“Ehem!!! Punya pacar tajir begitu, bayar dong, kos kamu! Udah 3 bulan telat, nih!”
Terdengar suara teguran bernada sinis dari belakang tubuh Rey.
Pria itu kaget, dan menoleh. Di teras kosnya, sudah menunggu Tante Ivon, si pemilik tempatnya berteduh dengan wajah masam, tak sedap dipandang mata.
Rey pun merogoh dompetnya. Hanya ada uang 1,5 juta, uang depe dia lenggak-lenggok di catwalk tadi.
Tante Ivon lansung ngitung uang ini setelah Rey berikan. “Ih masih kurang… harusnya 6 juta! Kan kamu nunggak 3 bulan, ditambah 1,5 juta untuk bulan ini,” sungut Tante Ivon, yang kalau urusan duit, otaknya cepat sekali jalan.
“5 hari lagi saya bayar tante, setelah sisa honor di bayar!” Rey minta despensasi lagi.
“Nggak bisa! Besok sore paling telat, atau kamu angkat kaki dari kos ini, selamat malam!” tante Ivon pun melengang pergi.
Limit yang kejam, tapi begitulah sifat Tante Ivon.
Selepas kepergian Tante Ivon, Rey berjalan dengan bahu yang lunglai. Sampai di kamarnya, Rey merebahkan diri dan menatap ponselnya.
“Apa aku ambil aja ya, ajakan Chikita tadi?” pikirnya, menimbang-nimbang.
Toh, Chikita bilang, temannya hanya butuh teman ngobrol dan status pacaran. Rey jadi berpikir, jika dia bisa dapat uang tambahan per jam, jika menjadi teman ngobrol janda beranak satu yang tadi Chikita ceritakan.
Setelah menimbang beberapa menit, Rey pun memutuskan menghubungi Chikita.
“Kenapa?” sahut Chikita langsung pada dering ketiga.
“Tawaran kamu tadi, masih berlaku nggak?” tembak Rey to the point.
Terdengar Chikita terkikik sebelum meledeknya, “Hemm… jadi berubah pikiran nih? Tapi ada syaratnya, loh!”
“Syarat? Apa Syaratnya?” desak Rey penasaran. “Nggak sampai harus begituan, kan?”
Sejenak, Chikita terdiam, sebelum kemudian wanita itu kembali berceloteh panjang, “Ah, gampang, kok! Pokoknya, begitu kamu sudah bertemu Reni, kamu wajib ikutin apapun kemauan dia.”
Nada bicara wanita itu terdengar tegas di akhir kalimat. “Ingat loh, dia ini si ratu skincare, uangnya tak berseri. Satu hal lagi, temanku ini pemilih orangnya, banyak artis dan model ternama yang dia tolak mentah-mentah, kamu pun aku belum bisa jamin apakah dia suka?”
Meski kedengarannya seperti tidak beda dengan job yang ditawari Mami Meni, tapi karena sudah mengenal Chikita dan mempercayainya… Rey pun yakin, jika Chikita tidak mungkin melakukan hal demikian.
“Rey…. Oiii Rey, dengar nggak apa yang aku barusan omongin, kok kamu diam?” sentak Chikita di seberang telpon.
Rey tersentak. Pikirannya yang tadi memikirkan ‘kemungkinan dia dijebak oleh Chikita’ langsung terputus.
“Iya Chikita, aku dengar…!” sahut Rey perlahan.
“Nahh gitu donggg, okee yaa nanti aku atur, tunggu kabar dariku,” ceplos Chikita lalu menutup telepon.
Rey pun hanya termangu. Dia hanya bisa berharap, semoga tawaran dari Chikita benar-benar menghasilkan. Dan semoga… tawaran Chikita ini benar-benar hanya berhenti sampai menjadi teman cerita, dan status palsu saja.
**
“Sudah punya kekasih atau mantan Mas Rey? Soalnya, kalau kamu bilang belum pernah punya pacar, aku jadi curiga nih… jangan-jangan….”
Di sinilah Rey sekarang, di sebuah kafe yang terletak di lobi sebuah hotel berbintang. Chikita bilang, Reni memilih tempat ini karena dia baru saja ada urusan pekerjaan.
