"Chika, apa berita ini dateng dari Kakek Bahran?" Angeline bertanya dengan suara yang pelan.
"Bukan, Bu Angel," jawab Chika cepat. Leroy semakin penasaran. Dia berdiri dengan bersandar pada dinding. "Barusan aku dapat telepon dari Bu Agnia. Dia bilang, mau pesen furniture untuk mempercantik lima unit rumah yang baru selesai dibangun hari ini," jawab Chika. Leroy melihat kedua mata Angeline membelalak. Dia juga melihat kedua tangan Angeline gemetaran. Saking terkejutnya, Angeline juga menutup mulutnya dengan tangan kanan. "Be-berapa total rupiah pesenan Bu Agnia?" Suara Angeline bergetar. Dia masih ragu-ragu. Dia mencoba untuk berusaha menjaga suasana hatinya agar tetap tenang. "Rp10 miliar, Bu Angel," sahut Chika girang. "A-apa?! Rp10 miliar?!" Angeline yang terkejut mengulangi perkataan Chika. Dia spontan berdiri. "I-itu ... angka yang fantastis, Chika. Kita cuma kurang omset Rp500 juta, tapi sekarang malah dapat orderan furniture Rp10 miliar. Kalo gitu, layani Bu Agnia dengan baik, Chika!" Leroy menggeleng saat tahu apa yang terjadi pada Angeline. Dia kembali ke kamarnya. "Paman Assad terlalu berlebihan," keluh Leroy. "Aku bilang Rp1 miliar aja, kenapa jadi Rp10 miliar?" Di kota Aston ini, siapa yang tidak mengenal Agnia Larasati? Agnia adalah Presiden Direktur perusahaan properti terbesar kedua di kota Aston. Perusahaannya bernama PT Bumi Harmoni. Assad memiliki hubungan baik dengan Agnia. Karena 30% saham PT Bumi Harmoni dimiliki oleh OP Rock Investment milik Leroy. PT Bumi Harmoni baru saja menyelesaikan lima unit rumah exclusive di Harmoni Hills yang merupakan kawasan elit kota Aston. Nantinya, kelima rumah tersebut akan digunakan sebagai percontohan agar menarik minat konsumen. *** Keesokan siang di Jalan Brata Raya 1. Leroy melihat seorang satpam pria duduk di lobi. Dia segera menghampirinya. "Pak, Angel ada?" Leroy tiba di kantor cabang Donsu Group. Dia datang dengan seragam Aston Pizza Delivery. Dia membawa makan siang juga hadiah kecil untuk istrinya. Seorang satpam arogan yang sedang bermain handphone segera berdiri. Dia mengantongi handphone sambil menatap Leroy. Wajahnya yang masam menatap Leroy dengan jengah. "Angel?! Kamu pikir, siapa kamu berani banget panggil Bu Angel nggak sopan gitu?!" Bukannya menjawab, satpam tersebut justru menghardik Leroy. Leroy mencoba bersabar menghadapinya. "Aku Suaminya. Jadi, Angel ada apa nggak, Pak? Aku bawa makan siang buat dia." Satpam itu menggeleng. "Aku pernah denger gosip yang bilang kalo Bu Angel nikah sama seorang pria nggak berguna. Jadi, kamu pria yang dimaksud itu?" Wajah Leroy terasa panas seperti baru ditampar seseorang. Hatinya juga terasa sakit. Dia memang sudah sering mendapatkan penghinaan dari keluarga mertuanya, tetapi tidak dari orang lain. Selama lima tahun pernikahan, Leroy memang tidak pernah datang ke kantor cabang maupun kantor pusat Donsu Group. Selain tidak minat, Angel pun melarang Leroy mengungkap jati dirinya di depan publik. "Buang aja makanannya!" teriak seorang perempuan dari dalam lobi. "Bu Angel nggak akan mau makanan sampah kayak gitu." Perempuan yang berteriak itu Chika Hartadiーasisten Angeline. Sejak pernikahannya dengan Angeline, Chika tidak pernah menghormati Leroy. Bahkan, Chika tidak pernah menganggap kehadiran Leroy sebagai suami bosnya. Chika kembali berkata dengan nada tinggi, "Lagipula, Bu Angel mau pergi makan siang sama Pak Mario. Daripada bikin malu diri sendiri, aku saranin kamu pulang aja sekarang!" Sikap Chika mampu mengalihkan perhatian banyak orang di sana. Entah sejak