Tujuan Aldo mendatangi Kalimantan mulanya hanya buat menuntut pembalasan dendam, benar-benar di luar dugaannya akan diajak oleh Ivan melakukan kegiatan sosial begini, sedikitpun Aldo tak pernah terlintas akan dilibatkan Ivan dalam hal ini.
Persis seperti yang dikatakan nenek beberapa waktu lalu, tanggapannya terhadap kalimat Dyta yang mempertanyakan keberadaan Sella, ternyata betul sekali, Ivan pasti akan memaksa ikut melakukan kegiatan amal jika berada di dekatnya.
Aldo membuktikan sendiri sekarang ini, padahal dia barusan menginjakkan kaki di pulau Kalimantan, tapi sudah langsung disidak oleh Ivan. Apalagi Sella dan Dirly?
Aldo masih sempat terbengong di luar sebentar lagi sebelum menyusul Ivan ke dalam rumah Kakek Ramdan. Belum masuk pun bau pesing sudah menyerang hidungnya, entah seperti apa keadaan di dalam sana. Sesaat kemudian, Aldo pun memutuskan masuk.
Mula-mula pandangannya langsung tertuju ke arah tempat tidur yang hanya berlapis papan dan kain
“Tidak perlu mengantarku, balik saja ke kantor, lagipula aku masih ada urusan sama dia,” ucap Aldo saat itu.Dia yang dimaksud Aldo tentu saja Dirly. Kebetulan sekali ada kesempatan seperti ini, akhirnya dia punya waktu berdua dengan pria pengkhianat itu juga.Kalimat Aldo terdengar sarkas bagi Ivan, juga caranya menatap Dirly yang begitu tajam, seperti ada sesuatu yang tidak beres di antara mereka. Pamannya Dyta ini sampai melirik Aldo dan Dirly bergantian kala sejenak.Akan tetapi kesinisan itu hanya ada pada wajah Aldo seorang, tidak dengan Dirly. Akhirnya ia menyimpulkan mungkin ada kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka.Selain harus segera menemuinya orang yang mencarinya di kantor, Ivan juga merasa perlu memberi waktu bagi kedua anak muda itu waktu berdua untuk menyelesaikan masalah mereka, dia pun menyetujui untuk meninggalkan mereka berdua.Namun dia tetap harus berbasa-basi terlebih dulu, Ivan terbiasa cakap dalam s
“Kau yang sudah menodai Alya! Memperkosa adikku sampai hamil, Bangs*t! Apa kurang pantas aku menyebutmju sebagai manusia iblis berwajah malaikat!"Kedua tangan Aldo bahkan sudah terkepal lagi, dan dia sedang melangkah menghampiri Dirly yang tubuhnya sempat mundur beberapa langkah terkena pukulan keduanya tadi.“Memperkosa Alya? Apa yang kau katakan ini? Aku benar-benar tidak mengerti!” Dirly mencoba membela diri sembari mengelap darah yang mengalir dari hidungnya.“OK! Kau tidak perlu mengaku, biar aku punya alasan buat menghajarmu sampai mampus!” berang Aldo dengan wajah memerah padam.“Aku memang nggak tau. Apa yang perlu di ….”Bug! Bug!Aldo tak memedulikan kalimat pembelaan tersebut, ia bahkan kembali menyerang Dirly dengan membabi buta, tanpa memberikan kesempatan bagi Dirly untuk menyelesaikan kalimat pembelaan diri.Kali ini dia mengandalkan kekuatan lutut yang didaratkan pada p
Sedangkan keadaan Aldo saat ini memang sedang terancam, 3 pria lainnya hampir berhasil menyusulnya. Mana tidak ada tempat buat bersembunyi pula. Aldo sudah ngos-ngosan hampir tak kuat lari lagi. Dia menghabiskan terlalu banyak tenaga buat memberi Dirly pelajaran tadi.“Sial, lari mereka bener-bener cepat! Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku udah hampir nggak kuat!”Bagaikan dapat mendengar gumaman Aldo, salah satu dari mereka menanggapi kalimat tersebut dengan sedikit berteriak.“Kau tidak akan bisa melarikan diri dari kami, lebih baik menyerahlah!”Aldo jadi semakin gentar saja. Bukan berarti dia pengecut yang takut pada musuh, masalahnya keadaan benar-benar tak mendukungnya saat ini. Lagian kalau dia sampai tertangkap, dia pasti akan menjadi bulan-bulanan massa atas perlakuannya tadi.“Seharusnya aku membawa pengawal,” sesal Aldo sambil terus menoleh ke arah belakang, juga tanpa menghentikan langkah atau m