Rey yang biasanya cool, sedikit terkejut mendapati pertanyaan itu. Untuk apa juga Reni bertanya hal seperti itu, padahal kan… mereka hanya akan berstatus pacarana pura-pura saja.
Meski begitu, Rey tetap menjawab, “Aku normal. Hanya memang, saat ini tidak punya pacar.”
Mungkin, pikir Rey… Reni hanya jaga-jaga. Kalau Rey punya pacar, kemungkinan besar Reni bisa dibuat viral karena merebut pacar orang.
“Tunggu di sini ya Rey, aku dan Reni ada bisnis kecil berdua,” ungkap Chikita yang langsung bangkit menggandeng tangan Reni.
Rey pun mengangguk dan persilahkan Chikita dan Reni bergeser ke meja lainya dan keduanya berbicara.
Dia tidak bisa mendengar perbincangan itu, hanya bisa melihat wajah-wajah penuh antusias dari dua wanita, entah mengobrolkan apa.
“Wah, beneran lebih ganteng aslinya daripada di foto, Chiki! Ternyata kamu nggak bohong!”
“Aku nggak pernah bohong, Ren! Gimana? Sesuai kriteria kamu, kan?” Chikita menaik-turunkan alisnya.
Wanita cantik berkulit putih dengan rambut sebagian disemir coklat dan dibikin berombak itu tampak menatap teliti penampilan Rey dari meja lain.
Rey sadar dirinya diamati, tetapi dia memilih tidak mengacuhkan.
Reni tampak tersenyum puas, dia lantas berbicara ke arah Chikita, “Iya. Aku jadi nggak sabar.”
Yang Rey dengar hanyalah suara cekikikan Reni, juga Chikita bergantian.
“Jangan kaget… itunya juga ukuran jumbo Honey!”
Detik itu, wajah Reni yang ditangkap oleh mata Rey, sedikit berubah. Alis wanita itu berkerut, dengan tatapan sedikit menajam ke arah Chikita.
“Sudah kamu coba yah? Jadinya bekas kamu dong?”
Terlihat, Chikita mengibaskan tangannya ke udara. Lalu kemudian berbincang lagi. “Ish, bukan, lah! Mana berani aku kasih yang bekas ke kamu?” kilahnya. “Aku nggak pernah pake dia, tapi pernah nggak sengaja lihat saat kami fashion show ketika sama-sama ganti baju waktu fashion show. Pokoknya, top markotop, deh. Kamu nggak akan kecewa!”
Setelahnya, Reni tertawa lepas. Bahkan, pipi wanita itu terlihat memerah.
“Tapi, dia benaran bukan ani-ani tante lainnya, kan?” tanya Reni, masih memastikan.
“Iya, aku jamin dia bersih!” Chikita meyakinkan kembali. “Pokoknya kamu nggak bakalan nyesel, lagian juga sangat disiplin orangnya, pendiam dan tak suka banyak omong!”
Chikita seolah beri jaminan, sehingga semakin membuat Reni makin bergairah.
“Oke, kalo gitu. Aku juga jadi makin nggak sabar, nih. Jantungku sudah deg-degan dari tadi.” Reni memegang jantungnya, yang terus berdegup terlebih ketika melihat manik Rey. “Bisa langsung eksekusi nggak? Aku sudah lama nggak ganti oli nihh…!” ceplos Reni blak-blakan.
“Aku bilangnya kamu nyari pacar dulu, soalnya! Takutnya dia kaget dan malu-malu kalau kamu nyerang. Tapi, sebentar….” Chikita langsung mengorek isi tasnya dan mengeluarkan sebungkus pil tanpa nama. “Nih, ada satu pil sisa gadunku. Aku jamin dia bakalan seperti kuda jantan binal.”
Reni sumringah seketika. “Ish, kamu emang paling tau aku, deh!”
“Selamat menikmati malam dahsyat yang tak bakalan terlupakan” Chikita terkekeh dan kemudian berlalu.