kapan, beberapa orang sudah berkerumun di dekat Leroy dan Chika. Leroy hendak membalas penghinaan Chika, tetapi dia mendadak terdiam saat beberapa orang ikut menghinanya. Seorang resepsionis berkata, "Oh, pria ini menantu benalu keluarga Donsu yang terkenal itu?! Aku nggak sangka dia masih muda." "Percuma masih muda kalo kerjanya malas-malasan gitu!" celetuk perempuan di belakang Chika. "Lihat aja! Dia cuma kerja jadi pengantar makanan. Sedangkan Bu Angel kepala divisi penjualan. Dia nggak pantes bersanding sama Bu Angel yang cantik dan punya status." Cantik dan punya status. Dua kata itu terngiang-ngiang di benak Leroy. Jika saja enam tahun lalu dia tidak terusir dari rumah keluarga Opulent, tentu Leroy tidak akan mendapatkan penghinaan seperti ini. "Kenapa ada ribut-ribut di lobi?!" Itu suara Angeline. Akhirnya, Angeline muncul setelah Leroy mendapatkan banyak penghinaan."Angel, akhirnya kamu dateng," kata Leroy. "Aku bawa makan siang buat kamu dan ...."Leroy senang karena akhirnya dia bisa bertemu dengan istrinya. Dia tersenyum sumringah. Namun, senyum itu lenyap di detik berikutnya.Leroy melihat Angeline datang dengan menggandeng tangan Mario. Mereka benar-benar pasangan yang serasi."Bu Angel, ada pria pengantar makanan yang ngaku-ngaku Suami Anda," kata satpam tadi.Wajah Angeline berubah masam. Dia tahu, siapa pria pengantar makanan yang dimaksud satpam.Angeline melepas tangannya dari lengan Mario. Dia berjalan menghampiri Leroy dan menariknya agar menjauh dari kerumunan.Leroy dan Angeline berjalan ke luar gedung. Mereka menuruni anak tangga. Sesampainya di anak tangga paling bawah, Angeline bertanya, "Roy, kamu ngapain ke sini?!" Angeline benar-benar tidak suka dengan kehadiran Leroy. Dia menatap Leroy dengan kecewa dan marah. Meskipun mereka berdua sudah menjauh dari kerumunan, tetapi bukan berarti bisa menghindari tatapan mata semua ora
Panas terik kota Aston membuat suasana hati Leroy semakin tidak karuan. Dia pergi membawa emosi yang tidak tersalurkan. Namun, langkahnya langsung terhenti begitu mendengar obrolan Angeline dan Chika di belakang punggungnya."Bu Angel, kamu masih beruntung ada Pak Mario yang selalu bantu nyari orderan hampir setiap bulan," ujar Chika. Wajah Angeline yang semula suram, berubah bahagia. Dia tersenyum sumringah saat mengingat pengorbanan Mario selama ini."Kalo nggak ada Mario, aku nggak tau gimana caranya nutupin target orderan yang kurang Rp500 juta," balas Angel. "Kamu tau sendiri, Chika! Suami benalu kayak Roy nggak bisa diandalkan."Mario? Orderan? Rp500 juta?Maksudnya, Mario membantu Angeline?"Nggak usah sungkan gitu, Angel!" Mario berusaha menghibur Angeline. Dia mengusap kepala Angeline dengan lembut. Mario menunjukkan kasih sayang kepada Angeline di depan umum. Memberikan perhatian khusus kepada istri orang lain, apakah itu adalah ciri-ciri pria yang baik?Atau hanya penci
Wajah Mario memucat. Otaknya berpikir keras mencari solusi agar dia bisa menyelamatkan wajahnya di depan Angeline dan di depan semua orang. Mario memaki Leroy di dalam hati. 'Leroy Opulent, kamu bener-bener pembawa sial! Bisa hancur reputasi aku kalo Angel minta hubungin Papa sekarang!'Mario Narawangsa adalah Tuan Muda ke-2 di keluarga Narawangsa. Mario sangat berbeda dengan kakak laki-lakinya yang merupakan Tuan Muda Pertama. Dia adalah Charles Narawangsa yang kompeten dalam berbisnis. Charles menduduki jabatan Direktur Eksklusif PT Narawangsa Utama. Sedangkan Mario hanya menduduki posisi Manajer Keuangan. Perbedaan inilah yang kerap membuat sang ayah memperlakukan Mario dengan dingin. Bahkan Henry menganggap Mario hanyalah beban keluarganya saja. Meskipun Mario lulusan sarjana ekonomi, tetapi dia tidak memiliki prestasi apapun di bidang keuangan. Itulah sebabnya, Mario hanya menduduki posisi Manajer Keuangan dan bukan Direktur Keuangan."Angel, kalo mau, aku bisa telepon Ayah se
