Jendral Shen besar, Kuan sung dan Wen Pai menghadap raja.
Raja dan Ratu sedang sarapan pagi, Raja memerintahkan mereka masuk.
Jendral Shen besar menerangkan bahwa, jika hukuman Wen Pai diteruskan sampai lima setengah bulan dengan cambuk rahasia , Energi Wen Pai akan terkuras habis.
Raja menyuruh keluarkan cambuk itu, begitu melihatnya, Raja kaget, karena itu memekai kulit langka dan di ujung nya diberikan senjata runcing sihir, itulah yang menguras tenaga dalam Wen Pai.
"siapa yang membuat cambuk ini?" Tanya raja.
"Penasehat saya, Tuanku Raja." jawab Jendral Shen.
Selama itu Wen Pai berlutut tidak berani memandang Raja dan Ratu.
Raja lalu menyuruh hukuman dihentikan.
Ratu menanyai Wen Pai:" Cin Wen Pai sudahkah kamu sarapan?"
"Belum, Ibunda Ratu," Jawab Cin Wen Pai.
"Mari, sini, duduk disini, kita sarapan bersama?" Kata Ratu sambil menunjuk tempat duduk di sisi kiri dari ratu.
Wen Pai tidak bera
Waktu saat pengangkatan murid dan mengangkat Wen Pai menjadi anak angkat, Cin Han ada di ruangan , Cin Han tidak senang menjadi adik angkat Cin Wen Pai jadi dia berkata, saya memang harus jadi adik angkat tapi saya tidak mau menjadi adik seperguruan,Cin Wen Pai mendapat pendidikan setelah saya, jadi saya harus jadi kakak seperguruannya dan semua itu disetujui.Begitu mendengar kabar bahwa Jendral Shen Kecil tidak mau mengajar Cin Wen Pai lagi, Jendral Shen besar bersama Kuan Sung mengajak Cin Han melihat Wen Pai dan ingin mengetahui karena apa.Diperjalanan Cin Han berkata sambil tersenyum senang karena dapat membuat gurunya marah karena kesalahan Wen Pai:" mmm, saya tadi menyuruh pengawal memanggil Wen Pai untuk makan siang bersama tanpa ijin guru.Mendengar itu , Jendral Shen besar menarik Cin Han dan mereka bergegas untuk mencari Jendral Shen kecil untuk memaafkan Wen Pai.Tapi sayang, Jendral Shen kecil sudah pergi dan Jendral Shen besar
Pagi harinya guru guru Cin Wen Pai masuk ke ruangan .Raja dan Ratu juga memasuki Ruangan.Begitu melihat Raja dan Ratu masuk dengan aura ke marahan, Wen Pai dan Cin Han berlutut tidak berani berkata apapun. Cin Han sadar dia telah melakukan kesalahan tidak menyapa selamat pagi ke orang tuanya, itu peraturan kerajaan negara Cin."Wen Pai, setelah menjadi pangeran ,mengapa kamu bukan mendidik adik kamu menjadi lebih baik, malah kamu mengajaknya tidak tidur semalam." kata Ratu dengan marah dan melemparkan hukuman sihir untuk Wen Pai.Menerima hukuman dari Ratu , Wen Pai makin merendahkan dirinya akhirnya dia meratakan dirinya sambil berlutut menyembah menghadap ratu dan di tariknya semua tenaga dalam dan batinnya ke pusar, biar tidak bereaksi dengan dengan sihir ibunya.Ternyata Ratu adalah keturunan penyihir legendaris dan dia adalah penyihir nomor satu di zamannya,Terlihat pelan pelan tapi pasti , badan Wen Pai berubah menjadi merah membara
Keputusan sudah di tetapkan, mulai hari ini pangeran kecil menjadi budak.Sebelum nya Wen Pai mengobati kaki Ling Ling , dibetulkan letak tulang nya dan di lindungi oleh kayu samping nya.Jadi Ling Ling Hadir dipersidangan di gendong oleh Wen Pai."Bolehkah saya menghukum dayangnya juga," tanya Wen Pai."Boleh," jawab Baginda Raja.Kasus selesai.Wen Pai memerintah membawa pulang Ling Ling dan budak kecil itu beserta dayang dan keluarga nya, yang dikumpulkan oleh Hutom.Dan memerintah kan penyihir budak keluarga Shen untuk mengobati tungkai bawah Ling Ling. Karena mereka harus dengan hati hati mengobati Ling Ling agar cicitnya dapat bebas menjadi pangeran lagi. Itulah sebabnya mengapa dia meminta para penyihir itu yang mengobati Ling Ling.Wen Pai pergi dengan para pangeran ke lapangan.Mereka mengadu memanah dengan menunggang kuda.Sore hari mereka makan malam di kediaman putra mahkota.Masalah budak terlu
Ketika pagi, Wen Pai melihat mereka , tujuh orang budak laki laki masih di lapangan tidak memakai baju, sambil tersenyum hambar, Wen Pai memerintahkan Hutom meberikan baju budak kepada mereka dan untuk dua anak kecil dan satu anak yang berumur dua belas tahun memakai pakaian pengemis serta pelayan dan ibu anak yang membangkang.Mereka semua ke jantung pasar, sampai di pasar Wen Pai mengajak ke enam pengemis salah satunya pengeran kecil untuk ketemu ketua ,Wen Pai menyerahkan ke enam pengemis itu untuk belajar menjadi pengemis dari ketua dan setelah itu Wen Pai menuju ke pasar mencari mandor untuk menjadi kuli dan uangnya diberikan kepada ketua.hari ini hanya ada tiga gerobak, siang hari pekerjaan itu selesai diselesaikan Wen Pai bersama Hutom, lalu mandor Tan memberikan mereka makanan, baru selesai makan makanan.Kelima pengemis mendatangai Wen Pai dengan menggendong pengemis kecil yang badannya berubah merah dan ajudan satu dengan pen
