Dia kemudian memilih berbalik hendak pergi meninggalkan Sella saja, daripada dia semakin emosi dan melakukan hal yang tidak diinginkan. Namun, Sella justru menahannya.
“Heh! Aku tau kenapa kamu tidak mau membantuku, pasti kamu iri kan? Aku terus naik jabatan sedangkan kamu … hanya bisa terus menjadi OB,” julid Sella.
Aldo seketika menghentikan pergerakannya, hatinya jadi panas sekali. Sedangkan Sella masih bisa tersenyum penuh kemenangan di belakangnya. Seandainya Aldo melihat ekspresi Sella saat ini mungkin dia akan semakin murka terhadap perempuan itu.
“Benar kan apa kataku? Ngaku aja,” cecarnya.
Pada detik ini dia berhasil membuat Aldo membalikkan lagi wajah menghadapnya.
“Setelah semua yang pernah aku lakukan terhadapmu selama ini, apa kau pikir ini pembalasan yang pantas untuk kamu lakukan terhadapku?”
Jujur, Aldo tak ingin membahas semua ini, ia tidak pernah mengungkit kebaikan apapun yang per
“Baiklah, aku harus bertemu Dyta sekarang,” alih Aldo kemudian sambil beranjak.“M-mau kemana, Tuan?”Aldo mengerutkan dahi melihat ekspresi Dave yang berubah cemas. Entahlah … Aldo merasa ada yang aneh dengan Dave, setiap membicarakan perihal Dyta dia akan bertingkah sedikit di luar batas kewajaran.“Memangnya kenapa, kok kamu sampai kaget gitu?”“Bukan apa-apa, Tuan. Hanya ingin tau saja. Barangkali ada yang perlu saya siapkan buat Tuan dan Nona.” Begitu Dave berkilah.Aldo bukan orang yang mudah dibodohi pastinya, jawaban Dave sama sekali tak masuk akal. Aldo menatap asistennya itu intens sehingga Dave memilih menundukkan kepala.Sejak kapan memangnya Dave perlu menyiapkan segalanya? Sekalipun Aldo akan mengajak Dyta pergi berlibur keluar negeri. Sebab Aldo sangat mandiri, dia tidak pernah meminta asistennya mengerjakan hal-hal seperti kebanyakan tuan muda lainnya, harus menyiapkan ko
Masalahnya, bepergian dengan Dyta juga hal yang sangat penting, dia tidak bisa seenaknya saja membatalkan kegiatan tersebut, apalagi sepihak. Pastinya Dyta akan marah besar karena mereka bukan hanya sekedar jalan-jalan saja. Lagian Aldo juga tak ingin membuat kekasihnya itu kecewa.Aldo menyetir sambil melamun, ia tidak menyadari laju mobilnya semakin ke tengah. Hingga sejenak kemudian suara klakson yang berasal dari kendaraan yang berlawanan dengannya berbunyi keras mengejutkan dia.Mata Aldo seketika melotot besar terkejut melihat posisinya saat ini yang hampir menabrak mobil di depannya, wajahnya sontak memucat, detak jantungnya juga berpacu cepat sekali. Beruntung sikap refleknya masih bekerja, dengan cekatan ia memutar setir ….Ban mobil berdecit kencang karena bergesekan dengan aspal menambah suasana tegang, Aldo membanting setir ke arah kiri, dua detik kemudian ia berhasil menghindari kecelakaan tersebut.Glek!Ia menelan ludah kelega
Masalahnya, bepergian dengan Dyta juga hal yang sangat penting, dia tidak bisa seenaknya saja membatalkan kegiatan tersebut, apalagi sepihak. Pastinya Dyta akan marah besar karena mereka bukan hanya sekedar jalan-jalan saja. Lagian Aldo juga tak ingin membuat kekasihnya itu kecewa.Aldo menyetir sambil melamun, ia tidak menyadari laju mobilnya semakin ke tengah. Hingga sejenak kemudian suara klakson yang berasal dari kendaraan yang berlawanan dengannya berbunyi keras mengejutkan dia.Mata Aldo seketika melotot besar terkejut melihat posisinya saat ini yang hampir menabrak mobil di depannya, wajahnya sontak memucat, detak jantungnya juga berpacu cepat sekali. Beruntung sikap refleknya masih bekerja, dengan cekatan ia memutar setir ….Ban mobil berdecit kencang karena bergesekan dengan aspal menambah suasana tegang, Aldo membanting setir ke arah kiri, dua detik kemudian ia berhasil menghindari kecelakaan tersebut.Glek!Ia menelan ludah kelega
Aldo nampak gelisah, tangan lainnya yang tidak menggenggam hape jari-jarinya berdendang pada setir kemudi menghasilkan suara dentingan nada tak jelas, sambil sesekali matanya melirik layar. Aldo sedang menimbang-nimbang keputusan-keputusannya yang masih gamblang.Jika dia menghubungi Dave dan menanyakan semuanya sekarang, mungkin saja pria itu akan berusaha berkilah karena Aldo juga belum meminta bukti pada Zacky.Lalu kalau saja semua itu memang terjadi, kemungkinan besar Dave akan lebih waspada setelahnya. Mata-mata yang dia kirimkan bisa jadi akan kesulitan mencari informasi selanjutnya tentang asistennya ini.Atau bahkan parahnya, Dave akan menyingkirkan Zacky beserta semua bukti yang ada, lebih mengerikannya Zacky mungkin dipengaruhi Dave dengan cara apapun, mencuci otaknya mungkin? Otak Aldo sepertinya terlalu gila, hal tak masuk akal pun masih sempat mampir di kepalanya.Yah, beginilah Aldo yang terlalu banyak merasakan kekecewaan selama ini, sekec