Elegan dan misterius? Wajah Angeline memucat. Apa maksudnya? Mengapa Leroy menatap Angeline dengan pandangan menghina saat mengatakan dua kata itu?"Ngapain kamu lihatin aku kayak gitu, Roy? Jangan harap aku mengampunimu karena kekacauan ini!"Mendapatkan cibiran dari istrinya, Leroy hanya tersenyum sinis. Detik berikutnya, terjadi kehebohan dari beberapa orang di sana yang menyaksikan kecantikan kalung berlian itu. "Ka-kalung A Heritage in Celeste udah resmi terjual," kata perempuan yang menghina Leroy tadi. "Berdasarkan keterangan di website, kalung ini dibeli oleh seorang pria sebagai hadiah pernikahan untuk istrinya." Perempuan itu menunjukkan headline news pada website Opulent Couture di layar handphone kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya.Beberapa saat kemudian, semua orang menatap Angeline.Benar saja! Hari ini adalah ulang tahun pernikahan ke-6 Leroy dan Angeline. Bahkan, Angeline melupakan hari pernikahan mereka."Astaga! Kalung A Heritage in Celeste benar-benar se
"Astaga! Baru juga makan dua suap. Majikan udah manggil aku aja!"Leroy memelankan suara saat menggerutu. Dia meletakkan piring makan hadiah pembelian sabun cuci piring di supermarket. Para pelayan tahu, Leroy selalu memanggil kedua mertuanya dengan sebutan majikan.Sejak pertama tinggal di rumah ini, Vanessa melarang Leroy makan dan minum menggunakan piring dan gelas keramik mewah keluarganya. Itulah sebabnya, Leroy menggunakan peralatan makan seperti pelayan pada umumnya. Vanessa juga melarang Leroy makan di ruang makan bersama mereka.Sesampainya di ruang makan, Leroy berdiri di hadapan Vanessa dan Angeline. "Kenapa, Nyonya? Masakannya nggak enak? Mau dimasakin menu yang lain?" tanya Leroy, dia berpura-pura tidak mendengar percakapan ibu mertua dan istrinya.Vanessa semakin emosi mendengar pertanyaan Leroy. "Jangan berlaga bego! Mana kalung berliannya?!"Vanessa mengangkat dagunya agar ekspresinya terlihat angkuh. Vanessa sangat paham bahwa istri-istri keluarga kelas atas menginc
Rafah, gadis kecil berusia 5 tahun yang baru kehilangan sosok ibu angkatnya. Dia tinggal hanya bersama sang ayah yang bekerja sebagai pemulung. Rafah dan ayahnya adalah penghuni salah satu rumah kardus di bawah kolong jembatan Frost. Di bawah jembatan ini memang terkenal dengan daerah kumuhnya. Selain Rafah, masih ada keluarga Andaru dan Juwita yang tinggal di rumah kardus. Namun atas perintah Leroy, kedua keluarga itu sudah pindah dari sana dan menempati rumah sederhana yang telah Leroy beli. Rafah tertawa senang dengan kedatangan Leroy. Di belakang Rafah, ada Kasimーayahnya. Leroy menggendong Rafah. "Pak, kenapa kalian nggak siap-siap pergi?" tanya Leroy. "Kemarin kan aku udah bilang mau ajak kalian tinggal di tempat yang lebih layak." "Maafin, Bapak, Nak. Tapi, Bapak udah nyaman tinggal di bawah kolong jembatan layang kayak gini." Kasim Abdullah, 64 tahun. Dia dan istrinyaーArum, menemukan Rafah di tempat pembuangan limbah. Karena Kasim dan Arum tidak memiliki keturunan
