"Tuan Raffa, mereka berdua melarikan diri atas bantuan dari Tuan Edward. Semua anak buah kita dilumpuhkan dan hampir sama kita meninggal," akta anak buah Raffa."Tunggu aku, akan kesana dan aku akan panggilan Dokter juga. Gawat mereka kuat karena bisa melawan anak buahku yang ada di penangkaran buaya itu. Sial sekali, Cristian dan Siska kabur ceroboh sekali," jawab Raffa.Raffa hari itu langsung pergi ke tempat penangkaran karena Sisak dan Cristian melarikan diri. Saat akan ke penangkaran buaya atua Markas itu, ada satu mobil yang mengejar Raffa dan menembak kaca mobil Raffa tapi tidak kena karena kaca mobil Raffa anti peluru. Raffa saat itu dengan cepat mengambil jalan lain dan bisa kabur lalu baru sampai di tempat penangkaran buaya itu."Mana CCTV-nya? Apa yang kalian lakukan hingga Siska dan Cristian bisa melarikan diri?" tanya Raffa yang emosi."Kita dibius dan obat bius itu berupa asap. Kota di serang dan dipikul kepala kita juga. Hingga ada yang terluka," jawab anak buah Raffa.
Raffa dengan secepat kilat telah ke perusahaan hari itu juga. Febri saat itu telah menunjukkan kalau saham PT. Anggara Pratama ada yang berusaha membelinya dengan paksa karena dikirsnya perusahaan itu masih akan bangkrut. Raffa mulai mengatur siasat dan dia ingin mengumumkan ke media kalau dirinya masih hidup dan telah berubah dengan wajah yang baru karena insiden kecelakaan."Febri ini karena kita tidak memanggil media dan mereka tidak tahu aku masih hidup. Aku akan tampil di media dan mengumumkan aku dengan wajah baru Alfonso ini," kata Raffa.Besoknya Raffa dan Angeline berada di perusahaan mereka dan berdiri dengan di sekeliling terdapat banyak sekali wartawan. Kamera mengarah kepada mereka juga mikrofon yang seolah-olah hendak menodong berbagai soal Perusahana dan pemiliknya yang baru bernama Alfonso itu dan istri Raffa Anggara dulu.Hari ini adalah hari di mana Raffa memberikan suatu pengumuman untuk media. Tentu saja media begitu senang dengan berita mahal yang akan dikatakan
"Kamu senangkan dia terpancing emosinya? Raffa Anggara ternyata punya masa lalu kelam denganmu ya istri Cristian?" tanya Edward."Iya Tuan Edward, dia membenci dan hampir membunuhku tapi dia tidak akan tega. Aku ibu dari anak pertamanya," jawab Siska."Baguslah! Tunggu dia senang-senang dulu, baru kita akan menyerangnya," jawab Edward yang saat itu membelikan Siska berlian mahal karena punya rahasia Raffa di masa lalu.Sebulan telah berlalu Raffa telah mendapatkan perusahaannya kembali dan semua bisnisnya lancar dan PT. Anggara Pratama telah menjadi perusahaan nomor satu yang merajai bisnis-bisnis di Asia dan di luar negri. Perusahaan mengalami kenaikkan untung yang besar dan Raffa akan mengadakan pesta perayaan yang mewah.Peringatan puncak kejayaan Raffa Perusahana yang telah membangkitkan perusahaan hingga sukses telah di selenggarakan besok hari. Raffa mengundang semua pebisnis, dewan rakyat dan pejabat penting baik luar negeri dan dalam negri di pesta perayaan itu.. Mereka hadir
Siska telah menyelinap masuk tanpa sepengetahuan siapapun. Pada saat pesta masih berlangsung dengan meriah, Angeline pamit ke Raffa untuk pergi ke toilet. Raffa rencana untuk menemani Angeline ke toilet, tapi istrinya itu menolak dan menyuruhnya tetap ada di sini sebab para tamu masih banyak dan harus dirinya temani untuk berbincang-bincang. Angeline pun pergi ke toilet sendiri atas persetujuan dari Rafa.Sesampainya di toilet, dia langsung muntah-muntah. Memang dari tadi dirinya menahan sebisa mungkin untuk tidak muntah atau menunjukkan gerakan aneh di hadapan Raffa dan juga para tamu undangan. Angeline muntah karena dia memang sedang hamil muda.Angeline menatap dirinya dari pantulan cermin, dia mengelap bibirnya yang kosong dan berkumur-kumur. Jangan sampai dirinya tumbang hanya karena muntah-muntah, dia harus bisa menemani Rafa sampai acara pesta ini selesai.Tiba-tiba pintu toilet dibuka secara paksa, Angeline melihat ke belakang dan mendapati seorang pelayan masuk. Pelayan itu l
