Rindy menatap Leroy dengan ekspresi angkuh. "Kamu bilang, aku apa?! Jangan macem-macem kamu, Roy!"Rindy meremas gaunnya sambil menggigit bibir bawah. Dia tidak percaya bahwa Leroy berani mengatakan dirinya rendahan secara terang-terangan.Suasana di ruang tengah mendesak Leroy untuk memberikan pelajaran kepada Rindy. Leroy juga melihat para pelayan berdatangan mengerumuni ruang tengah. Mereka pun saling berbisik."Tuan Muda Leroy udah kembali.""Ya, dia semakin tampan.""Syukurlah Tuan Muda pulang."Leroy tidak menanggapi mereka. Karena dia akan mengulangi lagi kata-katanya yang tadi. "Wanita jalang. Apa sekarang udah jelas?!"Leroy tidak bisa melupakan masa lalu Rindy Buana. Dia telah menjadi wanita simpanan Matteo selama bertahun-tahun. Kemudian, Rindy berhasil naik tahta menggantikan Niken yang wafat karena sakit. "Kamu itu cuma guru private bahasa asing aja yang dipekerjakan Mama. Karena Mama sibuk, kamu ambil kesempatan ngerayu Papa."Rindy tidak memiliki wajah lagi. Dia meliha
Ketika Leroy sedang asik membaca semua informasi tentang Alexa, tiba-tiba saja handphone dia bergetar. Ada panggilan telepon masuk mengganggunya. Dia lantas mengulum senyum sinis saat membaca nama penelepon."Ngapain Angel telepon aku? Apa dia ngerasa kehilangan aku?"Saat menyadari perkataannya barusan, Leroy buru-buru menyingkirkan pikirannya. Dia pun mengabaikan panggilan telepon dari istrinya untuk yang kesekian kali."Halah! Nggak mungkin dia nyariin aku kalo nggak butuh. Paling-paling Angel dan keluarganya mau jadiin aku babu doang."Leroy tidak peduli, bahkan dia tidak ingin mengingat-ingat kondisi Angeline yang sedang berbadan dua. Pada akhirnya, handphone Leroy tidak bergetar lagi. Sejak Leroy pergi, setidaknya Angeline sudah menghubungi dia lebih dari 20 kali. Namun, Leroy sama sekali tidak meresponnya. Karena dia terlalu malas dan sakit hati atas semua perlakuan keluarga Donsu. Leroy bukan Tuhan. Dia juga bukan Dewa. Dia hanyalah manusia yang memiliki batas kesabaran.***
Matteo tidak ingin kehilangan masa kejayaannya. Selama ini, dia selalu menuruti keinginan Rindy. Namun sekarang, semuanya telah berakhir. Dia akan melawan perasaan pada Rindy dan mempertahankan hartanya. Matteo tidak berniat sedikit pun untuk meninggalkan kemewahan keluarga Opulent. Membayangkannya saja dia tidak sanggup."Roy!" Matteo memanggil anak semata wayangnya. "Rindy Istriku. Aku akan tanggung jawab semuanya."Leroy menatap banyaknya menu sarapan di atas meja. Namun, dia sudah tidak berselera. Dia menoleh ke arah Matteo."Tanggung jawab?!" Leroy mengalihkan wajahnya ka arah lain. "Tanggung jawab seperti apa?! Manjain dia dengan ngasih fasilitas mewah punya keluarga Opulent?!"Leroy mengedutkan alis saat merasa kesal. Mata coklatnya menyorot dalam dan kelam sehingga membuat aura di ruang makan berubah dingin. Matteo pun tertekan karenanya. Wajah Matteo merah padam. Dia tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa kepada anaknya. Suasana ruang makan pun menjadi tidak terkendali.
