Home / Romansa / Psycho / Part 23

Share

Part 23

Author: Aryani Choi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Rachel menidurkan kepalanya di atas meja setelah menemani Ji Ho belajar. Lalu, ucapan Marcus tentang Tian yang mengkhianatinya kini kembali terngiang di benaknya. Sungguh, ia tidak ingin mempercayai hal itu, tapi Marcus tidak terlihat seperti orang yang sedang berbohong.    

   Marcus mengatakan tahu di mana Tian berada dan ingin mengajak Rachel ke sana untuk memastikan semuanya. Itu membuktikan kalau Marcus mungkin memang benar tentang semuanya. Tapi, ia tidak memberikan jawaban dan memilih menghindari Marcus. Ia sangat ingin bertemu dengan Tian, tapi takut jika fakta yang ia terima sesuai dengan ucapan Marcus. Itu akan sangat menyakitkan untuknya.

   “Kakak baik-baik saja?” Ji Ho bertanya pada Rachel setelah membereskan bukunya.

   Rachel mengangkat kepalanya dan berusaha tersenyum pada Ji Ho. “Aku baik-baik saja. Ini sudah malam. Tidurlah,” ucap Rachel dan Ji Ho tampak mengangguk.

   “Baiklah. Selamat m

Aryani Choi

Bersambung ....

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Psycho    Part 24

    Setelah menyelesaikan rapat, Marcus langsung kembali ke ruangannya. Ia membuka laptop dan mencari tempat untuk senam hamil yang paling bagus. Ya, ia berniat membawa Rachel ke sana. Sebagai seorang ayah yang pernah jahat pada calon anaknya, mulai sekarang, ia akan memberikan semua yang terbaik untuk anak-anaknya. Ada banyak rekomendasi tempat yang bagus dan itu membuat Marcus bingung untuk memilih tempat yang pas. Karena terlalu sulit untuk memilih, membuat pria ini akhirnya memanggil William agar masuk ke ruangannya. Ia tidak tahu sekretarisnya paham atau tidak dengan hal seperti ini, tapi ia berharap William bisa membantunya. “Kenapa Anda memanggil saya? Ada yang perlu dibantu?” tanya William begitu tiba di ruangan Marcus. “Ya, kau harus membantuku memilih tempat senam hamil yang paling bagus. Ini terlalu sulit untukku.” Dan jawaban dari Marcus membuat William terlihat mengerutkan dahi. “Ken

  • Psycho    Part 25

    “Makanlah denganku dan Ji Ho karena aku juga masak untukmu. Ayo duduk.” Rachel menarik tangan Marcus dan mengajak pria itu duduk di sebuah kursi, kemudian ia pergi untuk kembali melanjutkan kegiatannya membuat makanan lezat. Melihat Rachel masak dengan perut yang mulai buncit adalah sesuatu yang tidak pernah Marcus bayangkan sebelumnya, bahkan tinggal dengan wanita pun tidak pernah ia pikirkan di masa lalu. Ia sangat benci pada wanita, tapi malah dengan mudahnya jatuh cinta pada Rachel. Memiliki gangguan tidur, tapi ketika bersama Rachel semua gangguan itu seketika hilang. Semua terjadi begitu saja dan Rachel perlahan mewarnai hidupnya yang gelap dan suram. “Besok, kau akan ikut kelas senam hamil.” Marcus tiba-tiba bersuara dan membuat Rachel terkejut. “Wanita yang datang ke sana biasanya bersama suami mereka. Aku merasa tidak nyaman jika datang sendiri,” ucap Rachel. “Benarkah?” dan Marcus yang tida

  • Psycho    Part 26

    Seperti yang sudah Marcus katakan dengan sangat tegas kalau ia akan menemani Rachel mengikuti kelas senam hamil, maka ia melakukannya dan benar saja kalau semua anggota senam membawa suami mereka, hampir saja Rachel terlihat aneh karena datang sendiri. Walau Marcus bukanlah suaminya dan ia bukanlah nyonya Cho, tapi bagi Rachel ini terlihat jauh lebih baik daripada datang sendiri. Meski begitu, ia bisa melihat kalau Marcus merasa tidak nyaman berada di sini apalagi para wanita berkerumun mendekatinya karena dia adalah pria yang paling tampan di sini. Mereka beralasan ingin berkenalan, tapi kenyataannya tidak terlihat seperti itu. Dan Rachel tahu kalau ini membuat Marcus merasa semakin tidak nyaman. “Hentikan!” lalu, Rachel bicara dengan agak meninggikan suaranya dan sampai berdiri di hadapan Marcus agar para wanita itu tidak berkerumun di hadapan pria itu, karena bukan seperti ini caranya menyembuhkan Marcus. &nb