"Hutom, sudah siap kamu, mari kita kembali ke istana timur, jendral Shen besar apa sudah siap." Tanya Wen Pai serta mengajak Hutom "Sudah berangkat duluan, tadi utusan Raja negara Cin datang menjemput." Kata Hutom sambil mengikuti pangeran Cin Wen Pai. "Kenapa kamu tidak memberitahukan saya." tanya Wen Pai lagi. "Dilarang oleh mereka." jawab Hutom. "Ada apa ya, kenapa saya tidak boleh berangkat dengan mereka ." Batin Cin Wen Pai di hati. Pangeran Cin Wen Pai bergegas ke ruangan belajar menemui para guru yang sedang marah lalu "Ini buku etika kamu, bawa ke kamarmu, baca dan dalami sendiri." Kata guru etika sambil memberikan buku etika yang setebal empat jari itu. "Buku tata tertib untuk pangeran dan putra mahkota , kamu baca dan perdalami sendiri." Kata guru tata tertib sambil menyerahkan buku tata tertib kepada Wen Pai. "Wen Pai, sekarang lagi musim dingin, belajar olah raga air nanti saja di negara Cin." Kata guru olah
Sayur ketiga membuat rongga mulut nya seperti di tusuk tusuk, sayur keempat membuat lehernya sakit seperti ditusuk-tusuk jarum dan sayur kelima seluruh rasa sakit dari sayur kedua sampai keempat.Wen Pai sedang membaca, Husan masuk sambil berkata "Tuan pangeran dipanggil ke ruangan belajar.""Pangeran pakai baju pangeran dulu".Husan mengingat kan.Di tengah ruangan belajar berlutut pangeran kecil yang seluruh badan nya merah membara dan sedang menangis kesakitan.Wen Pai buru buru menghampiri dan menggendong pangeran itu sambil berkata:" jangan berikan gumpalan gula semut lagi, itu bukan obatnya, bawa saja tiap hari kemari, saya coba menyembuhkan dirinya dan akan saya coba menyedot sihir yang kalian lepaskan. Berjanjilah demi keturunan kalian, jangan gunakan sihir hitam lagi."Seperti biasa setiap digendong Wen Pai, pangeran akan tertidur lalu di bawah pulang.Para guru pangeran melihat itu dan berkata :"pantas kah seorang calon putra mahkot
Pesta pernikahan Cin wen Pai dan Shen Ling LIng diadakan sangat meriah di kediaman jendral Shen di istana barat."Hebat kamu, Cin Wen Pai, akhirnya resmi kamu menjadi suami sah Shen Ling ling, lihat kedua jendral Shen pun hadir semua." goda putra mahkota negara Xin."terima kasih" hanya itu yang dapat di ucapkan Cin Wen Pai pada para pangeran dan guru gurunya atas kehadiran mereka di pesta pernikahannya.Sebelum diadakan pesta, Wen Pai dengan di bantu penasehat , ajudan satu dan ajudan dua melindungi seluruh kediaman jendral Shen terutama kediaman utama jendral Shen dan Ling Ling dengan pelindung sihir.Pesta berlangsung sampai tengah malam dan malam ini Cin Wen Pai menunaikan kewajibannya sebagai suami Ling ling. karena keesokan harinya Cin Wen Pai dengan rombongan raja akan berangkat ke negara Cin.Hari ini mereka berangkat."Cin Han, selama dalam perjalanan, jika terjadi apa apa pada saya, saya berharap, kamu dan rombongan j
Gunayanto terbangun dari tidurnya, jadi selama ini, sebagai Gunayanto, dia tertidur terus selain makan dan melakukan kegiatan se hari hari, begitu menjelang malam dia akan tertidur pulas dan pergi dengan badan sakral lalu menjadi Wen Pai. Begitu Wen Pai terjatuh di jurang, Gunayanto tersentak dan bangun dari tidur pulasnya. "Papi , mami besok pulang dari China, " Kata Xingin. "Jadi saya sudah menjalankan hidup sakral saya selama hampir enam minggu. Bagaimana nasib Wen Pai ya, meninggalkah dia? Batin Gunayanto. Pada saat itu Wen pai dinyatakan meninggal dunia. "Pantas, saya tidak bisa jauh dengan Lisa, ternyata dulu juga pernah bersama dengannya sebagai Wen Pai dan Ling Ling." Dengan kembalinya Lisa ke rumah, kehidupan Gunayanto kembali seperti biasa, pergi adu ayam dan melakukan kegiatan rahasia lainnya, yang terselubung. Pada suatu malam Gunayanto tertidur dengan pulasnya dan Lisa tidak berani membangunkannya, hanya setiap mau