Kedua kaki Leroy seolah berat melangkah meninggalkan kamar tidur tamu. Leroy mengangguk saat menatap Jay, lalu dia melirik Rindy yang masih terkejut dengan tindakan Adipati. Leroy melihat Rindy menangis, tapi dia tidak menunjukkan sikap belas kasih. Dia berjalan mendekati ranjang. Rindy mendongakkan kepala menatap anak tirinya. "Anak sialan! Kalo dulu Matteo mau dengerin aku buat singkirin kamu, pasti hidupku dan Matteo udah enak sekarang."Bibir Rindy bergetar saat mengatakannya. Karena begitu banyak tipu muslihat yang perempuan itu mainkan, maka Leroy tidak akan terperdaya olehnya.Leroy tidak menanggapi ocehan Rindy. Dia tersenyum puas. Dia menoleh ke arah Issac."Paman Issac, kamu kepala pelayan di sini. Telepon anaknya sekarang!" Leroy memberikan perintah. "Mau ngapain kamu telepon Finn? Dia nggak ada sangkut pautnya sama masalah diantara kita." Rindy menegur Leroy. Di masa lalu, Rindy adalah guru privat bahasa asing yang mengajari Leroy selepas pulang sekolah. Sejak pertama
"Maaf, Tuan Muda," kata salah satu penjaga. "Tuan Finn memaksa masuk. Jadi, saya nggak sempat minta izin Anda ataupun Pak Adipati." Penjaga tersebut lantas membungkuk demi mendapatkan pengampunan Leroy. Kedatangan Finn membuat suasana menjadi tegang. Adipati mengangguk sebagai respon dari ucapan penjaga. Dia tidak menyalahkannya. Finn tidak memedulikan Adipati ataupun para penjaga. Dia menatap Leroy yang masih asyik menikmati rokok. Lalu, dia mengerutkan kening. Finn bertanya, "Di mana Ibuku?!" Suara Finn serak dan terdengar marah. Finn berjalan masuk sambil bertolak pinggang. Dia tidak memedulikan kehadiran Leroy. Dia juga tidak menunjukkan sikap sopan santun sama sekali. Saat bertamu ke rumah keluarga Opulent, Finn memang selalu bersikap sesuka hati. Karena dia merasa, Rindy Buana adalah Nyonya Opulent yang berkuasa dan disegani di rumah ini. Maka Finn berpikir bahwa siapapun yang tinggal di rumah ini pasti tunduk pada Rindy. Finn seakan lupa, siapa pemilik rumah besar kelu
"Matteo, aku bisa jelasin," kata Rindy dengan tatapan memohon. "Semua itu nggak seperti dugaan kamu. Aku ...."Rindy berhenti bicara saat melihat tangan Matteo terangkat. Dia sudah tidak mendapatkan kepercayaan lagi dari suaminya. Finn penasaran. Dia mengambil dokumen dari tangan Rindy.Sekarang, giliran Finn yang membaca dokumen tersebut. Beberapa saat kemudian, dia membelalakkan mata. Lalu, menatap Rindy yang tidak berdaya.Selama 6 tahun ini, Matteo tidak pernah memedulikan Leroy. Dia memberikan kepercayaannya kepada Rindy. Karena sewaktu menikah, Rindy berjanji akan memperlakukan Leroy seperti anak kandungnya sendiri. Tapi tadi pagi, Adipati memberikan sebuah dokumen yang berisi bukti-bukti kejahatan Rindy pada Leroy. Pada akhirnya, Matteo baru mengetahui alasan Leroy membenci istrinya selama ini.Leroy mematikan rokoknya di asbak berukir. Dia bertanya, "Apa masih kurang jelas?!"Finn mengeluarkan ekspresi kecewa. Dia pikir, Rindy akan berhati-hati saat beraksi. Namun ternyata,
