Share

Bab 5. Novel yang Aneh

Author: Tia Kim
last update Last Updated: 2021-05-01 20:27:25

"Aku pulang!" Yura memasuki rumahnya membawa bungkusan buku yang tadi dibelinya.

"Apakah kau sudah makan?" tanya ibunya dari dapur sambil membereskan sisa makanan di atas meja.

"Tadi aku sudah makan, Bu. Youngjo dan Sua mengajakku makan di kedai dekat minimarket," jawab Yura sambil melepas sepatunya.

"Ya sudah kalau begitu. Cepat ganti bajumu dan mandi!" perintah ibunya.

Ia pun naik ke lantai atas menuju kamarnya. Diletakkannya kantong plastik berisi buku-buku yang dibelinya tadi di atas meja, lalu berganti pakaian dan segera mandi sebelum hari semakin malam.

Selesai mandi, ia langsung merebahkan dirinya di atas kasur. Badannya terasa letih sekali. Hari itu terasa sangatlah panjang. Kemudian ia mengambil telepon selulernya dan membuka foto-foto dalam albumnya. Dilihatnya foto-foto yang menunjukkan dirinya sedang berpose bertiga bersama Youngjo dan Sua. Di dalam foto-foto itu, ia tampak sangat bahagia.

"Hei Yura, sampai kapan kau akan membohongi dirimu sendiri seperti ini?" tanyanya merasa kesal pada dirinya sendiri.

Kemudian diletakkannya telepon selulernya di atas kasur dan pandangan matanya mulai menerawang. Ia teringat akan perasaannya tadi saat Youngjo memegang tangannya. Saat itu ia merasakan getaran yang tak biasa di sekujur tubuhnya. Apakah mungkin itu terjadi karena ia mulai merindukan sentuhan laki-laki?

Apa yang kau pikirkan? Yura membatin sambil menepuk-nepuk pipinya.

Yura bukannya tidak ingin berpacaran. Ia hanya tidak memiliki waktu bersosialisasi dengan dunia luar selain dengan teman-teman dekatnya. Lagipula ia tidak percaya diri untuk berkenalan dengan laki-laki karena keadaannya yang sekarang. Ia takut lelaki yang ditemuinya mungkin tidak akan mau menerima keadaannya dan keluarganya.

"Kakao!" Notifikasi di telepon selulernya berbunyi. Ia mengambil telepon selulernya lalu melihat notifikasi yang masuk. Rupanya Sua. Dibukanya aplikasi pengirim pesannya itu dan mulai membaca pesan dari Sua.

"Yura, apakah kau sudah sampai di rumah?" tanya Sua dalam pesannya.

"Sudah," jawab Yura, ditambah emoji tersenyum.

Sua membalas, "Syukurlah kalau begitu. Aku sangat mengkhawatirkanmu," dengan emoji menangis.

"Aku tidak apa-apa Sua. Jangan khawatir," jawab Yura.

"Tadi aku memberitahu Youngjo, seharusnya aku membelikan plester penghilang rasa sakit lagi untuk kau bawa pulang. Tapi Youngjo bilang kau sudah membelinya dalam jumlah yang cukup, dan kau memasangnya sendiri di pergelangan tanganmu. Aku memarahinya kenapa ia tidak membantumu membelikan dan memasangkannya, ia bilang kau tidak mau merepotkannya." Sua mengetik pesannya sangat panjang.

Deg! Mengapa hati Yura merasakan sakit setelah membaca pesan itu? Bukankah tadi Youngjo yang membantu mengobati tangannya? Mereka bahkan duduk hanya berdua di sana. Mengapa Youngjo...

Ia pun segera tersadar. Youngjo pasti hanya ingin menjaga perasaan Sua. Tapi mengapa hatinya terasa sakit seperti ini? Tidak seharusnya ia merasakan kecemburuan yang begitu besar seperti ini kepada sahabatnya sendiri.

"Yura?" Sua mengirim pesan lagi karena Yura tak kunjung membalasnya.

