“Rangga, kenalin nich temen-temenku,” kata Tiara sambil menunjuk ke arah temannya.“Nining..” kata seorang gadis berambut sebahu."Lisa," kata si perempuan berambut pirang.“Priska,” kata wanita berkacamata.Lalu terjadilah perbincangan hangat di antara mereka, hingga akhirnya Tiara blak-blakan mengajak Rangga untuk ML bersama-sama dia dan teman-temannya.“Rangga, puasin kita dong.. mau khan?” kata Lisa."Kata Tiara, burung kamu sangat gede," lanjut Nining.“Boleh.. kapan?” tanya Rangga pura-pura bodoh.“Yach sekarang dong.. masa tahun depan sich,” kata Tiara.“Rangga.. Tiara udah cerita tentang kamu, dan kami tertarik mau nyobain permainan kamu Rangga,” kata Nining.“Ah, Nining ini ada-ada aza,” canda Rangga."Ayo mulai." kata Tiara sambil memberi isyarat supaya Rangga mendekati teman-temannya.Kemudian Rangga berdiri menuju sofa, dan dia duduk di tengah-tengah mereka.Tangan Rangga mulai memegang dan meremas-remas buah dada Nining dari luar bajunya, dan Rangga lihat, Nining mendesi
Di saat yang hampir bersamaan, Priska dengan lidahnya, juga berhasil membuat Tiara mencapai puncaknya sehingga Tiara merem-melek dan mulai ingin tidur.Sebelum Tiara tidur, dia berteriak membangunkan Rangga, meminta Rangga untuk mendekati Priska.Rangga pun menurut. Dia bangun meninggalkan Lisa dan Nining untuk mendekati Priska.Mata Priska kini mendelik ke arah Rangga.Rangga mendekat. Tangannya bergerak di bawah rok Priska dan perlahan meluncur ke atas pahanya Priska.Tangan kirinya Rangga menangkup buah dadanya Priska dan dia merasakan putingnya gadis ini mengeras di bawah bahan kain.Ini pengalaman Priska bersama lelaki. Sebelumnya, dia tidak akan pernah biarkan anak laki-laki mana pun sampai sejauh ini padanya.Tetapi karena sempat menyaksikan keperkasaan Rangga saat melayani Lisa dan Nining, maka kali ini, dia memutuskan untuk membiarkan Rangga melakukannya.Terakhir kali dia diajak kencan lelaki adalah setelah dia mulaimenghadiri kuliahnya.Itupun, keadaan tidak berlangsung ba
Rangga mengerang senang saat tubuhnya terus menekan tubuh Priska.Sekitar sepertiga dari rudalnya sudah masuk di liang surganya Priska.Priska masih berusaha keluar dari tusukan ini. Dia masih tidak nyaman dengan lelaki sebelum liangnya sudah banyak kali diterobos jari-jari kekasih-kekasihnya yang berjenis kelamin perempuan.Penolakan masih ada di dalam diri Priska. Dia masih tidak nyaman melakukan ini.Tiara sudah bangkit dari tidurnya, mendekati Rangga dan berbisik. "Ini pertama kali dia bersama laki-laki. Kamu harus sembuhkan dia, supaya dia kembali menyukai laki-laki. Ngerti?""Ok." Rangga mengangguk.Kemudian, Rangga meneruskan dorongannya.Priska menjerit kaget dan merasa kesakitan saat liang surganya diterobos dengan sedikit kasar oleh rudalnya Rangga."Tidak!! Owh tidak!! ahhh." Kehadiran benda besar itu dalam dirinya, dengan cepat mendorong sesuatu bergejolak di dalam dirinya. "Oh. Akhhhhh.""Astaga. Terlalu besar." Dia mendengus keras saat dia merasakan tusukannya Rangga it
