Leroy menganga. Dia tahu, cepat atau lambat, keluarga Opulent pasti akan tahu berita tentang dirinya di kota Aston.
Kota Aston adalah kota metropolitan juga sebagai central bisnis di negara Oracle. Gedung-gedung pencakar langit dan biaya hidup yang tinggi membuat Leroy menjadi gelandangan 6 tahun yang lalu. Karena perusahaan besar di kota Aston hanya akan merekrut karyawan yang memiliki gelar sarjana dan memiliki pengalaman bekerja. "Itu emang bener, Jay," kata Leroy pada akhirnya. "Perempuan rubah itu nggak bolehin aku bawa apa-apa dari rumah. Aku juga nggak bisa ngelamar kerja di perusahaan besar. Entah gimana caranya, Rindy Buana berhasil merencanakan semuanya!" Sejak menikah dengan Angeline, Leroy bekerja di perusahaan jasa antar makanan bernama Aston Pizza Delivery Order. Gajinya tidak seberapa, tetapi uang lemburnya cukup untuk membeli satu baju ataupun celana. Karena Leroy tidak membawa apapun ketika diusir dari rumah. Leroy bertanya, "Kamu tau kan, Jay? Semua akses ke perusahaan besar ditutup sama Papa atas permintaan rubah betina itu." Jay mengangguk. Enam tahun lalu adalah masa-masa suram bagi Leroy Opulent. Tidak mungkin Jay tidak mengetahuinya. Leroy terlahir dari salah satu keluarga konglomerat dunia. Selain keluarga Opulent, masih ada keluarga Hutchison, Monoarfa, Ratulangi dan Lembong. Satu hal yang pasti, aset keluarga Opulent mencapai ratusan triliun rupiah. Leroy memiliki pendidikan yang berkualitas sejak usia taman kanak-kanak. Leroy termasuk pria yang cerdas. Dia mengikuti kelas akselerasi dan tamat SMA pada usia 15 tahun. Kemudian, dia menyelesaikan study S1 bisnis pada usia 18 tahun di universitas terbaik negara Nephila. Terakhir, dia lulus S2 hukum bisnis perusahaan dari universitas bergengsi di luar negeri pada usia 19 tahun. Leroy setidaknya menguasai 5 bahasa di dunia dan beberapa cabang olahraga. Seperti renang, menembak, anggar dan karate. Jay melanjutkan bicaranya. "Apa Anda tau, Tuan? Perkebunan kelapa sawit punya keluarga Opulent direbut paksa sama musuh." Leroy sedikit terkejut. Namun, dia buru-buru menyembunyikannya. Kemudian, Jay berkata, "Dari hari ke hari, lahan kelapa sawit keluarga Opulent berkurang sedikit demi sedikit. Apalagi sekarang Tuan Matteo sakit-sakitan sehingga semua tampuk kekuasaan dikendalikan Bu Rindy dan anaknya." Leroy menatap kedua mata Jay dan berusaha menemukan kejujuran. "Cepat atau lambat, Anda akan ambil alih Sagari Palm Oil Group. Dengan status Anda di keluarga Opulent, maka Anda nggak perlu ragu membalas sakit hati kepada keluarga Donsu." Leroy memakai helmnya dengan tergesa-gesa. Dia menyalakan motor. "Oke, aku setuju balik ke keluarga Opulent, tapi dengan satu syarat. Jangan pernah ikut campur semua urusanku! Bilang gitu ke Papa!" Setelah berpikir keras, akhirnya Leroy memutuskan untuk kembali ke keluarga Opulent dan menjadi pewaris Sagari Palm Oil Group. Dia siap menangani kekacauan di perusahaan keluarga. *** Pukul 8:00 malam, Leroy kembali ke rumah keluarga Donsu di hunian mewah yang asri kawasan Lamont Village. Begitu Leroy masuk, kondisi rumah begitu sepi. Dia tidak melihat anggota keluarga Donsu lainnya. "Kamu udah pulang, Roy?" Angeline menyambut kepulangan