Share

BAB 40

Author: vee
last update Last Updated: 2023-08-20 23:27:46
Bunyi gedebuk kecil tak membuat Jane beranjak dari tempat tidurnya, bahkan hanya untuk membuka mata pun wanita itu terlihat enggan sekali. Ia bahkan mengabaikan tirai jendela kamar yang terbuka, juga cahaya matahari yang beranjak masuk. Jane tipe wanita malas dengan rutinitas pagi normal seperti sekedar membuka jendela, oleh karena itu ketika ia merasa ada sedikit kejanggalan, barulah ia sedikit terusik.

Namun tetap saja, hal itu juga tak lantas membuatnya langsung beranjak bangun dan memeriksa apa yang terjadi.

Tubuhnya yang masih cukup pegal lantaran pekerjaan kemarin/ Ditambah lagi dirinya yang terlalu lama duduk di kursi. Thomas seperti sengaja membuatnya sibuk di ruangan seharian. Ia merasa jengkel, namun juga tidak bisa protes pada sang bos. Ketika alam bawah sadarnya menariknya kembali ke alam mimpi, bunyi gedebuk keras membuat Jane mengernyitkan dahi. Agak terganggu dan merasa kesal secara bersamaan karena rencana yang sudah ia pikirkan sejak semalam adalah bangun siang, t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 41

    Jasmine mendengus ketika ibunya datang ke tempat usaha miliknya. Toko roti, yang dulu ia bangun hanya sebatas iseng semata dan coba-coba kini sudah lebih ramai, ditambah dirinya yang semakin meluangkan waktu untuk ikut andil melayani pelanggan selain membuat kue. Jasmine tak ingin terlalu tertekan dengan dunia entertainment yang memang sejak lama membuatnya jengah. Keputusan yang sudah tentu hanya didukung oleh sang sahabat, nyatanya tak membuat Jasmine meyesalinya, ia malah bangga bisa membangun usaha sendiri. Bangunan toko rotinya yang berada di pojok jalan taman kota, cukup strategis dan Jasmine memang memiliki insting kuat ketika membeli bangunan yang semula rumah sewa tak terawat. Dengan dekorasi vintage dan arsitektur semi modern, membuat tokonya terlihat menarik dari luar dan dalam. Wanita itu juga tak pernah lupa berterima kasih pada sang kekasih, berkat kepiawaian memotret Jeremy, situs tokonya ramai dibahas di forum online dan berdampak pada omset penjualan rotinya.

    Last Updated : 2023-08-21
  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 42

    Gambaran malam terlihat jelas dari balik jendela ruang tamu apartemen mewah itu. Bintang tidak terlihat lantaran polusi perkotaan. Namun ketimbang biasanya, malam itu cuaca serta udara tidak menyesakkan ketika siang. Bulan di ujung nampak melambai, menunjukkan dirinya ada meskipun sendirian. “Bagaimana kabarmu hari ini?” tanya Vincent ketika Jane duduk di sampingnya dengan segelas coklat panas dan kopi hitam untuknya. Meletakkannya di meja, sebelum melempar diri dalam pelukan hangat sang kekasih. Ya, pria yang sebenarnya memiliki tempat tinggal sendiri itu memilih untuk bermalam di apartemen Jane beberapa hari terakhir. Tangan kanannya yang tadi tengah mengetik, kini beralih meraih pinggang Jane untuk lebih mendekat padanya. Aroma bunga mawar segar langsung tercium dari area leher Jane, membuat Vincent mendekat dan mencium pundak Jane yang memang terekspose. Membuat Jane mendorong sang pria pelan. Jika tidak dihentikan, mereka akan menghabiskan semalam penuh untuk bercinta tanpa r

    Last Updated : 2023-08-22
  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku    BAB 43

    Jasmine hampir terantuk pintu ketika wanita itu datang dengan keadaan yang kacau. Kemeja maroon yang dikenakan nampak kusut dan rambutnya yang biasanya tergerai rapi, kini malah mirip orang yang tak pernah menggunakan sisir selama hidup. Acak-acakkan dan juga ada daun kering yang menempel. Jane yang ada di ruangan agak penasaran, hal buruk apa yang menimpa kawannya itu. Bagaimana bisa Jasmine yang perhatian dengan segala produk kecantikan dan fashionable itu terlihat buruk di siang bolong ini. Berbicara tentang siang, Jane sempat mendapatkan kabar jika sang kekasih nanti akan menjemputnya untuk makan siang bersama. Brak!! “Bajingan, harusnya aku memang tak mengizinkannya ikut proyek itu!!” teriaknya dan duduk di sofa yang memang ada di tengah ruangan Jane. Kepala Jasmine menunduk dengan kedua tangan menutupi wajahnya. Setelahnya pundak wanita itu nampak naik turun disertai sesengguk kecil namun bisa didengar jelas. Jasmine menangis. Jane tadinya tengah sibuk dengan beberapa maja

