Setelah mendapat apa yang sama-sama mereka cari. Karina dan Nick merebahkan tubuh mereka di sofa. Tubuh mereka hanya tertutup dengan selembar kain yang tadi Nick ambil dari kamar Karina.“Malam ini adalah ulang tahun yang tidak mungkin bisa aku lupakan.” Ujar Nick yang menarik tubuh Karina lebih dekat dengannya.Karina yang tertidur di dada Nick hanya bisa tersenyum. Dia tidak lagi memiliki tenaga untuk menjawab pertanyaan Nick.“Apa hari ini aku harus mengendongmu ke kamar lagi, calon istriku?” bisik Nick.Wajah Karina seketika berubah semerah tomat. Ia bangkit dan merintih ketika gerakan terlalu cepat.Nick menahan tangan Karina “Sesakit itu ya?”Karina menggeleng “Lain kali kurangi sedikit tenagamu.” Dia bangkit dan mengambil kemeja Nick “Aku mandi dulu.”Nick tidak mau tinggal diam, dia membuntuti Karina seperti seorang anak kucing yang enggan di tinggal oleh induknya.*** Keesokan harinya.Ketika Nick dan Karina sedang mencari cincin untuk menegaskan status mereka. Jantung Karin
Acara pernikahan yang begitu syahdu. Diadakan di sebuah taman yang tidak jauh dari bangunan Karina.Di hadiri oleh beberapa tamu yang sangat familiar bagi Nick dan Karina.Jane dan Mary juga datang, jauh-jauh dari Toronto. Mereka tidak membawa anak-anak mereka karena sedang sibuk sekolah.Olivia dan pacarnya yang selalu berdiri tidak jauh di sampingnya. Rupanya, Olivia sudah bertunangan, meski belum tahu kapan mereka akan menikah. Karina berjanji akan selalu mendukung Olivia.Jonathan dan Sarah yang saling mengoper Keenan karena keduanya lebih emosional dibanding siapa pun yang hadir malam itu.Papa dan Tia tidak bisa datang karena tidak mendapatkan tiket pesawat. Apalagi, anak ke dua Tia juga masih terlalu kecil untuk penerbangan yang lama.Karina baru saja masuk mengenakan gaun putih sederhana yang sengaja memamerkan bahunya yang terbentang mulus. Dia berjalan pelan sembari melambaikan tangan pada setiap tamu yang tampak haru.Sementara Nick, di ujung altar sudah menangis dengan bib
Dua bulan setelah pernikahan Karina dan Nick.Sekarang dia sedang menikmati masa-masa pengantin baru yang mungkin tidak akan berakhir dengan cepat. Semoga saja yang melihat mereka tidak menjadi risih karena ke romantisan dua sejoli ini.Sarah beberapa kali merasa geli karena Nick sepertinya tidak bisa jauh dari istrinya yang kini lebih sering bersantai di kafenya karena Emily bekerja lebih baik dari yang ia bayangkan.Jonathan menjadi orang paling bahagia. Melihat anaknya ada di tangan pria yang tepat, serta kehamilan kedua isrtinya yang berjalan lancar. Membuat Jonathan bisa bernapas lega.Malam itu, ketika Karina selesai makan malam setelah menunggu Nick pulang dari tokonya. Gadis itu berlari ke kamar mandi karena rasa mual yang tak karuan.Bukan hanya sekali, melainkan beberapa hari ini dia selalu merasa tidak enak badan.Nick yang melihat istrinya berlari ke kamar mandi langsung mengikutinya “Apa kita perlu ke dokter? Sudah beberap
Sudah 2 bulan sejak kepergian Jonathan dan keluarganya ke Paris. Otomatis, sudah dua bulan pula Karina menempati rumah barunya.Dia amat senang pindah kesana. Karena bagaimana pun, rumah ini tidak asing bagi Karina.Gadis itu bahkan tidak banyak merubah kondisi rumah itu. Dia menyukainya, masih ada sisa jejak Jonathan di dapur, Keenan di ruang bermainnya, Ian di kamar yang di penuhi dengan quote dari buku yang ia baca dan Sarah yang seolah tidak pernah keluar dari rumah itu.Setiap kali Karina kesepian, dia akan selalu menghubungi Sarah. Dan Sarah akan selalu merespon apa pun cerita Karina.Pagi itu, Karina sudah sendirian karena Nick sekarang harus mengurus kafe sekaligus toko alat musiknya. Di tambah dengan bangunan Karina yang akan di sewa oleh beberapa orang. Salah satunya Emily, pekerjanya sendiri.Kafe berjalan dengan sempurna, Emily adalah pekerja yang amat bisa diandalkan. Karina kini memiliki 4 pekerja dengan Emily yang menjadi ketuanya.Meski baru memasuki trimester kedua, a
