Home / Romansa / Pulang / Membayar Hutang

Share

Membayar Hutang

Author: Myangell
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Desa Ranu Pani.

Hari yang dijanjikan tiba, setelah kembali dari kota dengan sejumlah uang untuk menutupi hutang bu Retno, mendiang ibu dari keluarga teman baiknya.

Setelah mengantar si kembar ke sekolah Angga kembali kerumah sederhana yang berada di pinggir desa.

Disana Yotta sudah menunggu kedatangan sang teman yang tadi membantunya.

Si pria tampan memarkirkan kendaraannya, masuk dan segera duduk di teras rumah.

" Ga, aku membuat sesuatu. Makanlah, " ucap sang gadis, menyodorkan segelas teh hangat dan juga kudapan yang dibuatnya tadi pagi.

" Terima kasih Yo. " Angga mengambil apa yang diberikan oleh sang gadis.

Yotta mengangkat senyum meskipun raut wajah pucat belum menghilang dari wajah cantik itu sepenuhnya.

Dengan memangku sebuah nampan kosong, si gadis duduk di samping pria tampan yang sudah beberapa tahun baru kembali.

Sejak mereka tumbuh besar, kesibukan Angga di kota membuat pria itu jarang berk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pulang   Menjemput Yoga dan Yora

    " Hmm lupakan itu, mari berpikir apa yang akan kau lakukan untuk kedua adikmu. "Angga melanjutkan kalimatnya, dengan meraih tubuh kecil si gadis duduk di sisinya." Kau benar, masalah lain sedang menunggu, " jawab Yotta, mengangkat pandangannya tertuju ke halaman rumah." Yo, kehidupan terus berjalan dan mereka sangat membutuhkan dirimu, " ucap Angga, mengikuti pandangan sang gadis." Menurutmu apa yang bisa aku lakukan, jika hanya menunggu seseorang datang untuk memintaku bekerja diladang tentu aku tidak akan bisa mengumpulkan uang, kau tau tidak setiap hari orang-orang membutuhkan tenaga bantuan, " balas Yotta, menoleh pada pria yang sudah banyak membantu." Hmm, Yo, apa kau tidak berniat untuk pergi ke kota? Disana mungkin kau bisa mendapatkan pekerjaan lain, " jawab Angga, mencoba memikirkan sesuatu untuk membantu." Tapi bagaimana dengan Yora dan Yoga, aku tidak mungkin meninggalkan mereka disini, " balas Yotta, kembali mem

  • Pulang   Pasar Malam

    Desa Ranu PaniMatahari sudah mulai turun, petang akan segera menyapa dengan cahaya keemasan mewarnai cakrawala senja.Ketiga yatim piatu tampak sedang saling membantu mengerjakan pekerjaan rumah.Sang kakak tertua masih setia di kebun kecil yang mereka miliki, beberapa baris tanaman sayuran hijau yang di taman sang ibu beberapa bulan yang lalu sudah bisa dipanen.Sedangkan kedua si kembar tampak membantu sang kakak, Yora memanen kacang panjang yang tumbuh subur.Tidak jauh dari keduanya Yoga membantu untuk mencabut rumput-rumput liar yang tumbuh di sepanjang barisan sayur yang mereka tanam.Si sulung mengangkat pandangan pada langit yang sudah memerah, mereka terlalu hanyut dengan apa yang dikerjakan hingga tidak menyadari waktu berlalu begitu saja.Si gadis membawa hasil panen yang ditangannya, sesaat menatap lekat pada apa yang mereka hasilkan hari ini.Sebuah garis melengkung terukir di sudut bibir sang gadi

  • Pulang   Sampai Jumpa

    Di teras rumah Angga dan juga Yoga menghabiskan waktu membicarakan banyak hal sambil menunggu kedua gadis itu bersiap.Waktu berlalu, Yoga tengah asik bermain sebuah game dari ponsel milik Angga. Permainan yang harus terhenti ketika Yotta dan juga Yora kembali dengan tampilan yang sangat rapi, mengenakan pakaian yang lebih bagus dari biasanya.Yora tampil cantik dengan gaun yang kembang serta rambut lurus dan panjang yang dikepang dua.Sedangkan Yotta, tidak banyak berubah. Dia seperti biasa, tanpa riasan dan hanya baju sederhana yang yang menutupi hampir seluruh tubuhnya." Apa kita berangkat sekarang? " tanya Angga." Mmt, Iya. Aku harus memberikan ini ke pengepul sayur, " jawab Yotta, mengambil sayuran yang terletak tidak jauh di antara kedua pria itu." Baiklah, biar aku membantumu. " Angga mengambil karung yang tidak terlalu besar dari tangan sang gadis." . . . " Yotta membiarkan Angga melakukan apa yang diing

