Acara resepsi pernikahan Stev dan Cla masih berlangsung dan terkesan sangat mewah. Banyak para tamu yang datang menghadiri acara pesta pernikahan mereka pun, ternyata membuat sepasang pengantin itu kelelahan karena harus menyalami satu-persatu para tamu.
"Capek?" tanya Stev pada istrinya yang tampak sangat kelelahan itu.
Kepala Cla mengangguk manja. "pegel!"
"Sini aku pijitin," tawar Stev yang ingin menyentuh kakinya.
"Eh, Stev! jangan!" elak Cla cepat.
"Kenapa?" tanya Stev heran.
"Masih banyak orang Stev," ucap Cla melirikkan matanya ke segala arah.
"Ah benar juga." kekeh Stev menganggukkan kepalanya.
Stev dan Cla menghentikan obrolan mereka dan melihat para tamu yang kini sebagian memilih berdansa. Bahkan sang mama mertua tercinta Cla pun juga ikut berdansa dengan papa Stev.
Cla tersenyum melihat kemesraan mereka, menoleh ke sa
Cla tampak sangat tak tenang malam ini. Bagaimana mungkin ia bisa tenang? Jika tatapan Stev begitu tajam dan terasa panas memandanginya dari atas sampai bawah, bawah sampai ke atas dan begitu seterusnya."Stev!" tegur Cla yang kini sudah jengah di tatap seperti itu."Kenapa, sayangku?" goda Stev tersenyum melihat ekspresi Cla yang tampak canggung."Tatapan mu itu seakan ingin menelanjangi ku."Stev tergelak mendengarnya, ucapan polos bercampur panas itu membuat Stev tak tahan ingin meledakkan tawanya."Kenapa tertawa? Ada yang lucu?" tanya Cla kesal.Pertanyaan Cla sama sekali tak di gubris Stev, pria itu semakin terkikik geli. Cla mendekati Stev dan memukul kuat bahu kokohnya, meskipun Stev sudah berumur kepala empat. tetapi, pria itu masih terliha
Clarinta Nayara menatap horor benda pipih tipis persegi panjang yang selalu ia bawa kemana-mana, masuk sebuah pesan chat pribadi dari situs media sosial atau yang biasa di singkat medsos. Cla membulatkan matanya saat membaca isi pesan chat tersebut, tertera nama sih pengirim pesan bernama Steven Miller. Halo, apa kabar, semoga harimu menyenangkan? Maaf jika saya mengganggu Anda dengan pesan saya, saya tidak pernah bermaksud melakukannya. Saya baru di sini dan saya diperkenalkan ke i*******m ini oleh seorang rekan yang memberi tahu saya bagaimana dia bertemu istrinya di sini, jadi saya memutuskan untuk mencobanya. Saya hanya melihat profil ketika saya menemukan profil Anda, saya tidak bisa mengalihkan pandangan dari Anda, jadi saya memutuskan untuk mengirimi Anda pesan singkat. Anda adalah wanita yang sangat cantik, saya ingin mengenal Anda lebih dari apa yang saya lihat di profil Anda. Bagaimana menurutmu? Tolong berikan senyum di wajah saya dengan menulis kembali kepada say
Gemes reading! Hayoo, siapa yang nungguin cerita ini? Angkat kakinya eh, angkat tangannya ####Steven Miller : i'm from California. are you married?Cla membaca balasan pesan dari Steven. "Wow! dari California!" teriaknya senang."Hah? dia bertanya apakah aku sudah menikah." ucapnya terkikik geli.Cla : i am not married, how old are you? Cla menunggu balasan Steven dengan hati yang berdebar-debar kencang tak karuan, dalam hati ia bersorak. balas! balas! balas!Steven masih aktif namun tak kunjung membalas pesan Cla, membuat wanita itu kesal setengah mati. ia pun berniat mematikan data selulernya seperti biasa, sebelum dua balasan pesan dari Steven menghentikan gerakkannya.Steven Miller : i am 40 years, and you? how old are you? Cla melongo kaget saat membaca angka usia Steven, 40 tahun. mengejutkan!Cla : i am 21 years M
