Share

Psycho
Psycho
Penulis: Aryani Choi

Part 1

Penulis: Aryani Choi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-28 10:51:30

 Rachel pikir, pria yang datang menghampirinya di tengah masalah adalah sosok malaikat yang Tuhan kirimkan untuk dirinya dan membantu ia melewati semua ini. Namun, pria itu adalah iblis yang sangat membenci wanita.

   Seorang pria menyeret Rachel kala itu untuk dijual karena tidak sanggup membayar hutang yang diwariskan oleh mendiang ibunya. Jika biasanya anak mendapat warisan berupa harta, maka Rachel mendapat warisan berupa hutang yang jumlahnya tidak sedikit. Bagi dirinya yang berusia 27 tahun dan merupakan karyawan biasa di sebuah perusahaan, tentu bukan perkara gampang dalam urusan membayar hutang.

   Namun, ada pria dengan setelan jas rapi, bertubuh tinggi dengan tatapan mata dingin datang membantu Rachel. Tanpa berbasa-basi pria itu langsung membayar utang Rachel, membuatnya tidak jadi dijual sebagai wanita murahan.

   “Terima kasih sudah membantu saya. Saya pasti akan mengembalikan uang Anda. Tapi, Anda siapa? Kenapa tiba-tiba menolong saya?” Rachel bicara dengan sangat sopan dan penuh hormat.

   “Aku sudah lama memperhatikanmu. Ikut aku.” Hanya ini yang keluar dari mulut Marcus Cho, pria berusia 33 tahun dan merupakan pria mapan dengan segala bentuk kegilaannya. Psycho. Kata itu cukup untuk menggambarkan seorang Marcus Cho.

••••

   Terlalu cepat menganggap seseorang yang baru dikenal beberapa saat yang lalu sebagai orang baik adalah kesalahan besar. Setidaknya itu yang Rachel pikirkan saat ia tiba di rumah Marcus. Wanita malang ini langsung diseret masuk ke sebuah kamar. Awalnya Marcus tidak terlihat seperti orang jahat, walau memang tatapannya memang tidak enak dilihat, tapi saat ini pria itu terlihat seperti iblis.

   Marcus menyudutkan Rachel ke tembok, menaikkan kedua tangan wanita itu dan memegangnya dengan sangat erat, agar wanita yang sudah menjadi hak miliknya tidak bisa kabur. “Kau harus membalas kebaikkanku,” ucap Marcus dalam jarak sangat dekat dengan Rachel.

   “Saya sudah mengatakan akan mengganti uangnya. Kenapa Anda melakukan ini? Tolong biarkan saya pergi.” Rachel sangat memohon, tapi Marcus malah menertawakannya.  

   “Kau seharusnya tidak sebodoh ini. Jangan mudah menerima kebaikan seseorang yang tidak kau kenal. Kau tahu kenapa? Karena kau tidak tahu apa yang orang itu rencanakan untukmu.” Marcus sedang membicarakan dirinya sendiri.

   “Apa maksud Anda? Saya pikir Anda melakukannya dengan tulus.” 

   Mendengar ucapan Rachel membuat Marcus lagi-lagi tertawa. “Tulus? Aku sangat benci pada wanita, karena wanita sangat merepotkan bahkan menjijikkan. Jadi, kenapa aku harus melakukannya dengan tulus?”

   Rachel ingin diselamatkan dari pria psycho di hadapannya. Marcus membenci wanita, tapi malah membantunya yang sudah jelas seorang wanita. Rachel tidak tahu siapa yang ia ajak bicara saat ini, apa rencananya, dan kenapa bisa menyebut wanita sebagai sosok menjijikkan. Pria di hadapannya seakan menyebut bahwa semua wanita di dunia ini sangat hina. 

   “Saya tidak tahu apa yang Anda inginkan. Tapi tolong lepaskan saya. Saya berjanji akan mengganti uang Anda secepatnya.” 

   “Dengan gaji sekecil itu, kau bisa berbuat apa? Kau harus membalasnya dengan rahimmu. Berikan aku anak laki-laki. Harus laki-laki!” 