  • Psycho    Part 27

    Tangisan tidak akan merubah apapun, Rachel tahu betul tentang hal itu bahkan dirinya sendiri yang mengatakannya. Tapi ini terlalu sakit sampai tangisannya tidak terbendung lagi. Ia bahkan sampai tidak sadar kalau sudah sampai di rumah Marcus karena sejak tadi terus menangis. Sedangkan Marcus hanya menatap Rachel yang mengalihkan pandangan ke arah jendela mobil. Ia benci melihat Rachel seperti ini, tapi tidak tahu harus melakukan apa untuk membuat wanita itu berhenti menangis. Ada begitu banyak pria gila di sisi Rachel dan itu mungkin termasuk dirinya. Namun, ia tidak akan bertindak seperti Alex atau Louis. Membicarakan tentang Louis, Marcus langsung membuka ponselnya dan mencari berita tentang pria yang ditemukan meninggal di perbukitan pagi ini. Dari berita itu, ia akhirnya tahu kalau Louis di duga menjadi korban pembunuhan. Ada bekas sulutan rokok di pipi pria itu, sama seperti pria muda yang belum lama ini juga ditemukan tewas dengan keadaan serupa di sebuah kolam

  • Psycho    Part 28

    Begitu sampai di rumah, Marcus terdiam dan sibuk menatap Rachel yang sedang mencuci buah apel. Setelah bertemu dengan Tian, lalu menangis begitu lama, kini dia terlihat baik-baik saja seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Ini membuatnya takut karena mungkin Rachel sedang memendam semuanya sendiri. Memendam rasa sakit seorang diri, ia tahu betul betapa buruknya hal itu. “Kenapa diam saja? Persidangan berjalan baik, kan?” Rachel yang akhirnya menyadari keberadaan Marcus baru saja bertanya pada pria itu. “Ya, semua berjalan baik,” jawab Marcus singkat. Rachel meletakkan buah apel yang tadi ia cuci, mengeringkan tangan, lalu mendekati Marcus. Ia berdiri di hadapan pria itu dan menatapnya. “Kau baik-baik saja? Maksudku, Alex adalah ....” “Aku baik-baik saja.” Marcus dengan cepat menyela kalimat Rachel dan entah kenapa suasana terasa canggung sekarang. Atau ini hanya perasaannya saja? “Baiklah, aku tidak akan banyak bicara karena kau tidak menyuk

  • Psycho    Part 29

    Karena ucapan Alex pagi tadi, Marcus menjadi tidak fokus ketika mendengarkan presentasi. Karyawannya sudah sampai pada tengah jalan bahkan sedikit lagi akan selesai melakukan presentasi, tapi secara tiba-tiba pria ini mengatakan rapat ditunda dan keluar begitu saja. Semua orang dibuat terheran-heran karena rapat sudah di mulai dan sang pemimpin malah mengatakan ditunda. Walau begitu, tidak ada yang bisa mereka lakukan. Marcus adalah pemegang kekuasaan tertinggi di perusahaan ini, jadi apapun yang dia katakan wajib diikuti oleh para karyawan. Melihat kedatangan Marcus membuat William seketika berdiri dan membungkuk. Sementara Marcus tetap berjalan menuju ke ruangannya dengan ekspresi datar. Marcus memang biasa terlihat seperti ini, hanya saja William merasa sekarang ada hal serius mengganggu pikiran pria itu. Sebagai sekretaris yang baik, William kini mengetuk pintu ruangan Marcus, lalu masuk. “Anda baik-baik saja? Apa rapat berjalan dengan baik?” tanyanya den