Leroy. Dia tersenyum seolah sore tadi tidak terjadi apa-apa. Ketika melewati ruang makan, Leroy melihat berbagai hidangan tersaji di meja makan. Dia menyipitkan mata. "Kamu pasti belum makan malam, kan? Ayo, makan dulu!" ajak Angeline. Leroy bertanya-tanya di dalam hati, 'Permainan apalagi ini?' "Nggak usah," tolak Leroy tegas. "Aku mau langsung mandi aja." Belum sempat melangkah, kedua mata Leroy terfokuskan pada dokumen di samping water jug. Angeline tahu Leroy sudah menyadari dokumen yang dia siapkan sejak sore. Dia berkata, "Itu dokumen perceraian. Cepet tanda tangan supaya besok kita bisa langsung pergi ke kantor pencatatan sipil!" Leroy tersenyum sinis. "Segitu nggak sabarnya kamu mau nikah sama bajingan itu," sahut Leroy. "Nggak. Aku nggak akan tanda tangan. Sampai kapanpun, aku nggak akan ceraikan kamu, Angel." Angeline kesal. "Roy, kamu kapan sadarnya, sih? Nenek Ramisa udah wafat 3 bulan lalu. Jadi, nggak ada masalah kalo kita cerai sekarang." Leroy menghela napas panjang. Dia menatap istrinya yang cantik lekat-lekat. Pernikahan antara Leroy dan Angeline telah diatur oleh mendiang nenek keluarga Donsu yaitu Ramisa Donsu. Alasannya karena Leroy telah menyelamatkan nyawa sang nenek. Hari itu, Ramisa dan suaminyaーBahran Donsu, terjebak macet saat perjalanan ke rumah sakit. Leroy yang saat itu tidak memiliki pekerjaan tetap dan menjadi gelandangan melihat Bahran marah-marah dan panik. Akhirnya, Leroy membantu membawa Ramisa ke rumah sakit dengan menggendong di punggungnya. Padahal jarak tempuh ke rumah sakit tidak dekat. "Roy, sekarang kamu udah nggak ada utang budi lagi sama Nenek. Kita impas." Angeline melanjutkan bicaranya. "Janji tetaplah janji, sekalipun Nenek udah wafat. Laki-laki sejati itu yang dipegang janjinya, Angel." Usai mengatakannya, Leroy pergi ke kamar. Secara hukum, dia dan Angeline memang sepasang Suami Istri. Namun selama 5 tahun pernikahan, mereka tidur terpisah. Angeline tentu saja marah dengan sifat keras kepala Leroy. Dia bergegas mengikuti langkah Leroy. Sesampainya di kamar, Leroy membuka lemari dan mencari pakaian ganti. Dia melihat Angeline berkacak pinggang. "Roy, apa kamu masih marah gara-gara hal sepele di hotel tadi?" "Apa kamu bilang?!" tanya Leroy dengan tidak sabar. "Masalah sepele?!" Leroy menoleh ke arah Angeline.Angeline menarik napas, lalu mengembuskannya dengan kasar. "Iya, cuma masalah sepele gitu aja dibesar-besarin! Lagian, kamu harusnya bersyukur! Aku udah ngasih tempat tinggal mewah dan makan gratis selama 5 tahun. Kalo bukan karena kebaikan hatiku, kamu pasti masih jadi gelandangan."Angeline mencemooh suaminya. Sejak pernikahannya dengan Leroy diatur oleh Ramisa 5 tahun lalu, dia dan kedua orang tuanya tidak kuasa untuk menolak. Maka, sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengajukan perceraian.Leroy menggeleng. Dia berkata, "Angel, kamu nggak salah muji diri sendiri? Nyatanya, Nenek Ramisa adalah orang yang udah nolong aku dari jalanan, bukan kamu!"Angeline tidak terima. Dia merasa Leroy sudah keterlaluan. Angeline membalas perkataan Leroy. "Jangan lupa, aku selalu ngasih kamu upah Rp5 jutasetiap bulan. Jadi sebenernya, kamu memang cuma Suami benalu di sini. Akulah yang biayain hidup kamu, bukan sebaliknya."Itu benar! Angeline tidak mengada-ada. Setiap tanggal 1, Leroy selalu
