Leon jadi sangat kaget dengan kata-kata dari gadis muda bernama Leticia ini."Iya, kak. Ini tentang aku dan kamu," tegas Leticia sambil menatap penuh kagum ke arah Leon karena ketampanan dan daya tarik yang dimiliki Leon."Ada apa dengan aku dan kamu? Tapi, sudahlah. Kamu tidak usah menjawab. Aku ada perlu," Leon langsung berdiri tapi tangannya langsung ditahan oleh Leticia."Please ... dengarkan dulu perkataanku. Please please please." Leticia melakukan penekanan pada tangan Leon sehingga Leon terpaksa duduk kembali."Oke. Apa yang ingin kamu katakan. Aku harus pergi. Aku tidak punya banyak waktu." Leon merasa dirinya agak membuang waktu telah mengikuti gadis ini ke tempat ini.Apalagi setelah terbukti kalau ternyata ini nampaknya bukan soal Saras tetapi soal lain yang tidak mau Leon tahu."Begini, Kak Leon. Aku sadar kalau aku mulai menyukaimu, Kak Leon.""Aku sudah memiliki istri, Leticia. Kamu harusnya tidak boleh menyukaiku." Leon kembali berdiri setelah dia mengatakan kata-katan
"Ini ada apa, Leon? Kenapa begini?" tanya Alicia heran saat Leon sempat meninggalkan bibirnya karena Leon sedang berusaha untuk membuka paksa baju yang dikenakan oleh Alicia.Leon cuma menggeram. Dia sudah berada dalam nafsu yang menguasainya."Tapi aku suka sih, Leon. Kamu pasti merindukan aku. Iya kan?" lanjut Alicia. "Oh, senangnya hatiku."BREEEETTTTTerdengar suara baju robek dikarenakan Leon sudah tidak kuasa lagi menahan hasratnya. Dia mulai merobek baju yang dikenakan Alicia.Sebenarnya hasrat Leon ini meluap gara-gara Leticia dan bukan karena Alicia tetapi Alicia sangat happy. Dia sangat senang. Dia pikir nafsu yang ditunjukkan oleh Leon pada saat ini, itu terjadi karena Leon mulai jatuh cinta kepadanya dan menggebu-gebu karena rindu kepadanya.Alicia sangat menikmati ini. Dia sangat menikmati walaupun baju barunya dirobek-robek oleh Leon sementara pelindung buah dadanya juga ditarik Leon dengan kasar sehingga putus.Leon terus bergerak cepat hingga akhirnya dengan cepat dia
Desakan-desakan yang dilakukan oleh Leon semakin mengantarkan Alicia menuju ke atas, menuju ke arah puncak kenikmatan yang luar biasa.Terong besar milik Leon terus masuk keluar, terus menusuk-nusuk, terus memberikan rasa bagi Alicia sehingga Alicia semakin keenakan."Aduh, Leon. Ahhh ... ini enak, sayang. Ini sangat enak. Uhhh, ini enak, sayang" teriakan Alicia bahkan belakangan terdengar seperti tangisan saking nikmatnya apa yang sedang dia rasakan saat ini.Leon merasakan benda jumbo miliknya ini semakin membesar saat dia melakukan desahkan-desakan mautnya, melakukan tusukan-tusukan mautnya hingga ujung dari pusakanya kini sudah melesat jauh ke dalam.Kedua kaki Alicia diangkat tinggi-tinggi. Dia lebarkan pahanya selebar-lebarnya untuk memberikan keleluasaan bagi Leon menancapkan bagian tubuh milik besar milik Leon jauh ke dalam bagian kewanitaannya Alicia.Kini, Leon mulai merubah gayanya. Dia tarik pusakanya agak jauh hingga hanya menyisakan ujung kepalanya, setelah itu dia lesak
Leon semakin menggencarkan serangannya. Pinggulnya terus bergerak-gerak dari belakang pinggul Alicia.Pusaka Leon yang jumbo itu meneruskan aksinya masuk keluar dengan cepat di bagian kewanitaan Alicia hingga membuat Alicia berteriak semakin kencang.Kali ini, Leon cuma menarik batang kejantanannya sedikit untuk langsung dia hujamkan lagi ke dalam. Dia tarik lagi sedikit untuk langsung dia hujamkan ke dalam dan ini membuat sensasi lebih bagi Alicia sehingga erangan Alicia semakin nyaring terdengar.Tubuh Leon bagian bawah semakin melekat di bagian pinggul Alicia seiring dengan hujaman-hujamannya yang semakin luar biasa, sementara tubuh bagian atasnya malah agak menjauh dari posisi tubuh Alicia yang semakin terlihat meringkuk menahan rasa nikmat yang tiada terkira.Tangan Leon masih terus memainkan bagian area kewanitaan bagian atas dari Alicia sementara dari belakang benda jumbo milik Leon masih terus menerjang keluar masuk mendesak Alicia menuju ke puncak kenikmatan yang Alicia tuju.