"Kamu bawa kemana istriku?" tanya Raffa melalui ponselnya."Jika mau istri kamu selamat, siapkan uang dan undur diri dari kursi keluarga Anggara. Kamu jangan lagi menambah kekuasaan menjadi pemimpin Mafia," jawab pria misterius itu."Aku akan turuti kemauanmu. Lepaskan dulu istriku, kamu ada dimana dan aku akan jemput istriku?" tanya Raffa."Lihatlah ke dinding tengah rumah kamu. Aku telah memberi petunjuk," jawab pria itu langsung menutup ponselnya.Raffa saat itu berlari ruangan tengah rumah Anggara. Dia melihat di dinding tulisan dengan daraha. Ancaman agar tidak menjadi mafia dan tidak memimpin kerluarg Anggara lagi. Papa Angeline juga melihat tulisan yang terbentuk dari darah di dinding itu."Raffa, ternyata dia memiliki dendam dengan kamu. Segera pikirkan solusi untuk mengatasi masalah ini, Papa tidak mau anak Papa disakiti oleh mereka Walau hanya seujung kuku pun," ucap Papa Angeline saat itu."Baik pa, Aku akan temukan istriku segera," sahut Rafa.Raffa mengambil ponselnya lal
"Ayo cepat ke lokasi itu. Jika kamu tahu, itu dimana?" tanya Raffa."Sepetinya itu dekat pelabuhan dan itu bangunan terbengkalai Tuan," jawab anak buah Raffa.Raffa sudah dalam perjalanan menuju tempat dimana lokasi Angeline berada. Ternyata salah satu penculik yang menculik Angline meninggalkan ponsel dan ponsel itu ditemukan oleh anak buah Raffa. Raffa melacak percakapan di ponsel itu dan memang benar lokasi mereka tidak jauh dari arah pelabuhan yang dekat dengan Kota Jakarta.Tentu saja kabar ini sangat membuat Raffa merasa lega, karena sebelumnya dirinya sangat stress memikirkan di mana keberadaan Angeline. Mereka langsung menuju ke tempat itu lewat jalur laut. Jika jalur darat akan sulit sebab posisi Angeline berada di pelabuhan yang jaraknya begitu dekat dengan kota Jakarta. Raffa menggunakan kapal pribadi yang hanya muat untuk 20 orang. Anak buah Raffa juga ikut di kapal lain. "Pastikan mereka tidak kabur dari tempat itu," ucap Rafa kepada asistennya."Tuan, anak buah anda yan
Baku tembak terjadi begitu lama bahkan saat Raffa berada di kapal. Mereka juga menyerang saat baru turun dari kapal. Lali saya akan masuk ke tempat gedung tua sebelah pelabuhan. Cristian saat itu menghadang Raffa dan dia melawan Raffa dengan senjata api nuklir."Kamu mau melawanku? Raffa selamat datang, balas dendam kita belum selesai," Cristian saat itu menembak Raffa dengan senjata apik nuklir dan Raffa tidak bisa menghindarinya "Kurang ajar! Aku kehabisan peluru," kata Raffa."Turuti kemaunku, jika tidak kamu akan mati disini. Kamu juga akan di temani oleh Angeline istrimu," ancam Cristian dan dia sudah menangkap Raffa.Raffa menurut saja ke Cristian, sebab peluru di pistolnya memang sudah habis. Dirinya melempar rencana menambah peluru di pistolnya. Lengan Raffa memang sedikit terluka karena tadi peluru telah mengenai lengannya. DorDor"Kamu sangat hebat, Raffa. Cristian lepaskan dia, kamu pergilah mengurusi anak buahku yang gugur," suruh Edward yang saat itu dia membuka topeng
"Cepat katakan, minta maaf-lah ke kedua orang tuaku," suruh Edward."Tuan Edward, Aku mint maaf kepada kedua orang tuamu yabg telah terbunuh oleh kedua orang tuaku dan kakekku," kata Raffa yang saat itu dia sujud di kaki Edward demi mayat istrinya.Edward saat itu tertawa puasa dan dia langsung pergi, mengajak seluruh anak buahnya yang saat itu masih tersisa. Raffa juga meminta Dia suka melihat Raffa yang saat itu telah frustasi akan kematian istrinya dan Raffa bisa merasakan kehilangan orang yang dia cintai, seperti Edward dulu kehilangan seluruh anggota keluarganya karena Anggara.Para pengawal tampak mengelilingi Angeline dengan kepala tertunduk pertanda mereka turut pedih dengan kejadian ini. Tangan yang bergetar itu tampak menyisihkan anak rambut yang sedikit menutupi wajah cantik milik. Raffa tidak menangis, hanya saja seluruh hatinya bergetar dan tangannya turut bergetar sampai-sampai dia bingung harus melakukan apalagi."Sayang, kenapa secepat ini? Aku mau pulang sama kamu dal