Waktu berjalan begitu cecpat. Tidak terasa, kini kehamilan Karina sudah masuk ke bulan ke delapan. Karina masih menjalani harinya seperti biasa, namun kini dia sangat menjaga tubuh karena sewaktu-waktu anaknya bisa lahir ke bumi.Nick menjadi orang paling tegang. Dia tidak pernah keluar rumah tanpa gadis itu, sudah sebulan dia hanya bekerja di rumah.Kalau pun harus keluar, dia tidak akan berhenti mengecek ponsel atau CCTV saat istrinya tidak memberikan kabar lebih dari 5 menit.Hari yang masih pagi ini, Karina sedang membuat sarapan untuk Nick. Atau lebih tepatnya dia memanaskan makanan yang semalam mereka beli.Hanya beberapa potong ayam panggan, dan beberapa roti bakar yang sekarang sudah masuk microwave.Nick keluar dari kamarnya dan langsung mendatangi Karina. Memeluk singkat gadis itu sembari mencium pelipisnya.“Selamat pagi..” sapa Nick yang terlihat lelah. Tadi malam dia begadang karena banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan.“Selamat pagi.” Balas Karina, dia memindahkan b
Kehadirian Dean dalam hidup Karina dan Nick membuat keduanya tak bisa berpuas diri.Karina tidak pernah merasa bosan dengan Dean. Belum pernah Karina mengluh saat membesarkan anaknya. Apa lagi, Dean termasuk anak yang amat tenang.Sementara itu, Nick juga ingin selalu membanggakan Dean ke siapa pun yang ia kenal. Setiap bekerja, Nick akan meminta sang istri untuk selalu memberikan foto Dean. Meski kadang fotonya hampir sama. Tapi, Nick tidak peduli, baginya Dean adalah anak paling sempurna.Jonathan dan Sarah menyesal karena tidak bisa melihat anak pertama Karina dengan Nick. Karina sangat mengerti soal hal itu. Jarak antara Boston dan Paris tidaklah dekat.Padahal, Sarah juga belum lama ini baru melahirkan anak keduanya yang berjenis kelamin perempuan. Karina malah akan merasa sungkan kalau Sarah memaksakan diri untuk menemuinya.Sekarang sudah ada video call, jadi rasa rindu mereka bisa tersampaikan dengan mudah.Kesha adalah nama anak kedua Sarah dan Jonathan, dia sudah beberapa b
Nick datang untuk menjemput Dean dan Karina. Pria itu terlihat murung, tidak seperti biasanya. Bagaimana tidak, semua pekerjaanya kacau dan tidak ada satu pun yang bisa ia selesaikan.Saat melihat anak dan istrinya, Nick berlari kecil, langsung memeluk Karina yang sedang menyusui Dean.“Hari ini aku sangat lelah. Banyak sekali barang yang terlambat datang. Yang lebih parahnya, festival untuk bulan depan juga mempercayakan aku untuk memberikan rekomendasi alat musik.” Gerutu Nick sembari menyadarkan kepalana di pundak Karina “Aku ingin hiburan malam ini.”Karina menggerutkan kening dalam-dalam “Maksudmu?”“Kita sudah lama tidak melakukan itu, Karina.”Karina langsung paham “Tapi aku sedang masa subur. Resiko kita memberikan adik bagi Dean akan terbuka lebar.”“Itu bukan resiko. Dean akan menjadi kakak yang baik. Percaya padaku.” Goda Nick, dia melepas pelukannya dan mencium pipi Karina dan Dean bergantian.Karina terkikik melihat kelakuan Nick yang kadang terlihat seperti anak kecil se
Inilah hari di mana Karina dan Nick harus menjemput Mary di bandara, suami Mary sudah berangkat bekerja kemarin lusa. Jadi kakak kedua Nick baru datang menyusul hari ini.Dean bermain dengan mainannya di dalam stroler bersama Karina. sementara Nick menunggu di barisan paling depan agar Mary melihatnya.Beberapa orang mendekati Karina untuk menyapa Dean. Karina masih tidak terbiasa dengan semua perhatian yang Dean dapatkan.Dean menangis, Karina buru-buru menggendong anaknya .“Kamu haus ya, Dean? Sebentar, mom hangatkan susumu.” Karina berbicara pada anaknya. Dia mengambil botol susu yang ada di dalam tas ransel.Tangis Dean langsung hilang ketika ia meminum susu dari botolnya.“Dean, nanti akan ada Mary. Dia kakak kedua Dad. Kamu jangan rewel. Mom mohon.” Karina kembali bicara pada anaknya, seolah-olah Dean sudah paham.Tak lama kemudian, Nick datang dengan Mary di sebelahnya. Wanita itu mendorong koper hitam yang berukuran cukup besar.Karina menelan ludahnya, belum apa-apa dia suda