"Oh iya. Aku harus pergi. Bosku sudah menunggu." Leon cepat-cepat bangkit dari tempat tidur dan segera mencari semua pakaiannya.Leon ingin menghindar dari Alicia yang meminta Leon untuk menghamili Alicia.Apa yang dilakukan Leon ini membuat Alicia panik. Dia masih ingin kembali mendapatkan sodokan dari Leon. Karena itu, dia segera bangun dari tempat tidur dan memeluk Leon dari belakang. "Sekali lagi dong, sayang. Please please please.""Aku tidak bisa. Bosku sudah menungguku. Aku bisa terlambat lagi seperti semalam. Aku harus bekerja, Alicia.""Tapi, Saras bilang kamu bekerja itu awalnya untuk membantu perawatan dia sementara sekarang aku kan sudah menyediakan semuanya. Semua tunggakan-tunggakan Saras akan aku bayar semua dan aku sudah membiayai operasi pertama Saras. Jadi, untuk apa lagi kamu bekerja?"Leon terdiam. Tentu saja dia belum bisa mengatakan kalau dia diperas oleh Wina. Karena itu, dia cuma bisa terdiam."Jadi, karena aku yang sudah membiayai semua pengobatan Saras, kamu
Leon terdiam saat dia merasakan ada sentuhan yang mengarah ke arah juniornya membuat juniornya yang nampaknya mulai tegang saat tadi sempat tidak secara sengaja mengintip di kedalaman rok yang dipakai Tasya, kini semakin menegang.Tasya semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Leon dan berbisik, "selama ini aku tidak pernah suka dengan mainan-mainan bosku. Hanya saja aku suka mengintip dan mendengar desahan Ibu Ayu yang sedang digarap pria-pria itu tapi aku tidak pernah mau sama pria seperti itu hanya saja begitu melihat kamu ... aku langsung suka.""Aku harus ke atas." Leon tidak lagi memperdulikan Tasya. Dia langsung melewati Tasya untuk naik tangga ke lantai 4.Tasya sempat celingukan dan saat dia melihat keadaan aman, dia kembali mengikuti Leon dan kali ini dia memeluk Leon dari belakang. dia sengaja menempelkan buah dadanya yang cukup ranum di belakang Leon.Setelah itu tangan kirinya mulai turun ke bawah dan tangan itu kembali menggapai benda yang sempat dia pegang tadi. "Wow, besa
"Wow! Besar banget!" Ayu takjub dengan mulut menganga besar-besar.Tasya bahkan hampir menjerit. Untung saja dia masih sempat menutup mulutnya dengan tangannya. "Ini betul-betul besar. Waktu aku sentuh barangnya tadi aku pikir tidak sebesar ini. Tapi, ini sih kepunyaan raksasa," batin Tasya.Walaupun Tasya tidak sempat mengeluarkan suara dari mulutnya tetapi tanpa sengaja kepala Tasya agak ke atas sehingga bisa dilihat oleh ekor mata Leon.Hanya saja posisi Tasya ini agak terlindung dari Ayu karena ada map bertumpuk di atas meja yang menghalangi pandangan Ayu ke arah Tasya tetapi tidak bagi posisi Leon yang penglihatannya tidak terhalang oleh tumpukan map itu.Dari posisi Leon ini, Leon bisa melihat ke arah Tasya yang saat ini sedang menutup mulut dengan tangannya."Tutup dulu pintunya, Leon. Aku baru sadar kalau pintu ruangannya belum tertutup dan jangan lupa dikunci, ya? Ahhh ... punya kamu besar, Leon."Leon mengangguk dia berjalan dengan gagahnya dengan kejantanan sempurna yang me
