Ketika Leroy menatap Gina, jakun putihnya bergerak dengan lembut karena menelan ludah yang tertahankan. Dia terlihat tampan dan penuh pesona sebagai pria dewasa.Hal tidak terduga selanjutnya saat Gina menatap Leroy tanpa berkedip. Pada detik berikutnya, Gina memalingkan wajahnya dengan malu. Namun di mata Leroy, raut wajah seperti itu justru membuat Gina semakin menawan.Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama?"Ya, Ezra?"Leroy menerima panggilan telepon dari sahabatnya. Dia sedikit memelankan suaranya. Namun, Gina sempat terkejut mendengar Leroy menyebutkan nama kakak laki-lakinyaーEzra Mamahit.'Ezra? Ah, mungkin cuma kesamaan nama aja. Ezra nggak mungkin kenal pria lusuh ini.' Itu adalah dugaan Gina. Dia berusaha untuk tidak memedulikan Leroy. Namun, ketampanan Leroy yang di atas rata-rata membuat Gina tidak mampu berhenti mengaguminya.Wanita normal manapun akan mengakui bahwa Leroy sungguh tampan. Bola mata hitam ditambah ukiran alis tebal dengan hidung man
"Ka-kamu? Kamu kenal Kakek dan Kakakku? Ta-tapi, di mana kalian saling kenal?"Gina mencoba memutar kembali memorinya di mana dan kapan dia bertemu Leroy. Namun, semakin dia mencoba mengingatnya, maka kepalanya justru semakin sakit."Ah, aku kenal dan hapal semua anggota keluarga kelas atas di kota Aston. Tapi, aku nggak inget apapun tentang kamu."Gina berkata sesuai dengan fakta. Dia memang tidak pernah bertemu Leroy sebelumnya. Tapi, apakah benar seperti itu?Gina menyerah dengan memorinya. Dia benar! Dia tidak akan bisa menemukan Leroy diantara keluarga kelas atas. Karena Leroy bukan bagian dari mereka. Leroy adalah seorang Kuadriliuner. Dia bukan bagian dari orang-orang kaya di kota Aston. Gina berseru dengan kesal, "Udahlah, nggak usah banyak drama! Nggak usah ngaku-ngaku kenal sama Kakek dan Kakakku!"Gina menatap Ricky yang sejak tadi kebingungan. Karena sudah terlalu muak dengan Leroy, maka dia berteriak memberikan perintah tanpa sungkan, "Ricky, seret dia ke luar sekarang!
Ketika mendengar Gina berbicara, kedua pria penguasa keluarga Mamahit langsung berwajah suram. Mereka adalah Assad Mamahit dan Ezra Mamahit. Mereka berdua dihormati oleh seluruh anggota keluarga Mamahit dan semua keluarga kaya raya karena bisnis Opulent Holdings. Bisa dibilang, kejayaan keluarga Mamahit atas campur tangan Leroy Opulent. Di kota Aston yang sibuk ini, siapapun pasti mengenal mereka berdua. "Cukup, Gina!" bentak Assad. "Jangan ngomong apa-apa lagi!" Assad Mamahit, pria tua yang sangat mencintai istrinyaーDahlia Cakra. Sebagai pria yang memiliki banyak uang dan kedudukan tinggi, dia selalu menjaga kesetiaannya dengan tidak memiliki wanita simpanan. Dahlia sudah wafat lebih dari 10 tahun. Namun di masa tuanya, Assad bahkan tetap berstatus duda. Assad dan Ezra banyak menghabiskan masa hidupnya di negara Venom untuk mengelola bisnis milik Leroy. "Gina, apa aku terlalu manjain kamu sehingga kamu nggak punya sopan santun gini?!" Ezra berbicara dengan lugas. Tatapannya
Ricky mengangguk dengan cepat. "Saya ngerti, Tuan Muda." Ricky membungkuk di hadapan Leroy. Sekarang, dia sudah tahu identitas Leroy yang luar biasa. Awalnya dia tidak percaya. Namun, kedua pria dari keluarga Mamahit tidak mungkin berbohong, kan? Maka sekarang, yang bisa Ricky lakukan hanyalah menjaga amanat Leroy dengan baik. "Maafin kesalahan terbesar saya, Tuan," kata Ricky lagi. "Ke depannya, saya akan belajar bersikap lebih hati-hati lagi."Bagaimana pun juga, Ricky harus berusaha lebih keras agar bisa naik jabatan secepatnya. Dia memiliki dua istri dan salah satunya sedang hamil besar. Dia memerlukan biaya persalinan yang tidak sedikit. Maka, Ricky siap menurunkan harga diri demi mendapatkan kepercayaan Leroy."Oke," ujar Leroy. "Ke depannya, jangan ikut campur urusanku! Apapun yang terjadi, jika aku nggak panggil kalian ... maka jangan ada yang muncul di depanku! Aku sangat mengandalkan kalian semua di sini."Semua orang menghormati Leroy dengan membungkukkan badan berbareng