“Kalau kalian tidak mau, biar aku yang menghajarnya!”Benar yang dipikirkan Aldo bahwa dia akan menjadi bulan-bulanan jika tertangkap, walaupun orang-orang ini ternyata sangat peduli pada nasehat Ivan untuk tidak main hakim sendiri, tetap ada satu atau dua orang reseh yang tidak mengindahkan.Pria ini mendekat dengan cepat menuju ke arah Aldo, sedangkan Aldo menatap garang dia tanpa ada rasa takut yang diperlihatkan. Dalam hati dia sedang mengecam kesal,“Sialan! Kalau dia berani melukaiku, aku pastikan sampai tujuh keturunannya tak akan bisa hidup dengan tenang!”“Hiat!”Tinju pria itu telah mengayun saat ini, cukup tinggi dan mungkin akan terasa sangat menyakitkan jika berhasil menyentuh tubuh Aldo bagian manapun, sebab dia menyalurkan seluruh tenaganya pada kepalan tangan besarnya itu. Keadaan semakin mencekam!Aldo mencoba memberontak, tak disangka dalam satu kali hentakan saja dia ternyata berhasil me
Ivan jelas begitu terkejut mendengar kalimat yang dilontarkan Aldo, dia sampai mengerem mendadak. Untungnya tidak ada kendaraan di belakangnya.“Kau bilang apa tadi? Dirly memperkosa adikmu?” tanya Ivan memastikan pendengarannya tak salah.“Kalau aku katakan semuanya, apa Anda akan percaya? Bukannya dia sangat suci di mata Anda?” Aldo justru menjawab ketus.Ivan diam seribu bahasa, hanya ada alunan musik yang mengalun pelan memenuhi kuping Aldo. Dan itu sudah cukup, Aldo tentu tahu jawabannya. Padahal saja Ivan pastinya bingung harus menanggapi apa, memang antara percaya dan tidak sih.Jedeg!Ia lalu membuka pintu mobil usai menggeser knot unlock, dan melangkah keluar.“Kamu mau kemana? Aku harus mengantarmu pulang ke hotel,” ucap Ivan setelah Aldo berada di luar.“Tidak perlu repot-repot mengantar orang jahat sepertiku.”Dep!Dia juga membanting pintu setelahnya sedikit me
Aldo sangat membenci Dirly, dia tidak ingin berbicara panjang lebar lagi, suara Dirly bagaikan nada sumbing yang bikin sakit kuping, yang terpenting dia sudah berhasil mendapatkan janji temu, itu sudah cukup. Tentu dia perlu memutuskan panggilan segera.“Akhirnya ada kesempatan kedua juga!” Senyuman sinis seketika terbit di sudut bibirnya.Tapi dia masih harus menunggu sampai besok malam, itu pasti sangat membosankan! Aldo tidak menyukainya. Menunggu adalah pekerjaan yang paling menyebalkan!Apa boleh buat sih, setidaknya dia masih diberi kesempatan kedua dalam waktu cukup dekat pula. Tidak seperti yang dia pikirkan bahwa Dirly akan menghindarinya. Akan tetapi, apa yang harus dia lakukan selama 2 hari di tempat asing ini?Aldo tidak memiliki sanak saudara di kalimantan, terlebih Dyta cukup jauh darinya, sejatinya dia sangat rindu sama Dyta. Si lebay yang satu ini, baru juga sebentar jauh dari Dyta sudah kangen-kangenan saja.Ketika terl
Namun bagaimanapun, Aldo masih harus menunggu seharian lagi, apa yang harus dia lakukan? Ini tetap membosankan!Apa dia perlu menghubungi Dyta lagi, memintanya agar menemani dia seperti kemarin? Tapi masalahnya dia sudah memberi ijin pada Dyta untuk ke kafe malam tadi. Dyta pasti sibuk kalau sedang bekerja. Dia juga tak ingin mengganggu kesenangan Dyta.Beruntung ketika dia sedang turun sarapan di lobby, Aldo justru bertemu dengan teman lamanya, Chika. Satu-satunya sahabat perempuan terbaik Aldo di masa SMA.“Kamu … Aldo, kan?” Perempuan itu yang menyapa duluan.Aldo tak mengenali Chika, dia bersikap agak jutek, malah merasa perempuan tersebut sok kenal sok dekat, dia tidak suka. Sampai perempuan cantik itu melanjutkan pembicaraannya sebagai berikut.“Maaf kalau aku salah orang, tapi kamu mirip sekali dengan teman baikku yang bernama Aldo.”Chika baru hendak berlalu dari hadapannya, Aldo akhirnya merasa penasar
Waktu berlalu dengan cepat, hari mulai gelap. Aldo jadi teringat pada janji temunya dengan Dirly yang sebentar lagi, yakni jam 7an. Tentu dia harus segera pergi.“Kalau begitu aku pamit dulu,” lontar Aldo.“Oh, makasih ya kamu udah banyak bantu kami, Do.”“Sama-sama, Chik. Oh iya ….” Aldo tampak merogoh saku, mengeluarkan dompetnya, dan mengambil sesuatu di dalam sana. Baik Chika maupun suaminya memperhatikan gerak-gerik Aldo secara seksama.“Ini buat keperluan Cheris, ambillah!”Ternyata Aldo mengeluarkan selembar cek yang sudah dia siapkan sejak di hotel tadi. Ragu-ragu Chika meraihnya, dan masih harus terkejut dengan nominal yang tertera di dalam kertas tersebut.“Do, aku nggak bisa terima, ini jelas terlalu berlebihan!” Seperti itu tanggapan Chika sambil menyodorkan balik cek yang berisi uang sebesar 300 juta itu.“Itu akan sangat berguna pengobatan Cheris, a