Share

Bab 26. Aku tidak merasa malu.

“Iya Bu, benar. Doakan kami ya Bu, mudah-mudahan saja Amar berhasil dan kami bisa bekerja sama dengan baik, lalu bisa bekerja di perusahaan Papa agar masa depan kami juga bisa lebih baik lagi, Bu.”

Bu Uman benar-benar terharu, matanya berkaca-kaca dan tanpa terasa dia menangis.

“Sejak dulu cita-cita Amar memang ingin menjadi seorang Arsitek. Sampai setengah mati ibu bekerja siang malam hanya untuk menyekolahkannya. Bahkan Amar pun rela bekerja banting tulang untuk menabung demi bisa menyelesaikan kuliahnya.”

Azura tertegun dengan cerita Bu Umah, ternyata kehidupan Amar memang sudah susah sejak dulu dan penuh dengan perjuangan. Jauh sekali bila dibanding dengan kehidupannya yang serba mewah dan berkecukupan bahkan untuk melanjutkan sekolah pun, begitu mudah bagi Azura. Tetapi pada saat itu Azura sempat bermalas-malasan. Dia sering menolak ketika sang Ayah menginginkan dia untuk kuliah ke luar negeri dengan harapan agar Azura lebih bisa diandalkan di bidang arsitektur ini karena Ega pun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status