'Udah pasti suara Zee. Ya! Dia pasti Zee Nayoan,' kata Leroy dalam hati. Jika didengar dari nada bicaranya, itu adalah kalimat ejekan. Leroy menoleh ke sumber suara wanita yang sudah mengejeknya di depan orang-orang. Dia melihat Zee melemparkan senyum sinis padanya. Leroy menyodorkan nampan pada Zee. "Anda mau minum, Nona?" tanya Leroy ramah. Dia berusaha mempertahankan sikap profesional. Zee tidak menjawab. Namun, teman wanita di sebelahnya berkata, "Roy, aku baru sadar kalo wajah kamu nggak jelek-jelek banget."Dia adalah Nora Datau. Kedua wanita ini selalu mencari masalah dengan Leroy."Tapi, kenapa kamu nggak gunain wajah kamu buat nyari kerja yang gajinya lebih tinggi? Jadi gigolo gitu, Roy."Percakapan mereka menarik perhatian banyak orang. Sekujur tubuh Leroy kaku. Dia menatap Nora dengan tatapan mata penuh dendam. Rahang tegasnya mengeras. Dia tahu apa yang harus dilakukan!"Makasih sarannya, Nona Datau," balas Leroy dengan sikap yang masih sopan. "Tapi, saya nggak suka men
Alaric menatap pacarnya sambil berpikir. 'Aku nggak mungkin ngelawan keluarga Tengker. Karena bisnis keluargaku bergantung pada mereka.'Alaric Samosir, 28 tahun. Pewaris pertama Samosir Group yang memiliki bisnis properti kecil. Desain properti Samosir Group yang menarik sering disewa oleh Tengker Entertainment. Itulah alasan Alaric enggan membela Venia meskipun status mereka sepasang kekasih.Adik kandung Alaric bernama Galang Samosir. Pada usia 19 tahun, Galang tidak tertarik sama sekali dengan bisnis keluarga Samosir. Namun karena desakan sang ayah, akhirnya Galang bersedia menjadi pewaris ke-2 Samosir Group. Venia bertanya, "Alaric? Kenapa diem aja?" Venia yang tidak bisa berkutik, hanya bisa mengandalkan sang pacar. "Venia, ini salah kamu. Dari awal, kenapa kamu buat masalah? Aku nggak mau ikut campur. Kamu yang mulai buat masalah, jadi kamu juga yang harus tanggung jawab."Alaric menolak permintaan Venia untuk membelanya. Ketika berbicara, dia sesekali menatap Grace. Dia ing
"Siapa kamu?! Berani-beraninya siram aku. Kamu nggak tau, siapa aku?!"Chika membentak si perempuan berkulit putih yang sampai sekarang belum diketahui identitasnya. Chika melotot ke arahnya. "Apa peduliku?!" Perempuan tersebut mengangkat kedua bahunya. Perempuan itu mengenakan gaun warna burgundy yang mengekspos punggungnya yang mulus. Tata rambutnya disanggul kepang modern tinggi dan berhasil menambah kesan elegan pada dirinya. "Dia bukan Nona Muda dari keluarga kelas atas," kata seorang wanita, dia menyela percakapan Chika. Leroy dan semua orang melayangkan pandangan ke seorang wanita bergaun putih yang tampil layaknya seorang Dewi. Dia adalah Jenia Pongoh.Jenia berdiri bersama asistennya tidak jauh dari kerumunan Leroy. Sedangkan kakek dan ayahnya sedang berbincang dengan Assad dan Bastian. Tentunya kehadiran Jenia menarik perhatian semua tamu undangan, tanpa terkecuali.Selain Angeline Donsu dan Gina Mamahit yang memiliki kecantikan luar biasa, masih ada satu lagi wanita te
"Halo, Tuan. Ini pesanan pizza Anda."Leroy Opulent, si pria pengantar makanan sedang menekan bel kamar Hotel Paramount nomor 101 di kota Aston. Dia menatap jam tangan murahnya seharga Rp 30.000. "Sekarang jam 5:00 sore. Aku nggak telat dateng. Seharusnya sih nggak ada komplain dari pelanggan."Leroy menghela napas. Akhirnya, dia mendengar suara pria dari dalam kamar."Tunggu sebentar!"Setelah Leroy berdiri cukup lama, seorang pria muncul membukakan pintu. Dia hanya menggunakan celana boxer yang menonjolkan bagian vitalnya.Leroy mengeluarkan struk dari dalam saku celana dan hendak memberikan pizza kepada si pria. "Totalnya Rp 500 ribu, Tuan," katanya. "Mario Sayang, pizzanya udah dateng? Aku udah laper banget."Leroy terdiam cukup lama. Dia mengenali suara wanita dari dalam kamar. Suara itu mampu membuat jantungnya berpacu lebih cepat. Tidak lama, kedua mata Leroy menangkap sosok wanita berambut pirang panjang memeluk pria bernama Mario dari belakang. Leroy tidak mengenal Mario.