  • Psycho    Part 30

    Matahari kembali menunjukkan dirinya, sinarnya masuk ke kamar Rachel lewat celah jendela dan membuat Marcus terbangun. Begitu membuka mata, Marcus merasakan kepalanya terasa agak sakit, selalu seperti ini jika semalam minum. Bahkan setelah tahu kalau minum tidak memiliki kontribusi untuk menyelesaikan masalahnya, pada akhirnya itu tetap saja ia lakukan. Benar-benar tidak patut di tiru, pikirnya. “Dia sudah bangun?” Marcus bergumam dengan suara serak karena saat bangun tidur ia tidak menemukan keberadaan Rachel di sebelahnya. “Tunggu, aku semalam mabuk, kan? Aku tidak mencium Rachel atau mengatakan sesuatu, kan? Pasti tidak! Mana mungkin aku melakukan hal seperti itu? Bagaimana jika ya? Aku pasti sudah gila!” Marcus bicara seorang diri. Ia sedang mencoba memikirkan tentang apa yang terjadi semalam, tapi tetap tidak bisa mengingat apa-apa. Saat ini, Marcus keluar dari kamar Rachel dan menatap sekelilingnya untuk m

  • Psycho    Part 31

    “Jangan bergerak terus.” Rachel bicara dengan nada memohonnya ketika Marcus terus saja bergerak di ranjang, bukannya tidur. Marcus benci mendengar ucapan Rachel, karena ia juga ingin tidur, tapi tidak bisa karena ada sesuatu yang benar-benar menganggu pikirannya, hanya saja terlalu sulit di katakan. Ia ingin tahu apakah Rachel berniat kembali pada mantannya? “Benar, aku lupa mengatakan tentang kelas ibu hamil ....” “Aku sudah ada mencari tempat baru. Kau tidak harus bertemu dengan si berengsek itu.” Marcus menyela kalimat Rachel tanpa menatap ke arahnya karena ia berbaring membelakangi wanita itu. “Kau pasti menghabiskan banyak uang untuk itu.” “Itu untuk anakku, bukan untukmu, jadi jangan dipikirkan.” Dengan cepat Marcus menyahuti ucapan Rachel, hingga membuat wanita itu tidak berkata apa-apa lagi. Yang Rachel masih pelajari adalah terus mencoba mengabaikan apapun yang Marcus lakukan, sebab bertanya pun tidak akan mendapat jawaban. Ad

Latest chapter

  • Psycho    Part 52

    Setelah banyak waktu berlalu, kini Marcus tidak dapat menahan senyuman bahagianya saat bersama wanita yang berhasil mengubur dalam-dalam kebenciannya. Saat ini, Marcus menidurkan Rachel di atas ranjang, lalu naik ke atas tubuh wanita cantik itu. Marcus membelai pipi Rachel, sedangkan bibirnya mulai mencium hangat bibir wanita itu. Ini adalah ciuman menuntut, Rachel bisa merasakannya. Tidak masalah, karena Rachel akan memberikan apapun yang Marcus inginkan. Tangan Marcus yang tadi membelai pipi Rachel, kini perlahan turun untuk membuka kancing baju sang istri dan bibirnya pindah ke dada Rachel yang mulai terlihat karena kancing bagian atas bajunya sudah terbuka. Marcus menatap Rachel saat satu tanganya membuka satu persatu kancing baju istrinya, lalu pria ini memberikan senyum nakalnya setelah berhasil membuka semua kancing baju Rachel. Marcus membisikan sesuatu di telinga Rachel yang membuat mata wanita cantik itu membulat. “Jangan main-main! Jukyung

  • Psycho    Part 51

    Pada akhirnya, Hong Seung Jo dan Jang Min Ji dijatuhi hukuman mati atas kejahatan mereka. Tidak hanya Seung Jo dan Min Ji, tapi pria yang memperkosa korban juga telah ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara. Itu setimpal untuk segala perbuatan mereka. Min Ji hanya bisa menangis ketika dirinya dijatuhi hukuman mati. Kalau saja waktu bisa diulang, maka Min Ji tidak akan pernah terlibat dalam kejahatan Seung Jo. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Mengulang waktu adalah hal yang tidak mungkin bisa dilakukan. Sedangkan Seung Jo hanya memperlihatkan ekspresi datar saat dibawa keluar dari ruang sidang. Walau terlihat datar, bukan berarti Seung Jo tidak merasakan apa-apa. Mata Seung Jo terlihat sembab karena menangis semalaman setelah membaca buku diary milik ibunya yang dikirim oleh Aaron. Seung Jo tidak pernah mengira jika ibunya ternyata merasa sangat bersalah padanya. Kalimat di lembar terakhir yang membuat air mata Seung Jo tumpah dan akhirnya menangis semalaman pa