   Seumur hidup Rachel, baru kali ini ia bertemu pria seperti Marcus. Mengatakan menginginkan anak seolah anak adalah sesuatu yang tidak berharga yang bisa dihadirkan begitu saja bahkan harus berjenis kelamin laki-laki. Bagi Rachel, memiliki anak bukanlah lelucon, bukan pula barang yang bisa kau minta dengan gampangnya. 

   “Aku bahkan tidak mengenalmu dan kau seperti orang gila yang meminta rahimku. Jika kau membenci wanita, maka seharusnya jangan meminta sesuatu pada wanita!” gaya bicara Rachel mulai berubah. Ia yang tadi bicara sangat sopan pada Marcus, kini bicara dengan agak kasar pada pria itu.

   Marcus membenci siapapun yang berani melawan ucapannya, hingga membuatnya tanpa rasa ragu menampar keras pipi kiri Rachel sampai ada bekas tangan berwarna merah di sana. “Kau pikir, aku sudi melakukan ini? Kalau bukan karena wasiat sialan itu aku tidak akan pernah sudi berurusan dengan wanita. Aku memang gila dan kalian, wanita sialan yang membuatku seperti ini!" Marcus bicara dan di saat bersamaan tangannya mencengkram erat dagu Rachel.

   “Aku tidak mau mengandung anakmu! Aku tidak mau anakku memiliki darah pria gila sepertimu!” Rachel mendorong tubuh Marcus dan ia mendapat kesempatan untuk lari.

   Marcus hanya menyeringai saat melihat Rachel lari. Tidak peduli seberapa keras usaha Rachel untuk pergi dari sini, pada kenyataannya tidak akan ada jalan untuk pergi dari penjara mewah ini. Itulah alasan kenapa ia menyeringai. Tidak sampai satu menit Rachel sudah diseret kembali oleh pengawal Marcus, lalu dilempar ke ranjang.

   Dengan langkah santai Marcus mendekati Rachel yang kembali ingin lari, hanya saja kali ini semakin tidak ada kesempatan. Marcus menarik tangan Rachel, lalu kembali menghempaskan wanita itu ke ranjang. Marcus kembali mencengkram dagu Rachel dengan sangat kuat. 

   “Kenapa harus aku? Tolong lepaskan aku.” Rachel menangis di hadapan Marcus, berharap bisa melunakkan pria gila itu. 

   “Kau sudah terpilih dan sudah berhutang padaku. Hidupmu akan lebih buruk tanpa bantuanku, lebih tepatnya kau akan menjadi pelacur. Jadi terima saja takdirmu sekarang.” Marcus kembali menyeringai, lalu melepaskan dasi dan beberapa kancing kemeja bagian atasnya.

   “Kau mau apa?” Rachel bertanya dengan rasa takutnya. Marcus hanya menunjukkan senyuman iblisnya. 

   Rachel berpikir kalau Marcus akan memperkosanya, tapi saat telah berhasil menindihnya pria itu justru tertawa puas. Marcus tidak memberikan ciuman kasar seperti yang Rachel pikirkan. Ini semakin membuatnya berpikir bahwa Marcus memang pria gila. Pria itu tidak waras.

   Berulang kali Marcus mengatakan bahwa ia sangat membenci wanita. Sangat-sangat benci, jadi mustahil ia mau menyentuh wanita. Marcus bisa memuaskan dirinya sendiri dengan kedua tangannya, tidak perlu dengan wanita.

   “Kau pikir, aku akan menyentuhmu? Kau terlalu percaya diri. Kau bisa hamil tanpa kusentuh, jadi untuk apa menyentuh makhluk menjjikkan sepertimu?” Marcus menyeringai pada Rachel, lalu pergi meninggalkan wanita malang itu dalam keadaan pintu kamar terkunci.

   Rachel lega karena Marcus tidak menyentuhnya, tapi hatinya terasa sakit ketika disebut sebagai makhluk yang menjijikkan. Tidak ada wanita menjijikkan di dunia ini. Kenapa Marcus selalu menyebut wanita menjijikkan?

   Marcus berjalan menuju ke kamar sambil melepas satu persatu kancing kemeja hingga memperlihatkan tubuh seksinya. Tangan kanan Marcus kini meraih ponsel yang ada di dalam saku celananya, lalu menghubungi seseorang bernama William Jang. 