"Leroy, kamu brengsek!"Angeline berjinjit mengayunkan tangan kanan untuk menampar Leroy. Hatinya sakit mendengar penghinaan Leroy. Plak!Ini adalah kali pertama Angeline mendapatkan penghinaan. Angeline memiliki kecantikan yang tersohor dan bentuk tubuh yang indah. Hampir seluruh pria di kota Aston terpikat padanya. Mereka memimpikan bisa berkencan dan menikahi Angeline. Tapi sekarang, bisa-bisanya Angeline mendapatkan penghinaan dari suami miskin yang bahkan tidak jelas asal-usulnya!Leroy menaikan alis mata. "Kamu?!""Kenapa, Roy?! Jangan dikira aku nggak berani sama Suami benalu kayak kamu!"Leroy menggertakkan gigi. Dia merasa tidak senang. Namun, dia tetap menjaga martabatnya sebagai laki-laki dengan tidak main tangan kepada perempuan.Tentu Leroy akan membalas hinaan dan tamparan yang didapatnya dari Angeline. Namun untuk saat ini, dia sengaja menyembunyikan perasaannya dari Angeline. Masih dengan sikapnya yang tenang, Leroy berkata, "Kenapa kamu marah? Harusnya kamu bersyuk
Pukul 07:00 pagi di Lamont Village.Di jam-jam segini, anggota keluarga Angeline sudah duduk di ruang makan untuk sarapan bersama. Leroy sedang menyiapkan aneka menu sarapan di meja makan. Dia mendengarkan obrolan mertua dan adik iparnya."Dita, hari ini pembukaan kantor cabang Opulent Holdings di kota Aston. Denger-denger, pemiliknya pria tua bertongkat yang mengincar Nona Gina."Apa?! Pria tua bertongkat? Vanessa menyebut Leroy sebagai pria tua bertongkat?Leroy tercengang. Dia hampir menjatuhkan selai kacang ke lantai saat mendengar ibu mertua membicarakan dirinya. Untung saja, tidak ada yang memperhatikan Leroy!"Pria tua bertongkat?!" Dita kaget bukan main. Wajahnya dipenuhi kengerian. "Nona Gina Mamahit itu kan salah satu wanita tercantik di kota ini. Kok bisa pria tua nggak tau malu itu menginginkan Nona Gina?!"David juga kaget dengan perkataan istrinya. Usai menyeruput kopi, dia memalingkan wajah ke arah Vanessa.David ikut bicara. "Itu artinya, si tua bangka masih normal kar
Sebulan kemudian, di dalam kapal pesiar Opulent Majesty."Tuan Muda, tenanglah!"Itu adalah kata-kata menenangkan dari Adipati. Dia dan Jay berdiri di belakang Leroy yang memunggungi mereka."Paman, mana permen jerukku?" Leroy menjulurkan tangan meminta permennya.Adipati langsung memberikan satu buah permen padanya. Tanpa membalikkan badan, Leroy membuka bungkus permen."Tuan Muda, Anda ganteng banget pakai tuxedo begini!" Bastian memuji Leroy.Di kapal pesiar mewah inilah acara pernikahan Leroy dan Alexa akan digelar. Seminggu sebelumnya, Leroy dan Alexa telah mengucapkan janji suci pernikahan di rumah mewah Leroy yang berada di kawasan Opulent Manor Residences. Setelah dokter menyatakan kondisi kesehatan Eddy membaik, Leroy segera menggelar pernikahan dengan Alexa. Karena dia tidak ingin menundanya lagi. Plak!Assad memukul bokong Bastian dengan tongkatnya.Assad menegur cucunya. "Tian, jangan terus-terusan menggoda Tuan Muda!"Leroy mengenakan jas linen dengan warna pastel yang
"Kak, aku mohon pengampunan kamu." Leroy dan Alexa berjalan melewati keluarga David Donsu. Mereka mendengar suara Dita yang lemah. Lalu, keduanya menghentikan langkah. Bastian langsung berteriak, "Jaga Tuan dan Nyonya Muda!"Bastian tidak ingin keluarga Donsu menyentuh kedua tuannya. Jadi, dia memerintahkan para pengawal memblokir jalan.Dalam sekejap, Leroy dan Alexa sudah dikelilingi pengawal Geng Naga Merah. Leroy terlihat santai saat kedua mantan mertua dan mantan iparnya berlutut meminta pengampunan.Di sebelah kiri Dita, David dan istrinya menunduk, menatap lantai. "Kami berdua juga mohon pengampunan kamu, Roy." Di belakang mereka, Bahran memaksakan diri untuk berlutut. Hayden menjadi kesal.Hayden berkata dengan emosi, "Kakek, jangan begini! Kitaー"Bahran diam saja. Lalu, Grigory mengambil alih situasi. "Tuan Hayden, cepat berlutut!" pintanya. Hayden diam saja. Dia melihat seluruh anggota keluarga Donsu sudah berlutut mengikuti gestur tubuh Bahran.Grigory berkata lagi, "M