Jay merasa tidak senang mendengar pembicaraan Leroy dengan Assad di telepon. Dia bukan Adipati yang mampu menyimpan rasa ketidaksukaannya. Maka, dia akan bertanya kepada Leroy setelah ini. Jay bertanya, "Tuan, kenapa Anda nggak mau hadir meeting sama keluarga Gerung? Bukannya Anda mau bahas banyak hal tentang pengembangan Universitas Gerung Astonia dan ngasih mereka dana untuk membangun rumah sakit?"Leroy baru selesai berbicara dengan Assad di telepon. Leroy membakar rokok. Dia adalah perokok aktif. Keningnya berkerut saat menatap Jay dan Adipati.Leroy nyengir. "Aku masih harus sembunyikan identitas di kota Aston." Dia duduk melipat kakinya. Wajah Jay terlihat frustasi saat menghadapi Leroy. "Tapi sampai kapan, Tuan? Apa Anda nggak mau balas dendam ke keluarga Donsu? Saya bener-bener kesal sama sikap Anda."Adipati juga merasakan kesal yang luar biasa. Terlebih lagi saat dia mengingat perlakuan keluarga Donsu kepada Leroy. Namun, jika Leroy sudah berkeinginan seperti itu, maka dia
Senin pagi di Jalan Agro kota Dixie, pulau Valir.Setelah melalui tiga jam perjalanan udara dari kota Moco, pulau Rockie ke pulau Valir, akhirnya Leroy tiba di Jalan Agro kota Dixie. Leroy melakukan kunjungan kerja bersama Jay ke perkebunan kelapa sawit milik Sagari Palm Oil Group. Selain Jay, ada empat orang lagi yang ikut bersama Leroy. Mereka adalah Matteo, Derra, Mike dan Kennedy. Keempatnya merupakan dewan komisaris Sagari Palm Oil Group. Leroy menyadari Matteo yang sedang dilanda gugup. Dia juga merasa aneh dengan sikap Kennedy yang tidak banyak berbicara seperti biasanya. Namun, Leroy tetap bersikap santai dan tenang. Iklim panas di daerah tropis mengharuskan semua orang memakai pelindung kepala, rompi dan sepatu boots agar terlindungi dari kecelakaan kerja. Rombongan Leroy dijaga ketat oleh para penjaga.Seorang pria berkata kepada Leroy, "Tuan Muda, ini adalah lahan perkebunan inti kelapa sawit punya perusahaan.""Ya." Leroy tidak komentar apapun lagi. Derra dan dewan kom
Sebulan kemudian, di dalam kapal pesiar Opulent Majesty."Tuan Muda, tenanglah!"Itu adalah kata-kata menenangkan dari Adipati. Dia dan Jay berdiri di belakang Leroy yang memunggungi mereka."Paman, mana permen jerukku?" Leroy menjulurkan tangan meminta permennya.Adipati langsung memberikan satu buah permen padanya. Tanpa membalikkan badan, Leroy membuka bungkus permen."Tuan Muda, Anda ganteng banget pakai tuxedo begini!" Bastian memuji Leroy.Di kapal pesiar mewah inilah acara pernikahan Leroy dan Alexa akan digelar. Seminggu sebelumnya, Leroy dan Alexa telah mengucapkan janji suci pernikahan di rumah mewah Leroy yang berada di kawasan Opulent Manor Residences. Setelah dokter menyatakan kondisi kesehatan Eddy membaik, Leroy segera menggelar pernikahan dengan Alexa. Karena dia tidak ingin menundanya lagi. Plak!Assad memukul bokong Bastian dengan tongkatnya.Assad menegur cucunya. "Tian, jangan terus-terusan menggoda Tuan Muda!"Leroy mengenakan jas linen dengan warna pastel yang
"Kak, aku mohon pengampunan kamu." Leroy dan Alexa berjalan melewati keluarga David Donsu. Mereka mendengar suara Dita yang lemah. Lalu, keduanya menghentikan langkah. Bastian langsung berteriak, "Jaga Tuan dan Nyonya Muda!"Bastian tidak ingin keluarga Donsu menyentuh kedua tuannya. Jadi, dia memerintahkan para pengawal memblokir jalan.Dalam sekejap, Leroy dan Alexa sudah dikelilingi pengawal Geng Naga Merah. Leroy terlihat santai saat kedua mantan mertua dan mantan iparnya berlutut meminta pengampunan.Di sebelah kiri Dita, David dan istrinya menunduk, menatap lantai. "Kami berdua juga mohon pengampunan kamu, Roy." Di belakang mereka, Bahran memaksakan diri untuk berlutut. Hayden menjadi kesal.Hayden berkata dengan emosi, "Kakek, jangan begini! Kitaー"Bahran diam saja. Lalu, Grigory mengambil alih situasi. "Tuan Hayden, cepat berlutut!" pintanya. Hayden diam saja. Dia melihat seluruh anggota keluarga Donsu sudah berlutut mengikuti gestur tubuh Bahran.Grigory berkata lagi, "M