  • Pulang   Yoga Kecelakaan

    Desa Ranu Pani.Sudah hampir satu bulan sejak kepergian sang ibu, kehidupan keluarga kecil yang hanya berisikan Yotta dan si kembar semakin terasa sulit.Tidak banyak yang si gadis muda bisa harapkan saat ini, orang-orang yang memerlukan tenaganya juga tidak terlalu banyak.Dalam minggu ini si gadis muda hanya mengerjakan satu ladang, pekerjaan untuk membersihkan kebun seorang tetangga di yang tidak jauh dari rumahnya.Yotta, si gadis muda tengah sibuk membersihkan sisa rumput yang sudah di cabut ya sejak tadi pagi.Kegiatan yang terpaksa dihentikan ketika seseorang dari jauh berteriak memanggil namanya berulang kali dari kejauhan." Yotta!!! "" Yotta!!!! "" Yo!! "Seorang berlari menghampiri dirinya, dengan nafas berat memburu sambil terengah-engah." Ada apa bi? " tanya sang gadis." Yo, cepat pulang. Yoga mengalami kecelakaan dan sedang dibawa ke puskesmas, " ucap si wanita paruh

  • Pulang   Kembali berhutang

    Di ruangan lain Dokter menjelaskan kondisi sang adik, yang tidak hanya mengalami beberapa luka robek di bagian pelipis dan juga tangannya, tapi tangan kecilnya juga mengalami patah tulang.Yoga yang malang harus menerima beberapa jahitan untuk menutup luka, dan akan segera dirujuk ke kota untuk penanganan selanjutnya. Setelah selesai dengan keterangannya, Dokter meminta Yotta segera melakukan pembayaran, karena sang adik sepertinya harus segera dipindahkan.Lembaran kertas administrasi yang hanya bisa dipandang pilu oleh si gadis muda, Yotta bersandar di tembok dingin sambil berusaha memikirkan sesuatu.Tidak ada tabungan yang dia miliki untuk membayar, tidak ada juga barang yang bisa dijual untuk di ganti dengan rupiah.Si gadis muda melangkah gontai, air mata yang tadi sudah mengering kembali jatuh.Langkah berat yang membawanya keluar dan bertemu dengan sang bibi, yang tengah menunggu bersama saudara kecilnya." Yo,

  • Pulang   Operasi Yoga

    " . . . " Yotta mengangguk, tanda mengerti apa yang diucapkan oleh sosok wanita muda di hadapannya.Waktu berlalu, Yoga sudah kembali di bawa ke ruang perawatan, tidak lama si kecil yang pemberani itu juga sudah sepenuhnya sadar.Di usia yang masih muda hal yang wajar jika Yoga menangis, akibat rasa sakit yang mungkin saja tidak tertahankan.Yotta hanya bisa menenangkan sang adik, dengan kata-kata yang keluar dari bibirnya.Sambil sesekali mengusap tangan si kecil yang terbalut gips dan membatasi gerakannya.Selain operasi pemasangan pen yang dilalui, luka lain yang di beberapa bagian tubuhnya pasti membuat Yoga merasa kesakitan.Yotta menatap pilu pada si kecil celoteh aneh dari bibirnya menghilang, berganti dengan suara rintihan yang kerap kali terdengar memilukan.Operasi yang berjalan lancar membuat rasa cemas menghilang, tenaganya seketika seolah habis tak bersisa.Dari kemarin tidak ada waktu untuk un