    Last Updated : 2023-08-23
  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 44

    Jane tidak pernah keluar untuk berkencan. Mungkin terdengar seperti bualan. Terlebih mereka yang kemakan oleh gosip omong kosong yang sering diedarkan oleh berita abal-abal. Penulis berita akhir-akhir ini memang amat menyukai penulisan kontroversi ketimbang prestasi dan Jane jelas tidak heran dengan itu karena masyarakat pun juga lebih menyukai mengkonsumsi berita heboh dan viral ketimbang sebuah prestasi. Jane memang sempat dekat dengan Jack, ketika mereka kuliah. Namun sebenarnya tidak benar-benar mengenal kecuali hanya sebatas tahu pria terkenal dan gadis kutu buku, Jane memang sempat tertarik namun bukan sampai benar-benar suka lantaran keberuntungan memihaknya, memberi tahu jika Jack bukanlah pria baik. Jane kini terlihat malas, dirinya juga tidak tahu apa yang harus disiapkan dan lagi—ia tidak tahu kemana Vincent akan membawanya, membuatnya bingung memakai pakaian apa yang akan cocok dengan tempat kencan mereka. “Jadi Vincent tidak mengatakan ia akan membawamu ke mana? sang

    Last Updated : 2023-08-24
  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 45

    Lilibet dengan wajah tenangnya terus mendengarkan apa yang Jane ceritakan. Wanita itu memang menganjurkan Jane untuk tetap aktif berkonsultasi agar tahu progres tentang kesehatan mentalnya. Jane mengakui tentang perasaannya akhir-akhir ini. Tentang sesuatu yang membuatnya tidak nyaman dan mengganggu pikiran. Apa yang terjadi di masa lalu tentu bukan sesuatu yang bisa dikatakan mudah disembuhkan atau bahkan mustahil. Sebuah keberuntungan ia memiliki Lilibet dan Jasmine yang selalu ada di sampingnya. “Akhir-akhir ini aku hanya merasa—hampa.” Jane mungkin sudah gila ketika ia mengatakan ada perasaan hampa yang menyelimuti dirinya saat ini. Kehampaan yang terasa begitu mengganggu dan membingungkan. Khususnya tentang kehampaan yang ia rasakan dalam hubungan yang dimilikinya bersama Vincent. Sejauh ini hubungannya dengan Vincent mulus-mulus saja. Pria itu masih sangat perhatian bahkan ketika ia tengah dipadatkan dengan pekerjaan pria itu di kafe yang bahkan baru buka, juga beberapa pe

    Last Updated : 2023-08-26
  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 46

    Beberapa terakhir ini Jane merasa aneh dengan sang asisten. Lucas menghindarinya, entah hanya perasaannya atau mungkin memang benar terjadi. Ia berpikir begitu karena bukan hanya dirinya yang merasa keanehan Lucas, tapi Jasmine juga. “Jadi kau memiliki masalah atau tidak dengannya?” tanya Jasmine dengan wajah penasaran. Mereka tengah berada di sebuah kafe yang telah di reservasi sebelumnya. Jane menghentikan suapan, menatap sang kawan yang senang sekali melempar pertanyaan. Ia tidak tahu bagaimana bisa wanita itu begitu mudah mengungkapkan pertanyaan dalam pikiran. “Tidak, jelas sekali aku tidak pernah berseteru dengan Lucas. Kau tahu bagaimana sikapnya, Kan? Aku tidak memiliki masalah dengannya.” “Lalu apa yang terjadi kenapa dia tiba-tiba—” Ucapan Jasmine terhenti entah karena apa. Jane mengernyitkan dahi ketika melihat gelagat aneh temanya yang kini malah beralih pada potongan kue dan kudapan yang baru disajikan oleh pelayan kafe. Namun Jane hanya mengedikkan bahu, tak ing

    Last Updated : 2023-08-27
  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 47