  • Psycho    Part 50

    Seung Jo sadar jika dirinya diikuti oleh Tae Woo. Ini membuatnya mengumpat, lalu menambah kecepatan mobilnya. Namun, Seung Jo harus mengakui bahwa Tae Woo sangat handal dalam mengemudi hingga sangat sulit untuk melarikan diri darinya. Saat ini, Tae Woo masih terhubung dengan Marcus untuk memberitahu pria itu harus ke arah mana. Dan Marcus yang satu mobil dengan Seo Woo memacu mobilnya dengan kecepatan sangat gila. Sejujurnya, Seo Woo takut dengan kecepatan mobil Marcus, tapi kondisi saat ini sangat darurat. Memacu mobil dalam kecepatan pelan bukanlah pilihan terbaik. Marcus tidak mengerti kenapa selalu ada saja yang berhasil membawa Rachel menjauh darinya saat segala usaha sudah ia lakukan agar Rachel baik-baik saja. Sudah ada empat pengawal, mana mungkin Rachel bisa dibawa pergi oleh seorang pria tua? Lagipula, apa masalah pria itu dengan Rachel? Marcus sudah mengetahui ke arah mana mobil yang membawa Rachel pergi, jadi ia tahu bagaimana cara agar bisa cepat

  • Psycho    Part 49

    3 bulan kemudian .... Hari pernikahan itu akhirnya tiba. Hari di mana Marcus akan menjadikan Rachel sebagai satu-satunya wanita yang akan ia cintai seumur hidupnya. Ini adalah keajaiban bagi Marcus, karena tidak pernah sekalipun ia ingin menikah setelah mendapatkan trauma itu, tapi Rachel telah mengubah segalanya. Tidak ada banyak orang yang hadir, hanya teman Marcus, psikiater yang menangani pria itu, Seo Woo serta anggota timnya, keluarga Rachel dan tentunya keluarga Marcus. Dibanding mengundang banyak orang, Marcus lebih memilih memperbanyak pengamanan yang dibantu oleh pihak kepolisian. Marcus tidak ingin Seung Jo mendapat kesempatan untuk melakukan kejahatan karena yakin pria itu pasti selalu mengawasi semua yang ia lakukan. Benar, Seung Jo memang selalu mengawasi semua yang dilakukan oleh Marcus dan selalu mencari celah agar pernikahan ini tidak terjadi. Seperti ucapan Seung Jo sebelumnya bahwa Rachel akan tewas sebelum pernikahan terjadi. Wanita itu ti

  • Psycho    Part 48

    Waktu terus berlalu dan tidak ada yang berubah, yaitu pencarian William tidak menemukan titik terang. Min Ji mulai kehilangan harapan bahwa William akan datang menyelamatkannya, sedangkan di sisi lain hukuman telah berada di depan matanya. Tidak ada pilihan lain bagi Min Ji, selain mengatakan yang sebenarnya. Setelah keluar dari rumah sakit, Min Ji langsung dibawa ke kantor polisi bahkan langsung masuk ruang interogasi. Sudah tidak ada lagi jalan keluar, karena William telah membuangnya, Min Ji sadar akan hal itu. Tapi, kenapa William seperti tidak memiliki rasa takut jika semuanya akan terbongkar? Baiklah, jika William memang ingin semua ini terbongkar, maka Min Ji akan membongkar semuanya. Min Ji mulai dari siapa William sebenarnya. “William bukanlah identitas aslinya. Dia adalah Hong Seung Jo, anak haram Hong Min Jeong, ibu dari Rachel dan Yuna.” Min Ji menceritakan bahwa kedua orang tuanya mengangkat Seung Jo sebagai anak saat dia berusia 12 tahun, lalu 6