Melihat kedatangan Tiara ini, Rangga buru-buru bangkit berdiri, mengambil bajunya yang berserakan dan langsung memakainya serta menuju ke arah pintu.Melihat tingkah laku Rangga itu, Tiara juga buru-buru memakai bajunya kemudian dia mengejar Rangga.Rangga sudah menuruni tangga rumah ini, saat Tiara berhasil mengejarnya."Kamu mau ke mana, Rangga?" tanya Tiara.Rangga menggelengkan kepalanya dengan wajah sedih. "Ini Bukan Diriku! Aku bukan orang seperti ini yang bertingkah sangat liar seperti tadi. Aku harus kembali kepada diriku yang sebelumnya.""Aku kira kamu menyukai hal ini, Rangga.""Aku tidak suka. Sebelum ini, aku hanya seorang lelaki yang setia kepada pasanganku. Aku tidak pernah main gila dengan siapapun. Aku cuma mau fokuskan hidupku untuk pasanganku.""Itu namanya bukan lelaki, Rangga. Seorang lelaki itu harus menikmati lebih dari satu wanita karena bagi seorang lelaki, satu wanita tidak pernah cukup.""Itu adalah prinsip ayahmu, dan bukan prinsipku!""Terserah kamu!" Tiar
Rangga kembali memberikan isyarat mata dan mempertegas kata-katanya. "Yakinlah kalau apa yang akan kita lakukan tidak akan ada orang lain yang tahu."Ningrum menghela nafas panjang. Melirik ke arah pemuda tampan di depannya, yang jelas-jelas jauh lebih tampan daripada suaminya yang dia curigai sudah bermain api dengan janda sebelah rumahnya.Karena itu, mengingat akan perbuatan suaminya, maka Ningrum dengan tegas langsung menganggukkan kepalanya. "Tapi dengan satu syarat.""Apa itu?""Sejak dulu aku cuma ingin berhubungan intim dengan suamiku. Karena itu, karena kita akan berhubungan intim, maka kita harus bertingkah seolah-olah kita suami istri. Kamu suamiku dan aku istrimu. Bagaimana?" Ningrum menatap Rangga."Oke. Aku suka itu," yakin Rangga.**"Kita sudah sampai," kata Rangga. “Ini Pondok bulan madu kita, istriku.” dia memeluk Ningrum dan menggendongnya melewati ambang pintu menuju kamar yang besar.Mereka berdua sebenarnya akan segera masuk ke kamar sebuah hotel tapi mereka bers
"Oh, Rangga. Rangga." Panas mengelilinginya saat Ningrum bercinta.Jari-jari Rangga bergerak di sepanjang kulitnya, menekan dari bahu hingga tulang ekor.Dadanya menumbuk buah dada dan kenikmatan berputar dari segumpal daging sang wanita dj antara lipatan saat rudal itu bergerak lebih kuat ke atas liang surga."Ya. Owh."Nafsu terus berkembang di dalam dagingnya. Daging di antara lipatan itu berdenyut terus-menerus.Rangga melaju dengan lebih kuat, merasakan kenikmatan bertambah, bolanya mulai berputar penuh nafsu.Wanita itu bergerak bersamanya, menerima dorongannya dengan penuh penyerahan.Rudal itu semakin panas dengan setiap gesekan yang terjadi."Rangga! Bawa aku naik. Ahhhh. Owh. YA!" Ningrum mencengkeram pantatnya, menariknya lebih jauh, menginginkan lebih banyak kekuatan dari dorongan Rangga.Rangga mendorong dengan kekuatan penuh, pinggulnya turun, kilatan kenikmatan yang tajam meluncur dari dirinya.Selangkangannya berenang dengan penuh gairah dan dia melaju tepat, menyeret
Mereka berdua tertidur hingga malam tiba.Ningrum terbangun dengan perasaan sangat santai, sangat bahagia.Rangga bergerak di sampingnya. Rangga masih tertidur.Ningrum melihat tubuh telanjangnya Rangga saat dia perlahan meninggalkan tempat tidurnya.Pria itu telah memberikan gairahnya. dan kesenangan yang tidak pernah dia bayangkan akan terjadi padanya.Rangga memberikan sesuatu yang indah, dia rasa, Rangga memberinya cinta yang lebih dalam daripada suaminya."Halo, beb," kata Rangga perlahan. Matanya perlahan terbuka dan dia melingkarkan lengannya di pinggang Ningrum dan menariknya mendekat untuk mencium.Tangannya yang satu meluncur untuk menyentuh tubuh telanjang ini, menggerakkan tangannya ke buah dada wanita ini."Oh, Rangga." Dia memeluk tangan hangat dari pria ini."Saya sungguh menyukai tubuh Anda, Nona." Dia menyeringai.Ningrum balas tersenyum padanya. "Dan Anda sangat hebat, Tuan.""Tentu saja, sayang." Dia mengayunkan kakinya ke lantai dan berdiri.Sinar bulan dari luar m