"Bukannya kamu dekat sama Tuan Muda Mario?" tanya Vanessa. "Keliatannya dia suka kamu, Angel. Kenapa kamu nggak manfaatin aja?" Wajah Angeline memerah. Dia menatap Leroy yang masih membersihkan kaki ibunya. Vanessa tahu, Angeline sedang melirik Leroy. Dia lantas berkata, "Ngapain kamu ngeliatin Leroy? Kamu berharap dia bisa bantu kamu, hah?! Jangan berkhayal, Angel! Kamu lupa? Suami nggak guna kamu ini cuma bisa diem aja." Leroy tidak peduli dengan hinaan Vanessa. Dia justru iba mendengar Angeline berkeluh kesah. Dia juga penasaran. Sebagai seorang suami, sudah pasti Leroy sangat ingin membantunya. "Heh, Roy! Kok berhenti?!" tegur Vanessa. Roy mengabaikan Vanessa. Dia berdiri, lalu berjalan mendekati Angeline. "Sebentar lagi akhir bulan. Kamu kurang berapa target bulan ini?" tanya Leroy dengan nada khawatir. "Ngapain tanya-tanya? Aku kasih tau ke kamu pun nggak ada gunanya. Kamu nggak bakalan bisa bantu." Angeline merespon pertanyaan Leroy dengan nada tinggi dan tatapan merend
"Chika, apa berita ini dateng dari Kakek Bahran?" Angeline bertanya dengan suara yang pelan."Bukan, Bu Angel," jawab Chika cepat.Leroy semakin penasaran. Dia berdiri dengan bersandar pada dinding. "Barusan aku dapat telepon dari Bu Agnia. Dia bilang, mau pesen furniture untuk mempercantik lima unit rumah yang baru selesai dibangun hari ini," jawab Chika.Leroy melihat kedua mata Angeline membelalak. Dia juga melihat kedua tangan Angeline gemetaran. Saking terkejutnya, Angeline juga menutup mulutnya dengan tangan kanan."Be-berapa total rupiah pesenan Bu Agnia?" Suara Angeline bergetar. Dia masih ragu-ragu. Dia mencoba untuk berusaha menjaga suasana hatinya agar tetap tenang."Rp10 miliar, Bu Angel," sahut Chika girang."A-apa?! Rp10 miliar?!" Angeline yang terkejut mengulangi perkataan Chika. Dia spontan berdiri. "I-itu ... angka yang fantastis, Chika. Kita cuma kurang omset Rp500 juta, tapi sekarang malah dapat orderan furniture Rp10 miliar. Kalo gitu, layani Bu Agnia dengan baik
"Angel, akhirnya kamu dateng," kata Leroy. "Aku bawa makan siang buat kamu dan ...."Leroy senang karena akhirnya dia bisa bertemu dengan istrinya. Dia tersenyum sumringah. Namun, senyum itu lenyap di detik berikutnya.Leroy melihat Angeline datang dengan menggandeng tangan Mario. Mereka benar-benar pasangan yang serasi."Bu Angel, ada pria pengantar makanan yang ngaku-ngaku Suami Anda," kata satpam tadi.Wajah Angeline berubah masam. Dia tahu, siapa pria pengantar makanan yang dimaksud satpam.Angeline melepas tangannya dari lengan Mario. Dia berjalan menghampiri Leroy dan menariknya agar menjauh dari kerumunan.Leroy dan Angeline berjalan ke luar gedung. Mereka menuruni anak tangga. Sesampainya di anak tangga paling bawah, Angeline bertanya, "Roy, kamu ngapain ke sini?!" Angeline benar-benar tidak suka dengan kehadiran Leroy. Dia menatap Leroy dengan kecewa dan marah. Meskipun mereka berdua sudah menjauh dari kerumunan, tetapi bukan berarti bisa menghindari tatapan mata semua ora