  “Persiapkan semuanya, lalu datang ke rumahku. Kau harus mengurus wanita itu.” 

   “Saya mengerti, Tuan.” 

   Hanya percakapan seperti itu yang dilakukan oleh Marcus dan William, setelahnya ia masuk ke kamar dan langsung membaringkan tubuhnya di ranjang. Kedua mata Marcus mulai terpejam, mencoba membuat dirinya nyaman setelah seharian bekerja.

   Namun, saat mata Marcus tertutup, tragedi dari masa lalu kembali muncul di benaknya, membuatnya seketika kembali membuka mata bahkan ia langsung terduduk. Marcus benar-benar benci terus mengingat dirinya yang dulu menjadi korban bully karena alasan yang sangat konyol.

*********

Bersambung ... 

Bab terkait

  • Psycho    Part 2

    Sudah bertahun-tahun Marcus hidup dalam kondisi seperti ini, kesepian, penuh luka, dan trauma karena bully. Marcus sudah coba mencari pertolongan, tetapi sangat sulit untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Pada dasarnya psikiater sangat diperlukan oleh Marcus, tapi dukungan dari orang terdekatnya adalah yang terpenting. Sementara Marcus sendiri seperti menutup diri dan bersikap dingin pada siapa pun. Tidak ada seseorang yang benar-benar bisa memberikan dukungan padanya untuk sembuh. Trauma karena bully bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh, atau bisa disembuhkan semudah membalikkan telapak tangan. Butuh dukungan besar dan pengobatan yang tepat agar seseorang bisa lepas dari trauma. Marcus memiliki banyak uang, ia bisa membayar psikiater mana pun untuk mengobati dirinya, tapi tidak memiliki dorongan dukungan dari keluarganya. “Aku sudah sangat menderita, kenapa Ayah harus membuat wasiat seperti itu? Kenapa aku harus punya anak a

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-30
  • Psycho    Part 3

    Sudah belasan tahun, Marcus tidak pernah merasakan pelukan wanita, bahkan ia tidak pernah memeluk siapapun setelah kejadian buruk terus menimpanya. Marcus layaknya orang yang hidup sendiri di dunia ini. Karena hal itu, kini, Marcus menjadi sangat tegang ketika Rachel tiba-tiba memeluknya dan terus saja menangis. Ia benci pada wanita. Kalimat itu kembali ditekankan dalam benaknya, membuat Marcus berusaha untuk menjauhi Rachel. Tapi, pelukan Rachel sangatlah erat. Marcus tidak tahu kenapa dirinya tidak bisa melakukan pemaksaan untuk yang satu ini. Keadaan terus berjalan seperti ini, Rachel terus menangis ketakutan di pelukan Marcus. Sementara Marcus tidak mempertanyakan kenapa Rachel seperti ini dan tidak juga berusaha menghilangkan ketakutan wanita itu. Marcus hanya diam dengan wajah dinginnya, membiarkan air mata Rachel terus membasahi kemejanya. Waktu terus berlalu, tangisan Rachel perlahan mereda hingga akhirnya

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-31
  • Psycho    Part 4

    Begitu selesai melakukan tes dan Dokter Park mengatakan semuanya baik, Marcus dan Rachel pergi meninggalkan rumah sakit. Mereka akan kembali ke rumah sakit beberapa hari lagi untuk proses selanjutnya. Setelah sampai di rumah, Rachel kembali diminta masuk ke dalam kamar. Namun, kali ini Rachel menahan pintu ketika akan ditutup oleh William. “Bolehkah aku meminta ponselku? Aku ingin menelepon adikku,” ucap Rachel yang sejak berada di tempat ini tidak memiliki akses berkomukasi dengan dunia luar. “Maaf, hanya Tuan Cho yang bisa memberikan hal itu. Istirahatlah.” “Tapi, sekarang hari ulang tahun adikku. Aku sudah berjanji sebelumnya akan ke Busan, tapi aku tidak bisa menepati janji, jadi biarkan aku menelepon adikku. Aku tidak akan mengatakan apa-apa tentang hal ini, atau tentang Marcus. Aku mohon.” Rachel kembali berusaha mendapat salah satu haknya sebagai manusia.&

