Alicia terus menggoyangkan tubuhnya dia membuat benda besar milik Leon ini masuk keluar dan terus menyentuh bagian sensitif dalam tubuhnya, terus membuat Alicia keenakan sehingga dia mulai menjerit."Owh ... ini enakkkk, Leon. Ahhh ... ini sangat enak. Aku menyesal baru sekarang ini kita bisa melakukan ini, Leon. Oh ... enak, sayang.""Iya, sayang. Ini enak." Leon mulai menggerakkan tubuhnya turun naik untuk memberikan stimulus yang lebih bagi Alicia yang saat ini sedang keenakan.Alicia membalas gerakan Leon dengan kadang-kadang memutar bagian perut bawahnya kadang-kadang dia bergoyang ke kiri dan ke kanan untuk berusaha mengejar bagian kepala dari benda besar milik Leon supaya terus mengenai titik-titik yang diinginkan Alicia.Alicia merasakan benda itu begitu besar, hingga memenuhi seluruh liang di bagian sensitifnya, membuat Alicia semakin kesetanan. Sekarang dia bergerak semakin cepat dan semakin cepat. Dia sedang menuju puncaknya.Alicia bergerak semakin cepat dia hendak menuju
"Tapi aku harus pergi, Alicia. Bosku menungguku," kata Leon sambil berusaha untuk memakai kemejanya."Please, Leon. Sekali aja. Bawa aku ke puncak sekali aja. Kamu kan bisa dengan gampang melakukannya. Ayolah, please please please." pinta Alicia.Leon menatap ke arah Alicia. Leon tidak sanggup menolak permohonan Alicia ini. Akhirnya Leon membuka kemejanya dan melemparkan seluruh bajunya ke atas pembaringan.Sesudah itu, Leon menarik tangan Alicia untuk menuju ke arah dinding kamar ini.Leon sandarkan tubuh Alicia di dinding kamar ini.Leon tahu kalau para wanita akan cepat merasa nikmat saat diterjang dengan cara berdiri seperti ini, karena kalau dengan cara berdiri seperti ini, maka batang keperkasaan milik para pria akan langsung menyentuh titik-titik sensitif di tubuh wanita yang akan membuat para wanita langsung mengalami jalan tol menuju puncak.Itulah yang hendak dilakukan oleh Leon sekarang ini. Karena dia harus secepatnya pergi menemui pelanggan baru sesuai instruksi dari Tuti
Leon langsung mengembangkan senyumnya. "Tante Deya Agnes, kan? Maaf, Tante Deya, aku terlambat."Wanita berumur 40 tahunan bertumbuh mungil dengan lemak yang mulai menyelimuti lengan dan kakinya itu, kini berkata, "kalau saja aku tidak tertarik dengan pujian-pujian dari Sonya dan Wiwit di grup Tante Nepson aku pasti akan segera menolak kamu.""Maafkan aku, tante.""Oke. Aku maafkan. Tapi sekarang, kamu harus membuktikan omongan Sonya, Wiwit dan yang lainnya di grup. Kalau kamu mengecewakan aku, maka aku akan memperhitungkan keterlambatan kamu ini.""Iya, tante."'Tutup pintunya." Deya langsung masuk ke dalam. Ternyata kamar yang dipesan Deya ini bertipe presiden suite. Karena itu, ada ruang tamu kecil di kamar ini sebelum masuk ke kamar utamanya.Deya kini masuk dalam kamarnya dan dia sengaja melepas bagian atas dari bajunya.Karena Leon merasa bersalah setelah datang terlambat, maka saat dia menutup pintu, dia tidak menutup pintu dengan baik. Pintu itu masih terbuka sedikit.Leon seg
