi yang sulit.

"Kalo begitu aku ada penawaran baru untuk mu." 

"Apa?"

BERSAMBUNG.

Bab terkait

  • Pura-pura menikah   Pulang ke rumah Bibi

    Melihat ketakutan di wajah Anya, selalu membuat Rey tergerak untuk menggoda gadis itu, otaknya seolah terisi zat seretonin dengan cepat, perasaanya seperti melambung sekaligus berbunga-bunga, menyenangkan sekali."Tadi kau berani sekali bicara pada orang tua ku dan mengatakan bahwa kau adalah calon istriku, apa kau benar-benar menginginkannya?"Anya langsung seperti membeku di tempat, pertanyaan macam apa itu?Apa maksud dari menginginkannya?"Bu-bukan seperti itu..." Sangkalnya dengan suara terbata, "aku hanya tidak suka saja ayah mu menuduhku sebagai teman tidur mu." Lanjutnya malu-malu."Jadi kau menganggap dirimu itu gadis baik-baik begitu?""Tentu saja." Sahut Anya cepat tanpa ragu."Kalo begitu kenapa kau kabur dari rumah? Apa itu namanya gadis baik-baik?"Anya tertunduk diam sebentar, matanya seolah terlihat berpikir, "itu karena ... bibi ku ingin menjualku pada pria tua sebagai penebus hutang, aku tidak mau dan akhi

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-25
  • Pura-pura menikah   Menginap

    Hari sudah menjelang sore dan tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya. Anya dan Rey tidak mungkin kembali ke kota dengan keadaan seperti itu, terlalu berbahaya bagi mereka, saat cuaca buruk, terkadang lereng bukit di sepanjang perjalanan menuju kota bisa saja terjadi longsor. Nyonya Sin pun menyarankan agar mereka menginap di rumahnya dan kembali ke kota esok pagi saja.Hujan tidak akan mereda dengan singkat, tambah nyonya Sin menjelaskan. Akhirnya, mau tidak mau Anya dan Rey terpaksa menyetujui usulan wanita paruh baya itu.Mendengar berita itu, tentu saja Fani yang paling berbahagia, ia berpikir punya banyak waktu untuk menggoda Rey malam ini.Ia tidak peduli meski ibunya telah menjelaskan jika pria itu tertarik pada Anya-sepupunya. Di dalam hatinya, ia tetap berambisi ingin menaklukkan pria itu.Rey tidur di salah satu kamar yang tidak terlalu besar, itu adalah kamar Anya saat ia masih tinggal bersama bibinya, sedangkan Anya mem

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-25
  • Pura-pura menikah   Monster dalam diri.

    "Anak itu, kemana perginya anak itu, sudah selarut ini tidak pulang, mana membawa anak ingusan seperti itu, kalo dia terkena masalah bagaimana? Bikin repot saja...." Tuan Han masih saja terus mengoceh sepanjang malam. "Gadis tidak jelas asal usulnya itu, mana bisa di jadikan calon istri, apa kepalanya habis terbentur hingga membuatnya gila? Hah!"Nyonya Ana menarik nafas panjang, kemudian beranjak dari sofa dan menghampiri suaminya yang berjalan mondar-mandir dengan gelisah. "Suamiku, tenaglah sedikit." Wanita paruh baya itupun mengusap pundak suaminya agar merasa lebih baik."Bagaimana aku bisa tenang, anak itu selalu saja membuat masalah sejak dulu, apa kau lupa? Kejadian waktu ia masih SD? Bagaimana bisa anak kecil seperti dirinya mengunci beberapa temannya di dalam sebuah mobil box dan hampir kehabisan nafas. Gara-gara masalah itu kita jadi menuyuruhnya di rumah saja. Dan saat kuliah, dia lebih sering lagi membuat ulah, sampai pusing aku di buatnya karena harus membe

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-26
  • Pura-pura menikah   Hatimu yang hangat