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-01
  • Psycho    Part 5

    Air mata Rachel menetes begitu saja ketika mendengar lagu milik Younha yang berjudul Wasted diputar pada salah satu program TV yang ia tonton. Seseorang pernah berjanji padanya, seperti dalam lirik lagu itu, dia berkata tidak akan pernah meninggalkannya walau semua orang di dunia ini meninggalkannya. Tapi pada akhirnya, orang itu tidak menepati janjinya, dia menghilang begitu saja tanpa ada kabar sampai sekarang. Rachel meremas tangannya, terutama jari manisnya tempat cincin indah melingkar di sana sejak 4 tahun yang lalu. Cincin itu tidak pernah sekalipun Rachel lepaskan karena masih berharap orang yang memasangkan cincin itu akan kembali dan memeluknya dengan erat. Marcus yang baru saja selesai mandi dan turun dengan rambut yang masih setengah basah tampak terdiam saat melihat Rachel duduk di depan TV dengan bahu yang bergetar seperti orang menangis. Tidak, bukan sepertinya, tapi dia memang menangis, ia bisa mendengar isak tangis

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-02
  • Psycho    Part 6

    Masyarakat Korea kembali digemparkan oleh penemuan jasad wanita yang kondisinya sama seperti korban kasus pembunuhan dan pemerkosaan yang sampai sekarang belum terpecahkan. Pipi korban dilukai, kemudian diperkosa dan setelahnya dibunuh bahkan lidahnya dipotong. Polanya sama, hingga pihak kepolisian membuat kesimpulan bahwa ini adalah pembunuhan berantai. Rachel melihat berita ini di TV. Ketakutan seketika terlihat di wajahnya. Pembunuh itu telah kembali setelah hampir 3 tahun tidak pernah membunuh. Ia yakin ini adalah orang yang sama jika melihat caranya menghabisi si korban. “Dia kembali," Rachel bicara dengan sangat pelan. Sementara di kantor, Marcus juga sudah mengetahui berita itu melalui ponselnya. Cara pembunuhan yang sama, maka pastilah dilakukan oleh orang yang sama. Entah apa yang ada di dalam pikiran pembunuh itu sampai membunuh wanita. Ia memang benci pada wanita, tapi tidak sampai pada tahap membunuh

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-03
  • Psycho    Part 7

    Kedua mata Rachel membulat, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Pria psycho itu mengajaknya berkencan dan itu pasti hanya untuk tidur bersama. Sungguh, Marcus benar-benar tidak waras. “Aku yang punya masalah denganmu.” “Kalau begitu, lebih baik kau diam saja! Kau pikir, kepalaku tidak sakit mendengar celotehanmu? Cepat tidur!” walau pernah berjanji akan bersikap lebih baik pada Rachel, pada kenyataannya kadang sikap Marcus masih sama saja. “Aku belum mengantuk,” ucap Rachel ketus. Ia ingin keluar dari kamar, sebab sangat muak satu kamar dengan Marcus. “Kau berani ....” “Kau ingin membuatku stres, lalu keguguran? Baiklah, teruslah berteriak padaku.” Rachel menyela ucapan Marcus, hingga membuat pria itu tertegun. “Keluarlah. Aku tunggu di sini.” Marcus memperhalus nada bicaranya. Sedang

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-04
  • Psycho    Part 8

    Langit musim semi terlihat cerah hari ini, udara di Nami Island juga sangat segar hingga membuat Rachel menghirup oksigen sebanyak mungkin, lalu menghembuskannya sembari tersenyum. Ia tahu Marcus melakukan semua ini demi calon anak yang ada di kandungannya, bukan karena pandangan pria itu telah berubah terhadap wanita. Tidak apa-apa, ia memiliki keyakinan kalau perlahan Marcus pasti bisa berhenti melihat wanita sebagai makhluk yang menjijikan dan harus dijauhi. “Nami Island sangat indah,” ucap Rachel dan terdengar sampai ke telinga Marcus, karena pria itu berdiri di sebelahnya. “Biasa saja. Bagiku, tidak ada tempat indah di dunia ini.” Dan Marcus menyahuti ucapan Rachel dengan kalimat seperti itu. Ia baru saja berbagi pandangannya tentang dunia. Wanita cantik ini berdecak pelan mengetahui begitu cara Marcus memandang dunia. Pantas saja dia tidak pernah terlihat bahagia walau hanya sekali