    Jane merasa dirinya seperti orang bodoh ketika ia bangun dalam keadaan kepala hampir pecah. Semua hal di sekitarnya terasa seperti kekacauan yang mungkin tiada akhir hingga membuatnya hampir muntah. Dahinya mengernyit, pandangannya menatap sekitar sebelum kemudian rasa takut menyelimuti dirinya ketika ia sadar akan satu hal. Dirinya terbangun di kamar miliknya dengan seorang pria tertidur pulas di sampingnya. Sayangnya orang itu jelas sekali bukan Vincent. Jane berani bersumpah, bahkan jika ia bisa mati saat ini–maka mati adalah hal yang mungkin akan membuatnya terhindar dari masalah hidupnya yang tiada akhir dan ini akan menjadi awal dari masalah baru untuknya. Pria itu—berambut abu kegelapan yang tadi malam sempat ia puji. Jelas Jane tahu siapa pria itu. Lucas, sang asisten. “A—apa yang terjadi,” gumamnya sambil beranjak. Matanya kembali terbelalak ketika menyadari dirinya hanya mengenakan pakaian dalam, sementara Lucas terlihat tak memakai atasan. Ketika ia s***k sedikit, u

    Last Updated : 2023-08-28
  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 48

    Apa yang membuatmu bahagia? Pertanyaan itu sudah tentu membuat Jane cukup kesulitan menjawabnya. Selama ini ia mengalami banyak kesulitan, ia dihadapkan dengan sesuatu yang mengguncang dirinya, kemudian niatan buruk tentang mengakhiri hidup yang kerap kali hadir di depan mata. Jane mungkin sudah gila ketika memilih untuk bertahan dan menanggung semuanya. Kemudian ketika semua baik-baik saja, angin masa lalu kembali berhembus kencang. Membuatnya kembali terluka dan takluk pada apa yang terjadi Kini, ketika segalanya ia anggap sempurna, keraguan tentang cinta membuatnya koyak dan parahnya kini ia melibatkan orang lain dalam masalah yang tak kalah gila ini. “Maaf,” ucap Lucas ketika Jane tersadar dari lamunan. Pandangannya yang tadi ia buang ke luar jendela kini beralih pada punggung tangan kirinya yang sudah terpasang infus. Ia pingsan, ini konyol. Sudah sangat jelas dirinya sendiri yang telah menyakiti perasaan kekasihnya, namun menjadi kini, juga ia yang merasakan sakit itu.

    Last Updated : 2023-08-30

Latest chapter

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 89

    ‘Halo?’ Sebuah suara berat terdengar di seberang sana. Jane memperbaiki posisi duduknya. Ia tengah berada di halaman belakang kafe saat ini. Tempat itu adalah tempat yang penuh kenangan untuknya, lantaran disana ia pernah menanam bunga bersama Maya, ibu Vincent. ‘Halo? Tolong katakan sesuatu jika memang ada sesuatu yang penting.’ “Apakah Anda suami wanita yang bernama Luis?” Suara benda bergeser di seberang yang terdengar nyaring membuat Jane sejenak menjauhkan ponselnya. ‘Ya, ini siapa? Apakah Anda tengah bersama wanita gila itu?’ saut di sebarang, suara pria itu terdengar keras dan tak bersahabat. “Saya tahu keberadaannya. Bisa Anda sedikit ceritakan apa yang terjadi tentang Anda dan Lusi?” tanya Jane dengan tenang. Terdengar helaian nafas di seberang sana. ‘Siapa Anda? Aku tdiak mungkin menceritakan perkara rumah tangga ku pada orang asing,’ saut laki-laki itu. Jane kembali melihat sekitar, kafe nampak sibuk dan ia tak menemukan akan adanya gangguan untuk hal ini. “Na

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 89

    ‘Halo?’ Sebuah suara berat terdengar di seberang sana.Jane memperbaiki posisi duduknya. Ia tengah berada di halaman belakang kafe saat ini. Tempat itu adalah tempat yang penuh kenangan untuknya, lantaran disana ia pernah menanam bunga bersama Maya, ibu Vincent.‘Halo? Tolong katakan sesuatu jika memang ada sesuatu yang penting.’“Apakah Anda suami wanita yang bernama Luis?”Suara benda bergeser di seberang yang terdengar nyaring membuat Jane sejenak menjauhkan ponselnya.‘Ya, ini siapa? Apakah Anda tengah bersama wanita gila itu?’ saut di sebarang, suara pria itu terdengar keras dan tak bersahabat.“Saya tahu keberadaannya. Bisa Anda sedikit ceritakan apa yang terjadi tentang Anda dan Lusi?” tanya Jane dengan tenang.Terdengar helaian nafas di seberang sana.‘Siapa Anda? Aku tdiak mungkin menceritakan perkara ru