    Fani berteriak, ia menarik perhatian banyak pengunjung kedai. Anya buru-buru menundukkan wajah nya merasa malu. Mereka sedang berbincang di salah satu meja dan sedang membicarakan soal Rey."Pelankan suaramu!" Tegur Anya lirih pada sepupunya itu. Fani menepuk mulutnya sendiri merasa konyol. Ia benar-benar terkejut dan tak bisa menahan diri untuk mengekspresikan apa yang baru saja dia dengar.Setelah beberapa saat, Fani kembali bicara, "itu normal, untuk pria tampan seperti Rey mencari wanita untuk bermain. Jangan terlalu menolak, ada banyak wanita yang menjual diri demi uang. Seandainya dia mau denganku, aku tidak akan menolaknya. Sayangnya dia tidak menyukaiku, aku mencoba menggodanya tadi malam, tapi dia malah bicara ketus." Jelas Fani jujur tanpa rasa malu."Bicara apa kau ini? Kenapa kau menjadikan dirimu sendiri tidak beharga di hadapan pria seperti itu, mentang-mentang dia tampan, kaya, bukan bearti dia dewa yang pantas di puja, astaga... Kau mala

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-27
  • Pura-pura menikah   Rasanya selalu ingin menyanyangimu

    Anya dan Rey pergi ke rumah dokter desa, sesampainya di sana, Rey merasa gugup. Wajahnya tampak tegang, Anya yang paham akan hal itu, segera meraih tangan pria itu. Menatapnya dan mengangguk, seolah sedang memberi keyakinan kalo semuanya pasti akan baik-baik saja.Rey baru saja akan mengetuk pintu rumah bergaya sederhana itu. Tapi seorang pria paruh baya sudah keburu keluar dari dalam sana."Kau...!" Matanya terbelalak terkejut."Ya... Ini saya, maafkan perbuatan saya tadi malam." Meski canggung, akhirnya Rey bisa dengan lancar mengatakanya.Air muka dokter desa itu terlihat berubah, ia mengangguk mengerti. "Tidak masalah, lupakan saja." Katanya bijaksana."Tidak, saya merasa sudah keterlaluan..." Rey menjeda kalimatnya dan melirik ke arah Anya sebentar, gadis itu mengangguk seolah memberi dukungan, "em... Begini, sebagai tanda permintaan maaf saya, apa ada hal yang bisa saya lakukan untuk anda?""Tidak, Tuan, Anda tak peel

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-27
  • Pura-pura menikah   Kontrak pernikahan

    Rey dan Anya tiba di kota tepat tengah malam. Rey bersyukur saat tiba di rumah, mobil orang tua nya tak terlihat lagi di halaman rumah nya. Bagus lah jika mereka sudah pergi dari rumah nya, pikir nya.Saat Rey menoleh ke samping, ia baru menyadari Anya yang sudah tampak tertidur pulas. Ia mencoba menoel pipi gadis itu agar terbangun, namun Anya sama sekali tak bergeming. Rey mendesah lelah, "apakah aku juga yang harus menggendong nya ke dalam?" Gumamnya pada diri sendiri sembari melepas sealtbealt dari tubuh nya.Rey keluar dari dalam mobil dan segera berlari ke sisi lain nya, mengeluarkan tubuh Anya dari tempat nya dan membopong nya masuk ke dalam. Tubuh Anya yang mungil, tenggelam dalam pelukan Rey yang tinggi dan kekar. Gadis itu terasa ringan di tangannya, lagi-lagi Rey terlihat seperti serigala dan Anya kelinci buruan nya yang sedang tak berdaya.Sesampai nya di dalam kamar, Rey meletakkan tubuh mungil itu ke atas tempat tidur king size milik nya. Karena ti

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-02
  • Pura-pura menikah   Melakukannya lagi

    Rey mencoba membenarkan letak duduk nya, kini ia duduk dengan menyandarkan punggung nya di kepala dipan, "aku melakukan ini semua demi menyenangkan kedua orang tua ku, mereka sangat ingin melihat ku menikah, untuk itu, aku ingin mengadakan kontrak pernikahan dengan mu, sebagai bentuk tanggung jawab ku juga padamu." Sebenarnya sangat berat bagi Rey mengutarakan kalimat terakhir nya. Sebenar nya itu adalah hal yang benar-benar ia ucap kan dari dasar hati nya. Betapa ia ingin bertanggung jawab, dan ini pertama kalinya ia merasa demikian pada seorang gadis.Namun di sisi lain, dia merasa gelisah, kenapa gadis yang ada di sebelah nya itu hanya menatap nya tanpa ekspresi, apa yang di pikir kan gadis itu? Dia tak bisa menebak nya. Hanya saja ia mulai merasa khawatir dengan kalimat penolakan yang jangan-jangan akan di lontarkan gadis itu. Kalimat penolakan adalah hal yang tidak ingin dia dengar. Waktu kecil, saat ia masih bersekolah di sebuah sekolah reguler, teman-teman nya men