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-05
  • Psycho    Part 9

    Bukan perkara mudah bagi Marcus untuk membuat Rachel tetap merasa aman setelah kejadian di Nami Island. Dari Nami Island hingga sampai di rumah dan sekarang sudah pukul 8 malam, wanita itu tidak pernah sekalipun melepaskan genggaman tangannya. Rachel selalu menempel padanya seakan rasa aman itu hanya ada padanya. Sedangkan Marcus tidak bisa berbuat apa-apa, selain tetap membiarkan Rachel terus menempel padanya. Ia sudah tahu apa yang terjadi, jadi bisa memahami bagaimana perasaan Rachel. Maka dari itu, ia akan melupakan sejenak rasa bencinya, sebab ini juga menyangkut anaknya. “Lebih baik kau mandi dulu, lalu tidur," ucap Marcus, tapi Rachel menggeleng. “Bagaimana jika dia tiba-tiba muncul di kamar mandi? Lalu ....” “Dia tidak akan bisa masuk ke rumahku. Aku juga sudah memerintahkan beberapa orang yang sangat ahli untuk mencari keberadaannya. Aku akan menunggumu

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-06

Bab terbaru

  • Psycho    Part 52

    Setelah banyak waktu berlalu, kini Marcus tidak dapat menahan senyuman bahagianya saat bersama wanita yang berhasil mengubur dalam-dalam kebenciannya. Saat ini, Marcus menidurkan Rachel di atas ranjang, lalu naik ke atas tubuh wanita cantik itu. Marcus membelai pipi Rachel, sedangkan bibirnya mulai mencium hangat bibir wanita itu. Ini adalah ciuman menuntut, Rachel bisa merasakannya. Tidak masalah, karena Rachel akan memberikan apapun yang Marcus inginkan. Tangan Marcus yang tadi membelai pipi Rachel, kini perlahan turun untuk membuka kancing baju sang istri dan bibirnya pindah ke dada Rachel yang mulai terlihat karena kancing bagian atas bajunya sudah terbuka. Marcus menatap Rachel saat satu tanganya membuka satu persatu kancing baju istrinya, lalu pria ini memberikan senyum nakalnya setelah berhasil membuka semua kancing baju Rachel. Marcus membisikan sesuatu di telinga Rachel yang membuat mata wanita cantik itu membulat. “Jangan main-main! Jukyung

  • Psycho    Part 51

    Pada akhirnya, Hong Seung Jo dan Jang Min Ji dijatuhi hukuman mati atas kejahatan mereka. Tidak hanya Seung Jo dan Min Ji, tapi pria yang memperkosa korban juga telah ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara. Itu setimpal untuk segala perbuatan mereka. Min Ji hanya bisa menangis ketika dirinya dijatuhi hukuman mati. Kalau saja waktu bisa diulang, maka Min Ji tidak akan pernah terlibat dalam kejahatan Seung Jo. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Mengulang waktu adalah hal yang tidak mungkin bisa dilakukan. Sedangkan Seung Jo hanya memperlihatkan ekspresi datar saat dibawa keluar dari ruang sidang. Walau terlihat datar, bukan berarti Seung Jo tidak merasakan apa-apa. Mata Seung Jo terlihat sembab karena menangis semalaman setelah membaca buku diary milik ibunya yang dikirim oleh Aaron. Seung Jo tidak pernah mengira jika ibunya ternyata merasa sangat bersalah padanya. Kalimat di lembar terakhir yang membuat air mata Seung Jo tumpah dan akhirnya menangis semalaman pa