**
Kini kedua wanita itu sudah kembali berada di satu meja dengan Rey. Mereka pun melanjutkan obrolan-obrolan ringan, basa-basi seputar dunia modelling.Reni izin untuk mengangkat panggilan, tiba-tiba ponselnya berdering. Dia menjauh beberapa meter dari meja Rey dan Chikita.Chikita kini memandangnya. “Rey… agaknya si Reni suka sama kamu.”Rey melirik, masih tidak bereaksi apa pun.“Ingat pesanku di telepon kemarin yaa, kamu turuti apa saja kemauannya. Namanya juga orkay, Rey, egonya tinggi. Jadi kamu nggak usah terlalu jaim, kalau dia dah suka, soal ini…” Chikita menggesekkan dua jarinya, membentuk gestur uang, “Dia nggak bakal perhitungan!”Rey yang masih tak curiga hanya mengangguk.Saat Reni masih nelepon, Rey izin mau ke toilet. Begitu punggung Rey menghilang, Chikita langsung memasukan isi dari sebuah pil kecil ke minuman Rey. Dia mengaduk-aduk perlahan, memastikan pil ini langsung larut.“Mana dia?” Reni pun kembali dan bertanya perihal keberadaan Rey pada Chikita.“Ke toilet.” Ch
“Wowww….!”“Kenapa Ren?” sahur Rey cepat sambil menarik tubuh polos Reni.“Kamu… ehm, tidak apa-apa. Aku hanya kaget melihat ‘itu’,” Reni menunjuk ke arah pusaka Rey yang sudah berdiri tegak. Wajahnya memerah, bagai tomat busuk. “Lakukan pelan-pelan, ya, Honey?” bisik Reni yang terdengar bagai gadis perawan.Padahal, dia justru mendambakan sentuhan brutal dari Rey.Rey yang sudah tak bisa menahan dirinya langsung bertindak beringas, hingga Reni berkali-kali berseru dengan suara makin nyaring bak kucing berahi.Namun Rey tentu saja tak tahu siapa Reni, si ratu skincare ini wanita yang sangat lihai berkamuflase. Dia sengaja bersikap seperti gadis yang baru pertama kali bercinta, agar Rey makin menghujaminya dengan senjata perkasanya.Inilah laki-laki yang dia dambakan, laki-laki yang bisa memuaskannya. Rey benar-benar seperti kuda jantan yang ‘kesetanan’, efek obat yang di jejali Chikita membuat Rey mengamuk dan Reni pun di buatnya melayang-layang ke angkasa.Reni bahkan melanggar pant
Sementara itu, Rey yang sedang berada di kamar kosnya mendengar suara panggilan masuk.Reni….Tanpa menunggu lama, pria itu segera menekan tombol hijau. “Ya, Ren?”“Honey, ganteng… datang ya malam ini….” Reni kemudian menyebutkan sebuah nama hotel, lengkap dengan nomor kamarnya. “Awas kalau kamu tak datang, kontrak modelling kamu bisa aku putus. Sponsor-sponsor itu, ownernya temanku semua,” ancam Reni.Rey tak berkutik. Dua minggu setelah kenikmatan itu, sang ratu skincare kembali memintanya lagi.Perang batin melanda hatinya. Uang 50 juta dari Reni kemarin sudah dia gunakan. Untuk bayar UKT di kampusnya, bayar kos hingga 6 bulan ke depan, bayar hutang di warteg langganannya dan juga hutang ke Chikita.Bahkan kini, uang 50 juta itu hanya tersisa 1 juta saja.Sementara, panggilan untuk berlenggak-lenggok di catwalk pun sepi. Menghela napas tak berdaya, Rey pun kembali luluh.Tak lagi memikirkan harga diri, Rey pun memutuskan datang ke hotel yang telah disebutkan Reni tadi.Ting tong…2
Barbel yang tengah diangkat Rey terhempas ke lantai, hingga berbunyi nyaring, lalu beranjak menuju loker. Rey berpikir, pikirannya yang ruwet bisa kembali fresh dengan nge-gym. Namun, wajahnya yang masam, juga gerak-geriknya yang tidak seperti biasa hari itu justru membuat orang-orang yang berada di gym itu tidak ada yang berani menegurnya.Kecuali....“Rey…!”Rey hentikan minum air mineralnya, dia menoleh ke samping dan geram di hatinya langsung terbangkit, saat menatap seraut wajah jelita berbalut baju ketat olahraganya gym-nya.Rey berdiri dan mencueki kehadiran Reni, berbeda dengan beberapa penghuni gym pria yang justru menatap penuh minat pada tubuh sintal itu.“Rey aku ingin bicara!” Reni langsung menjejeri langkah Rey yang menuju ke ruangan ganti pakaian di gym ini.“Mau bicara apa lagi Reni, apakah kamu belum puas menjualku pada wanita gila itu?” sahut Rey, sengaja pelankan suaranya agar tak jadi pusat perhatian orang-orang di gym ini.Rey ambil handuknya dan mengelap wajah t