Panas terik kota Aston membuat suasana hati Leroy semakin tidak karuan. Dia pergi membawa emosi yang tidak tersalurkan. Namun, langkahnya langsung terhenti begitu mendengar obrolan Angeline dan Chika di belakang punggungnya."Bu Angel, kamu masih beruntung ada Pak Mario yang selalu bantu nyari orderan hampir setiap bulan," ujar Chika. Wajah Angeline yang semula suram, berubah bahagia. Dia tersenyum sumringah saat mengingat pengorbanan Mario selama ini."Kalo nggak ada Mario, aku nggak tau gimana caranya nutupin target orderan yang kurang Rp500 juta," balas Angel. "Kamu tau sendiri, Chika! Suami benalu kayak Roy nggak bisa diandalkan."Mario? Orderan? Rp500 juta?Maksudnya, Mario membantu Angeline?"Nggak usah sungkan gitu, Angel!" Mario berusaha menghibur Angeline. Dia mengusap kepala Angeline dengan lembut. Mario menunjukkan kasih sayang kepada Angeline di depan umum. Memberikan perhatian khusus kepada istri orang lain, apakah itu adalah ciri-ciri pria yang baik?Atau hanya penci
Wajah Mario memucat. Otaknya berpikir keras mencari solusi agar dia bisa menyelamatkan wajahnya di depan Angeline dan di depan semua orang. Mario memaki Leroy di dalam hati. 'Leroy Opulent, kamu bener-bener pembawa sial! Bisa hancur reputasi aku kalo Angel minta hubungin Papa sekarang!'Mario Narawangsa adalah Tuan Muda ke-2 di keluarga Narawangsa. Mario sangat berbeda dengan kakak laki-lakinya yang merupakan Tuan Muda Pertama. Dia adalah Charles Narawangsa yang kompeten dalam berbisnis. Charles menduduki jabatan Direktur Eksklusif PT Narawangsa Utama. Sedangkan Mario hanya menduduki posisi Manajer Keuangan. Perbedaan inilah yang kerap membuat sang ayah memperlakukan Mario dengan dingin. Bahkan Henry menganggap Mario hanyalah beban keluarganya saja. Meskipun Mario lulusan sarjana ekonomi, tetapi dia tidak memiliki prestasi apapun di bidang keuangan. Itulah sebabnya, Mario hanya menduduki posisi Manajer Keuangan dan bukan Direktur Keuangan."Angel, kalo mau, aku bisa telepon Ayah se
Elegan dan misterius? Wajah Angeline memucat. Apa maksudnya? Mengapa Leroy menatap Angeline dengan pandangan menghina saat mengatakan dua kata itu?"Ngapain kamu lihatin aku kayak gitu, Roy? Jangan harap aku mengampunimu karena kekacauan ini!"Mendapatkan cibiran dari istrinya, Leroy hanya tersenyum sinis. Detik berikutnya, terjadi kehebohan dari beberapa orang di sana yang menyaksikan kecantikan kalung berlian itu. "Ka-kalung A Heritage in Celeste udah resmi terjual," kata perempuan yang menghina Leroy tadi. "Berdasarkan keterangan di website, kalung ini dibeli oleh seorang pria sebagai hadiah pernikahan untuk istrinya." Perempuan itu menunjukkan headline news pada website Opulent Couture di layar handphone kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya.Beberapa saat kemudian, semua orang menatap Angeline.Benar saja! Hari ini adalah ulang tahun pernikahan ke-6 Leroy dan Angeline. Bahkan, Angeline melupakan hari pernikahan mereka."Astaga! Kalung A Heritage in Celeste benar-benar se