  • Psycho    Part 50

    Seung Jo sadar jika dirinya diikuti oleh Tae Woo. Ini membuatnya mengumpat, lalu menambah kecepatan mobilnya. Namun, Seung Jo harus mengakui bahwa Tae Woo sangat handal dalam mengemudi hingga sangat sulit untuk melarikan diri darinya. Saat ini, Tae Woo masih terhubung dengan Marcus untuk memberitahu pria itu harus ke arah mana. Dan Marcus yang satu mobil dengan Seo Woo memacu mobilnya dengan kecepatan sangat gila. Sejujurnya, Seo Woo takut dengan kecepatan mobil Marcus, tapi kondisi saat ini sangat darurat. Memacu mobil dalam kecepatan pelan bukanlah pilihan terbaik. Marcus tidak mengerti kenapa selalu ada saja yang berhasil membawa Rachel menjauh darinya saat segala usaha sudah ia lakukan agar Rachel baik-baik saja. Sudah ada empat pengawal, mana mungkin Rachel bisa dibawa pergi oleh seorang pria tua? Lagipula, apa masalah pria itu dengan Rachel? Marcus sudah mengetahui ke arah mana mobil yang membawa Rachel pergi, jadi ia tahu bagaimana cara agar bisa cepat

  • Psycho    Part 49

    3 bulan kemudian .... Hari pernikahan itu akhirnya tiba. Hari di mana Marcus akan menjadikan Rachel sebagai satu-satunya wanita yang akan ia cintai seumur hidupnya. Ini adalah keajaiban bagi Marcus, karena tidak pernah sekalipun ia ingin menikah setelah mendapatkan trauma itu, tapi Rachel telah mengubah segalanya. Tidak ada banyak orang yang hadir, hanya teman Marcus, psikiater yang menangani pria itu, Seo Woo serta anggota timnya, keluarga Rachel dan tentunya keluarga Marcus. Dibanding mengundang banyak orang, Marcus lebih memilih memperbanyak pengamanan yang dibantu oleh pihak kepolisian. Marcus tidak ingin Seung Jo mendapat kesempatan untuk melakukan kejahatan karena yakin pria itu pasti selalu mengawasi semua yang ia lakukan. Benar, Seung Jo memang selalu mengawasi semua yang dilakukan oleh Marcus dan selalu mencari celah agar pernikahan ini tidak terjadi. Seperti ucapan Seung Jo sebelumnya bahwa Rachel akan tewas sebelum pernikahan terjadi. Wanita itu ti

  • Psycho    Part 48

    Waktu terus berlalu dan tidak ada yang berubah, yaitu pencarian William tidak menemukan titik terang. Min Ji mulai kehilangan harapan bahwa William akan datang menyelamatkannya, sedangkan di sisi lain hukuman telah berada di depan matanya. Tidak ada pilihan lain bagi Min Ji, selain mengatakan yang sebenarnya. Setelah keluar dari rumah sakit, Min Ji langsung dibawa ke kantor polisi bahkan langsung masuk ruang interogasi. Sudah tidak ada lagi jalan keluar, karena William telah membuangnya, Min Ji sadar akan hal itu. Tapi, kenapa William seperti tidak memiliki rasa takut jika semuanya akan terbongkar? Baiklah, jika William memang ingin semua ini terbongkar, maka Min Ji akan membongkar semuanya. Min Ji mulai dari siapa William sebenarnya. “William bukanlah identitas aslinya. Dia adalah Hong Seung Jo, anak haram Hong Min Jeong, ibu dari Rachel dan Yuna.” Min Ji menceritakan bahwa kedua orang tuanya mengangkat Seung Jo sebagai anak saat dia berusia 12 tahun, lalu 6

  • Psycho    Part 47

    Saat ini, Rachel sedang menatap Byeol yang masih mendapat perawatan intensif dan Marcus berdiri di belakang kursi roda wanita cantik karena ikut menatap putri kecilnya. Sebenarnya, keadaan Rachel belum begitu baik, tapi dia sangat ingin melihat Byeol, dan Marcus tidak bisa menolaknya. “Dia sangat cantik, kan?” ucap Marcus yang kini berjongkok di sebelah kursi roda Rachel. “Ya, dia sangat cantik. Kita harus memikirkan nama yang bagus untuknya. Dia lahir lebih cepat dari yang diperkirakan. Byeol sungguh akan baik-baik saja, kan?” Rachel menoleh pada Marcus dengan wajah khawatirnya. Ibu mana yang tidak khawatir jika anaknya terlahir prematur. Semua ibu pasti akan sangat khawatir. “Byeol akan baik-baik saja. Dia masih butuh perawatan intensif karena lahir sebelum waktunya dan setelah beberapa waktu kita bisa membawanya pulang. Jangan khawatir.” Marcus percaya bahwa anaknya adalah anak yang kuat, walau lahir prematur. Byeol memiliki harapan hidup sangat tinggi.