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-02
  • Pura-pura menikah   Penolakan Anya

    "Rey, aku datang, apa kau senang? Kau kemana saja? Beberapa hari ini kau tiba-tiba tak ada kabar."Rey sedang duduk di meja makan, tiba-tiba suara itu muncul dan membuat nya langsung kehilangan selera makan, sejak tadi ia menunggu Anya untuk menemani nya sarapan, tapi gadis kecil itu tak kunjung datang menghampirinya, apakah mandi membutuh kan waktu yang lama untuk nya? Apa gadis itu sengaja menghindarinya?Akibat nya, terlihat terlihat wajah ketidak senangan di wajah Rey, Ia sedikit mengeriyit melihat wanita di depannya.Wanita ini berdarah campuran Prancis dan Jepang, berusia sekitar 22 tahun, dia adalah seorang model. Miska, secantik nama nya, ia seperti Dewi.Mata biru dan dalam, rambut panjang dan pirang, juga kulis putih dan halus,sehat dan seksi. Dia cukup tinggi, swkita 173 cm, dengan pinggang yang ramping, juga kaki yang panjang dan jenjang. Menurut ahli porposi tubuh, dia aadalah sosok yang sempurna.Wanita itu sangat tergila

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-02

Bab terbaru

  • Pura-pura menikah   Bertemu sahabat di club

    Beberapa orang mengobrol, dari arah pintu masuk, terlihat seseorang yang sangat menarik perhatian.Rey datang dan melangkah, semua lampu di redup kan, Hingga Rey terlihat seperti bintang paling terang.Dia seperti mutiara di laut dalam, menyerap segala hal yang bercahaya, wajah pria ini sangat tampan!Soni berbisik di dekat telinga Jason, "jika manusia ini masuk industri perfilman pasti dia langsung menjadi super star."Jason balik berbisik, "Dia masuk industri film? Apakah ayah nya yang keras itu tidak akan meledak kan industri perfilman negri ini dengan rudal?"Wajah Rey yang tampan dan dingin hingga minus 20 derajat. Bahkan ketika dia tersenyum, dia tidak akan meremehkan nya. Sama seperti monster, saat tidak marah, kau harus tetap waspada. Namun ketika dia tiba-tiba dalam keadaan tinggi, dia akan bersiap menghabisimu. Kali ini, Rey mengenakan kaos V-neck hitam ketat, mem

  • Pura-pura menikah   Rey yang berubah

    Sekujur tubuh Anya gemetar, keringat dingin mengucur dari dahinya. Ia kenal suara itu, bibi Eni. Sekarang apa yang harus dia lakukan? Pintu gerbang sudah ada di depan mata nya, apa dia harus mundur dan berbalik?Tidak!Pikiran nya menolak, Anya tidak ingin terjebak dalam permainan Rey dan menjadi budak napsu pria itu. Dia tidak selemah itu, sejak kecil, hidup nya sudah terbiasa di tempa dengan kesusahan dan penderitaan, jadi dia tidak takut menghadapi dunia di luar sana.Dia tidak mempedulikan seruan bibi Eni, dengan cepat ia nekad memanjat gerbang besi yang lumayan tinggi, dia benar-benar telah mengalahkan rasa takut nya.Sebelum lanjut berlari, Anya sempat melirik ke arah wanita paruh baya yang berdiri keheranan di balik gerbang, setelah wanita itu kembali pada kesadaran nya, ia lalu berteriak memanggil para pengawal."Ada pencuri!"Anya tak mau membuang waktu, ia bergegas berlari menyusuri jalan perkomplekan presid