"Astaga! Baru juga makan dua suap. Majikan udah manggil aku aja!"Leroy memelankan suara saat menggerutu. Dia meletakkan piring makan hadiah pembelian sabun cuci piring di supermarket. Para pelayan tahu, Leroy selalu memanggil kedua mertuanya dengan sebutan majikan.Sejak pertama tinggal di rumah ini, Vanessa melarang Leroy makan dan minum menggunakan piring dan gelas keramik mewah keluarganya. Itulah sebabnya, Leroy menggunakan peralatan makan seperti pelayan pada umumnya. Vanessa juga melarang Leroy makan di ruang makan bersama mereka.Sesampainya di ruang makan, Leroy berdiri di hadapan Vanessa dan Angeline. "Kenapa, Nyonya? Masakannya nggak enak? Mau dimasakin menu yang lain?" tanya Leroy, dia berpura-pura tidak mendengar percakapan ibu mertua dan istrinya.Vanessa semakin emosi mendengar pertanyaan Leroy. "Jangan berlaga bego! Mana kalung berliannya?!"Vanessa mengangkat dagunya agar ekspresinya terlihat angkuh. Vanessa sangat paham bahwa istri-istri keluarga kelas atas menginc
Sebulan kemudian, di dalam kapal pesiar Opulent Majesty."Tuan Muda, tenanglah!"Itu adalah kata-kata menenangkan dari Adipati. Dia dan Jay berdiri di belakang Leroy yang memunggungi mereka."Paman, mana permen jerukku?" Leroy menjulurkan tangan meminta permennya.Adipati langsung memberikan satu buah permen padanya. Tanpa membalikkan badan, Leroy membuka bungkus permen."Tuan Muda, Anda ganteng banget pakai tuxedo begini!" Bastian memuji Leroy.Di kapal pesiar mewah inilah acara pernikahan Leroy dan Alexa akan digelar. Seminggu sebelumnya, Leroy dan Alexa telah mengucapkan janji suci pernikahan di rumah mewah Leroy yang berada di kawasan Opulent Manor Residences. Setelah dokter menyatakan kondisi kesehatan Eddy membaik, Leroy segera menggelar pernikahan dengan Alexa. Karena dia tidak ingin menundanya lagi. Plak!Assad memukul bokong Bastian dengan tongkatnya.Assad menegur cucunya. "Tian, jangan terus-terusan menggoda Tuan Muda!"Leroy mengenakan jas linen dengan warna pastel yang
"Kak, aku mohon pengampunan kamu." Leroy dan Alexa berjalan melewati keluarga David Donsu. Mereka mendengar suara Dita yang lemah. Lalu, keduanya menghentikan langkah. Bastian langsung berteriak, "Jaga Tuan dan Nyonya Muda!"Bastian tidak ingin keluarga Donsu menyentuh kedua tuannya. Jadi, dia memerintahkan para pengawal memblokir jalan.Dalam sekejap, Leroy dan Alexa sudah dikelilingi pengawal Geng Naga Merah. Leroy terlihat santai saat kedua mantan mertua dan mantan iparnya berlutut meminta pengampunan.Di sebelah kiri Dita, David dan istrinya menunduk, menatap lantai. "Kami berdua juga mohon pengampunan kamu, Roy." Di belakang mereka, Bahran memaksakan diri untuk berlutut. Hayden menjadi kesal.Hayden berkata dengan emosi, "Kakek, jangan begini! Kitaー"Bahran diam saja. Lalu, Grigory mengambil alih situasi. "Tuan Hayden, cepat berlutut!" pintanya. Hayden diam saja. Dia melihat seluruh anggota keluarga Donsu sudah berlutut mengikuti gestur tubuh Bahran.Grigory berkata lagi, "M
"Kamu pikir, kamu siapa?!"Alexa membalas ajakan Angeline. Dia tertawa sinis. "Kamu?!" Angeline menghentakkan kaki. Saat Angeline ingin bicara, Chika sudah bicara lebih dulu. "Eh, Nona! Kamu itu cuma pelakor," ujar Chika, tanpa tahu malu. "Cewek yang dicintai Tuan Leroy dari dulu sampai sekarang cuma Bu Angel. Sadar diri, dong!"Alexa tidak sedikit pun terprovokasi. Dia justru tertawa.Di masa lalu, Chika sama sekali tidak pernah menghormati Leroy. Tapi sekarang, setelah mengetahui identitas Leroy, Chika berusaha menjilatinya. Alexa bertanya dengan santai. "Suamiku, memang bener begitu?""Nggak."Hanya dengan menjawab satu kata, Alexa paham bahwa Leroy tidak ingin mengungkit masa lalu."Gina, karena dia udah menyebarkan hoax, tampar mulutnya 20 kali!" perintah Alexa, ketus.Usia Alexa 22 tahun. Dia wanita muda yang pemberani. Ditambah lagi, kedudukannya saat ini sebagai Nyonya Muda keluarga Opulent. Siapa yang berani cari mati padanya?"Baik, Nyonya." Gina langsung menampar mulut