Yura pun segera membalas pesan Sua. "Iya, aku tidak mau merepotkan Youngjo. Lagipula aku kan sudah besar, aku bisa melakukannya sendiri," ditambahkan dengan emoji tersenyum. Yura berbohong.

"Baiklah. Lain kali jangan lupa menghubungi kami jika kau membutuhkan sesuatu. Aku menyayangimu, " tulis Sua mengakhiri percakapan itu, ditambahkannya emoji hati berwarna merah.

"Aku juga," balas Yura juga dengan emoji hati merahnya.

Yura bangkit dari tempat tidurnya kemudian duduk di pinggir kasur, bingung tentang apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Kemudian ia melihat bungkusan kantong plastik putih yang dibawanya pulang dari toko buku tadi.

Ia mengeluarkan buku "Putri Tidur" yang tadi dibelinya. Sejenak ia lupa bahwa ia juga membeli buku novel berjudul "Seperti yang Kau Inginkan". Namun saat melihat warna ungu muda mencuat di antara lipatan kantong plastik, ia jadi tiba-tiba teringat dan langsung mengeluarkan buku itu dari kantong.

Dipegangnya buku berukuran sekitar 20x20 cm itu, lalu dibukanya plastik yang melapisinya. Ukuran buku tersebut tergolong sangat besar untuk sebuah novel, lebih tepatnya berukuran seperti ensiklopedia tetapi lebih tipis.

Dibacanya lagi judul dan sub judulnya.

"Kisah yang akan membawamu menuju dunia yang lain, menjadi seperti yang kau inginkan..." Yura menunjukkan ekspresi wajah berpikir keras, mencoba memahami makna kata-kata tersebut. Kata-kata itu mengganggu pikirannya.

Ia pun membalik buku itu dan menaruh perhatian pada kata "fiksi" dalam penggalan kalimat "Perpaduan yang indah antara sebuah kisah fiksi dan sebuah kisah kerajaan Korea" yang tadi juga sudah sempat dibacanya di toko.

Apakah ini adalah buku dongeng? Yura membatin.

Ia melihat lagi gambar mahkota di sampul bukunya. Mahkota itu berwarna emas dihiasi batu permata berwarna merah muda. Tangannya pun langsung meraba gambar mahkota itu saking indahnya, dan ia merasakan halusnya sampul buku tersebut.

Kemudian mulai dibukanyalah buku novel tersebut. Halaman pertama yang dibacanya berjudul "Tokoh dan Karakter". Di halaman tersebut tampak gambar tokoh-tokoh dalam novel. Gambar tokoh-tokoh itu berada di dalam bingkai dan di bawahnya tertulis nama masing-masing tokoh itu.

Saat sedang melihat tokoh-tokoh tersebut satu persatu, tiba-tiba Yura mengernyitkan alisnya. Beberapa bingkai berisi gambar tokoh beserta namanya, namun ada beberapa bingkai yang kosong dan tidak bernama!

Kenapa ada beberapa bingkai yang kosong? Ia bertanya dalam hati.

Ia melihat kembali bingkai tokoh-tokoh lain yang memiliki gambar dan nama. Gambar-gambar tokoh dalam bingkai tersebut dilukis dengan sangat bagus sampai terlihat seperti nyata. Namun ia tidak menaruh perhatian pada nama-nama tokoh di situ, ia tidak bisa berkonsentrasi memikirkan mengapa ada beberapa bingkai tokoh yang masih kosong dan tak bernama.

Apakah buku dengan sampul sebagus ini bisa salah cetak? Yura bertanya dalam hati dengan heran.

Karena penasaran, ia pun segera membuka halaman selanjutnya. Dan... kosong! Ia terus membuka halaman-halaman selanjutnya. Semuanya kosong!

"Apa-apaan ini? Apakah aku membeli buku tulis? Di mana ceritanya? Kenapa semua halamannya kosong?" Yura mulai mengeluh dan merasa kesal sambil terus mebalik halaman-halamannya yang kosong. 

Ia pun menutup buku itu dengan perasaan kesal. Selain kesal karena ia tidak bisa membaca cerita sama sekali, ia juga teringat akan harga buku itu yang tidak murah.