Selamat malam Panas dingin reading! Mulmed lagu di atas lagunya uhmm ================================Cla pagi-pagi sekali sudah datang ke kantor, dengan semangatnya wanita itu mempersiapkan dirinya se-cantik mungkin untuk menyambut tamu penting hari ini."Hei Cla, tumben tidak datang telat hari ini?" tanya Ghea teman kantornya."Fans! kau selalu memperhatikan diriku ya?" jawab Cla lebay.Ghea memasang ekspresi mual mendengarnya, sementara Cla terkikik melihatnya."Hei, kalian sudah pada tahu belum?" suara heboh Mikha yang terkenal biang gosip di kantor ini.Spontan Ghea dan Cla menolehkan kepala mereka ke arah Mikha. "tahu tentang apa?" tanya keduanya kompak."Tentang tamu penting hari ini!" ucapan Mikha pun berhasil menarik perhatian Ghea, Cla hanya berekspresi biasa saja namun dalam hati juga ikut penasaran."Aku dengar-dengar nih ya, katanya tamu penting kita hari ini tuh si pemilik perusahaan tempat kita bekerja." "S
Happy reading! Typo bertebaran ^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^Cla berdiri kaku masih tetap di posisinya menghadap ke arah pria itu, kini hanya mereka berdua di dalam ruangan tersebut. sedangkan Adit sudah keluar mengambil jas baru untuk pria bule itu, dan Ghea sudah berlalu pergi bersama Adit.Pria itu bangkit berdiri berjalan mendekati Cla, posisinya kini pas berdiri di hadapan Cla. tiba-tiba ia menarik dagu Cla agar mendongak menatapnya, nafas Cla tercekat menatap ke manik mata pria itu dengan bibir terbuka.Dengan gerakan tangan yang nakal, pria itu menyapukan ibu jarinya mengusap bibir merah Cla yang di poles tipis sedikit lipstick. tubuh Cla menegang merasakan sentuhan pria itu, darahnya berdesir dan lagi-lagi aliran listrik itu mengaliri tubuhnya seakan menyengat ingin menghanguskannya."Have you ever kissed?" tanya pria itu di depan wajah Cla.Cla yang seperti terhipnotis hanya menggerakkan kepalanya menggeleng, p
Happy reading! Hayooo tebak! tangan siapa ya yang di mulmed? 1 hari sebelum pertemuan.Steven Miller akan melakukan perjalanan bisnis di Indonesia untuk melihat perkembangan cabang perusahaannya yang ada di negara itu. jadwal ke berangkatannya siang hari, banyak email penting yang masuk ke alamat email pribadinya. namun karena jadwalnya yang padat membuat ia tak ada waktu untuk melihatnya.Stev sampai pada malam hari dan langsung di sambut Adit di bandara, Adit sendiri sudah memesankan kamar hotel khusus untuknya selama berada di Indonesia.Setelah berbincang-bincang sedikit dengan Adit, pria itu pun pamit pergi meninggalkan kamar hotel Stev.Stev berdiri di balkon kamar hotel lantai atas, ia melihat pemandangan jalanan kota dari atas. ia mengambil ponselnya dan melihat walpaper foto anak kecil di ponselnya."My son." gumamnya mencium foto tersebut.Pria itu kembali duduk di ranjangnya dan mulai memb
Mulmed di atas sih Cla lagi pusing mikirin dirinya yang mau di pindahin tugas Happy reading! Cla memikirkan semua perkataan Adit tadi yang mengatakan akan memindahkan tugas dirinya keluar negeri, lebih tepatnya California.Cla merasakan kepalanya pusing, kenapa bos-nya itu suka sekali main asal memindahkan para pegawainya pindah tugas sesuka hatinya. Helaan nafas kasar terdengar dari bibir wanita cantik itu, Cla bangkit dan menuju ke arah dapur. Ah, rupanya Cla mau membuat kopi untuk dirinya, di saat seperti ini yang paling pas menemani Cla adalah kopi.setelah selesai membuat kopinya, Cla berjalan ke arah ruang tamu rumahnya.Cla duduk di salah satu kursi yang mengarah ke arah luar, setelah menyeruput satu kali kopinya. mata wanita itu menatap tajam ke arah jendela, sambil memegang cup kopi hangat di tangannya.Rupanya di luar sedang turun hujan yang sangat deras, Cla terus memperhatikan tetesan air hujan yang turun. "H
Cla pagi ini bersiap-siap untuk melakukan perjalanan ke pindahan pekerjaan dirinya ke California.Terkesan sederhana memang penampilannya, namun tak menghilangkan kecantikan Cla yang alami. wanita itu bahkan hanya menyapukan sedikit bedak dan sedikit lipstick pada bibirnya.Cla terkejut begitu membuka pintu rumahnya, sang bos besar berdiri di depan pintu rumahnya dengan gaya cool maksimal."Hai," sapa Adit menggerakkan ke-5 jarinya."Pak Adit, kenapa kesini?" tanya Cla heran."Aku kemari karena ingin mengantarkanmu sampai ke bandara." "Ayo!" ajak Adit lagi saat Cla hanya diam.Cla mengangguk dan mengekor berjalan di belakang Adit, susah payah Cla menggeret kopernya. Adit membantu mengangkat koper Cla dan memasukkannya ke bagasi mobil.Adit sendiri yang mengendarai mobilnya, pria itu bersiul dengan ceria. bahkan pria itu memutar musik yang tak kalah cerianya."Pak Adit lagi senang ya?" tanya Cla."Tidak juga, bukankah