  • Psycho    Part 46

    Sudah 48 jam berlalu dan tidak ada tanda kalau Rachel akan sadarkan diri. Sedangkan Byeol keadaannya membaik walau lahir dalam kondisi prematur. Saat ini, Rachel dan Byeol sedang berjuang untuk bertahan hidup, sedangkan Marcus bolak balik ke tempat perawatan Byeol juga Rachel. Itu adalah rutinitas Marcus selama dua hari ini. Tidak pernah sekalipun pria ini pergi dari rumah sakit karena sang ibu selalu membawakan semua keperluannya. Sementara William, pria itu terakhir terlihat di sebuah apotek setelah terlibat kecelakaan. Itu diketahui dari rekaman kamera pengawas yang ada di sana. Sampai detik ini, belum diketahui lagi keberadaannya. Lalu, Min Ji, wanita itu masih belum mengatakan apa-apa, jadi belum ada kepastian apa yang sebenarnya terjadi dua hari yang lalu, juga tentang kenapa video pemerkosaan dari beberapa wanita yang menjadi menjadi korban pembunuhan ada dalam laptop Min Ji. “Aku ingin bertemu dengan Min Ji.” Marcus bicara pada Seo Woo yang datang menemuinya.

  • Psycho    Part 45

    Mobil yang dikendarai oleh Min Ji melaju dengan kecepatan tinggi, sedangkan di kursi belakang, William sedang berusaha mengikat kedua tangan Rachel, lalu menutup mulutnya dengan lakban. Dari tempat pertama ke tempat kedua setidaknya butuh waktu 25 menit. Sebentar lagi, kira-kira 10 menit lagi mereka akan sampai, tapi vertigo Min Ji kambuh di saat yang tidak tepat. “Kau kenapa? Vertigo?” tanya William khawatir. “Aku rasa ...” Min Ji belum selesai menjawab pertanyaan William dan mobil sudah tidak bisa lagi ia kendalikan, hingga akhirnya terguling di jalan raya. Rachel adalah orang yang mengalami luka paling parah, sebab sebelumnya sudah terluka. Dengan kedua tangan yang terikat Rachel menyentuh perutnya. “Byeol ...” Rachel berucap dalam hati dan akhirnya tidak sadarkan diri. William melirik ke arah Min Ji yang masih sadarkan diri, tapi tidak bisa bergerak karena sepertinya meng

  • Psycho    Part 44

    Mobil Marcus berhenti di depan sebuah rumah dan pria ini tidak langsung turun dari mobilnya, ia tampak diam selama beberapa saat karena belum punya cukup keyakinan untuk melakukan ini. Namun, ia tidak ingin menyesal karena tidak memperhatikan ibunya. Setelah hampir 10 menit Marcus hanya diam di dalam mobil, kini ia keluar dari dan berjalan menuju ke rumah ibunya. Rasa marah itu belum hilang dari hatinya, tapi Marcus tidak ingin terus terjebak dalam rasa marah. Ia juga perlu meminta restu atau Rachel tidak akan mau menikah dengannya. Baru saja Marcus akan menekan bel, pintu sudah lebih dulu terbuka. Memperlihatkan Seo Yi yang terkejut melihat kehadiran Marcus. Seo Yi baru saja akan mememui putranya itu untuk menanyakan hasil autopsi Alex, tapi dia sudah muncul di sini. “Ibu baru akan menemuimu dan kau ....” “Tinggallah denganku.” Marcus menyela ucapan ibunya, hingga membuatnya sangat terkejut. “Apa?” tanya Seo Yi yang takut salah dengar.

DMCA.com Protection Status