  • Pulang   Prolog

    Di bawah cahaya rembulan, seorang wanita muda dengan paras yang cantik tampak duduk sendiri menatap rembulan dingin dari balik kaca.Wajah itu tampak bercahaya ketika menghadap bulan yang jauh di atas sana.Dengan rambut panjang terurai yang menambah kecantikannya, dia tampak anggun.Dia duduk diam tak terusik oleh apapun, rembulan malam sungguh mengalihkan perhatiannya.Hembusan angin malam yang dingin bahkan tidak mengganggu si cantik yang sedang termenung.Gadis cantik itu tidak menyadari seseorang yang tidak jauh dari dirinya menatap kagum, pandangan matanya tidak lepas dari sosok gadis cantik yang sedang menikmati indahnya bulan.Perlahan sosok yang hanya berdiri diam mendekat, langkahnya tampak hati-hati dengan senyum manis mengukir di wajahnya yang tampan."Lama tidak bertemu." Pria itu membuka suara begitu tiba di sisi sang gadis.Sapaan dari seseorang membuat si gadis berpaling dari rembulan malam, berpindah pada sosok tampan yang sedang berbicara dengannya." . . . " Si gadi

  • Pulang   Senandung pagi

    Desa Ranu PaniBagi sebagian orang yang mengenal Desa Ranu Pani, mungkin itu adalah sebuah desa yang terlihat indah dan nyaman.Desak yang terletak di dataran tinggi kerap dijadikan tempat pemberhentian terakhir bagi para pendaki yang ingin mendaki puncak Gunung Semeru.Berada di dataran tinggi tentu saja membuat tempat ini memiliki suhu yang sangat dingin.Selain dingin, desa ini juga memiliki keindahan alam lainnya, sebuah desa yang asri dan sejuk dikelilingi pepohonan tinggi yang menjulang, beragam tumbuhan liar dan sebuah danau yang kerap dikunjungi pengunjung yang datang.Penduduk lokal yang sangat bersahabat, sangat sederhana, dan juga beberapa dari penduduk di tempat itu memilih bercocok tanam sebagai sumber mata pencaharian.Hal yang sama dilakukan oleh sebuah keluarga kecil, keluarga yang terdiri dari seorang ibu dan ketiga anaknya.Seorang wanita paruh baya, duduk di teras gubuk sederhana, satu-satunya tempat untuk berkumpul yang dia miliki.Si ibu tampak sudah bersiap, deng

Latest chapter

  • Pulang   Operasi Yoga

    " . . . " Yotta mengangguk, tanda mengerti apa yang diucapkan oleh sosok wanita muda di hadapannya.Waktu berlalu, Yoga sudah kembali di bawa ke ruang perawatan, tidak lama si kecil yang pemberani itu juga sudah sepenuhnya sadar.Di usia yang masih muda hal yang wajar jika Yoga menangis, akibat rasa sakit yang mungkin saja tidak tertahankan.Yotta hanya bisa menenangkan sang adik, dengan kata-kata yang keluar dari bibirnya.Sambil sesekali mengusap tangan si kecil yang terbalut gips dan membatasi gerakannya.Selain operasi pemasangan pen yang dilalui, luka lain yang di beberapa bagian tubuhnya pasti membuat Yoga merasa kesakitan.Yotta menatap pilu pada si kecil celoteh aneh dari bibirnya menghilang, berganti dengan suara rintihan yang kerap kali terdengar memilukan.Operasi yang berjalan lancar membuat rasa cemas menghilang, tenaganya seketika seolah habis tak bersisa.Dari kemarin tidak ada waktu untuk un

  • Pulang   Kembali berhutang

    Di ruangan lain Dokter menjelaskan kondisi sang adik, yang tidak hanya mengalami beberapa luka robek di bagian pelipis dan juga tangannya, tapi tangan kecilnya juga mengalami patah tulang.Yoga yang malang harus menerima beberapa jahitan untuk menutup luka, dan akan segera dirujuk ke kota untuk penanganan selanjutnya. Setelah selesai dengan keterangannya, Dokter meminta Yotta segera melakukan pembayaran, karena sang adik sepertinya harus segera dipindahkan.Lembaran kertas administrasi yang hanya bisa dipandang pilu oleh si gadis muda, Yotta bersandar di tembok dingin sambil berusaha memikirkan sesuatu.Tidak ada tabungan yang dia miliki untuk membayar, tidak ada juga barang yang bisa dijual untuk di ganti dengan rupiah.Si gadis muda melangkah gontai, air mata yang tadi sudah mengering kembali jatuh.Langkah berat yang membawanya keluar dan bertemu dengan sang bibi, yang tengah menunggu bersama saudara kecilnya." Yo,