Cla tampak sangat tak tenang malam ini. Bagaimana mungkin ia bisa tenang? Jika tatapan Stev begitu tajam dan terasa panas memandanginya dari atas sampai bawah, bawah sampai ke atas dan begitu seterusnya."Stev!" tegur Cla yang kini sudah jengah di tatap seperti itu."Kenapa, sayangku?" goda Stev tersenyum melihat ekspresi Cla yang tampak canggung."Tatapan mu itu seakan ingin menelanjangi ku."Stev tergelak mendengarnya, ucapan polos bercampur panas itu membuat Stev tak tahan ingin meledakkan tawanya."Kenapa tertawa? Ada yang lucu?" tanya Cla kesal.Pertanyaan Cla sama sekali tak di gubris Stev, pria itu semakin terkikik geli. Cla mendekati Stev dan memukul kuat bahu kokohnya, meskipun Stev sudah berumur kepala empat. tetapi, pria itu masih terliha
Acara resepsi pernikahan Stev dan Cla masih berlangsung dan terkesan sangat mewah. Banyak para tamu yang datang menghadiri acara pesta pernikahan mereka pun, ternyata membuat sepasang pengantin itu kelelahan karena harus menyalami satu-persatu para tamu."Capek?" tanya Stev pada istrinya yang tampak sangat kelelahan itu.Kepala Cla mengangguk manja. "pegel!" "Sini aku pijitin," tawar Stev yang ingin menyentuh kakinya."Eh, Stev! jangan!" elak Cla cepat."Kenapa?" tanya Stev heran."Masih banyak orang Stev," ucap Cla melirikkan matanya ke segala arah."Ah benar juga." kekeh Stev menganggukkan kepalanya.Stev dan Cla menghentikan obrolan mereka dan melihat para tamu yang kini sebagian memilih berdansa. Bahkan sang mama mertua tercinta Cla pun juga ikut berdansa dengan papa Stev. Cla tersenyum melihat kemesraan mereka, menoleh ke sa
Dua minggu kemudian...Hari ini adalah hari yang paling di nanti semuanya, kebahagiaan terpancar dari seluruh raut wajah kedua belah pihak keluarga, dan kedua mempelai pengantin.Ya, dalam dua minggu ini Stev begitu gigih dan gencar dalam melakukan semua yang di perlukan dalam acara pernikahannya dengan Cla. Gadis pujaan hati pilihannya yang sangat ia cintai.Dan Cla juga sangat yakin serta percaya pada pilihannya, jika Stev adalah pria yang tepat untuk menempuh bahtera rumah tangganya, masa depannya yang cerah.Semua itu karena di landasi cinta yang tulus, bukan hanya sekadar harta maupun nafsu belaka.Selama dua minggu ini pula Cla harus menebalkan telinganya dari berbagai macam kabar burung yang beredar. Banyak spekulasi yang mengatakan jika Cla hamil di luar nikah hasil percintaannya dengan Stev, tak sedikit yang berasumsi mengenai hal itu.Terselip kelucuan saat Cla
Stev tidak pernah menyangka jika kedua orang tuanya dan saudaranya yang tinggal di California, bakalan datang ke Indonesia. Ia cukup terkejut dengan hal itu."Katakan, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Stev pada Ray, karena tak mungkin keluarganya tahu rumah Cla jika bukan Ray yang melakukannya."Mereka mendesakku tuan, tuan juga sih yang salah." balas Ray."Aku yang salah? Memang apa yang aku lakukan?""Ibu tuan mengatakan pada saya, seharusnya tuan memperkenalkan Cla terlebih dahulu sebelum memutuskan ke sini.""Iya, aku tahu. Memang rencana itu sudah aku pikirkan Ray, dalam waktu dekat ini aku akan membawa Cla menemui kedua orang tua dan keluarga ku di California. Baru setelah itu aku akan memboyong seluruh keluarga ku kesini, karena acara pernikahan ku akan di lakukan disini." jelas Stev panjang lebar."Kenapa tidak melakukan acara pernikahan mu disana, tuan?"