"Faster ... faster! Owh ... lebih cepat lagi, sayang. Ahhh ..." Suara ayu menjadi agak parau. Kedua tangannya sekarang sudah memegang sprei pembaringan ini.Kembali pinggulnya Ayu bergerak-gerak sebagai akibat dari rasa geli yang teramat sangat yang sedang menderanya.Ini adalah efek dari ketrampilan luar biasa yang dimiliki Leon. Kecepatan tangannya sudah terlatih sejak dulu dalam usahanya untuk melayani Saras, istri tercintanya.Itulah yang terjadi pada Ayu saat ini. Dia berteriak kencang karena dia merasakan kecepatan jari yang luar biasa yang dilakukan Leon yang tidak pernah dia rasakan. Ini membuat Ayu terus meracau dalam perjalanannya menuju ke puncak.Leon menatap ke arah kepala ranjang. Dia jadi terpesona saat melihat Tasya ada di sana dengan tubuh polos di bagian atas.Leon tidak tahu bagian bawahnya karena tubuh Tasya bagian bawah terhalang oleh kepala ranjang. Tapi yang jelas, pemandangan buah dada kencang milik Tasya itu, sangat indah bagi Leon.Tubuh Tasya itu lebih mengg
Ternyata Nathan mengambil es batu di kulkas kamarnya Eva. Setelah itu, dia kembali ke ranjang sambil tersenyum ke arah Eva. Kemudian dia mulai meneteskan es batu itu ke butir merah muda sebelah kiri milik Eva.Eva merasakan rasa dingin yang membuainya saat cairan es batu itu jatuh di butir merah muda miliknya.Setelah beberapa tetesan, tiba-tiba bibir Nathan kembali menyerang ke arah butir merah muda milik Eva yang ranum ini.Nathan mulai menjilati butir merah muda yang terkena cairan es batu itu dan ini membuat Eva tersentak ke atas, dia merasakan rasa dingin yang amat sangat, bercampur dengan rasa geli sebagai akibat dari jilatan lidah Nathan yang membuat hasrat Eva naik jauh tinggi ke atas.Eva merasakan suatu kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Tindakan Nathan yang memasukkan es batu dalam permainannya, membuat Eva makin ketagihan dan terbuai tak berdaya dalam rasa nikmat yang tak tertahankan yang membuat dia hanya bisa pasrah, pasrah akan apapun yang Nathan ingin
Akhirnya Nanea menjerit kuat sehingga dia harus menutup mulutnya dengan tangannya karena takut penghuni apartemen sebelah akan mendengar suara teriakannya.Nanea berhasil mendapatkan kepuasan keduanya pada malam ini.Dan seperti janji dari Nathan kepada Nanea, maka setelah memberi dua kepuasan, Nathan langsung merebahkan tubuhnya di samping Nanea untuk tidur.Nanea sebenarnya masih ingin merasakan lebih daripada ini tapi ini saja sudah sangat memuaskan baginya. Karena itu, dia mulai memeluk tubuh Nathan dan mengusap-usap dada bidang perkasa milik Nathan.**Hari ini, Nathan putuskan untuk menemui Eva. Setelah di pertemuan sebelumnya, Nathan menolak berhubungan intim karena kelelahan, hari ini, dia langsung meminta saat bertemu dengan Eva.Eva pun langsung mengiyakan ide dari Nathan ini dengan penuh sukacita.Bibir keduanya mulai saling pagut, lidah mereka mulai saling taut. Pertautan lidah mereka membuat hasrat keduanya mulai naik sehingga tangan Nathan mulai menyentuh buah dada ranum
Nanea bergerak semakin cepat menjepit benda besar yang ada di dalam tubuhnya, benda yang membuat dia semakin pontang-panting dalam rasa nikmat yang luar biasa yang membuat dia kesulitan bernafas saking nikmatnya.Nanea terus menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri dan kadang memutar, menjepit benda besar yang keluar-masuk dalam tubuhnya.Tubuh Nanea dalam posisi duduk di atas Nathan dengan posisi tubuh yang tegak sambil memainkan batang penuh kenikmatan yang kini