  • Pura-pura menikah   Melarikan diri

    Setelah mandi, Rey melilitkan handuk di pinggang nya, dan berjalan mondar-mandir di kamar nya, raut wajahnya terlihat tidak tenang, ia melihat ke arah ponsel nya lagi, menyalakan nya dan melihat kontak "mainan", ia kembali ragu. Hubungi atau tidak? Ini sungguh membuat orang sakit kepala. "Kenapa aku harus merendahkan diri untuk menghubunginya duluan? Tadi pagi jelas-jelas dia menolak ku, padahal tidak ada gadis yang pernah menolak ku sebelum nya." Rey kembali melempar ponsel nya ke atas ranjang, kenapa juga harus memikir kan gadis itu? Dia bisa langsung datang ke kamar nya jika ia mau? Tapi jelas dia tidak akan mempermalukan dirinya sendiri kan? Gadis itu berani untuk tidak datang ke meja makan untuk menemani nya sarapan, Rey merasa dia sungguh memiliki nyali yang besar. Mungkin dia punya nyawa sembilan hingga berani bertindak demikian. Kurang ajar! Rey merebahkan tubuh nya di atas ranjang dan tatapannya menghadap ke langit

  • Pura-pura menikah   Penolakan Anya

    "Rey, aku datang, apa kau senang? Kau kemana saja? Beberapa hari ini kau tiba-tiba tak ada kabar."Rey sedang duduk di meja makan, tiba-tiba suara itu muncul dan membuat nya langsung kehilangan selera makan, sejak tadi ia menunggu Anya untuk menemani nya sarapan, tapi gadis kecil itu tak kunjung datang menghampirinya, apakah mandi membutuh kan waktu yang lama untuk nya? Apa gadis itu sengaja menghindarinya?Akibat nya, terlihat terlihat wajah ketidak senangan di wajah Rey, Ia sedikit mengeriyit melihat wanita di depannya.Wanita ini berdarah campuran Prancis dan Jepang, berusia sekitar 22 tahun, dia adalah seorang model. Miska, secantik nama nya, ia seperti Dewi.Mata biru dan dalam, rambut panjang dan pirang, juga kulis putih dan halus,sehat dan seksi. Dia cukup tinggi, swkita 173 cm, dengan pinggang yang ramping, juga kaki yang panjang dan jenjang. Menurut ahli porposi tubuh, dia aadalah sosok yang sempurna.Wanita itu sangat tergila

  • Pura-pura menikah   Melakukannya lagi

    Rey mencoba membenarkan letak duduk nya, kini ia duduk dengan menyandarkan punggung nya di kepala dipan, "aku melakukan ini semua demi menyenangkan kedua orang tua ku, mereka sangat ingin melihat ku menikah, untuk itu, aku ingin mengadakan kontrak pernikahan dengan mu, sebagai bentuk tanggung jawab ku juga padamu." Sebenarnya sangat berat bagi Rey mengutarakan kalimat terakhir nya. Sebenar nya itu adalah hal yang benar-benar ia ucap kan dari dasar hati nya. Betapa ia ingin bertanggung jawab, dan ini pertama kalinya ia merasa demikian pada seorang gadis.Namun di sisi lain, dia merasa gelisah, kenapa gadis yang ada di sebelah nya itu hanya menatap nya tanpa ekspresi, apa yang di pikir kan gadis itu? Dia tak bisa menebak nya. Hanya saja ia mulai merasa khawatir dengan kalimat penolakan yang jangan-jangan akan di lontarkan gadis itu. Kalimat penolakan adalah hal yang tidak ingin dia dengar. Waktu kecil, saat ia masih bersekolah di sebuah sekolah reguler, teman-teman nya men

  • Pura-pura menikah   Kontrak pernikahan

    Rey dan Anya tiba di kota tepat tengah malam. Rey bersyukur saat tiba di rumah, mobil orang tua nya tak terlihat lagi di halaman rumah nya. Bagus lah jika mereka sudah pergi dari rumah nya, pikir nya.Saat Rey menoleh ke samping, ia baru menyadari Anya yang sudah tampak tertidur pulas. Ia mencoba menoel pipi gadis itu agar terbangun, namun Anya sama sekali tak bergeming. Rey mendesah lelah, "apakah aku juga yang harus menggendong nya ke dalam?" Gumamnya pada diri sendiri sembari melepas sealtbealt dari tubuh nya.Rey keluar dari dalam mobil dan segera berlari ke sisi lain nya, mengeluarkan tubuh Anya dari tempat nya dan membopong nya masuk ke dalam. Tubuh Anya yang mungil, tenggelam dalam pelukan Rey yang tinggi dan kekar. Gadis itu terasa ringan di tangannya, lagi-lagi Rey terlihat seperti serigala dan Anya kelinci buruan nya yang sedang tak berdaya.Sesampai nya di dalam kamar, Rey meletakkan tubuh mungil itu ke atas tempat tidur king size milik nya. Karena ti