  • Pulang   Yoga Kecelakaan

    Desa Ranu Pani.Sudah hampir satu bulan sejak kepergian sang ibu, kehidupan keluarga kecil yang hanya berisikan Yotta dan si kembar semakin terasa sulit.Tidak banyak yang si gadis muda bisa harapkan saat ini, orang-orang yang memerlukan tenaganya juga tidak terlalu banyak.Dalam minggu ini si gadis muda hanya mengerjakan satu ladang, pekerjaan untuk membersihkan kebun seorang tetangga di yang tidak jauh dari rumahnya.Yotta, si gadis muda tengah sibuk membersihkan sisa rumput yang sudah di cabut ya sejak tadi pagi.Kegiatan yang terpaksa dihentikan ketika seseorang dari jauh berteriak memanggil namanya berulang kali dari kejauhan." Yotta!!! "" Yotta!!!! "" Yo!! "Seorang berlari menghampiri dirinya, dengan nafas berat memburu sambil terengah-engah." Ada apa bi? " tanya sang gadis." Yo, cepat pulang. Yoga mengalami kecelakaan dan sedang dibawa ke puskesmas, " ucap si wanita paruh

  • Pulang   Sampai Jumpa

    Di teras rumah Angga dan juga Yoga menghabiskan waktu membicarakan banyak hal sambil menunggu kedua gadis itu bersiap.Waktu berlalu, Yoga tengah asik bermain sebuah game dari ponsel milik Angga. Permainan yang harus terhenti ketika Yotta dan juga Yora kembali dengan tampilan yang sangat rapi, mengenakan pakaian yang lebih bagus dari biasanya.Yora tampil cantik dengan gaun yang kembang serta rambut lurus dan panjang yang dikepang dua.Sedangkan Yotta, tidak banyak berubah. Dia seperti biasa, tanpa riasan dan hanya baju sederhana yang yang menutupi hampir seluruh tubuhnya." Apa kita berangkat sekarang? " tanya Angga." Mmt, Iya. Aku harus memberikan ini ke pengepul sayur, " jawab Yotta, mengambil sayuran yang terletak tidak jauh di antara kedua pria itu." Baiklah, biar aku membantumu. " Angga mengambil karung yang tidak terlalu besar dari tangan sang gadis." . . . " Yotta membiarkan Angga melakukan apa yang diing

  • Pulang   Pasar Malam

    Desa Ranu PaniMatahari sudah mulai turun, petang akan segera menyapa dengan cahaya keemasan mewarnai cakrawala senja.Ketiga yatim piatu tampak sedang saling membantu mengerjakan pekerjaan rumah.Sang kakak tertua masih setia di kebun kecil yang mereka miliki, beberapa baris tanaman sayuran hijau yang di taman sang ibu beberapa bulan yang lalu sudah bisa dipanen.Sedangkan kedua si kembar tampak membantu sang kakak, Yora memanen kacang panjang yang tumbuh subur.Tidak jauh dari keduanya Yoga membantu untuk mencabut rumput-rumput liar yang tumbuh di sepanjang barisan sayur yang mereka tanam.Si sulung mengangkat pandangan pada langit yang sudah memerah, mereka terlalu hanyut dengan apa yang dikerjakan hingga tidak menyadari waktu berlalu begitu saja.Si gadis membawa hasil panen yang ditangannya, sesaat menatap lekat pada apa yang mereka hasilkan hari ini.Sebuah garis melengkung terukir di sudut bibir sang gadi