Mobil SUV berlogo 3 berlian warna hitam limited edition membawa Rey ke sebuah mal. Hari ini dia kembali berlenggak-lenggok di catwalk.Mata binal Mami Meni melotot melihat anak asuhnya yang kini keluar dari mobil berharga lebih 600 juta rupiah ini.“Ehemmm….ganteng banget…mobilnya!” sindir Mami Meni, aslinya dia masih penasaran dengan anak asuhnya ini, karena dulu menolak tawarannya melayani Tante Neci.“Dipinjamin,” sahut Rey cuek, sambil jejer langkah Mami Meni menuju ke sebuah ruangan khusus, yang akan di gunakan sebagai tempat berganti busana, sambil menyapa model-model lainnya.“Rey, tawaran yang dulu masih berlaku loh, si tante berani bayar….!”“Mam….maaf, sekali lagi aku bilang tak akan mau begitu. Lupakanlah.” Rey pun ngeloyor pergi, tak lagi tanggapi omongan Mami Meni.Mami Meni rupanya tak mau menyerah.“Rey, ini bukan si tante itu, tapi yang lain lagi. Istri simpanan seorang pejabat negara loh, orangnya cantik sekali…!” bisik Mami Meni lagi.Rey berpaling dan menatap Mami M
Rey ragu, apakah langsung ‘menyerang’ dan lakukan tugasnya, ataukah menunggu? Angela terlihat belum ingin memulai ritual melepaskan hasratnya, walaupun wajahnya menunjukan ketidak sabaran, ingin menikmati kehebatan rudal sang gigolo istimewa ini.“Apakah anda masih kuliah…Mas Rey?” suara Angela tetap lembut, ini bikin Rey makin terkagum-kagum dengan attitude klien jelita nya ini.Rey terdiam, walaupun ini adalah kali ke 3 dia jadi pria shif malam, tapi baru kali ini dia seakan di ‘manusiakan’ dengan pertanyaan ini.Angela ternyata tidak langsung main sergap, tapi mengajaknya berbincang santai. Ini jadi pengalaman baru baginya.“Ma-masih Tante Angela..!”“Hmm…jangan panggil tante, usiaku belum terlalu tua, langsung panggil nama saja, okay?”Angela makin senyum manis, sambil perbaiki pakaian tipisnya yang tak kenakan apa-apa lagi di dalamnya. Walaupun gigolo, tapi Rey juga manusia biasa, hanya laki-laki bodoh yang tak tergiur dengan kemolekan Angela, pikirnya.Rey makin betah saja melih
“Wajah kamu kayak nggak ada cerianya,” Reni menegur Rey, yang hari ini memang tetap terlihat dingin.Sesuai janji Reni, Rey di bawanya ke Bali, wanita angkuh yang juga pebisnis ini ada urusan kerjaan di sana.Tentu dia tak ingin melewatkan di sana tanpa bersenang-senang dengan Rey di sela-sela kesibukannya.“Wajahku memang begini, masa aku harus pecicilan?” sahut Rey tanpa ekspresi.“Sesuka kamulah, yang penting kamu jangan macam-macam di Bali. Apalagi layani teman-temanku yang memang gatel-gatel. Nggak bisa lihat laki-laki cakep kayak kamu main embat saja.” ucapan Reni ketus, seakan penegasan kalau Rey saat ini miliknya dan Rey wajib mematuhi aturan miliknya.Sifat inilah yang bikin Rey aslinya tak respek lagi dengan Reni.Sesaat dia teringat Angela, melayani wanita cantik itu Rey seolah sedang bersama kekasih. Sifat Reni dan Angela benar-benar berbeda 180 derajat!Rey hanya bisa menghela nafas, dia sudah terjerat Reni, materi yang di berikan wanita ini membuatnya sulit lepas.Reni j
