Share

181. Wanita Perasa

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-12 14:17:44

"Pesanan Anda, Nona. Lemon cake dan teh camomile."

Vania tersenyum dan mengangguk. Wanita itu menggeser laptop ke samping agar mudah meletakkan makanan dan minumannya. Saat mendongak untuk mengucapkan terima kasih, Vania terkejut.

"Lho, Ibu yang antar makanan? Apa ada pegawai yang tidak masuk?" Vania membantu Ibu Irma meletakkan pesanannya.

"Iya, kebetulan salah satu pegawai izin untuk mengantar orang tuanya ke rumah sakit."

"Ya ampun. Baik. Terima kasih, Bu."

"Irma. Namaku, Irma."

"Salam kenal, Ibu. Aku suka kafe ini. Sangat nyaman."

"Terima kasih juga karena telah menjadi salah satu pelanggan setia."

Vania terkekeh. Wanita berwajah manis itu berkata, untuk bekerja, ia memerlukan suasana yang tenang. Dan ia menemukannya di tempat ini.

"Ibu Irma pemilik kafe ini, bukan? Nama kafenya sama dengan nama Ibu."

"Sebenarnya kami berdua. Saya juga investasi di kafe ini." Irma menatap sekeliling dengan senyum.

"Oh begitu. Silahkan duduk, Ibu. Kalau tidak keberatan, kita bisa mengobrol sebentar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   182. Gagal Move On

    “Jadi, selama tiga hari ini Ibu sendirian di rumah? Pulangnya bagaimana?” Sarah mencecar pertanyaan saat Ibu Irma bercerita bahwa Irwan sedang pelatihan di luar kota.“Dulu juga Ibu sering sendirian kok. Tidak apa-apa. Biasanya pulang naik taksi.” Ibu Irma menjawab sambil terkekeh melihat kekhawatiran Sarah.“Dulu, kan, Ibu tinggal di kota kecil yang sebagian besar warganya mengenal Ibu. Di sini, Ibu belum kenal siapa-siapa. Bahaya!” Sarah mengomel sendiri sambil membaca berkas laporan dari manager keuangan kafe.“Ya, terus Ibu harus bagaimana?”“Kenapa tidak kasih tau aku? Aku bisa meminta supir menjemput Ibu.”Segera, Irma menolak. Menurutnya, Sarah berlebihan. Ia juga ingin memiliki waktu sendiri dan mandiri di kota besar.Dengan menghela napas panjang, Sarah akhirnya mengangguk. Ia menutup berkas lalu memberikannya pada manager yang duduk di depannya. Lelaki yang mengurus keuangan kafe itu segera pamit dari ruang kerja Sarah setelah mendiskusikan beberapa keperluan kafe.“Sepertin

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   183. Kram dan Mual

    "Oh, tidak. Aku tidak mau jodoh-jodohin orang." Marc menggeleng tegas mendengar permintaan Sarah untuk mengenalkan Irwan dengan salah satu pegawai kantor."Lho, kamu aja dijodohin kok." Sarah balas meledek.Marc menyeringai. "Yaa ... itu sih takdir namanya. Lagipula mak comblangnya orang tua. Kalau gak dituruti kualat."Sarah tergelak mendengar ucapan suaminya. Mereka sedang bekerja di ruang kerja pribadi Marc di rumah. Sejak Sarah selesai dengan proyek di kantor lama, ia memang kerap membantu memeriksa keuangan perusahaan Marc.Sambil menatap layar laptop, Sarah bercerita ketika ia bertemu Vania. Juga bagaimana Ibu Irma berbincang dengan wanita yang mengaku sebagai ibu kandung Arzan."Sebenarnya aku penasaran. Vania terlihat sayang pada Arzan. Kenapa dulu ditinggalkan, ya?""Tak perlu ungkit masa lalu jika menyakitkan." Marc mengingatkan Sarah karena mereka pun memiliki masa lalu yang kompleks.Mendengar nasehat Marc, Sarah jadi terdiam. Namun begitu, dalam hati ia ingin suatu saat V