"Kamu pikir, kamu siapa?!"Alexa membalas ajakan Angeline. Dia tertawa sinis. "Kamu?!" Angeline menghentakkan kaki. Saat Angeline ingin bicara, Chika sudah bicara lebih dulu. "Eh, Nona! Kamu itu cuma pelakor," ujar Chika, tanpa tahu malu. "Cewek yang dicintai Tuan Leroy dari dulu sampai sekarang cuma Bu Angel. Sadar diri, dong!"Alexa tidak sedikit pun terprovokasi. Dia justru tertawa.Di masa lalu, Chika sama sekali tidak pernah menghormati Leroy. Tapi sekarang, setelah mengetahui identitas Leroy, Chika berusaha menjilatinya. Alexa bertanya dengan santai. "Suamiku, memang bener begitu?""Nggak."Hanya dengan menjawab satu kata, Alexa paham bahwa Leroy tidak ingin mengungkit masa lalu."Gina, karena dia udah menyebarkan hoax, tampar mulutnya 20 kali!" perintah Alexa, ketus.Usia Alexa 22 tahun. Dia wanita muda yang pemberani. Ditambah lagi, kedudukannya saat ini sebagai Nyonya Muda keluarga Opulent. Siapa yang berani cari mati padanya?"Baik, Nyonya." Gina langsung menampar mulut
"Apa?! Mama masuk rumah sakit dan Dokter nggak berani menangani?!"Detik itu juga, handphone Mario berdering. Denadaーadik bungsunya, menelepon. Pandangan Mario dan Angeline saling beradu. Dalam suasana hati yang tidak menentu, Mario berusaha menstabilkan emosi yang kian meningkat."Mama muntah darah. Aku ikut Charles dan Alric bawa Mama ke beberapa rumah sakit dan semuanya menolak."Dari nada bicara Denada, Mario tahu kondisi ibu kandungnya pasti tidak biasa. Apalagi ibunyaーJennings White, memiliki sakit pencernaan yang menahun. Mario Narawangsa adalah anak dari pasangan Henry dan Jennings. Anak pertama mereka bernama Charles Narawangsa, anak ke-2 Mario, anak ke-3 Alric dan anak ke-4 Denada."Apa kata mereka?" tanya Mario, khawatir."Mereka bilang ...." Suara Denada lenyap dan berganti suara isak tangis. Mario mulai panik. "Nada, pihak rumah sakit bilang apa?! Kenapa mereka nggak mau menangani Mama?""Mario, kamu memang pembawa bencana!"Itu adalah suara Charles. Dia dan Mario mema
"Vera, kamu ngapain di sini?!" Bahran tidak bisa menahan diri saat melihat wanitanya datang. Tapi, mengapa Vera memanggil Leroy dengan sebutan Tuan Muda juga? Bahran ingin menghampiri Vera, tetapi Hayden segera berteriak. "Grigory, jaga Kakek!" Romeo menatap anak pertamanyaーEdwin Donsu. "Lindungi Mama dan Zilla!" "Oke, Pa," sahut Edwin. "Ma, Zilla, ayo ke belakang!" Jay langsung berteriak, "Jangan ada yang beranjak! Atau kaki kalian akan dipotong!" Romeo dan keluarganya membeku. Mereka akhirnya pasrah. Begitu juga dengan keluarga Moiz dan David Donsu. Sebagian lantai ballroom sudah kotor karena darah Samuel. Wajah Samuel mulai memucat. Namun, pengawal Geng Naga Merah masih tidak melepaskannya. Jika Geng Naga Merah mampu memotong jari Samuel, tentu saja mereka juga mampu memotong kaki keluarga Donsu. Vera menatap sinis Bahran. "Aku ke sini bukan untuk kamu, Bahran. Jangan lupa, kita udah putus setahun yang lalu!" Benar! Vera telah memutuskan hubungannya dengan Bahran secara