Gara-gara ancaman itu, saat malamnya bersama Reni, Rey tak menikmati saat melayani cumbuan panas Reni, dia benar-benar down. Marahlah si Ratu Skincare ini melihat pria simpanannya begitu.“Kamu kenapa sih, aku sudah berkali-kali klimaks, kamunya malah tak apa-apa, mana mainnya tak semangat gitu, nggak kayak biasanya. Kenapa sih, lagi mikir apa otak kamu itu?” dengus Reni curiga sambil menabok kasar badan kokoh Rey.“Maaf Ren…aku…teringat ibuku yang lagi sakit di Bandung,” Rey langsung bikin alibi yang masuk akal, sambil bergeser dari tubuh telanjang Reni.“Huuhh itu bukan urusanku, tugasmu adalah layani aku, aku juga pingin lihat kamu klimaks, mau sakit atau mati sekalipun ibumu, tugas kamu tetap senangkan aku, paham!” cetus Reni dengan mimik marah, sambil mendorong tubuh Rey dengan kakinya.Reni benar-benar lakukan Rey tak ‘manusiawi’.Akibatnya makin eneg-lah hati Rey. Wanita sundal, pikirnya kesal bukan main. Dirinya di buat seolah budak saja oleh wanita cantik judes dan angkuh in
Rey pun kini seolah back to basic, kembali ke awal lagi, mobil mewah pemberian Reni juga sudah dia kembalikan tanpa banyak cincong.Rey makin pusing, ia baru saja bertengkar dengan ibunya di telpon, Rey tak sanggup kirimi ibunya uang yang banyak.Permintaan 150 juta tak bisa Rey penuhi, dia hanya kirim 50 juta saja. Padahal di rekeningnya kini hanya tersisa kurang dari 1 jutaan.Mami Meni yang terus memantau keadaan anak asuhnya ini tentunya paham dan tak melewatkan kesempatan ini untuk kembali memanfaatkan kesempatan.Mami Meni tahu, pemuda ini lagi pusing soal…keuangan.“Hmm...kamu minta depe Rey…padahal fashion show masih 1 bulanan lagi?”“Iya…bolehkah?”“He-he-he…Tante Nice kangen tuh sama kamu?” pancing Mami Meni, dia tak peduli kalau Rey babak belur, baginya duit di atas segalanya.“Huuhh…tak bakal aku mau, di bayar berapapun!” sungut Rey jengkel.“Ehemm…gitu ya, oh ya…kamu mau nggak…ee…!”“Asalkan jangan melayani Tante Nice, aku mau!” potong Rey cepat.“Tenaanggg…ini temanku ju
Rey pun mencari hotel yang lebih murah, tak mungkin dia ke bandara untuk kembali ke Jakarta, karena ini sudah hampir jam 22.00 WITA.Rey meratapi nasibnya yang apes banget hari ini, di hajar centeng-nya pria setengah tua dan kini terusir dari kamar Reni. Di hina-hina pula, benar-benar jatuh mental Rey di begitukan oleh wanita angkuh itu.“Mas Rey…ini kunci kamarnya, loh kenapa jalannya Mas, juga kenapa dari tadi menekan perut terus?” si resepsionest pria di hotel ini heran melihat kelakuan Rey.“Aku…di hajar orang jahat Ble…!” sahut Rey dan kini duduk di kursi lobby hotel kelas melati ini.“Waah gawat ini Mas Rey, kenapa tak di bawa ke dokter, atau gini, maukah aku panggil kan seorang tukang pijat, bahaya lo Mas, ntar salah urat!” tawar si Ble ini.Rey pun langsung mengangguk dan si Ble ini lalu ke dalam dan tak lama kemudian datang dengan seorang perempuan tua, yang ternyata juga jadi pembantu di hotel ini.Si Ble baik ini tak ragu bantu Rey berjalan menuju kamarnya dan si wanita tua
Sesaat Rey bingung, mau apa Angela minta ia menemui di Kafe Nusa?Ancaman dua bodyguard Angela terbayang di wajah Rey. Keraguan pun menghampiri hatinya.Tapi rasa penasaran mengalahkan rasa takutnya, sehingga ia nekat. Rey pun ambil topi dan kacamata, lalu pakai baju model hoodie, agar penampilannya tak jadi pusat perhatian.Tak sulit menemukan Kafe Nusa ini, walaupun letaknya agak masuk gang, tapi plang besar ada di pinggir jalan sebagai petunjuknya.Begitu masuk ke kafe ini, Rey langsung menuju melihat Angela duduk sendiri.“Angela…!” serunya lega.Gappp…!Kanan kirinya di sergap dua orang bodyguard dan Angela terlihat pucat, lalu pergi dan kini Rey yang kebingungan di minta jalan terus menuju ke kursi di mana Angela tadi duduk dan tiba-tiba pergi lewat pintu samping.“Mau apa kalian…?” tanya Rey dengan hati tak karuan, hatinya langsung kebat-kebit.“Kamu tak usah banyak bacot, diam dan berdiri saja di sini,” dengus seorang bodyguard yang kemarin mengancamnya, Rey pun tak berkutik.