Gadis usia semester awal kuliah ini, kini melihat sesuatu di dalam kamar sana. Dia melihat Deya, ibu tirinya, sedang mengulum sesuatu yang besar, sesuatu yang sangat perkasa yang tidak pernah dibayangkan oleh gadis ini.Gadis ini menelan salivanya melihat apa yang ada di dalam sana. Melihat ibu tirinya dengan penuh nafsu mulai memegang dan mengulum senjata perkasa milik Leon.Sebenarnya gadis ini sudah hendak masuk ke dalam kamar yang pintunya terbuka ini tapi dia berpikir untuk menundanya dulu semenit. Apalagi ibu tirinya masih belum membuka bajunya. Ada tanktop hitam yang masih dipakai ibu tirinya.Baru kemeja tipis saja yang dibuka oleh ibu tirinya karena itu gadis ini memilih untuk menunggu beberapa saat.Posisi gadis ini berada di kegelapan di ruang tamu kamar ini dengan pintu terbuka. Lampu hanya berada di dalam kamar sehingga keberadaan dia tidak diketahui oleh dua insan berlainan jenis yang berada dalam kamar.Gadis ini bisa melihat dengan cukup jelas akan apa yang sedang ters
Untuk itu, gadis ini melangkah menuju ke arah pintu kamar mandi, pintu kamar mandi yang sempat dia lihat sebelumnya saat dia memasuki ruang tamu kamar ini.Gadis ini sudah dapat memperkirakan di mana letak pintu kamar mandi itu walaupun ruang tamu ini dalam keadaan gelap gulita.Gadis itu membuka pintu kamar mandi tanpa perlu melakukannya dengan perlahan seperti saat dia memasuki kamar ini.Itu karena dia tahu ibu tirinya dan lelaki yang berada dalam kamar tidak akan mendengar suara pintu ini karena mereka berdua sedang keenakan di dalam sana.Gadis ini mengunci pintu kamar mandi dan menyalakan layar handphonenya.Setelah itu, gadis ini membuka aplikasi WA dan mengetik pesan sebagai berikut, "mama Deya, aku dapat informasi kalau mama Deya sedang berada di kamar nomor 815 di hotel Century Diamond. Aku akan segera ke situ, Mama Deya. Berharap lah aku tidak mendapatkan selingkuhan Mama Deya disitu seperti kecurigaanku selama ini."Setelah mengetik pesan yang cukup panjang itu, gadis ini
Rosi mulai berusaha menjalankan aksinya. Dia kembali ke kamar mandi di ruang tamu kamar yang disewa oleh Deya ini.Setelah menutup pintu kamar mandi, Rosi kembali menghidupkan handphonenya. Kali ini, dia tidak akan lagi mengirimkan chat seperti sebelumnya karena chat sebelumnya tidak mendapatkan perawatan dari Deya.Kali ini Rosi berusaha menelpon ke nomor handphone milik Deya.Beberapa saat kemudian, Rosi sudah mendengar suara berdering di aplikasi WA-nya dan itu berarti nomornya sedang menghubungi nomornya Deya.Tapi sayangnya tidak ada respon dari Deya sampai saat ini. Rosi mencoba dua kali namun tidak diangkat juga.Rosi mencoba untuk ketiga kalinya. Setelah itu, dia putuskan untuk meninggalkan handphonenya di kamar mandi dalam keadaan masih memanggil nomornya Deya.Sesudah itu, Rosi diam-diam menyelinap keluar dari kamar mandi dan kembali menutup pintu kamar mandi karena ada cahaya dari layar handphone miliknya di dalam kamar mandi. Karena itu, Rosi harus menutup pintu kamar mand
"Kamu siapa?" Leon secara refleks menutup benda kebanggaan berukuran jumbonya yang masih tegak perkasa itu."Aku ... aku bersama Tante Deya yang tadi," jawab Rossi. "Namaku Rosi.""Oh. Tunggu sini." Leon bergegas masuk ke dalam kamar untuk meraih pakaiannya yang berserakan di lantai kamar.Sambil menggapai baju-bajunya, Leon berpikir tentang keberadaan wanita muda yang muncul tiba-tiba ini. "Apakah Tante Deya itu, sebenarnya juga ingin main bertiga seperti yang disukai Renita?"Sementara itu, saat Leon masuk ke dalam kamar, Rosi menuju ke arah pintu tempat Deya tadi keluar. Rosi langsung mengunci pintu dari dalam agar supaya tidak ada orang yang bisa masuk lagi di kamar ini.Setelah mengunci pintu keluar, Rosi mulai melangkah pasti menuju ke arah kamar sambil membuka bajunya satu-persatu.Hasrat Rosi belum pernah turun. Dia ingin menyerahkan mahkotanya pada Leon sambil menawarkan sebuah hubungan khusus pada Leon, agar supaya Leon mau meninggalkan Deya.Itulah rencana yang ada di benak