"Kamu pikir, kamu siapa?!"Alexa membalas ajakan Angeline. Dia tertawa sinis. "Kamu?!" Angeline menghentakkan kaki. Saat Angeline ingin bicara, Chika sudah bicara lebih dulu. "Eh, Nona! Kamu itu cuma pelakor," ujar Chika, tanpa tahu malu. "Cewek yang dicintai Tuan Leroy dari dulu sampai sekarang cuma Bu Angel. Sadar diri, dong!"Alexa tidak sedikit pun terprovokasi. Dia justru tertawa.Di masa lalu, Chika sama sekali tidak pernah menghormati Leroy. Tapi sekarang, setelah mengetahui identitas Leroy, Chika berusaha menjilatinya. Alexa bertanya dengan santai. "Suamiku, memang bener begitu?""Nggak."Hanya dengan menjawab satu kata, Alexa paham bahwa Leroy tidak ingin mengungkit masa lalu."Gina, karena dia udah menyebarkan hoax, tampar mulutnya 20 kali!" perintah Alexa, ketus.Usia Alexa 22 tahun. Dia wanita muda yang pemberani. Ditambah lagi, kedudukannya saat ini sebagai Nyonya Muda keluarga Opulent. Siapa yang berani cari mati padanya?"Baik, Nyonya." Gina langsung menampar mulut
"Apa?! Mama masuk rumah sakit dan Dokter nggak berani menangani?!"Detik itu juga, handphone Mario berdering. Denadaーadik bungsunya, menelepon. Pandangan Mario dan Angeline saling beradu. Dalam suasana hati yang tidak menentu, Mario berusaha menstabilkan emosi yang kian meningkat."Mama muntah darah. Aku ikut Charles dan Alric bawa Mama ke beberapa rumah sakit dan semuanya menolak."Dari nada bicara Denada, Mario tahu kondisi ibu kandungnya pasti tidak biasa. Apalagi ibunyaーJennings White, memiliki sakit pencernaan yang menahun. Mario Narawangsa adalah anak dari pasangan Henry dan Jennings. Anak pertama mereka bernama Charles Narawangsa, anak ke-2 Mario, anak ke-3 Alric dan anak ke-4 Denada."Apa kata mereka?" tanya Mario, khawatir."Mereka bilang ...." Suara Denada lenyap dan berganti suara isak tangis. Mario mulai panik. "Nada, pihak rumah sakit bilang apa?! Kenapa mereka nggak mau menangani Mama?""Mario, kamu memang pembawa bencana!"Itu adalah suara Charles. Dia dan Mario mema
"Vera, kamu ngapain di sini?!" Bahran tidak bisa menahan diri saat melihat wanitanya datang. Tapi, mengapa Vera memanggil Leroy dengan sebutan Tuan Muda juga? Bahran ingin menghampiri Vera, tetapi Hayden segera berteriak. "Grigory, jaga Kakek!" Romeo menatap anak pertamanyaーEdwin Donsu. "Lindungi Mama dan Zilla!" "Oke, Pa," sahut Edwin. "Ma, Zilla, ayo ke belakang!" Jay langsung berteriak, "Jangan ada yang beranjak! Atau kaki kalian akan dipotong!" Romeo dan keluarganya membeku. Mereka akhirnya pasrah. Begitu juga dengan keluarga Moiz dan David Donsu. Sebagian lantai ballroom sudah kotor karena darah Samuel. Wajah Samuel mulai memucat. Namun, pengawal Geng Naga Merah masih tidak melepaskannya. Jika Geng Naga Merah mampu memotong jari Samuel, tentu saja mereka juga mampu memotong kaki keluarga Donsu. Vera menatap sinis Bahran. "Aku ke sini bukan untuk kamu, Bahran. Jangan lupa, kita udah putus setahun yang lalu!" Benar! Vera telah memutuskan hubungannya dengan Bahran secara