Gara-gara ancaman itu, saat malamnya bersama Reni, Rey tak menikmati saat melayani cumbuan panas Reni, dia benar-benar down. Marahlah si Ratu Skincare ini melihat pria simpanannya begitu.“Kamu kenapa sih, aku sudah berkali-kali klimaks, kamunya malah tak apa-apa, mana mainnya tak semangat gitu, nggak kayak biasanya. Kenapa sih, lagi mikir apa otak kamu itu?” dengus Reni curiga sambil menabok kasar badan kokoh Rey.“Maaf Ren…aku…teringat ibuku yang lagi sakit di Bandung,” Rey langsung bikin alibi yang masuk akal, sambil bergeser dari tubuh telanjang Reni.“Huuhh itu bukan urusanku, tugasmu adalah layani aku, aku juga pingin lihat kamu klimaks, mau sakit atau mati sekalipun ibumu, tugas kamu tetap senangkan aku, paham!” cetus Reni dengan mimik marah, sambil mendorong tubuh Rey dengan kakinya.Reni benar-benar lakukan Rey tak ‘manusiawi’.Akibatnya makin eneg-lah hati Rey. Wanita sundal, pikirnya kesal bukan main. Dirinya di buat seolah budak saja oleh wanita cantik judes dan angkuh in
“Wajah kamu kayak nggak ada cerianya,” Reni menegur Rey, yang hari ini memang tetap terlihat dingin.Sesuai janji Reni, Rey di bawanya ke Bali, wanita angkuh yang juga pebisnis ini ada urusan kerjaan di sana.Tentu dia tak ingin melewatkan di sana tanpa bersenang-senang dengan Rey di sela-sela kesibukannya.“Wajahku memang begini, masa aku harus pecicilan?” sahut Rey tanpa ekspresi.“Sesuka kamulah, yang penting kamu jangan macam-macam di Bali. Apalagi layani teman-temanku yang memang gatel-gatel. Nggak bisa lihat laki-laki cakep kayak kamu main embat saja.” ucapan Reni ketus, seakan penegasan kalau Rey saat ini miliknya dan Rey wajib mematuhi aturan miliknya.Sifat inilah yang bikin Rey aslinya tak respek lagi dengan Reni.Sesaat dia teringat Angela, melayani wanita cantik itu Rey seolah sedang bersama kekasih. Sifat Reni dan Angela benar-benar berbeda 180 derajat!Rey hanya bisa menghela nafas, dia sudah terjerat Reni, materi yang di berikan wanita ini membuatnya sulit lepas.Reni j
Rey ragu, apakah langsung ‘menyerang’ dan lakukan tugasnya, ataukah menunggu? Angela terlihat belum ingin memulai ritual melepaskan hasratnya, walaupun wajahnya menunjukan ketidak sabaran, ingin menikmati kehebatan rudal sang gigolo istimewa ini.“Apakah anda masih kuliah…Mas Rey?” suara Angela tetap lembut, ini bikin Rey makin terkagum-kagum dengan attitude klien jelita nya ini.Rey terdiam, walaupun ini adalah kali ke 3 dia jadi pria shif malam, tapi baru kali ini dia seakan di ‘manusiakan’ dengan pertanyaan ini.Angela ternyata tidak langsung main sergap, tapi mengajaknya berbincang santai. Ini jadi pengalaman baru baginya.“Ma-masih Tante Angela..!”“Hmm…jangan panggil tante, usiaku belum terlalu tua, langsung panggil nama saja, okay?”Angela makin senyum manis, sambil perbaiki pakaian tipisnya yang tak kenakan apa-apa lagi di dalamnya. Walaupun gigolo, tapi Rey juga manusia biasa, hanya laki-laki bodoh yang tak tergiur dengan kemolekan Angela, pikirnya.Rey makin betah saja melih