benar-benar membawa dirinya masuk dalam kenikmatan yang tiada taranya itu.Nanea memegang buah dadanya. Dia ingin memberi stimulus yang lebih kepada dirinya dengan cara meremas-remas buah dadanya agar supaya dia bisa merasakan dua kenikmatan sekaligus, yang satu di bawah dan yang satu di atas.Nanea mengangkat kepalanya untuk melenguh semakin kuat. Tangannya meremas buah dadanya dan mulai memilin tonjolannya.Sementara gerakan Nanea semakin cepat naik turun di atas tubuh Nathan, menikmati gesekan yang terjadi antara mil
Tapi tepat saat Nanea hendak masukkan batang perkasa milik Nathan, pada saat itulah Nathan langsung meronta sehingga Nanea langsung terjatuh ke belakang.Nanea berpegangan pada pinggir kasur. Untung saja dengan sigap Nathan telah duduk untuk memegang tangan Nanea sebelum Nanea jatuh ke bawah.Tanpa sengaja Nathan sudah mendekap tubuh Nanea karena dia takut Nanea jatuh dan kepala belakangnya membentur lantai.Saat Nathan memeluk tubuh Nanea ini, Nathan baru menyadari kalau Nanea sudah berada dalam keadaan tanpa sehelai benang pun.Nathan langsung melepaskan diri dari Nanea dan berusaha untuk mencari pakaiannya.Nanea yang hasratnya masih naik tinggi walaupun sempat turun sedikit waktu dia hampir jatuh tadi, kini berdiri untuk mendekati Nathan. "Please, aku tidak akan mengatakan ini kepada siapapun, Nathan.""Aku tidak bisa aku takut kamu mengatakan ini kepada pacarku." Nathan tahu apa yang diinginkan Nanea."Aku tidak akan mengatakan ini, Nathan. Aku cuma seorang wanita yang kesepian.
Nanea mulai menyentuh bagian tengah dari benda itu dan ini membuat benda yang sebelumnya hanya mengintip itu, kini mulai keluar dari kurungan segitiga pengaman yang mengungkungnya.Benda itu ingin bebas, apalagi ketika Nanea mulai aktif membelai-belai benda itu. Benda itu mulai membesar dan membuat Nanea sangat kaget karena ukurannya, melampaui apa yang pernah dia bayangkan.Suatu hari, Nanea memang pernah memperhatikan bagian celana Nathan dan dia melihat tonjolan besar pertanda milik Nathan memang besar.Nanea juga pernah secara sengaja menabrakkan tubuhnya pada tubuh Nathan sambil mengambil kesempatan untuk menggesek buah dadanya di dada Nathan dan juga menyentuh batang kemaluan milik Nathan dan dia mendapatkan kesan kalau batang kemaluan itu, memang besar.Karena itu, Nanea mulai membayangkan besar dan indahnya juniornya Nathan itu tapi, semua yang pernah dibayangkan oleh Nanea itu, tidak mirip dengan aslinya. Karena ternyata, aslinya jauh lebih besar yang Nanea bayangkan.Karena
Setelah menghela nafas sekali, akhirnya Nathan mengikuti perintah lembut dari Nanea ini.Nathan segera membuka bajunya di depan tubuh Nanea dengan membelakangi Nanea.Nanea langsung menelan ludah melihat punggung kokoh Nathan karena selama ini dia beberapa kali menghayal bisa melihat tubuh polos Nathan dan sekarang, akhirnya apa yang dia impikan akan segera terjadi secara nyata.Dada Nanea berdebar-debar saat Nathan mulai membuka celana panjangnya.Sesaat kemudian, semuanya semakin sempurna saat Nathan telah tampil di depan mata Nanea dengan hanya memakai segitiga pengaman di bagian inti tubuhnya.Rasa-rasanya Nanea ingin berteriak meminta Nathan untuk segera membuka segitiga itu sekarang juga, tetapi Nanea takut Nathan akan mulai menolak lagi seperti sebelumnya.Karena itu, untuk sementara, Nanea harus puas dengan apa yang dilihatnya ini."Berbaringlah di tempat tidurku," bisik Nanea sambil merapatkan tubuhnya sehingga tubuhnya sempat saling tempel sesaat dengan tubuh Nathan.Nanea s