Rangga sangat kaget mendengar kata-kata Ningrum itu. Dia tidak siap untuk memikirkan jati dirinya sekarang ini.Karena kalau suaminya Ningrum mengetahui tentang perselingkuhan yang dia lakukan dengan Ningrum maka cerita itu akan heboh sampai ke Cya, ke Ratna dan juga Tiara. Bahkan juga sampai ke Tineke dana Natasha.Hal ini belum diinginkan oleh Rangga, karena itu dia berusaha menenangkan hatinya, di tengah teriakan Rachman di luar sana, dan dia memegang tangan Ningrum serta berkata, "sebenarnya aku juga ingin serius denganmu, Ningrum tetapi belum sekarang.""Mengapa belum sekarang, Rangga? Nampaknya situasinya sudah cocok kalau kita katakan sekarang. Iya kan? Aku tidak tahan lagi kalau harus terus hidup bersama suamiku yang tukang selingkuh itu, aku ingin bersamamu, Rangga dan hanya bersamamu." Terlihat keseriusan di kedua mata Ningrum ini."Aku belum bisa melakukannya, Ningrum. Belum bisa. Tapi aku janji, setelah aku bisa aku akan segera membeberkan tentang hubungan kita di depan ke
PLOKPLOKPLOKSuara pertemuan dua benda yang melahirkan suara decakan tanda intensitas tinggi yang melahirkan kenikmatan bagi Winda maupun bagi Nathan."Ohhh. Nathan. Akhhh. Ini benar-benar enakkkk." Winda kembali memasuki jalan tol menuju puncak kenikmatan duniawi-nya.Nathan menggerakkan pinggulnya semakin cepat. Dia hujamkan rudalnya dalam-dalam dari posisi belakang, setelah itu, dia tarik dengan cepat untuk dia hujamkan lagi. Begitu lah yang berulang-ulang dilakukan Nathan."Aduhhh. Enakkkk. Nathan. Owh ... ini enak." Ceracau Winda dalam dekapan kenikmatan yang amat sangat.Winda merasakan liang surganya penuh sesak oleh benda yang didesak-desakkan Nathan. Benda yang gesekkannya sangat dirasa Winda, yang setiap gesekannya, melahirkan rasa nikmat yang teramat sangat bagi Nathan.Nathan makin mempercepat gerakannya. Ujung terongnya menggesek dan terus mengenai titik-titik sensitif di tubuh Winda hingga membuat Winda yang sebelumnya menapak jalan menuju puncak, kini seperti terbang
Nathan semakin menggencarkan tusukannya. Dia cuma memikirkan untuk bekerja dan menghasilkan uang untuk Eva dan rencana pernikahannya dengan Eva.Karena itu, Nathan berusaha memberikan yang terbaik dari dirinya, berusaha memberikan apa yang dia bisa untuk membuat Winda terkesan, karena Winda adalah pintu masuk bagi dirinya untuk mendapatkan uang yang banyak."Ah enak banget ini, Nathan. Oh, ini enak banget. Ini luar biasa. Wow ... ini luar biasa." Winda semakin hanyut dalam belaian lidah dan juga tusukan-tusukan Leon yang memberikan sensasi luar biasa bagi dirinya.Winda merentangkan pahanya lebar-lebar supaya Nathan bisa dengan lebih leluasa mengencangkan tusukan-tusukan mautnya, tusukan-susukan yang mendatangkan kenikmatan tiada taranya bagi Winda."FASTER. AKHHHH. FASTER, NATHAN!"Nathan mengikuti apa yang diperintahkan oleh Winda itu. Gerakan jarinya kini begitu cepat menusuk masuk ke liang kenikmatan milik Winda membuat Winda semakin blingsatan dan menggelepar dalam kenikmatan yan