  • Pulang   Menjemput Yoga dan Yora

    " Hmm lupakan itu, mari berpikir apa yang akan kau lakukan untuk kedua adikmu. "Angga melanjutkan kalimatnya, dengan meraih tubuh kecil si gadis duduk di sisinya." Kau benar, masalah lain sedang menunggu, " jawab Yotta, mengangkat pandangannya tertuju ke halaman rumah." Yo, kehidupan terus berjalan dan mereka sangat membutuhkan dirimu, " ucap Angga, mengikuti pandangan sang gadis." Menurutmu apa yang bisa aku lakukan, jika hanya menunggu seseorang datang untuk memintaku bekerja diladang tentu aku tidak akan bisa mengumpulkan uang, kau tau tidak setiap hari orang-orang membutuhkan tenaga bantuan, " balas Yotta, menoleh pada pria yang sudah banyak membantu." Hmm, Yo, apa kau tidak berniat untuk pergi ke kota? Disana mungkin kau bisa mendapatkan pekerjaan lain, " jawab Angga, mencoba memikirkan sesuatu untuk membantu." Tapi bagaimana dengan Yora dan Yoga, aku tidak mungkin meninggalkan mereka disini, " balas Yotta, kembali mem

  • Pulang   Membayar Hutang

    Desa Ranu Pani.Hari yang dijanjikan tiba, setelah kembali dari kota dengan sejumlah uang untuk menutupi hutang bu Retno, mendiang ibu dari keluarga teman baiknya.Setelah mengantar si kembar ke sekolah Angga kembali kerumah sederhana yang berada di pinggir desa.Disana Yotta sudah menunggu kedatangan sang teman yang tadi membantunya.Si pria tampan memarkirkan kendaraannya, masuk dan segera duduk di teras rumah." Ga, aku membuat sesuatu. Makanlah, " ucap sang gadis, menyodorkan segelas teh hangat dan juga kudapan yang dibuatnya tadi pagi." Terima kasih Yo. " Angga mengambil apa yang diberikan oleh sang gadis.Yotta mengangkat senyum meskipun raut wajah pucat belum menghilang dari wajah cantik itu sepenuhnya.Dengan memangku sebuah nampan kosong, si gadis duduk di samping pria tampan yang sudah beberapa tahun baru kembali.Sejak mereka tumbuh besar, kesibukan Angga di kota membuat pria itu jarang berk

  • Pulang   Flashback Of

    Bu Retno merebahkan diri dengan tangan yang sekali lagi bermain dengan ponsel yang menyala, berharap sang suami menghubungi dirinya.Pandangannya jauh menerawang pada sesuatu yang tidak terlihat di atas sana, kembali membawa bu Retno dalam lamunan tentang sang suami.Bersama pria itu, dirinya sudah melewati banyak kesusahan, berjuang dan bekerja hingga bisa hidup lebih nyaman.Terlebih akhir-akhir ini sang suami tampak sangat memaksakan diri, bu Retno masih mengingat dengan jelas apa yang selalu keluar dari bibir sang suami.Kalimat yang tidak henti-hentinya membicarakan tentang masa depan, sebuah rumah impian yang lebih besar mengingat sebentar lagi keluarga kecilnya akan kedatangan anggota baru.Terlebih saat mereka mengetahui bayi kembar yang akan lahir, adalah sepasang bayi laki-laki dan perempuan, tentu mereka harus menyiapkan ruangan terpisah nantinya.Meskipun masih memiliki banyak waktu hingga untuk si kembar tumbuh besar, tapi sang suami sudah berang

  • Pulang   Cepat Kembali

    Mengandung bayi kembar, membuat perut bu Retno lebih besar dari kehamilan sebelumnya, tentu saja itu membuat geraknya menjadi terbatas.Beruntung Yotta adalah anak yang cukup bertanggung jawab, setelah pulang sekolah gadis kecil itu tidak lagi bermain, dia lebih sering menghabiskan waktu dirumah.Berjaga-jaga andai saja sang ibu membutuhkan dirinya."Bu, Apa setiap orang yang hamil kakinya menjadi besar seperti ini?" tanya Yotta, tangan kecilnya masih memijat dengan lembut."Iya, itu karena orang hamil tidak banyak bergerak, dan itu juga tanda jika waktu kelahiran sudah semakin dekat," jawab sang ibu menjelaskan pada putrinya."Benarkah? Apa adik-adikku akan keluar secepatnya?" tanya gadis kecil itu lagi."Iya, kau akan segera bertemu dengan mereka." Bu Retno mengangguk pelan." . . . " Yotta segera menghentikan kegiatannya, mengusap perut sang ibu dan kembali memberikan sebuah ciuman u

DMCA.com Protection Status