Rebecca tak mengerti apa yang sebenarnya ada di pikiran Jeremy, tapi ia yakin jika Jeremy pasti akan melakukan sesuatu yang beresiko. Rebecca tak peduli, yang penting baginya adalah membuat Kelvin segera menikahinya, dan ia pun menuruti Jeremy untuk menanggapi permintaan Kelvin.Sementara di rumah Kelvin, Haris yang tengah meminta Rena untuk segera meninggalkan rumah besar tersebut, hanya menatap datar gadis di hadapannya yang sedang menangis.Haris menemui Rena di kamarnya karena gadis tersebut tak kunjung mau keluar dari kamar. "Kak haris, tolong jangan pecat saya. Saya janji akan menjaga Clayton lebih baik lagi, dan menghormati nona Hanna," ucap Rena."Cepat bereskan pakaianmu, atau kamu tinggalkan saja. Aku tidak punya waktu untuk menunggumu lebih lama lagi," jawab Haris tanpa merespon rengekan Rena."Tapi, aku belum bertemu nyonya besar dan nona Rebecca," ucap Rena lagi."Percuma juga kamu menunggu mereka. Pertama, nyonya besar baru pulang lusa, dan nona Rebecca tidak akan data
Hanna menatap ke arah Kelvin sambil menyipitkan matanya. "Apa yang kamu ingin tahu dari benda itu?" tanya Hanna."Apa artinya?" "Apa kamu menghamili wanita lagi. Ck, atau—""Tinggal jawab saja," potong Kelvin. Ia dibuat kesal karena Hanna yang tak langsung memberikan penjelasan tentang foto yang ia tunjukkan."Garis dua, itu artinya positif hamil." Akhirnya hanna menjawab pertanyaan Kelvin, dan ia pun langsung berlalu."Aku akan segera menikah dengan Rebecca," ucap Kelvin.Hanna pun langsung menghentikan langkahnya, lalu menoleh ke arah Kelvin. "Lalu?""Itu artinya kamu bukan istriku satu-satunya." Kelvin menjawab pertanyaan Hanna dengan tatapan datar. "Oh. Aku rasa kamu tidak perlu memberitahuku, karena aku tidak akan peduli. Lagipula, aku hanya istri di buku nikahmu saja," sahut Hanna. Ia pun kembali melangkah sambil bergumam. "Untuk apa juga dia memberitahuku, bukankah rencana menikahnya sudah dari jauh hari ia katakan."Kelvin mengikuti Hanna yang melangkah ke dapur, dan Hanna p
"Kamu baik-baik saja?" tanya Kelvin. Ia menatap wajah Rebecca yang terlihat panik."Mungkin ia hanya gugup, ini adalah kali pertamanya mengandung. Bukan begitu nona Rebecca?" tanya dokter Rita."Benar dok," jawab Rebecca. Seandainya Kelvin tak ada di sampingnya, mungkin ia akan segera bertanya dimana Jeremy dan bagaimana dengan rencananya yang Rebecca sendiri tak begitu mengetahui."Tenanglah, semua akan baik-baik saja. Ini hanya usg untuk melihat janin dalam perut anda," ucap dokter Rita menenangkan Rebecca.'Bagaimana aku bisa tenang dengan keadaan seperti ini,' batin Rebecca.Alat usg menempel di perutnya, dan Rebecca pun sangat terkejut saat melihat layar usg, dan lebih terkejut lagi saat dokter Rita menunjuk sebuah titik, lalu mengatakan itu adalah sebuah janin dalam kandungan Rebecca."Sepertinya kandungan nona Rebecca baru berusia tujuh minggu, jadi janin dalam kandungan ya belum terlihat jelas," ucap dokter Rita."Apakah keadaannya sehat dok?" tanya Rebecca seolah ia benar-ben
Semua orang menoleh ke arah pintu, yang ternyata adalah Kelvin.Sementara Kelvin sangat terkejut saat mengetahui Lidya yang sudah berada di rumah."Ma, kamu sudah pulang?" tanyanya."Kaget?" Lidya balik bertanya pada Kelvin. Tatapan matanya sudah mewakili kemarahannya. "Darimana saja sampai sesore ini baru pulang?" imbuh Lidya."Aku ada urusan di luar ma." Kelvin melangkah mendekat ke arah Lidya, dengan langkah malasnya. "Urusan dengan Rebecca? Menghamburkan uang sampai miliaran? Iya?" tanya Lidya.Hanna yang mendengar ucapan Lidya merasa kaget. 'Apa yang dimaksud dengan menghamburkan uang sampai miliaran? Apa seroyal itu pria ini pada kekasih tercintanya?' batin Hanna.Lidya menatap ke arah tangan Kelvin yang menggenggam sesuatu. Ia pun langsung mengambilnya tanpa izin Kelvin."Ma," ucap Kelvin yang langsung terhenti saat Lidya menatapnya.Lidya mengeluarkan isi dari amplop coklat besar tersebut. Hal yang sangat mengejutkan pun Lidya rasakan hingga membuat matanya terbelalak.Isi a