"Buang-buang uang saja!" omelnya sambil menatap kecewa pada buku novel itu.

Dilihatnya jam yang ada di dindingnya. Pukul 10.00 malam. Ia pun akhirnya memutuskan untuk tidur saja menghilangkan penat pikiran, meskipun perasaannya masih kesal. Lagipula besok pagi ia harus bekerja lagi. Agar bisa tertidur, diambilnya buku "Putri Tidur" yang ia beli kemudian dibacanya. Buku itu perlahan berhasil menyembuhkan rasa kesal hatinya. Beberapa menit kemudian, ia pun sudah tertidur dengan posisi buku dongeng sudah tertutup dan berada di atas bantal di sebelahnya.

Jam dinding terus mengeluarkan suara detakannya. Tik tik tik. Jarum jam menunjukkan waktu mendekati pukul 12.00 malam. Suasana saat itu sangat hening, dan Yura sudah tertidur pulas.

Teng! Akhirnya jarum panjang dan jarum pendek bertemu di angka 12. Buku bergambar mahkota dengan judul "Seperti yang Kau Inginkan" yang diletakkannya di atas meja, tiba-tiba memancarkan cahaya dan terbuka dengan sendirinya seperti ada seseorang yang membukanya!

Masih memancarkan cahaya, terbukalah halaman pertamanya yang masih kosong. Tiba-tiba entah ada kekuatan dari mana, perlahan dengan sendirinya tertulis "Bab 1" dengan tinta hitam di bagian atas halaman tersebut!

Tia Kim

Hai hai hai! Ada kabar baik nih buat kamu! Sekarang kamu bisa lanjut baca cerita yang kamu suka ini dengan koin yang bisa kamu dapatkan dengan check-in setiap hari di aplikasi dan melakukan tugas harian yang diberikan. Bisa juga beli koin, ada diskon khusus lho! Ikuti terus kelanjutan kisahnya ya. Nggak akan kalah seru sama cerita drama Korea kok. 😍 Thank you dan sampai jumpa lagi ❤️

| Like

Related chapters

  • Prince from Another World (Indonesia)   Bab 6. Aku Seorang Putri?

    Yura masih tertidur pulas sementara novel di atas mejanya menunjukkan suatu aktifitas yang sangat tidak biasa. Jam 12.00 malam itu, di dalam tidur nyenyaknya, Yura mulai bermimpi. Mimpi ataupun bukan, yang pasti semua itu terjadi saat ia sedang tertidur... Yura membuka matanya perlahan. Ia melihat pemandangan yang sangat asing di depan matanya. Ia melihat dirinya duduk di depan sebuah cermin besar. Pada awalnya ia mengira bahwa bayangan di dalam cermin itu bukanlah dirinya karena terlihat sangat cantik, tak nampak seperti dirinya yang biasanya. Tetapi setelah ia memperhatikannya sekali lagi, ternyata benar itu adalah dirinya. Di dalam cermin, terlihat ia sedang duduk mengenakan pakaian tradisional Korea (Hanbok) yang sangat indah, terdiri dari sehelai kemeja panjang (Sokgui) berlengan lebar dengan warna merah muda dilapisi dengan rompi (Jeogori) berwarna ungu dengan berbagai macam corak berwarna emas, dan rok (Chima) berwarna ungu muda. Kainnya mengkilap dan sangat h

    Last Updated : 2021-06-04
  • Prince from Another World (Indonesia)   Bab 7. Mimpi yang Indah