Hari ini Stev menyambut dengan antusias kedatangan putra semata wayangnya ke Indonesia. Rencananya, ayah dan anak itu akan menetap beberapa waktu ke depan di negara ini sampai semua urusan pernikahannya dengan Cla selesai. Lalu setelah itu, maka Stev akan memboyong Cla kembali ke California.Tapi itu pun juga jika Cla mau dan setuju, karena bagi Stev tak masalah tinggal dimana pun. Toh, dia juga punya anak cabang perusahaannya di sini. Hanya satu hal yang mungkin agak memberatkan Stev, Stev ragu jika Andrew akan betah tinggal di negara calon ibu tirinya."Daddy!" teriakan nyaring suara anak kecil menyadarkan Stev dari lamunannya.Andrew berlari ke arah Daddy-nya dimana Cla juga berada di samping Stev.Stev merunduk memeluk tubuh anaknya yang tentu saja lebih pendek darinya. Di ciuminya seluruh wajah Andrew sampai basah kena air liurnya."Daddy jorok!" protes Andrew mengelap pipinya bekas
Stev duduk berdampingan dengan Cla di sofa, rasa gugup menyelimuti Stev malam ini saat ia dan kedua orang tua Cla saling berhadapan."Baru ini aku merasakan yang namanya gugup luar biasa, tak pernah terpikirkan olehku jika berhadapan dengan kedua calon mertuaku lebih menegangkan dari perang." omel batin Stev berkecamuk.Cla menggenggam sebelah tapak tangan Stev agar mengurangi rasa gugup yang menghinggapi kekasihnya itu. Stev menoleh di saat yang bersamaan Cla pun juga menoleh ke arahnya, senyuman Cla mengkode Stev jika semuanya akan berjalan lancar.Stev memberikan senyum termanisnya dan menghela nafas sebelum menghadapi perang yang sesungguhnya.Kedua orang tua Cla menatap serius ke arah putri dan calon menantunya itu. Interaksi yang terjadi di antara Cla dan Stev pun tak luput dari pengamatan mata mereka."Jadi, ini yang namanya Steven Miller?" ucap Marcell, papa Cla.
"Will you marry me, Cla?" ulang Stev lagi menunggu jawaban kepastian dari kekasih hatinya.Cla yang mendengar pertanyaan itu pun otomatis kaget sekaligus mendongakkan kepalanya menatap Stev. Benarkah pria di depannya ini melamar dirinya di hadapan banyak orang?"Stev, apa aku tidak salah mendengarnya?" tanya balik Cla memastikan pendengarannya.Stev menggelengkan kepalanya mantap, malam ini ia sangat bersungguh-sungguh untuk mendapatkan Cla. Melamar di depan banyak orang agar semua orang tahu jika Cla adalah wanita yang sangat di cintainya."Kau tidak salah mendengar Cla, dan aku serius mengatakannya padamu. Jadi, apakah kau menerima lamaranku sayang?" ucap Stev sekali lagi, ia ingin mendengar jawaban Cla.Sebelumnya Stev dan Cla memang sudah pernah mengatakan akan menikah, apalagi Stev pernah membawa Cla ke butik tantenya. Tapi, itu semua terasa kurang bagi Stev, sekarang ia paham apa ya
Cla menoleh ke arah Adit yang hanya diam saja di dalam mobil, berdecak sebal pada bos besarnya itu karena tak kunjung juga menghidupkan mesin mobilnya."Pak!" panggilan Cla menepuk pundak Adit."Kenapa diam saja?" tanya Cla heran.Adit menatap Cla dengan dahi berkerut, sungguh ia bingung bagaimana caranya mengatakan pada Cla agar tetap makan di tempat ini."Ehmm, Cla...." Adit menggantungkan kalimatnya."Iya pak, kenapa?""Kita tidak jadi pergi saja ya," Cla menggeleng."Tapi aku pakai baju seperti ini pak, tidak mungkin kan___""Persetan dengan baju yang kau kenakan itu Cla!" sentak Adit kesal tanpa sadar memotong ucapan Cla."Astaga! Aku jadi emosi menghadapi Cla." ucap batin Adit.Cla berjengit kaget bahkan sampai mengerjapkan matanya berulang kali melihat reaksi ucapan Adit. Adit sendiri menghela nafasnya
Tepat hari ini Cla berulang tahun yang kedua puluh enam, Cla tak menyangka jika dirinya hari ini mendapatkan banyak kejutan istimewa di kantor.Rekan-rejan kerjanya banyak yang mengucapkan selamat ulang tahun dan memberi kado untukya.Cla memandangi kado-kado yang menumpuk di dalam kamarnya, sengaja ia membawa pulang kado-kado itu agar ia buka di rumah.Tangannya terulur mengambil salah satu kado, ia bukan dan seketika senyuman ceria terbit menghiasi wajahnya.Senyuman Cla tak pernah luntur kala ia berlanjut membuka kado berikutnya, terus begitu sampai kadonya tersisa satu lagi.Cla mengernyit melihat kado yang tinggal satu itu, tak ada nama ataupun kartu ucapan di dalam kadonya.Ragu-ragu ia membukanya, namun rasa penasarannya lebih besar dan mendominasi, maka ia pun segera saja membuka kado itu."Setangkai mawar merah?" gumam Cla melihat isi dalam kado terse