  • Psycho    Part 47

    Saat ini, Rachel sedang menatap Byeol yang masih mendapat perawatan intensif dan Marcus berdiri di belakang kursi roda wanita cantik karena ikut menatap putri kecilnya. Sebenarnya, keadaan Rachel belum begitu baik, tapi dia sangat ingin melihat Byeol, dan Marcus tidak bisa menolaknya. “Dia sangat cantik, kan?” ucap Marcus yang kini berjongkok di sebelah kursi roda Rachel. “Ya, dia sangat cantik. Kita harus memikirkan nama yang bagus untuknya. Dia lahir lebih cepat dari yang diperkirakan. Byeol sungguh akan baik-baik saja, kan?” Rachel menoleh pada Marcus dengan wajah khawatirnya. Ibu mana yang tidak khawatir jika anaknya terlahir prematur. Semua ibu pasti akan sangat khawatir. “Byeol akan baik-baik saja. Dia masih butuh perawatan intensif karena lahir sebelum waktunya dan setelah beberapa waktu kita bisa membawanya pulang. Jangan khawatir.” Marcus percaya bahwa anaknya adalah anak yang kuat, walau lahir prematur. Byeol memiliki harapan hidup sangat tinggi.

  • Psycho    Part 46

    Sudah 48 jam berlalu dan tidak ada tanda kalau Rachel akan sadarkan diri. Sedangkan Byeol keadaannya membaik walau lahir dalam kondisi prematur. Saat ini, Rachel dan Byeol sedang berjuang untuk bertahan hidup, sedangkan Marcus bolak balik ke tempat perawatan Byeol juga Rachel. Itu adalah rutinitas Marcus selama dua hari ini. Tidak pernah sekalipun pria ini pergi dari rumah sakit karena sang ibu selalu membawakan semua keperluannya. Sementara William, pria itu terakhir terlihat di sebuah apotek setelah terlibat kecelakaan. Itu diketahui dari rekaman kamera pengawas yang ada di sana. Sampai detik ini, belum diketahui lagi keberadaannya. Lalu, Min Ji, wanita itu masih belum mengatakan apa-apa, jadi belum ada kepastian apa yang sebenarnya terjadi dua hari yang lalu, juga tentang kenapa video pemerkosaan dari beberapa wanita yang menjadi menjadi korban pembunuhan ada dalam laptop Min Ji. “Aku ingin bertemu dengan Min Ji.” Marcus bicara pada Seo Woo yang datang menemuinya.

  • Psycho    Part 45

    Mobil yang dikendarai oleh Min Ji melaju dengan kecepatan tinggi, sedangkan di kursi belakang, William sedang berusaha mengikat kedua tangan Rachel, lalu menutup mulutnya dengan lakban. Dari tempat pertama ke tempat kedua setidaknya butuh waktu 25 menit. Sebentar lagi, kira-kira 10 menit lagi mereka akan sampai, tapi vertigo Min Ji kambuh di saat yang tidak tepat. “Kau kenapa? Vertigo?” tanya William khawatir. “Aku rasa ...” Min Ji belum selesai menjawab pertanyaan William dan mobil sudah tidak bisa lagi ia kendalikan, hingga akhirnya terguling di jalan raya. Rachel adalah orang yang mengalami luka paling parah, sebab sebelumnya sudah terluka. Dengan kedua tangan yang terikat Rachel menyentuh perutnya. “Byeol ...” Rachel berucap dalam hati dan akhirnya tidak sadarkan diri. William melirik ke arah Min Ji yang masih sadarkan diri, tapi tidak bisa bergerak karena sepertinya meng

  • Psycho    Part 44

    Mobil Marcus berhenti di depan sebuah rumah dan pria ini tidak langsung turun dari mobilnya, ia tampak diam selama beberapa saat karena belum punya cukup keyakinan untuk melakukan ini. Namun, ia tidak ingin menyesal karena tidak memperhatikan ibunya. Setelah hampir 10 menit Marcus hanya diam di dalam mobil, kini ia keluar dari dan berjalan menuju ke rumah ibunya. Rasa marah itu belum hilang dari hatinya, tapi Marcus tidak ingin terus terjebak dalam rasa marah. Ia juga perlu meminta restu atau Rachel tidak akan mau menikah dengannya. Baru saja Marcus akan menekan bel, pintu sudah lebih dulu terbuka. Memperlihatkan Seo Yi yang terkejut melihat kehadiran Marcus. Seo Yi baru saja akan mememui putranya itu untuk menanyakan hasil autopsi Alex, tapi dia sudah muncul di sini. “Ibu baru akan menemuimu dan kau ....” “Tinggallah denganku.” Marcus menyela ucapan ibunya, hingga membuatnya sangat terkejut. “Apa?” tanya Seo Yi yang takut salah dengar.

DMCA.com Protection Status