    (Dunia Novel) Semua Putri dan Pangeran duduk di tempatnya masing-masing. Ratu Munmyeong duduk di samping Raja Muyeol, dan di sebelahnya lagi duduk Selir Yeongchang yang juga merupakan ibu kandung dari Putri Yoohye, Putri Yoseok, dan Pangeran Intae. Mereka duduk saling berhadapan mengelilingi sebuah meja makan berbentuk persegi panjang. Peralatan makan yang ada di atas meja terbuat dari emas. "Baik, semuanya sudah berkumpul. Hari ini sangatlah istimewa karena Pangeran Inmun baru saja pulang dari Tiongkok setelah beberapa bulan berada di Chang'an. Kita harus berterima kasih kepada Pangeran Inmun karena telah mengabdikan dirinya sebagai perantara diplomasi untuk Kerajaan Silla dan Dinasti Tang," puji Raja Muyeol dengan wajahnya yang sangat ramah. "Terima kasih, Yang Mulia," jawab Pangeran Inmun sambil menundukkan kepalanya kepada Raja Muyeol. Pangeran Inmun memiliki keahlian yang baik sebagai seorang diplomat, keahlian yang diturunkan oleh ayahnya yang j

    Last Updated : 2021-06-11
  • Prince from Another World (Indonesia)   Bab 8. Jenderal Muda dan Hwarang

    Yura hari itu pulang sedikit lebih awal dari biasanya. Seperti pesan ibunya, ia harus membereskan semua pekerjaan rumah sebelum ibunya pulang dari rumah Bibi Su. Ia segera mengganti pakaiannya lalu membereskan dapur, mencuci piring-piring kotor, serta membersihkan sisa makanan adiknya. Adiknya yang bandel itu, mengetahui ibunya akan pulang lebih malam, akan menjadi lebih malas dari biasanya. Yura kemudian makan sendirian di meja makan. Ia hanya menemukan sup tahu dan kimchi di atas meja. Meskipun hanya itu yang tersisa, ia tetap memakannya karena sudah merasa sangat lapar. Sambil mengunyah makanannya itu, ia teringat kembali akan mimpi yang semalam ia alami. Masih terbayang nikmatnya sup daging yang dimakannya tadi malam. Itu adalah sup daging terenak yang pernah ia makan. Kemudian ia melihat sup tahu yang ada di depannya dan menghela nafas panjang. "Aku jadi ingin bermimpi makan makanan enak lagi malam ini," gumamanya pada diri sendiri. Selesai makan, ia pun

    Last Updated : 2021-06-11
  • Prince from Another World (Indonesia)   Bab 9. Cinta Pertama

    Putri Yoohye melihat Jenderal Besar Yushin dan Raja Muyeol sedang berjalan sambil bercaka-cakap, didampingi oleh beberapa Jenderal senior lainnya di belakang mereka. Saat itu Putri Yoohye sedang berada di taman sendirian, melihat ikan-ikan yang berenang kesana-kemari di dalam kolam. Tiba-tiba datang seseorang menghampirinya dari belakang. "Putri Yoohye," sapa lelaki itu dengan suaranya yang cukup berat namun bernada lembut. Putri Yoohye langsung menoleh ke arah lelaki yang memanggil namanya itu. Lelaki itu sangatlah tampan dan gagah. Ia memancarkan kharisma maskulinitas dengan kulit terangnya yang sedikit kecoklatan dengan garis wajah yang tegas dan badan yang tinggi serta tegap. Namun dari semua kesan kuat yang dimilikinya, ia memiliki pandangan mata yang memancarkan belas kasih. Lelaki itu berdiri menghadap Putri Yoohye dengan masih mengenakan seragam militernya. "Jenderal Wonjin," sapa Putri Yoohye dengan wajah bahagia. Ia merasakan kerinduan yang

    Last Updated : 2021-06-11
  • Prince from Another World (Indonesia)   Bab 10. Ternyata Bukan Mimpi

    Yura bangun dengan tergesa-gesa. Gara-gara tidak bisa tidur nyenyak karena perasaan yang dibawanya dari mimpi semalam, ia menjadi telat bangun. Ia bergegas mandi dan bersiap-siap, mengambil tasnya dan berjalan melewati buku novel di atas mejanya yang kini sudah dalam keadaan terbuka lagi. Ia segera berlari turun dan menuju ke dapur untuk meneguk segelas air putih, kemudian berlari ke arah rak sepatu. "Yura, kau tidak sarapan dulu?" tanya ibunya dari dapur sambil memandanginya berlari menuju ke rak sepatu. Yeonsu pun ikut memandanginya. "Tidak, Bu. Aku sudah telat," jawab Yura sambil mengenakan sepatunya. Kemudian ia berpamitan dan langsung berlari menuju ke halte bus sambil melihat jamnya. Untungnya saat ia sampai di halte bus, sebuah bus yang mengarah ke tujuannya masih berhenti. Ia pun bergegas naik. Ia duduk di barisan kedua dari belakang. Masih tertengah-tengah, ia melihat ke arah luar jendela kemudian tersenyum lebar. Walaupun hampir telat, peras