Rossi juga sangat menikmati apa yang sedang dia lakukan ini.Sebelum ini, Rossi sering melakukan hal seperti ini kepada pacarnya karena permintaan pacarnya tetapi Rossi tidak pernah menikmati juniornya semua mantan pacarnya itu.Karena itu, saat para mantan pacarnya ingin hubungan lebih jauh, maka Rossi langsung menolak. Rossi tidak ingin menyerahkan mahkotanya pada mereka.Tapi saat ini, hal berbeda dirasakan oleh Rossi. Rossi sangat menikmati apa yang sedang dia lakukan ini.Rosi sangat menikmati kejantanan yang besar dan panjang milik Leon dengan ukuran yang luar biasa dan jauh melebihi para mantannya itu.Karena itu, beda dengan sebelumnya. Saat ini, Rossi ingin menikmati benda besar di mulutnya ini kalau perlu dia akan membiarkan benda besar ini menerobos kewanitaannya dan mengambil miliknya yang paling berharga yaitu mahkotanya.Sebelum dia merelakan mahkotanya, Rossi ingin melakukan servis terbaiknya kepada Leon agar supaya Leon mengingatnya dan agar supaya Leon menjadikan dia
Tapi tentu saja Nathan tidak bisa memilih-milih pelanggan. Tugasnya hanya melayani pelanggan dan memuaskan pelanggan dan karena Nathan sudah diutus untuk ke sini, itu berarti Tante Ayu sudah membayar kepada Tante Lisa dan mau tidak mau Nathan harus melayani tante gemuk ini.Ayu menatap Nathan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dia langsung menelan salivanya. "Ini baru enak. Tongkrongannya betul-betul luar biasa, betul-betul mirip dengan yang diceritakan Lisa," batin Ayu.Setelah itu, Ayu mengerling ke arah Tasya. Dia lihat Tasya masih sedang melotot ke arah Nathan. "Woy! Tasya! Kamu ngapain di sini? Kerja sana di bawah."Tasya yang sebenarnya masih sedang menatap ke arah tubuh kekar Nathan sambil menelan ludah, langsung gelagapan. "Iya, bu. Aku segera pergi, bu. Aku segera pergi."Setelah itu, Tasya segera berjalan cepat menuju ke arah lift dan menekan tombol lift. Ternyata lift tidak rusak.Nathan membatin. "Ternyata lift tidak rusak. Nampaknya dia memang sengaja membawaku naik lew
Kita bicarakan nanti soal itu, yang penting, saat ini aku milikmu seutuhnya. Kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau padaku, oke?" bujuk Eva sambil mulai menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan untuk menandingi pergerakan Nathan.Dan bujukan Eva itu berhasil membuat Nathan untuk sementara waktu tidak menuntut jawaban dari Eva dan untuk sementara waktu, Nathan tidak meminta jawaban yang konkrit dari Eva karena goyangan Eva yang luar biasa membuat Nathan sudah melupakan hal yang lain itu.Kali ini keduanya bekerjasama dengan sangat apik untuk sama-sama mendatangkan kenikmatan bagi keduanya. Nathan dengan goyangan ke atas dan ke bawah dan langsung ditanggapi oleh Eva dengan goyangan kekiri dan ke kanan bahkan kadang-kadang memutar.Eva membuat Nathan merasa juniornya dimanjakan betul-betul, Nathan merasa terbang ke awang-awang dalam rasa yang sukar untuk dia ucapkan.Goyangan yang dilakukan Eva ini semakin mendatangkan rasa nikmat bagi Nathan sehingga Nathan semakin terlena, semaki