"Kepala naga merah!"Seseorang berteriak. Para tamu undangan saling pandang. Begitu juga dengan kedua mempelai pengantin.Hayden menarik tangan ayahnya agar menjauh dari para pengawal. Kedua matanya memelototi lambang di dada para pengawal.Hayden menatap Bahran dan Austin. "Mundur!" teriaknya. Sebagai seorang CEO Donsu Group, Hayden tentu sudah bertemu lebih banyak orang. Jadi, dia sering mendengar tentang Geng Naga Merah yang populer itu.Karena Hayden sudah berkata seperti itu, maka Bahran hanya bisa menyuruh Grigory melakukan perintahnya. Sedangkan anggota keluarga Donsu lainnya hanya bisa patuh.Angeline tidak mengerti. Jadi, dia bertanya kepada Bahran. "Kakek, ini pesta pernikahanku dan Mario. Kenapa Kakek malah mengikuti perintah Hayden?" "Bu Angel, tenang dulu!" pinta Chikaーsang asisten, yang sejak tadi bersamanya. Mario gelisah. Dia terlahir dari keluarga kaya kelas satu. Maka, dia sudah pasti mengerti maksud Hayden.Mario mengguncang kedua bahu istrinya. "Angel, kamu ngga
"Clara, kamu udah nggak punya tempat di keluarga Donsu."Zumi melangkah maju mendekati Clara. Dia menatap sendu Clara seolah sudah lama menahan rasa rindu di hatinya. Clara melirik Bahran. "Tapiー"Bahran sama sekali tidak melirik Clara. Dari sikapnya itu, semua orang paham bahwa Bahran benar-benar sudah tidak memedulikannya.Grigory berkata, "Nona Clara, mulai hari ini, keluarga Donsu memutuskan hubungan denganmu."Grigory mengumumkan status Clara sesuai dengan keinginan Bahran.Clara tidak berdaya. Sekarang, dia harus ke mana?Tanpa tahu malu, Clara melirik mantan pacarnya. "Ando!" panggilnya. Ando tidak menoleh sedikit pun pada Clara. Tapi, Clara tidak akan berhenti berusaha memenangkan hatinya. Clara berjalan dengan cepat ke arah Ando. Lalu, meraih tangannya. "Ando, gimana pun juga, kita udah pernah tidur bareng sekali. Aku mau minta pertanggung jawaban kamu."Ando melepaskan tangan Clara, dan menatapnya jijik."Hah?! Yang bener aja! Jangan fitnah kamu!" seru Ando, tidak terima
Bruk!Bastian mendorong Clara ke hadapan Alexa. Orang tua dan kedua kakaknya terkejut. Mereka langsung menghampiri Clara. "Clara!" Sarah meneriaki nama anak perempuan satu-satunya. Lalu, memeluknya.Austin menatap Bastian. Dia geram. "Berani-beraninya kamu sentuh anakku!" Austin hendak mencengkram jas Bastian. Namun, Bastian menghindar dengan cepat."Paman Austin, benarkah Clara anak kandung kamu?" Leroy bertanya dengan santai. "Apa maksudnya?!" Sarah gugup. Namun, dia tetap memeluk Clara. Leroy berdiri dengan kedua tangan berada di belakang. "Nggak ada maksud apa-apa," jawabnya, datar. "Cuma mau mastiin aja."Tiba-tiba seorang laki-laki keluar dari kerumunan. Dia berjalan menuju Clara. Leroy dan seluruh keluarga Mamahit memahami arti perubahan sikap Sarah. Sedangkan Alexa mencoba memahami situasi.Pria itu berteriak, "Sarah!" Suasana semakin tegang. Para tamu undangan mulai berbisik. "Siapa dia?""Iya. Siapa pria itu?""Tapi, wajahnya mirip banget sama Clara. Lihat aja hidun
"Aku ngaco?!"Ekspresi wajah negatif Gina muncul. Kedua alis Gina mengernyit. Lalu, dia menampilkan senyum yang dipaksakan.Gina melirik Bahran sinis. "Gimana kalo aku langsung panggil Bu Vera Wang aja? Anda pasti merindukan dia kan, Tuan Bahran?""Aーapa?!" Ujung-ujung jari Bahran bergetar. "Nggak! Jangan bilang dia ada di sini?!"Gerakan tubuh Bahran tampak gelisah. Bibirnya terkatup rapat. Jelas tergambar bahwa Bahran tidak suka dan tidak nyaman dengan permainan Gina. Gina menoleh ke pengawal keluarga Mamahit di belakangnya. "Bawa dia masuk!""Baik, Nona." Salah satu pengawal pergi. Jantung Bahran benar-benar kacau dibuatnya. Hayden tidak menyangka bahwa perempuan yang disukainya bersekongkol menjatuhkan keluarga Donsu. Hayden mendekati Gina. "Cukup, Gina!" Gina menatap Hayden sinis. "Apa?! Bukannya kamu sengaja deketin aku supaya bisa naik strata sosial kelas satu?!"Gina tidak menyembunyikan perasaannya lagi. Karena dia benar-benar sudah tidak tahan dengan kesombongan Hayden.