"Apa?! Mama masuk rumah sakit dan Dokter nggak berani menangani?!"Detik itu juga, handphone Mario berdering. Denadaーadik bungsunya, menelepon. Pandangan Mario dan Angeline saling beradu. Dalam suasana hati yang tidak menentu, Mario berusaha menstabilkan emosi yang kian meningkat."Mama muntah darah. Aku ikut Charles dan Alric bawa Mama ke beberapa rumah sakit dan semuanya menolak."Dari nada bicara Denada, Mario tahu kondisi ibu kandungnya pasti tidak biasa. Apalagi ibunyaーJennings White, memiliki sakit pencernaan yang menahun. Mario Narawangsa adalah anak dari pasangan Henry dan Jennings. Anak pertama mereka bernama Charles Narawangsa, anak ke-2 Mario, anak ke-3 Alric dan anak ke-4 Denada."Apa kata mereka?" tanya Mario, khawatir."Mereka bilang ...." Suara Denada lenyap dan berganti suara isak tangis. Mario mulai panik. "Nada, pihak rumah sakit bilang apa?! Kenapa mereka nggak mau menangani Mama?""Mario, kamu memang pembawa bencana!"Itu adalah suara Charles. Dia dan Mario mema
"Vera, kamu ngapain di sini?!" Bahran tidak bisa menahan diri saat melihat wanitanya datang. Tapi, mengapa Vera memanggil Leroy dengan sebutan Tuan Muda juga? Bahran ingin menghampiri Vera, tetapi Hayden segera berteriak. "Grigory, jaga Kakek!" Romeo menatap anak pertamanyaーEdwin Donsu. "Lindungi Mama dan Zilla!" "Oke, Pa," sahut Edwin. "Ma, Zilla, ayo ke belakang!" Jay langsung berteriak, "Jangan ada yang beranjak! Atau kaki kalian akan dipotong!" Romeo dan keluarganya membeku. Mereka akhirnya pasrah. Begitu juga dengan keluarga Moiz dan David Donsu. Sebagian lantai ballroom sudah kotor karena darah Samuel. Wajah Samuel mulai memucat. Namun, pengawal Geng Naga Merah masih tidak melepaskannya. Jika Geng Naga Merah mampu memotong jari Samuel, tentu saja mereka juga mampu memotong kaki keluarga Donsu. Vera menatap sinis Bahran. "Aku ke sini bukan untuk kamu, Bahran. Jangan lupa, kita udah putus setahun yang lalu!" Benar! Vera telah memutuskan hubungannya dengan Bahran secara
"Kepala naga merah!"Seseorang berteriak. Para tamu undangan saling pandang. Begitu juga dengan kedua mempelai pengantin.Hayden menarik tangan ayahnya agar menjauh dari para pengawal. Kedua matanya memelototi lambang di dada para pengawal.Hayden menatap Bahran dan Austin. "Mundur!" teriaknya. Sebagai seorang CEO Donsu Group, Hayden tentu sudah bertemu lebih banyak orang. Jadi, dia sering mendengar tentang Geng Naga Merah yang populer itu.Karena Hayden sudah berkata seperti itu, maka Bahran hanya bisa menyuruh Grigory melakukan perintahnya. Sedangkan anggota keluarga Donsu lainnya hanya bisa patuh.Angeline tidak mengerti. Jadi, dia bertanya kepada Bahran. "Kakek, ini pesta pernikahanku dan Mario. Kenapa Kakek malah mengikuti perintah Hayden?" "Bu Angel, tenang dulu!" pinta Chikaーsang asisten, yang sejak tadi bersamanya. Mario gelisah. Dia terlahir dari keluarga kaya kelas satu. Maka, dia sudah pasti mengerti maksud Hayden.Mario mengguncang kedua bahu istrinya. "Angel, kamu ngga