    Last Updated : 2021-06-11
  • Prince from Another World (Indonesia)   Bab 11. Semua yang Kuinginkan

    (Dunia Novel) Yura menjelma lagi menjadi Putri Yoohye... Putri Yoohye sedang mengenakan pakaiannya dibantu oleh salah seorang dayangnya. Dengan mengenakan pakaian bernuansa biru muda, ia berjalan ke depan cermin dengan rambut yang masih belum ditata. Tiba-tiba penjaga pintu di depan kamarnya berteriak, "Putri Yoseok datang!" Putri Yoohye yang saat itu sedang berdiri di depan cermin pun membalikkan badannya, menunggu Putri Yoseok masuk ke dalam kamarnya. Pintu kamar terbuka, dan masuklah Putri Yoseok yang sudah berdandan rapi dengan pakaiannya yang bernuansa perpaduan antara kuning dan merah muda. "Kakak!" sapa Putri Yoohye dengan senyum sumringah. "Yoohye, kau belum selesai berdandan?" tanya Putri Yoseok yang berjalan mendekati Putri Yoohye. "Belum, Kak. Aku baru saja selesai berendam," jawab Putri Yoohye. Pagi itu memang ia menghabiskan lebih banyak waktu untuk berendam air hangat, merilekskan badannya. Putri Yoseok pu

    Last Updated : 2021-06-11
  • Prince from Another World (Indonesia)   Bab 12. Kisah Jenderal dan Putri

    Pangeran Chadeuk melambai-lambaikan tangannya ke arah Putri Yoohye, memberi isyarat padanya untuk segera menghampiri mereka. Putri Yoohye pun mempercepat laju kudanya dan menghampiri para saudaranya itu, yang kini sudah berada di atas kudanya masing-masing. "Kau sudah siap?" tanya Pangeran Gaewon dari atas kudanya. "Sudah, Kakak," jawab Putri Yoohye sambil tersenyum. "Nanti di dalam hutan, kau jangan menangis ya," canda Pangeran Madeuk. "Ah, Kakak ini... kapan aku pernah menangis saat berburu? Lihat saja nanti, aku pasti bisa lebih dulu mendapatkan hasil buruan daripada Kakak," balas Putri Yoohye dengan nada bercanda. Itu memang bukan pertama kalinya ia ikut berburu. Hal itu sudah menjadi kebiasaannya bahkan semenjak ayah mereka belum menjadi Raja. "Ayo kita lihat nanti siapa yang lebih dulu mendapatkan hasil buruan," goda Pangeran Madeuk. Ia tidak pernah lelah menggoda adik perempuannya itu dengan candaannya. "Baiklah, mari kita beran

    Last Updated : 2021-06-11
  • Prince from Another World (Indonesia)   Bab 13. Melawan Kekuatan Aneh

    (Dunia Nyata) Yura terbangun dari ketidaksadarannya. Ia perlahan-lahan mengumpulkan kesadarannya kembali dan melihat ke arah jam dinding. Jam 12.30 malam. Kemudian ia mulai tersadar secara penuh dan teringat akan novel ajaib tadi. Ia pun langsung turun dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah meja di kamarnya, kemudian mebuka laci tempat novel tadi disimpan. Ia mengambil novel ajaib itu dan membukanya. Dilihatnya telah tertulis beberapa halaman baru dengan judul "Bab 3" di atasnya. Ia membacanya dengan cepat untuk memastikan apakah isinya benar menggambarkan kejadian-kejadian yang dialaminya tadi ketika sedang "tertidur". Dan benar saja, di dalam novel itu digambarkan secara jelas kejadian yang dialaminya tadi. Alis Yura semakin mengernyit dan matanya melebar selama membaca halaman-halaman Bab 3 novel tersebut. Dengan pandangan matanya yang nanar karena rasa tak percaya, ia duduk di pinggir tempat tidurnya. Ia pun mengusap kepalanya ke belakang dengan kedua