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 90

    Sore hari yang terik, tidak diduga pria yang baru diketahui Jane bernama Kevin itu benar-benar datang ke pesisir. Pakaiannya nampak rapi, Jane bisa melihat aura karismatik menguar dari pria itu. Namun, yang membedakan adalah struktur wajahnya yang memang lebih ke barat-baratan.Pria itu nampak kalem, bahkan lebih kalem dari pada apa yang Jane duga sebelumnya. Tak ada raut marah, yang ditemukan Jane adalah kerinduan pada sang putra yang barang kali telah lama tidak bertemu.Leo, anak kecil itu terlihat nyaman dipelukan ayahnya yang belum mengeluarkan suara apapun ketika datang. Anak kecil itu sepertinya juga tahu betul siapa orang tau aslinya. Sementara itu, Lusi nampak membuang muka, duduk di single sofa yang berada dekat dengannya.“Jadi—apakah kau akan tetap disini? Jika iya, aku akan membawa Leo bersamaku,” ucap pria matang itu dengan mantap.Pandangan mata Lusi nampak memicing, namun bibirnya tidak mengatakan apapun.“Kau tak keberatan jika anakmu dibawa ayahnya?” tanya Jane, men

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 89

    ‘Halo?’ Sebuah suara berat terdengar di seberang sana. Jane memperbaiki posisi duduknya. Ia tengah berada di halaman belakang kafe saat ini. Tempat itu adalah tempat yang penuh kenangan untuknya, lantaran disana ia pernah menanam bunga bersama Maya, ibu Vincent. ‘Halo? Tolong katakan sesuatu jika memang ada sesuatu yang penting.’ “Apakah Anda suami wanita yang bernama Luis?” Suara benda bergeser di seberang yang terdengar nyaring membuat Jane sejenak menjauhkan ponselnya. ‘Ya, ini siapa? Apakah Anda tengah bersama wanita gila itu?’ saut di sebarang, suara pria itu terdengar keras dan tak bersahabat. “Saya tahu keberadaannya. Bisa Anda sedikit ceritakan apa yang terjadi tentang Anda dan Lusi?” tanya Jane dengan tenang. Terdengar helaian nafas di seberang sana. ‘Siapa Anda? Aku tdiak mungkin menceritakan perkara rumah tangga ku pada orang asing,’ saut laki-laki itu. Jane kembali melihat sekitar, kafe nampak sibuk dan ia tak menemukan akan adanya gangguan untuk hal ini. “Nam

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 88

    ‘Lusi? Aku seperti tidak asing dengan nama itu,’ ucap Lilibet di seberang. Jane kini tengah berada di halaman belakang penginapan. Ia sudah cukup muak dengan apa yang dilakukan Lusi dengan anaknya. Yeah, Jane cukup paham memang jika ia tak seharunya cemburu dan jengkel dengan bayi kecil yang belum tahu apa-apa itu. Namun, wanita itu juga tak bisa membendung kekesalannya lantaran sang ibu dari bayi itu sangat mengganggu waktu liburannya dengan Vincent. “Bisakah kau tanya pada teman-temanmu di Inggris?” ‘Ya, tunggu sebentar. Memangnnya apa yang terjadi?’ Terdengar suara ketikan di seberang, sepertinya Lilibet benar-benar tengah menanyakan tentang siapa wanita asing itu. “Dia dan anaknya benar-benar mengganggu waktuku dan Vincent. Sejak kedatangannya kemari, wanita itu selalu membawa anaknya kemari dengan alasan jika anaknya tengah mencari Vincent,” keluh Jene. ‘Ah, sepertinya kau memang selalu memiliki banyak rintangan ketika ingin menjalani hubungan dengan Vincent secara biasa,’