Setelah itu, Mila dan Nathan sama-sama tertidur pulas di ranjangnya Nathan.Mila terbangun lebih dahulu saat waktu sudah menunjukkan jam 08.00 pagiMila teringat sesuatu, karena itu, dia segera kembali ke kamarnya. Dia mengunci pintu kamarnya mengambil handphonenya dan mulai menelpon."Halo.""Halo, Gina, kakakku tersayang.""Ada apa nih, Mila? Biasanya kamu tidak pernah memanggil aku kakak tersayang kamu cuma memanggil aku kakak tersayangmu saat kamu sedang ada maunya. Nah, sekarang apa maumu?""Aku ... aku.""Oh iya. Hampir aku lupa. Bagaimana kabarnya Nathan, anakku di rumah kamu? dia sehat-sehat kan?""Iya, Nathan sehat-sehat aja, kok. Dia bahkan mulai dapat kerja kemarin.""Dia sudah kerja?""Iya, Gina. Nathan sudah kerja.""Cepet banget. Ternyata kamu betul-betul tante yang baik sehingga dalam waktu singkat kamu bisa menyedikan kerjaan buat Nathan.""Iya lah. Siapa dulu dong. Sebagai tantenya, aku harus memberikan yang terbaik buat keponakanku." Saat Mila berbicara seperti ini,
Mila tergolek lemas di atas tempat tidur. Dia merasakan kepuasan yang sempurna. "Owh ... enak banget. Benar-benar enak. Oh."Mila dan Nathan terdiam sesaat sambil berbaring di atas permukaan pembaringan. Nafas mereka berdua terasa sesak. Untuk sementara mereka perlu mengatur pernafasan mereka."Tidak kusangka. Aku melakukan ini dengan ponakanku sendiri," bisik Mila."Loh, Tante kan cuma adik angkat mamaku. Jadi, secara teknis, aku bukan ponakanmu, Tante.""Eh, iya iya. Itulah maksudku." Mila mengerling ke arah Nathan. "Yuk kita teruskan di kamar mandi.""Ok."Setelah itu, Nathan mengikuti langkah Mila menuju kamar mandi yang terletak di luar kamar.Mila meminta Nathan untuk mengganti pengamannya. Nathan pun mengambil pengaman baru di saku bajunya.Di dalam kamar mandi, Nathan melepaskan pengaman dan membuangnya di tempat sampah. Sejenak Nathan mencuci tubuhnya dan memakai sabun di bawah siraman air shower di kamar ini yang selain dilengkapi dengan air shower juga dilengkapi dengan b
Nathan makin keenakan. Dia merasakan sensasi luar biasa dari goyangan Mila ini.Tidak Nathan sangka kalau ternyata, Mila memang begitu fasih memainkan pinggulnya sehingga Nathan merasakan rudalnya dijepit di dalam liang surganya Mila."Owh ... ini enak, Tante. Aduh. Ini enak. Eghhhh.""Iya, Nathan. Ini buatmu supaya nanti, kita bisa sering bermain. Ok?""Iya, Tante."Saat ini, Mila mulai bergerak menikmati milik Nathan yang besar itu. Mila mulai merasakan sensasi yang luar biasa.Karena walaupun pada saat ini, Nathan sama sekali tidak bergerak, Nathan bersikap pasif, tetapi milik Nathan yang besar itu, terus berhasil menyentuh titik-titik sensitif di kedalaman tubuh Mila."Aduhhh. Enak banget nih, Nathan. Punya kamu sangat nikmat dan bikin enak.""Makasih, Tante Mila."Mila terus mendesis nikmat pada saat dia merasakan setiap gerakan pinggulnya membuat milik Nathan berhasil mengenai sesuatu yang membuat Mila semakin merasa geli.Karena itu, hanya dalam waktu singkat saja, Mila sudah b
Nathan masih belum bergerak. Dia masih bersembunyi di dalam bedcovernya. Mila semakin kencang berteriak. Pintu mulai didobrak oleh Mila. "NATHAN! KAMU DENGAR, GAK! BUKA PINTUNYA!"Mendengar teriakan Mila itu, akhirnya Nathan terpaksa keluar dari bedcovernya, turun dari ranjang dan melangkah ke arah pintu.Walau bagaimana pun, Nathan tinggal di rumahnya Mila, sehingga Nathan harus mengikuti perintah Mila ini. Apalagi Mila dalam keadaan marah-marah seperti itu, karena itu, Nathan terpaksa membuka pintu kamarnya.Nathan pikir, saat Mila mengejarnya ini, Mila sudah memakai pakaiannya tapi, ternyata, saat Nathan membuka pintu pintu kamarnya, ternyata dia menemukan Mila yang masih tampil polos tanpa sehelai benang pun, seperti sebelumnya saat Mila masih di kamarnya Mila."Tan ... tante ..." Nafas Nathan memburu melihat apa yang ada di hadapannya ini. "Tante mau apa, tante?""Tante ... tante ingin kamu, Nathan." Nafas Mila terlihat lebih memburu dari Evan. Dia benar-benar terjebak dalam gai