Sekarang ini, gantian Nathan yang mendesah. Matanya terpejam merasakan permainan lidah yang saat ini sedang dilakukan Eva di permukaan juniornya.Nathan menengadahkan wajahnya ke atas, ke arah kepala ranjang dan kali ini gantian dialah yang meremas-remas sprei ranjangnya karena dia merasakan sensasi yang begitu luar biasa yang dia rasakan karena bibir dan mulut Eva yang memanjakan juniornya.Nathan berdesah semakin liar, dia begitu terjebak dalam nikmat oleh permainan yang sedang dilakukan Eva ini.Sebenarnya kalau Nathan mau, dia bisa mendapatkan hal yang seperti ini dari wanita lain tetapi mereka semua itu, tidak special bagi Nathan sehingga rasanya tidak sehebat ini.Nathan tidak sembarangan memberikan tubuhnya untuk wanita lain, dia cuma ingin melakukan hal seperti ini dengan wanita yang istimewa di hatinya atau dibayar dengan nilai tinggi dan Eva adalah satu-satunya wanita istimewa di hatinya yang dia izinkan untuk menyentuh tubuhnya dan dia akan merasa suatu rasa nikmat yang lua
Ternyata Nathan mengambil es batu di kulkas kamarnya Eva. Setelah itu, dia kembali ke ranjang sambil tersenyum ke arah Eva. Kemudian dia mulai meneteskan es batu itu ke butir merah muda sebelah kiri milik Eva.Eva merasakan rasa dingin yang membuainya saat cairan es batu itu jatuh di butir merah muda miliknya.Setelah beberapa tetesan, tiba-tiba bibir Nathan kembali menyerang ke arah butir merah muda milik Eva yang ranum ini.Nathan mulai menjilati butir merah muda yang terkena cairan es batu itu dan ini membuat Eva tersentak ke atas, dia merasakan rasa dingin yang amat sangat, bercampur dengan rasa geli sebagai akibat dari jilatan lidah Nathan yang membuat hasrat Eva naik jauh tinggi ke atas.Eva merasakan suatu kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Tindakan Nathan yang memasukkan es batu dalam permainannya, membuat Eva makin ketagihan dan terbuai tak berdaya dalam rasa nikmat yang tak tertahankan yang membuat dia hanya bisa pasrah, pasrah akan apapun yang Nathan ingin
Akhirnya Nanea menjerit kuat sehingga dia harus menutup mulutnya dengan tangannya karena takut penghuni apartemen sebelah akan mendengar suara teriakannya.Nanea berhasil mendapatkan kepuasan keduanya pada malam ini.Dan seperti janji dari Nathan kepada Nanea, maka setelah memberi dua kepuasan, Nathan langsung merebahkan tubuhnya di samping Nanea untuk tidur.Nanea sebenarnya masih ingin merasakan lebih daripada ini tapi ini saja sudah sangat memuaskan baginya. Karena itu, dia mulai memeluk tubuh Nathan dan mengusap-usap dada bidang perkasa milik Nathan.**Hari ini, Nathan putuskan untuk menemui Eva. Setelah di pertemuan sebelumnya, Nathan menolak berhubungan intim karena kelelahan, hari ini, dia langsung meminta saat bertemu dengan Eva.Eva pun langsung mengiyakan ide dari Nathan ini dengan penuh sukacita.Bibir keduanya mulai saling pagut, lidah mereka mulai saling taut. Pertautan lidah mereka membuat hasrat keduanya mulai naik sehingga tangan Nathan mulai menyentuh buah dada ranum
Nanea bergerak semakin cepat menjepit benda besar yang ada di dalam tubuhnya, benda yang membuat dia semakin pontang-panting dalam rasa nikmat yang luar biasa yang membuat dia kesulitan bernafas saking nikmatnya.Nanea terus menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri dan kadang memutar, menjepit benda besar yang keluar-masuk dalam tubuhnya.Tubuh Nanea dalam posisi duduk di atas Nathan dengan posisi tubuh yang tegak sambil memainkan batang penuh kenikmatan yang kini benar-benar membawa dirinya masuk dalam kenikmatan yang tiada taranya itu.Nanea memegang buah dadanya. Dia ingin memberi stimulus yang lebih kepada dirinya dengan cara meremas-remas buah dadanya agar supaya dia bisa merasakan dua kenikmatan sekaligus, yang satu di bawah dan yang satu di atas.Nanea mengangkat kepalanya untuk melenguh semakin kuat. Tangannya meremas buah dadanya dan mulai memilin tonjolannya.Sementara gerakan Nanea semakin cepat naik turun di atas tubuh Nathan, menikmati gesekan yang terjadi antara mil