    Last Updated : 2021-06-12

Latest chapter

  • Prince from Another World (Indonesia)   Bab 18. Silla & Baekje

    Jenderal Wonjin dan Jenderal Philsung menunggangi kuda mereka menuju ke arah perkemahan militer yang terletak di dekat tembok gerbang Ibukota Seorabeol. Sesampainya di sana, mereka langsung masuk ke sebuah kemah terbesar di situ. Di dalamnya sudah ada para Jenderal, seorang Pungwolju (sebutan untuk pemimpin utama para Hwarang), serta beberapa Hwarang senior sedang berdiri mengelilingi berbaris dengan dipimpin oleh Jenderal Besar Yushin yang berdiri di depan. Jenderal Wonjin dan Jenderal Philsung segera bergabung bersama mereka."Pasukan Baekje menyerang perbatasan Barat. Jumlahnya sekitar 100 orang. Mereka menuju ke benteng Gajam tapi mata-mata kita di sana sudah mengetahuinya terlebih dahulu dan melaporkannya pada Wonsanghwa regional Barat," terang Jenderal Besar Yushin membuka pertemuan mereka siang itu. Wonsanghwa adalah sebutan untuk Hwarang senior, yang di bawahnya terdapat para Hwarang dan pasukan Hwarang yang disebut Nangdo."Berapakah jumlah pasukan kita di san

  • Prince from Another World (Indonesia)   Bab 17. Tiga Kerajaan

    Malam itu, dengan keikhlasan hatinya Yura pun memutuskan untuk pasrah mengikuti apapun yang akan terjadi padanya. Ia akan mengikuti ke mana alur membawanya di dunia novel sesuai dengan takdir yang ditentukan oleh sang Penulis. Ia tidak ingin berpikir terlalu keras karena kehidupannya sendiri sudah sangatlah berat. Mulai malam itu, ia berniat melakukan "pelarian" dari dunia nyata dan mulai menikmatinya setiap malamnya.Setelah mandi dan berganti pakaian, ia beranjak ke atas tempat tidurnya dengan novel ajaib itu ada di tangannya. Ia pun memandangi sampul novel itu dalam posisinya yang sedang berbaring. Dirabanya gambar mahkota di sampul novel itu, memikirkan seandainya semua yang ia miliki di dalam dunia novel juga bisa ia miliki di dunia nyata.Ia meletakkan novel itu di atas bantal sebelah kepalanya. Badannya dimiringkan ke arah kanan, di mana novel tersebut diletakkan, lalu ia pun perlahan-lahan menutup matanya. Tak butuh waktu lama, ia pun tertidur...Jam 12.

  • Prince from Another World (Indonesia)   Bab 16. Bawa Aku Kembali ke Silla

    Sore itu, Yura pulang berjalan kaki sendirian. Youngjo dan Sua tidak mampir ke tempatnya bekerja karena hari itu Sua libur, jadi Youngjo langsung menuju rumah Sua sepulang ia bekerja. Yura berjalan menyusuri trotoar yang cukup ramai, tapi pikirannya tidak berada di sana. Ia masih saja memikirkan lelaki tua tadi. Menurutnya hal yang dialaminya hari itu benar-benar aneh.Mungkinkah itu hanya kebetulan? Ah... sudahlah. Aku bisa benar-benar gila memikirkan banyak hal sekaligus, batinnya.Saat ia mengembalikan fokusnya ke jalanan, saat itu pulalah ia berpapasan dengan seorang lelaki muda berbadan tinggi dan tegap. Ia hanya sekilas saja melihat wajah lelaki itu dan terus melanjutkan langkahnya. Tapi tiba-tiba ia berhenti melangkah dan sejenak berpikir. Sepintas wajah lelaki yang baru saja berpapasan dengannya itu terasa tak asing, apa ia mengenalnya? Ia memang tak melihat wajah lelaki tadi dengan jelas, tapi entah mengapa ia merasa seperti mengenalnya. Ia pun berbalik badan