Paginya, saat Eva masih tidur, Nathan segera keluar dari apartemennya Eva untuk menuju ke apartemennya Mila.Ini masih jam 05.00 pagi, sehingga belum terlihat ada aktivitas di lorong apartemen ini. Nathan yang hanya mengenakan celana pendek dan bertelanjang dada dengan menggulung baju yang dia pakai kemarin itu, kini putuskan untuk pulang ke apartemennya Mila.Eva sudah sempat memberikan kunci cadangan untuk Nathan sehingga Nathan bisa keluar dari apartemennya Eva dan mengunci apartemennya Eva itu dari luar.Setelah itu, Nathan menuju ke apartemennya Mila. Nathan juga sudah memiliki anak kunci cadangan untuk apartemennya Mila itu sehingga dia bisa datang kapan saja dan jam berapa saja.Nathan yang berbunga-bunga karena perkembangan hubungannya dengan Eva, sudah menyatukan kunci cadangan dari Eva dengan kunci cadangan dari Mila dan sekarang ini dia menuju ke apartemennya Mila.Nathan bersyukur karena tidak ada seorang pun yang keluar dari apartemen mereka untuk melihat Nathan yang seda
Nathan terus mendesak-desakkan tubuhnya ke arah tubuh Eva yang sudah tidak berdaya itu hingga akhirnya Nathan pun menyemburkan cairan cintanya di dalam tubuh Eva.Tubuh Nathan mengejang. Dia terdiam. Dia merasakan kepuasan yang hakiki, kepuasan total setelah dia berhasil menyelesaikan pertarungannya dengan hebat.Di pagi hari sampai siang, Nathan sempat berpacu dengan hebat saat berhadapan dengan Riska.Saat itu, Nathan berhasil membuat Riska berkali-kali mencapai puncak tanpa Nathan mencapai satu puncak pun.Malam ini, Nathan kembali berhasil membuat Eva mencapai puncak hingga berkali-kali sampai Eva tidak berdaya. Akhirnya barulah Nathan mencapai puncaknya.Karena itu, puncak yang dialami Nathan saat ini sangatlah luar biasa. Dia merasa seperti berada di awang-awang, merasa seperti berada di puncak dunia, puncak kenikmatan yang sangat luar biasa.Apalagi Nathan berhasil mencapai puncaknya di atas tubuh wanita yang menurutnya adalah wanita tercantik yang pernah dia lihat.Eva memang
Wangi khas Eva, wanita muda berumur 22 tahun ini, sangat harum sehingga tercium oleh hidung Nathan, sehingga memberi semangat dan gairah yang lebih bagi Nathan.Dorongan hebat yang Nathan lakukan, membuat tubuh Eva menegang. Semakin lama dorongan yang Nathan berikan ini, semakin membuat Eva keenakan.Milik Eva terasa penuh oleh rudal Nathan yang luar biasa kerasnya dan begitu menguasai sehingga Eva hanya bisa memuji-muji Nathan karena apa yang dia rasa ini.Eva tersentak-sentak oleh dorongan yang Nathan lakukan.Kini perubahan posisi terjadi lagi, wanita itu itu sudah menindih tubuh kekar Nathan yang sudah siap memberikan kepuasan kepadanya yang sudah mabuk cinta itu.Nathan langsung memeluk tubuh indah Eva yang sangat langsing dan menggairahkan itu.Kulit mulus milik Eva ini, sejak tadi membuat Nathan bergairah. Dia menghirup aroma wangi khas perempuan modern dari parfum mahal yang Eva kenakan.Gairah Nathan sudah begitu hebat saat mendapati pinggul Eva yang bergerak-gerak di atas m