Tapi tepat saat Nanea hendak masukkan batang perkasa milik Nathan, pada saat itulah Nathan langsung meronta sehingga Nanea langsung terjatuh ke belakang.Nanea berpegangan pada pinggir kasur. Untung saja dengan sigap Nathan telah duduk untuk memegang tangan Nanea sebelum Nanea jatuh ke bawah.Tanpa sengaja Nathan sudah mendekap tubuh Nanea karena dia takut Nanea jatuh dan kepala belakangnya membentur lantai.Saat Nathan memeluk tubuh Nanea ini, Nathan baru menyadari kalau Nanea sudah berada dalam keadaan tanpa sehelai benang pun.Nathan langsung melepaskan diri dari Nanea dan berusaha untuk mencari pakaiannya.Nanea yang hasratnya masih naik tinggi walaupun sempat turun sedikit waktu dia hampir jatuh tadi, kini berdiri untuk mendekati Nathan. "Please, aku tidak akan mengatakan ini kepada siapapun, Nathan.""Aku tidak bisa aku takut kamu mengatakan ini kepada pacarku." Nathan tahu apa yang diinginkan Nanea."Aku tidak akan mengatakan ini, Nathan. Aku cuma seorang wanita yang kesepian.
Nanea mulai menyentuh bagian tengah dari benda itu dan ini membuat benda yang sebelumnya hanya mengintip itu, kini mulai keluar dari kurungan segitiga pengaman yang mengungkungnya.Benda itu ingin bebas, apalagi ketika Nanea mulai aktif membelai-belai benda itu. Benda itu mulai membesar dan membuat Nanea sangat kaget karena ukurannya, melampaui apa yang pernah dia bayangkan.Suatu hari, Nanea memang pernah memperhatikan bagian celana Nathan dan dia melihat tonjolan besar pertanda milik Nathan memang besar.Nanea juga pernah secara sengaja menabrakkan tubuhnya pada tubuh Nathan sambil mengambil kesempatan untuk menggesek buah dadanya di dada Nathan dan juga menyentuh batang kemaluan milik Nathan dan dia mendapatkan kesan kalau batang kemaluan itu, memang besar.Karena itu, Nanea mulai membayangkan besar dan indahnya juniornya Nathan itu tapi, semua yang pernah dibayangkan oleh Nanea itu, tidak mirip dengan aslinya. Karena ternyata, aslinya jauh lebih besar yang Nanea bayangkan.Karena
Setelah menghela nafas sekali, akhirnya Nathan mengikuti perintah lembut dari Nanea ini.Nathan segera membuka bajunya di depan tubuh Nanea dengan membelakangi Nanea.Nanea langsung menelan ludah melihat punggung kokoh Nathan karena selama ini dia beberapa kali menghayal bisa melihat tubuh polos Nathan dan sekarang, akhirnya apa yang dia impikan akan segera terjadi secara nyata.Dada Nanea berdebar-debar saat Nathan mulai membuka celana panjangnya.Sesaat kemudian, semuanya semakin sempurna saat Nathan telah tampil di depan mata Nanea dengan hanya memakai segitiga pengaman di bagian inti tubuhnya.Rasa-rasanya Nanea ingin berteriak meminta Nathan untuk segera membuka segitiga itu sekarang juga, tetapi Nanea takut Nathan akan mulai menolak lagi seperti sebelumnya.Karena itu, untuk sementara, Nanea harus puas dengan apa yang dilihatnya ini."Berbaringlah di tempat tidurku," bisik Nanea sambil merapatkan tubuhnya sehingga tubuhnya sempat saling tempel sesaat dengan tubuh Nathan.Nanea s