Dari jakarta menuju bandung, Aldo memilih mengajak Dyta menggunakan jasa kereta api. Dia sengaja melakukan itu karena ingin merasakan suasana kendaraan panjang tersebut seperti apa. Sebab seumur hidupnya, dia belum pernah naik kereta.Jadi yang dimaksudkan Aldo hampir terlambat adalah mengejar jam keberangkatan kereta api yang akan berangkat 20 menit.Sedari kecil kalau mau bepergian ke Bandung pastinya Aldo dan keluarganya selalu menggunakan mobil pribadi. Atau ketika berkunjung ke tempat yang lebih jauh pastinya selalu mengandalkan jalur udara yang praktis dan cepat sampai.Berawal dari Dyta yang menceritakan tentang masa kecil, pernah beberapa kali keluarga mereka sengaja memilih berkunjung ke rumah nenek dengan menggunakan jasa kereta api, untuk menghadirkan kesan yang berbeda. Dan ternyata sangat mengasyikkan."Aku jadi kangen masa-masa itu," ungkap Dyta terlihat sangat menginginkan masa kecilnya terulang kembali. Ekspresi Dyta mirip dengan seorang a
Ketika Aldo melontarkan kalimat tersebut, mereka telah tiba di stasiun. Aldo barusan memarkirkan kendaraannya. Mereka berdua masih berada di dalam mobil saat itu.Kalimat Aldo membuat wajah Dyta kembali bersemu. Ia agak kesal juga Aldo terus mengungkit kata kawin yang dikatakannya tadi, sekaligus menyesal pernah mengucapkan kata itu yang seperti menjebak dirinya sendiri.“Dasar mesum!” umpat Dyta sambil menempelkan boneka beruang di pelukannya pada wajah Aldo.“Tapi kamu suka, kan?” kekeh Aldo.“Suka banget, sampe pengen cubit!”Tak hanya bicara saja, Dyta benar-benar melakukannya. Ia mencubit perut Aldo yang membuat pria itu menjerit mesra. Serta tangan Aldo bekerja reflek menangkap tangan Dyta, lalu menariknya sehingga Dyta terjatih ke dalam pelukannya.Ekspresi keduanya sama-sama berubah serius sekarang, mereka saling menoleh dalam posisi wajah hampir tak berjarak, tubuh keduanya bahkan saling menempel.
Aldo benar-benar parah, dia masih saja mengingat kata itu. Dyta sampai terperangah mendengarnya. Dia sendiri telah melupakannya, tak disangka tidak dengan Aldo.“Kamu ya, dasar si bapak mesum!” gemes Dyta mendorong mesra bahu Aldo yang nyaris tak bergerak. Tubuhnya itu sangat kekar, tenaga Dyta sama sekali tak mampu mengusiknya.“Kamu yang memulai, ingatlah untuk bertanggung jawab,” goda Aldo semakin menjadi. Ia kini sedang mendekatkan wajahnya ke arah Dyta, perempuan itu agak syok.“Kamu ngapain?” sergahnya dengan suara sedikit mengeras, orang-orang di dalam kereta sampai melirik ke arah mereka.Dyta mengangguk canggung pada mereka semua, wajahnya sampai memerah, malu sekali dia. Parahnya Aldo tak terusik sedikitpun. Bahkan pria itu masih mau nyosor seperti tak peduli pada keadaan.“Ish, nggak tau malu banget sih kamu Om mesum!” omel Dyta dengan suara kecil sembari menjejalkan telapak tangannya pada
Bukan hanya Dyta dan Aldo yang terkejut, pria yang datang bersama Sella juga ikut kaget melihat mereka berdua. Namun ketiganya tidak ada yang bersuara.Sella juga tidak bicara apa-apa, dia justru merasa senang menemukan ekspresi keterkejutan pada wajah Dyta dan Aldo. Sella gagal paham, dia berpikir Aldo dan Dyta terkejut karena penampilan kekasihnya yang wah. Padahal saja sebenarnya Dyta, Aldo serta pacarnya itu saling mengenal satu sama lain.Suara nenek yang akhirnya memecahkan keheningan."Sella, kamu belum jawab nenek, dia siapa? Pacar kamu?" cecar perempuan renta itu.Tanti mengulang pertanyaannya antusias sambil menatap pria di samping Sella dengan tatapan kagum. Berbeda sekali cara dia memperlakukan Aldo dan pria itu."Bener banget, Nek … ini pacar aku, ganteng kan, Nek?" berkata sambil memperlihatkan senyuman sombong yang ditujukan pada Aldo dan Dyta, dia sedang memamerkan kekasihnya itu."Iya, ganteng. Kamu lebih pintar