Rara terus menjerit-jerit. Dia mendapatkan klimaks yang sangat luar biasa yang membuat bagian inti tubuhnya terus berdenyut-denyut seakan tidak mau berhenti.Tubuh Rara menegang, dia membaringkan tubuhnya di atas tubuh Nathan serta mencengkram bahu Nathan sekuat-kuatnya.Rara terbawa dengan perasaan nikmat yang mendominasi tubuhnya sehingga cengkeraman itu membuat Nathan menghentikan gerakannya."Shit! Ini sangat enak! Ini sangat enak. Owh ... ini sangat enak," ceracau Rara setelah mendapatkan puncak yang luar biasa.Untuk sejenak Nathan memanfaatkan kesempatan ini untuk istirahat tapi bukan berarti permainan sudah selesai. Dia masih memiliki beberapa menu lagi yang harus dilewati oleh Rara, beberapa menu yang akan membuat Rara menjerit-jerit seperti tadi.Dan untuk itu, di setiap Rara berhasil mendapatkan puncaknya, maka Nathan akan memberikan pijatan lembut atau sekedar sentuhan sebagai stimulus untuk membuat Rara santai supaya Rara bisa siap untuk menu selanjutnya dan selanjutnya l
Rara kembali menjerit kencang saat aliran kenikmatan memuncak menguasai tubuhnya di tengah hentakan-hentakan cepat dan bertenaga yang dilakukan Nathan di atas tubuhnya."FASTERRRRRR ... ARRRGGGHHHH ..."Rara akan segera menapak klimaks. Dia ingin Nathan bergerak secepat mungkin.Bukan Nathan namanya kalau tidak bisa bergerak lebih cepat dari sebelumnya. Pria perkasa ini bergerak makin cepat sehingga seakan ada badai yang membuat ranjang ini bergoyang sangat keras.Ranjang ini laksana berada di tengah badai kuat di tengah lautan yang membuat ranjang ini bergerak-gerak maju mundur dengan dashyatnya.Inilah yang terjadi pada ranjang yang hampir tiap malam harus rela diguncang oleh orang-orang yang bermain dengan penuh nafsu di atas ranjang ini.Tapi, kalau saja ranjang ini adalah sebuah benda hidup, kalau saja ranjang ini bisa merasakan dan bisa bicara, maka, dia pasti akan mengatakan kalau badai yang terjadi pada saat ini, jauh lebih hebat dari yang lain.Guncangan yang dilakukan pasang
Akhirnya Rara berteriak kencang tanda dia sudah berhasil mencapai puncak yang dia cari sejak tadi.Ini juga tanda kalau Nathan telah berhasil mengantarkan Rara menuju puncak pertamanya dan ini berarti kepuasan pertama bagi Nathan pada malam ini.Nathan tersenyum kemudian dia mengangkat tubuh Rara dari atas kursi untuk dia baringkan ke pembaringan.Rara masih menjerit kecil merasakan kepuasan pertamanya pada malam ini. Dia begitu menikmati apa yang dilakukan Nathan kepadanya. Dia begitu meresapi apa yang dilakukan Nathan kepadanya.Nathan tersenyum dan mendaratkan bibirnya di bibir Rara setelah sedikit membelai rambut Rara dan dengan pastinya Nathan langsung naik di atas tubuh Rara.Nathan melepas satu-satunya benda berbahan kain yang masih dia pakai. Setelah itu, Nathan sudah siap untuk acara selanjutnya.Nathan ingin masuk di ronde kedua. Dia segera memasukkan benda perkasa miliknya yang selama beberapa hari terakhir ini membuat heboh di klub malam milik Tante Lisa ini dan juga membu