"Kepala naga merah!"Seseorang berteriak. Para tamu undangan saling pandang. Begitu juga dengan kedua mempelai pengantin.Hayden menarik tangan ayahnya agar menjauh dari para pengawal. Kedua matanya memelototi lambang di dada para pengawal.Hayden menatap Bahran dan Austin. "Mundur!" teriaknya. Sebagai seorang CEO Donsu Group, Hayden tentu sudah bertemu lebih banyak orang. Jadi, dia sering mendengar tentang Geng Naga Merah yang populer itu.Karena Hayden sudah berkata seperti itu, maka Bahran hanya bisa menyuruh Grigory melakukan perintahnya. Sedangkan anggota keluarga Donsu lainnya hanya bisa patuh.Angeline tidak mengerti. Jadi, dia bertanya kepada Bahran. "Kakek, ini pesta pernikahanku dan Mario. Kenapa Kakek malah mengikuti perintah Hayden?" "Bu Angel, tenang dulu!" pinta Chikaーsang asisten, yang sejak tadi bersamanya. Mario gelisah. Dia terlahir dari keluarga kaya kelas satu. Maka, dia sudah pasti mengerti maksud Hayden.Mario mengguncang kedua bahu istrinya. "Angel, kamu ngga
"Clara, kamu udah nggak punya tempat di keluarga Donsu."Zumi melangkah maju mendekati Clara. Dia menatap sendu Clara seolah sudah lama menahan rasa rindu di hatinya. Clara melirik Bahran. "Tapiー"Bahran sama sekali tidak melirik Clara. Dari sikapnya itu, semua orang paham bahwa Bahran benar-benar sudah tidak memedulikannya.Grigory berkata, "Nona Clara, mulai hari ini, keluarga Donsu memutuskan hubungan denganmu."Grigory mengumumkan status Clara sesuai dengan keinginan Bahran.Clara tidak berdaya. Sekarang, dia harus ke mana?Tanpa tahu malu, Clara melirik mantan pacarnya. "Ando!" panggilnya. Ando tidak menoleh sedikit pun pada Clara. Tapi, Clara tidak akan berhenti berusaha memenangkan hatinya. Clara berjalan dengan cepat ke arah Ando. Lalu, meraih tangannya. "Ando, gimana pun juga, kita udah pernah tidur bareng sekali. Aku mau minta pertanggung jawaban kamu."Ando melepaskan tangan Clara, dan menatapnya jijik."Hah?! Yang bener aja! Jangan fitnah kamu!" seru Ando, tidak terima
Bruk!Bastian mendorong Clara ke hadapan Alexa. Orang tua dan kedua kakaknya terkejut. Mereka langsung menghampiri Clara. "Clara!" Sarah meneriaki nama anak perempuan satu-satunya. Lalu, memeluknya.Austin menatap Bastian. Dia geram. "Berani-beraninya kamu sentuh anakku!" Austin hendak mencengkram jas Bastian. Namun, Bastian menghindar dengan cepat."Paman Austin, benarkah Clara anak kandung kamu?" Leroy bertanya dengan santai. "Apa maksudnya?!" Sarah gugup. Namun, dia tetap memeluk Clara. Leroy berdiri dengan kedua tangan berada di belakang. "Nggak ada maksud apa-apa," jawabnya, datar. "Cuma mau mastiin aja."Tiba-tiba seorang laki-laki keluar dari kerumunan. Dia berjalan menuju Clara. Leroy dan seluruh keluarga Mamahit memahami arti perubahan sikap Sarah. Sedangkan Alexa mencoba memahami situasi.Pria itu berteriak, "Sarah!" Suasana semakin tegang. Para tamu undangan mulai berbisik. "Siapa dia?""Iya. Siapa pria itu?""Tapi, wajahnya mirip banget sama Clara. Lihat aja hidun
"Aku ngaco?!"Ekspresi wajah negatif Gina muncul. Kedua alis Gina mengernyit. Lalu, dia menampilkan senyum yang dipaksakan.Gina melirik Bahran sinis. "Gimana kalo aku langsung panggil Bu Vera Wang aja? Anda pasti merindukan dia kan, Tuan Bahran?""Aーapa?!" Ujung-ujung jari Bahran bergetar. "Nggak! Jangan bilang dia ada di sini?!"Gerakan tubuh Bahran tampak gelisah. Bibirnya terkatup rapat. Jelas tergambar bahwa Bahran tidak suka dan tidak nyaman dengan permainan Gina. Gina menoleh ke pengawal keluarga Mamahit di belakangnya. "Bawa dia masuk!""Baik, Nona." Salah satu pengawal pergi. Jantung Bahran benar-benar kacau dibuatnya. Hayden tidak menyangka bahwa perempuan yang disukainya bersekongkol menjatuhkan keluarga Donsu. Hayden mendekati Gina. "Cukup, Gina!" Gina menatap Hayden sinis. "Apa?! Bukannya kamu sengaja deketin aku supaya bisa naik strata sosial kelas satu?!"Gina tidak menyembunyikan perasaannya lagi. Karena dia benar-benar sudah tidak tahan dengan kesombongan Hayden.