"Clara, kamu udah nggak punya tempat di keluarga Donsu."Zumi melangkah maju mendekati Clara. Dia menatap sendu Clara seolah sudah lama menahan rasa rindu di hatinya. Clara melirik Bahran. "Tapiー"Bahran sama sekali tidak melirik Clara. Dari sikapnya itu, semua orang paham bahwa Bahran benar-benar sudah tidak memedulikannya.Grigory berkata, "Nona Clara, mulai hari ini, keluarga Donsu memutuskan hubungan denganmu."Grigory mengumumkan status Clara sesuai dengan keinginan Bahran.Clara tidak berdaya. Sekarang, dia harus ke mana?Tanpa tahu malu, Clara melirik mantan pacarnya. "Ando!" panggilnya. Ando tidak menoleh sedikit pun pada Clara. Tapi, Clara tidak akan berhenti berusaha memenangkan hatinya. Clara berjalan dengan cepat ke arah Ando. Lalu, meraih tangannya. "Ando, gimana pun juga, kita udah pernah tidur bareng sekali. Aku mau minta pertanggung jawaban kamu."Ando melepaskan tangan Clara, dan menatapnya jijik."Hah?! Yang bener aja! Jangan fitnah kamu!" seru Ando, tidak terima
Bruk!Bastian mendorong Clara ke hadapan Alexa. Orang tua dan kedua kakaknya terkejut. Mereka langsung menghampiri Clara. "Clara!" Sarah meneriaki nama anak perempuan satu-satunya. Lalu, memeluknya.Austin menatap Bastian. Dia geram. "Berani-beraninya kamu sentuh anakku!" Austin hendak mencengkram jas Bastian. Namun, Bastian menghindar dengan cepat."Paman Austin, benarkah Clara anak kandung kamu?" Leroy bertanya dengan santai. "Apa maksudnya?!" Sarah gugup. Namun, dia tetap memeluk Clara. Leroy berdiri dengan kedua tangan berada di belakang. "Nggak ada maksud apa-apa," jawabnya, datar. "Cuma mau mastiin aja."Tiba-tiba seorang laki-laki keluar dari kerumunan. Dia berjalan menuju Clara. Leroy dan seluruh keluarga Mamahit memahami arti perubahan sikap Sarah. Sedangkan Alexa mencoba memahami situasi.Pria itu berteriak, "Sarah!" Suasana semakin tegang. Para tamu undangan mulai berbisik. "Siapa dia?""Iya. Siapa pria itu?""Tapi, wajahnya mirip banget sama Clara. Lihat aja hidun
"Aku ngaco?!"Ekspresi wajah negatif Gina muncul. Kedua alis Gina mengernyit. Lalu, dia menampilkan senyum yang dipaksakan.Gina melirik Bahran sinis. "Gimana kalo aku langsung panggil Bu Vera Wang aja? Anda pasti merindukan dia kan, Tuan Bahran?""Aーapa?!" Ujung-ujung jari Bahran bergetar. "Nggak! Jangan bilang dia ada di sini?!"Gerakan tubuh Bahran tampak gelisah. Bibirnya terkatup rapat. Jelas tergambar bahwa Bahran tidak suka dan tidak nyaman dengan permainan Gina. Gina menoleh ke pengawal keluarga Mamahit di belakangnya. "Bawa dia masuk!""Baik, Nona." Salah satu pengawal pergi. Jantung Bahran benar-benar kacau dibuatnya. Hayden tidak menyangka bahwa perempuan yang disukainya bersekongkol menjatuhkan keluarga Donsu. Hayden mendekati Gina. "Cukup, Gina!" Gina menatap Hayden sinis. "Apa?! Bukannya kamu sengaja deketin aku supaya bisa naik strata sosial kelas satu?!"Gina tidak menyembunyikan perasaannya lagi. Karena dia benar-benar sudah tidak tahan dengan kesombongan Hayden.