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 87

    “Aku sering melihat foto kakak,” ucap seorang anak yang Jane temui di dekat pantai hari ini. Sekitar satu jam semenjak Jane memilih untuk berdiam diri di gazebo yang ada di pinggir pantai. Suasana yang masih cukup suram untuk dirinya dan sekitar, membuatnya memilih untuk pergi lebih jauh. Ujung kakinya menyentuh pasir yang lembut, pasir yang terasa nyaman untuk kaki telanjangnya. Beberapa hewan kecil nampak berlarian dengan bebar, tanpa memikirkan tentang apa yang akan terjadi jika mereka keluar dari sarang. Suasan yang tadinya tenang bagi Jane yang masih dilanda kemarahan, harus dirusak dengan kedatangan seorang gadis kecil yang asing baginya. Bajunya kumal dengan beberapa jahitan tak rapi di sekitar lengan. Kancing bajunya juga taksama antara satu dengan lainnya. Jane masih terdiam, memperhatikan si bocah cilik yang kini tengah bercoleteh tentang dirinya yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan juga teman-temannya yang sering menjahili dirinya. “Apakah—kau takut ketika teman-t

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 86

    “Kami mengenalnya dan kebetulan kafe ini miliknya,” ucap seorang wnaita berseragam yang nampak memandang secarik kertas di tangan. Suasa kafe tak terlalu ramai hari ini lantaran gerimis di pagi buta. Suasana masih cukup dingin untuk berkatifitas di luar. Meskipun demikian kafe wajib buka sesuai dengan jamnya, tak ada alasan untuk menunda meskipun sang bos tidak ada di tempat. Pandangan wanita yang tadi datang merambah sekitar. Beberapa orang nampak berlalu lalang di dalam kafe yang terlihat sangat menarik di mata. Di antara bangunan yang berjejer di tepian pantai yang tenang itu, bangunan kafe yang menurutnya memang sangat menarik. Ia tersenyum kecil ketika menyadari siapa yang mungkin mendekorasinya. Sementara itu, si pegawai kafe nampak melirik kecil pada wanita yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri, ia kemudian kembali memandang pada sebuah foto yang tentu saja baginya sangat tidak asing. Itu foto Vincent, pria yang tak lain adalah bosnya dan juga pemilik salah stau pengin

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 85

    Pukul dua siang, mereka sampai di penginapan. Jane melihat sekitar, menghela nafas ketika suasana di ruangan itu tidak banyak berubah. Meskipun di beberapa bagian terdapat debu yang menempel. Lampu gantung di ruang makan, salah satu hal yang menarik perhatiannya lantaran benda itu pernah ia beli untuk hadiah ibu Vincent. Jane juga tidak melewatkan sebuah bunga hidup yang terlihat nampak terawatdi tralis jendela. Bunga-bunga yang kini sayangnya belum berbunga itu adalah tumbuhan kesayangan Maya. Jane masih ingat betul bagaimana perempuan baya itu sangat semangat menjelaskan jenis bunga dan cara menanamnya dengan media air. Pandangan Jane kini tertuju ke luar jendela dapur, di tangan kanannya segelas air putih yang telah berhasil menghalau dahaga sudah di tegak setengah. Grep Jane tersentak namun tak memberikan respon yang berarti. Hanya menyentuh kulit sang pria yang terasa kasar. “Kenapa diam saja, hmm? Ada masalah?” Jane memalingkan wajahnya, menadapati tatapan penasaran dari Vi

  • Pria Menyebalkan Itu Penawarku   BAB 84

    Tumpukan barang-barang sudah memenuhi ruang tamu apartemen Jane. Beberapa barang lain yang kemungkinan tidak akan dibawa juga sudah terbungkus lapisan plastik. Tak ada yang tersisa, dipastikan semuanya tetap rapi dan tidak berdebu karena Jane membencinya. Sejujurnya ia tengah memikirkan rencana apa yang akan ia lakukan setelah liburan panjang, kembali bekerja di perusahaan agensi Thomas atau memilih untuk mencari pekerjaan lain yang mungkin sesuai dengan passionnya. Sebagai seseorang yang telah memiliki nama, wanita itu tak terlalu ambil pusing tentang pekerjaan. Menghela nafas pelan setelah selesai dengan acara berkemas, Jane merebahkan tubuhnya di pinggir karpet. Memiringkan tubuh dan menatap dua koper besar yang akan ia bawa yang kini teronggok di ujung ruangan. Tak Pandangan yang tadinya hanya tertuju pada benda mati kini teralihkan pada sosok pria yang selalu menemaninya. Selalu ada untuknya dan kini bahkan rela meminta izin untuk menyelesaikan tugas akhir dari jarak jauh. Se

DMCA.com Protection Status