Share

#35 Seperti itu

Keesokan harinya. Pagi-pagi sekali, Pangeran Gavin berjalan menyusuri koridor tengah istana. Tanpa pendamping, tanpa penasehat, dia berjalan sendirian menuju ke ruangan ayahnya. Tidak kenal lelah, tidak juga menyempatkan waktu untuk istirahat, sebisa mungkin dia harus segera berbicara dengan ayahnya.

Pangeran Gavin berdiri di depan pintu ruangan. Tanpa berlama-lama, mengetuk pintu tiga kali dan dibalas oleh pemilik ruangan. Dengan perlahan, Pangeran Gavin mendorong pintu di depannya kemudian melangkah masuk.

“Terlalu pagi untuk datang ke ruanganku, Gavin.” Sebuah celetukkan yang mengawali pembicaraan.

“Dan terlalu pagi untuk ayah duduk di sana,” balas Pangeran Gavin dengan sindirannya.

Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Sama-sama memiliki pikiran yang sependapat. Sama-sama tidak tertarik dengan harta. Sama-sama berambisi untuk menjatuhkan siapapun yang mengibarkan bendera perang.

Yang Mulia William tertawa renyah. “Ha-ha. Memang rasanya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status