  • Pura-pura menikah   Rasanya selalu ingin menyanyangimu

    Anya dan Rey pergi ke rumah dokter desa, sesampainya di sana, Rey merasa gugup. Wajahnya tampak tegang, Anya yang paham akan hal itu, segera meraih tangan pria itu. Menatapnya dan mengangguk, seolah sedang memberi keyakinan kalo semuanya pasti akan baik-baik saja.Rey baru saja akan mengetuk pintu rumah bergaya sederhana itu. Tapi seorang pria paruh baya sudah keburu keluar dari dalam sana."Kau...!" Matanya terbelalak terkejut."Ya... Ini saya, maafkan perbuatan saya tadi malam." Meski canggung, akhirnya Rey bisa dengan lancar mengatakanya.Air muka dokter desa itu terlihat berubah, ia mengangguk mengerti. "Tidak masalah, lupakan saja." Katanya bijaksana."Tidak, saya merasa sudah keterlaluan..." Rey menjeda kalimatnya dan melirik ke arah Anya sebentar, gadis itu mengangguk seolah memberi dukungan, "em... Begini, sebagai tanda permintaan maaf saya, apa ada hal yang bisa saya lakukan untuk anda?""Tidak, Tuan, Anda tak peel

  • Pura-pura menikah   Hatimu yang hangat

    Fani berteriak, ia menarik perhatian banyak pengunjung kedai. Anya buru-buru menundukkan wajah nya merasa malu. Mereka sedang berbincang di salah satu meja dan sedang membicarakan soal Rey."Pelankan suaramu!" Tegur Anya lirih pada sepupunya itu. Fani menepuk mulutnya sendiri merasa konyol. Ia benar-benar terkejut dan tak bisa menahan diri untuk mengekspresikan apa yang baru saja dia dengar.Setelah beberapa saat, Fani kembali bicara, "itu normal, untuk pria tampan seperti Rey mencari wanita untuk bermain. Jangan terlalu menolak, ada banyak wanita yang menjual diri demi uang. Seandainya dia mau denganku, aku tidak akan menolaknya. Sayangnya dia tidak menyukaiku, aku mencoba menggodanya tadi malam, tapi dia malah bicara ketus." Jelas Fani jujur tanpa rasa malu."Bicara apa kau ini? Kenapa kau menjadikan dirimu sendiri tidak beharga di hadapan pria seperti itu, mentang-mentang dia tampan, kaya, bukan bearti dia dewa yang pantas di puja, astaga... Kau mala

  • Pura-pura menikah   Monster dalam diri.

    "Anak itu, kemana perginya anak itu, sudah selarut ini tidak pulang, mana membawa anak ingusan seperti itu, kalo dia terkena masalah bagaimana? Bikin repot saja...." Tuan Han masih saja terus mengoceh sepanjang malam. "Gadis tidak jelas asal usulnya itu, mana bisa di jadikan calon istri, apa kepalanya habis terbentur hingga membuatnya gila? Hah!"Nyonya Ana menarik nafas panjang, kemudian beranjak dari sofa dan menghampiri suaminya yang berjalan mondar-mandir dengan gelisah. "Suamiku, tenaglah sedikit." Wanita paruh baya itupun mengusap pundak suaminya agar merasa lebih baik."Bagaimana aku bisa tenang, anak itu selalu saja membuat masalah sejak dulu, apa kau lupa? Kejadian waktu ia masih SD? Bagaimana bisa anak kecil seperti dirinya mengunci beberapa temannya di dalam sebuah mobil box dan hampir kehabisan nafas. Gara-gara masalah itu kita jadi menuyuruhnya di rumah saja. Dan saat kuliah, dia lebih sering lagi membuat ulah, sampai pusing aku di buatnya karena harus membe

DMCA.com Protection Status