  • Prince from Another World (Indonesia)   Bab 15. Paman Misterius

    Yura masuk ke dalam rumahnya kemudian langsung naik ke kamarnya di lantai atas. Ibu dan adiknya pastinya sudah tidur karena waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 pagi. Ia pun sampai di depan pintu kamarnya. Saat hendak membuka pintunya, ia tiba-tiba merasa ragu-ragu. Ia masih merasa takut melihat novel itu lagi. Ia pun mempersiapkan dirinya sebelum akhirnya benar-benar memegang gagang pintu dan membuka pintu kamarnya. Dilihatnya novel ajaib itu masih berada di atas meja dalam posisi terbuka. Yura memang sudah tidak terkejut lagi dengan pemandangan itu. Namun ia masih merasakan ketakutan dalam dirinya. Ia tidak menyangka malam ini ia mengalami kejadian aneh itu lagi, kembali ke dunia novel, bahkan ketika ia sedang berada jauh dari novel itu sekalipun. Ia berjalan menghampiri novel tersebut dengan perlahan. Perlahan pula diraihnya novel tersebut dan diangkatnya, kemudian dibacanya bab terbaru yang tertulis di sana. Kali ini ia tidak seterkejut kemarin karena sudah

  • Prince from Another World (Indonesia)   Bab 14. Tak Ingin Terbangun

    Youngjo dan Sua terkejut melihat Yura tiba-tiba tertidur di meja di hadapan mereka. Mereka pun berinisiatif untuk memeriksa keadaan Yura. "Yura? Yura?" panggil Youngjo pada Yura sambil menggoyangkan bahu Yura. Yura masih saja "tertidur". "Kenapa dia tiba-tiba tertidur seperti itu? Apakah dia mabuk?" tanya Sua heran. Sahabatnya itu tadi memang meminum beberapa gelas Soju. Youngjo pun mengambil botol Soju yang ada di hadapan Yura dan dilihatnya Soju dalam botol itu masih ada setengahnya. "Dia hanya meminumnya setengah. Biasanya dia tidak akan semabuk ini kan?" tanya Youngjo merasa heran. Mereka berdua pun melihat Yura sambil berpikir. "Ah, mungkin saja dia memang sedang mabuk berat. Kau dengar sendiri kan tadi dia tiba-tiba berkata 'hari ini aku sangat senang' sebelum dia tertidur. Dulu dia juga pernah mabuk berat, dan saat mabuk memang dia suka tertidur dan susah dibangunkan," terang Sua. Mereka berdua melihat ke arah Yura lagi dan menghe

  • Prince from Another World (Indonesia)   Bab 13. Melawan Kekuatan Aneh

    (Dunia Nyata) Yura terbangun dari ketidaksadarannya. Ia perlahan-lahan mengumpulkan kesadarannya kembali dan melihat ke arah jam dinding. Jam 12.30 malam. Kemudian ia mulai tersadar secara penuh dan teringat akan novel ajaib tadi. Ia pun langsung turun dari tempat tidurnya dan berjalan ke arah meja di kamarnya, kemudian mebuka laci tempat novel tadi disimpan. Ia mengambil novel ajaib itu dan membukanya. Dilihatnya telah tertulis beberapa halaman baru dengan judul "Bab 3" di atasnya. Ia membacanya dengan cepat untuk memastikan apakah isinya benar menggambarkan kejadian-kejadian yang dialaminya tadi ketika sedang "tertidur". Dan benar saja, di dalam novel itu digambarkan secara jelas kejadian yang dialaminya tadi. Alis Yura semakin mengernyit dan matanya melebar selama membaca halaman-halaman Bab 3 novel tersebut. Dengan pandangan matanya yang nanar karena rasa tak percaya, ia duduk di pinggir tempat tidurnya. Ia pun mengusap kepalanya ke belakang dengan kedua