Clayton yang melihat Kelvin masuk kamar penuh amarah pun merasa takut. Ia langsung bersembunyi di balik sang ibu.Hanna yang mengerti jika Clayton takut pun hanya bisa membelai kepala sang anak. Ia menatap ke arah Kelvin dengan tatapan yang penuh kebencian."Mau apa lagi kamu menemui kami?" tanya Hanna."Tawaran apa yang kamu maksud dengan mama?" tanya Kelvin."Itu urusanku dan ibumu," jawab Hanna.Ucapan Hanna pun berhasil memancing amarah Kelvin,sehingga dengan cepat Kelvin menggapai leher Hanna. "Itu akan menjadi urusanku jika permintaanmu akan menghalangi pernikahanku," ucapnya sambil menekan leher Hanna hingga Hanna merasa tercekik.Clayton yang melihat hal tersebut langsung menghampiri Kelvin. "Jangan sakiti mama Clay! lepaskan mama Clay!" teriak Clayton sambil memukul Kelvin."Diam!" bentak Kelvin membuat Clayton takut. Namun hal tersebut membuat Hanna punya kekuatan untuk melawan.Plakkkk…….Hanna melayangkan tamparannya, hingga mengenai pipinya Kelvin. Hal tersebut semakin me
Lidya menoleh ke arah Kelvin, ia menatap sang anak dengan tatapan yang tak bisa di artikan."Rebecca hamil anakmu, apa kamu yakin akan hal itu?" tanya Lidya."Aku sangat yakin ma. Karena hanya aku yang menyentuhnya," jawab Kelvin penuh keyakinan.Lidya menyeringai. Ia tahu jika Kelvin tidak akan pernah percaya jika ia katakan bahwa Rebecca berasal pria lain. Lidya tak bisa mencari bukti untuk di tunjukkan pada Kelvin, dan itulah yang membuat Kelvin sulit untuk melihat siapa Rebecca sebenarnya."Silahkan kalian menikah. Tapi dengan syarat harus dirahasiakan dari publik, dan tinggal di sini," ucap Lidya."Tidak. Aku akan tinggal di Villa dengan Rebecca, ma," sahut Kelvin menolak perintah sang ibu."Sayangnya mama sudah menyewakan Villa itu.""Apa?" Kelbin sangat terkejut dengan ucapan sang ibu. "Bagaimana bisa mama menyewakan villa itu tanpa sepengetahuanku?" Lidya mengangkat kedua pundaknya. "Mungkin karena kamu terlalu sibuk mengurusi kehamilan Rebecca, dan anggap saja itu sebagai ga
"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Hanna.Ayunda pun tersenyum. "Tunjukan siapa kamu sebenarnya. Hanna, wanita yang ceria dan kuat. Mampu menempuh jalan yang penuh kerikil di tepi jurang, dan menghadapi badai kehidupan yang kejam ini. Kamu harus tunjukkan bahwa kamu bukan wanita yang lemah dan mudah kalah, Hanna. Mungkin saat ini kamu bukanlah orang yang diharapkan keluarga Wirautama, tapi kamu harus yakin jika suatu saat, kamu adalah orang yang paling berharga untuk mereka," jelas Ayunda memberi nasihat pada Hanna."Hahaha, kamu jangan berlebihan. Mana mungkin aku bisa melakukannya, sementara aku sama sekali tak berharap mereka menganggapku ada dalam keluarga mereka," sahut Hanna.Ayunda menepuk jidatnya. "Memangnya kamu mau tertekan seperti ini terus?""Ya nggak sih." "Terus?"Hanna hanya mengangkat kedua bahunya, untuk merespon ucapan Ayunda. "Yu, aku merasa lelah jika terus mengingat semua yang terjadi dalam hidupku. Dari waktu hilangnya masa depanku, keluargaku, saudara, teman
Hanna menoleh kembali ke arah Clayton. "Jika Clay nggak nurut, nanti mama semakin kena marah. Sekarang Clay ke kamar dulu sama mbak Atik, dan harus nurut, ok?" Kali ini Clay mengangguk dan langsung melangkah ke kamar didampingi Atik.Hanna duduk di sofa, sendirian menghadap ke arah Kelvin dan Rebecca. "Jadi apa yang ingin dibicarakan?"Lidya menghela nafas, raut wajahnya terlihat tak senang. Hanna yakin jika diskusi ini bukan keinginannya."Kami akan segera menikah," ucap Rebecca yang membuka obrolan."Aku tahu, aku sudah mendengarnya lebih dari lima kali. Aku sampai hafal di luar kepala dan terasa membosankan," sahut Hanna. "Eemm, lalu apa masalahnya?" lanjutnya."Aku akan menjadi istri kedua Kelvin, tinggal di rumah ini bersamamu, tapi pastinya dengan perlakuan yang berbeda," imbuh Rebecca.Hanna memutar bola matanya, lalu terkekeh. "Lalu apa masalahnya? Aku tidak peduli akan seperti apa kamu diperlakukan di rumah ini. Lebih spesial dariku…? Aku tahu itu pasti terjadi, karena aku sa