Mobil SUV berlogo 3 berlian warna hitam limited edition membawa Rey ke sebuah mal. Hari ini dia kembali berlenggak-lenggok di catwalk.Mata binal Mami Meni melotot melihat anak asuhnya yang kini keluar dari mobil berharga lebih 600 juta rupiah ini.“Ehemmm….ganteng banget…mobilnya!” sindir Mami Meni, aslinya dia masih penasaran dengan anak asuhnya ini, karena dulu menolak tawarannya melayani Tante Neci.“Dipinjamin,” sahut Rey cuek, sambil jejer langkah Mami Meni menuju ke sebuah ruangan khusus, yang akan di gunakan sebagai tempat berganti busana, sambil menyapa model-model lainnya.“Rey, tawaran yang dulu masih berlaku loh, si tante berani bayar….!”“Mam….maaf, sekali lagi aku bilang tak akan mau begitu. Lupakanlah.” Rey pun ngeloyor pergi, tak lagi tanggapi omongan Mami Meni.Mami Meni rupanya tak mau menyerah.“Rey, ini bukan si tante itu, tapi yang lain lagi. Istri simpanan seorang pejabat negara loh, orangnya cantik sekali…!” bisik Mami Meni lagi.Rey berpaling dan menatap Mami M
Barbel yang tengah diangkat Rey terhempas ke lantai, hingga berbunyi nyaring, lalu beranjak menuju loker. Rey berpikir, pikirannya yang ruwet bisa kembali fresh dengan nge-gym. Namun, wajahnya yang masam, juga gerak-geriknya yang tidak seperti biasa hari itu justru membuat orang-orang yang berada di gym itu tidak ada yang berani menegurnya.Kecuali....“Rey…!”Rey hentikan minum air mineralnya, dia menoleh ke samping dan geram di hatinya langsung terbangkit, saat menatap seraut wajah jelita berbalut baju ketat olahraganya gym-nya.Rey berdiri dan mencueki kehadiran Reni, berbeda dengan beberapa penghuni gym pria yang justru menatap penuh minat pada tubuh sintal itu.“Rey aku ingin bicara!” Reni langsung menjejeri langkah Rey yang menuju ke ruangan ganti pakaian di gym ini.“Mau bicara apa lagi Reni, apakah kamu belum puas menjualku pada wanita gila itu?” sahut Rey, sengaja pelankan suaranya agar tak jadi pusat perhatian orang-orang di gym ini.Rey ambil handuknya dan mengelap wajah t
Sementara itu, Rey yang sedang berada di kamar kosnya mendengar suara panggilan masuk.Reni….Tanpa menunggu lama, pria itu segera menekan tombol hijau. “Ya, Ren?”“Honey, ganteng… datang ya malam ini….” Reni kemudian menyebutkan sebuah nama hotel, lengkap dengan nomor kamarnya. “Awas kalau kamu tak datang, kontrak modelling kamu bisa aku putus. Sponsor-sponsor itu, ownernya temanku semua,” ancam Reni.Rey tak berkutik. Dua minggu setelah kenikmatan itu, sang ratu skincare kembali memintanya lagi.Perang batin melanda hatinya. Uang 50 juta dari Reni kemarin sudah dia gunakan. Untuk bayar UKT di kampusnya, bayar kos hingga 6 bulan ke depan, bayar hutang di warteg langganannya dan juga hutang ke Chikita.Bahkan kini, uang 50 juta itu hanya tersisa 1 juta saja.Sementara, panggilan untuk berlenggak-lenggok di catwalk pun sepi. Menghela napas tak berdaya, Rey pun kembali luluh.Tak lagi memikirkan harga diri, Rey pun memutuskan datang ke hotel yang telah disebutkan Reni tadi.Ting tong…2