  • Prince from Another World (Indonesia)   Bab 12. Kisah Jenderal dan Putri

    Pangeran Chadeuk melambai-lambaikan tangannya ke arah Putri Yoohye, memberi isyarat padanya untuk segera menghampiri mereka. Putri Yoohye pun mempercepat laju kudanya dan menghampiri para saudaranya itu, yang kini sudah berada di atas kudanya masing-masing. "Kau sudah siap?" tanya Pangeran Gaewon dari atas kudanya. "Sudah, Kakak," jawab Putri Yoohye sambil tersenyum. "Nanti di dalam hutan, kau jangan menangis ya," canda Pangeran Madeuk. "Ah, Kakak ini... kapan aku pernah menangis saat berburu? Lihat saja nanti, aku pasti bisa lebih dulu mendapatkan hasil buruan daripada Kakak," balas Putri Yoohye dengan nada bercanda. Itu memang bukan pertama kalinya ia ikut berburu. Hal itu sudah menjadi kebiasaannya bahkan semenjak ayah mereka belum menjadi Raja. "Ayo kita lihat nanti siapa yang lebih dulu mendapatkan hasil buruan," goda Pangeran Madeuk. Ia tidak pernah lelah menggoda adik perempuannya itu dengan candaannya. "Baiklah, mari kita beran

  • Prince from Another World (Indonesia)   Bab 11. Semua yang Kuinginkan

    (Dunia Novel) Yura menjelma lagi menjadi Putri Yoohye... Putri Yoohye sedang mengenakan pakaiannya dibantu oleh salah seorang dayangnya. Dengan mengenakan pakaian bernuansa biru muda, ia berjalan ke depan cermin dengan rambut yang masih belum ditata. Tiba-tiba penjaga pintu di depan kamarnya berteriak, "Putri Yoseok datang!" Putri Yoohye yang saat itu sedang berdiri di depan cermin pun membalikkan badannya, menunggu Putri Yoseok masuk ke dalam kamarnya. Pintu kamar terbuka, dan masuklah Putri Yoseok yang sudah berdandan rapi dengan pakaiannya yang bernuansa perpaduan antara kuning dan merah muda. "Kakak!" sapa Putri Yoohye dengan senyum sumringah. "Yoohye, kau belum selesai berdandan?" tanya Putri Yoseok yang berjalan mendekati Putri Yoohye. "Belum, Kak. Aku baru saja selesai berendam," jawab Putri Yoohye. Pagi itu memang ia menghabiskan lebih banyak waktu untuk berendam air hangat, merilekskan badannya. Putri Yoseok pu

  • Prince from Another World (Indonesia)   Bab 10. Ternyata Bukan Mimpi

    Yura bangun dengan tergesa-gesa. Gara-gara tidak bisa tidur nyenyak karena perasaan yang dibawanya dari mimpi semalam, ia menjadi telat bangun. Ia bergegas mandi dan bersiap-siap, mengambil tasnya dan berjalan melewati buku novel di atas mejanya yang kini sudah dalam keadaan terbuka lagi. Ia segera berlari turun dan menuju ke dapur untuk meneguk segelas air putih, kemudian berlari ke arah rak sepatu. "Yura, kau tidak sarapan dulu?" tanya ibunya dari dapur sambil memandanginya berlari menuju ke rak sepatu. Yeonsu pun ikut memandanginya. "Tidak, Bu. Aku sudah telat," jawab Yura sambil mengenakan sepatunya. Kemudian ia berpamitan dan langsung berlari menuju ke halte bus sambil melihat jamnya. Untungnya saat ia sampai di halte bus, sebuah bus yang mengarah ke tujuannya masih berhenti. Ia pun bergegas naik. Ia duduk di barisan kedua dari belakang. Masih tertengah-tengah, ia melihat ke arah luar jendela kemudian tersenyum lebar. Walaupun hampir telat, peras

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status