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   184. Mantan Kekasih

    “Ayo, Sarah. Sebentar lagi, wawancaranya mulai.” Lucy memberitahu menantunya yang masih berada di meja makan.“Iya, Ma. Sebentar, Sarah minum vitamin dulu.” Sarah segera menenggak dua butir vitamin dengan segelas air.Dengan langkah cepat, Sarah berjalan ke ruang keluarga. Layar televisi sudah menampilkan latar belakang tema wawancara mereka. Lucy duduk sambil memangku Vivi.Melihat Sarah, Vivi langsung berpindah tempat. Ia mengambil posisi menyusui dan menatap Sarah.“Mau susu?” Sarah mencium Vivi dan membuka kancing atas blusnya. Sambil menyusui, Sarah menatap layar. “Kok iklannya banyak sekali, Ma.”“Itu tandanya acara ini banyak peminat, hingga banyak produk yang membayar agar iklan mereka ditampilkan.”Sarah mengangguk-angguk mendengar penjelasan Lucy. Tangannya tak henti mengusap sayang rambut bergelombang Vivi.Acara di televisi di buka oleh seorang MC cantik. Lucy mendengus pelan membuat Sarah menoleh menatap Mama mertuanya.“Kenapa, Ma?”Lucy mengendik ke layar televisi. “Man

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   185. Mode Diam

    "Mama bilang kamu tidak nonton wawancaraku di televisi. Apa Vivi rewel?" Marc bertanya seraya membuka pakaiannya.Setelah acara di televisi, Marc meminta izin melalui pesan untuk makan-makan bersama kru media. Hingga kemudian, ia baru pulang menjelang malam."Gitu, deh." Sarah menjawab datar."Ya, sudah. Aku mandi dulu." Marc lalu masuk ke kamar mandi tanpa melihat wajah Sarah yang mencebik kesal padanya.Begini rasanya kalau menikah tanpa pacaran. Mereka sama-sama mesti mempelajari karakter masing-masing dan harus banyak pengertian.Rasa kesal tidak membuat Sarah meninggalkan rutinitasnya menyiapkan kebutuhan Marc. Satu set piyama diletakkan di sisi ranjang. Ia lalu duduk di sofa sambil membaca buku.Marc berjalan mendekati Sarah sambil mengancing piyamanya. Rambut lelaki itu masih basah dan ia tidak repot-repot mengeringkannya. Marc duduk di samping sang istri.“Aku bertemu teman lama di stasiun televisi tadi. Jadi, setelah interview, kami makan-makan bersama.” Marc bercerita santai

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   186. Dokumen Sah

    Arzan terdiam mendengar dokter menjelaskan tentang hasil DNA-nya. Di pojok ruangan, Vania menutup mulut dengan satu tangan dengan mata berair. Terharu karena akhirnya ia memiliki dokumen sah tentang anak kandungnya.Meski tidak mengerti, Arzan menatap tulisan di kertas yang mengatakan bahwa ia memang memiliki gen yang sama dengan Vania. Sarah berjongkok dan mengusap sayang punggung Arzan.Anak kecil itu malah memeluk Sarah erat. Marc mengusap puncak kepala Arzan. Sarah melepas pelukan putra angkatnya dan menggenggam tangan Arzan.“Ayo, beri ibumu pelukan. Ia pasti sudah lama sekali ingin memelukmu.” Sarah berbisik pada Arzan.Ragu, Arzan mendekati Vania yang masih terpaku dengan mata berair. Sebelum Arzan mendekat, wanita itu terisak namun tangannya terentang lebar.Sarah sampai mendorong pelan tubuh Arzan karena anak itu masih tampak sungkan. Namun setelah berada di pelukan Vania, Arzan terlihat mulai melemaskan tubuh dan membiarkan Vania mengusap bahkan menciuminya.“Maafkan, Ibu. M

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   187. Jadwal Bertemu

    “Benar, Bu. Aku diancam Marc. Jika tidak menikah tahun ini, aku mau dipecat.” Irwan mengadu pada Ibu Irma saat mereka sedang makan malam bersama.Bukannya prihatin mendengar Irwan diancam bosnya, Irma malah meledakkan tawa. “Syukurin!”“Ibu! Kok gitu. Nggak kasihan apa sama anaknya.” Irwan tambah bersungut kesal.Irma menghela napas panjang. “Iya, iya. Maaf. Terus-terang, ibu senang dengan ancaman Marc. Siapa tau kamu jadi memikirkan kembali kehidupanmu. Ingat, nak. Waktu terus berjalan.”Mereka tidak melanjutkan perdebatan. Selesai makan, Irwan mengucapkan terima kasih atas hidangan yang disiapkan ibunya. Mereka membereskan ruang makan dan dapur bersama.Setelahnya, Irwan dan Irma masuk ke kamar masing-masing. Di kamarnya, Irwan duduk merenung di depan jendela kamar. Tidak ada pemandangan yang menarik, ia hanya termangu dengan pikiran kosong.“Mungkin Ibu benar. Marc juga benar. Aku harus mulai menata kehidupan cintaku yang berantakan.” Irwan mendesah dalam hati.Kakinya berjalan ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   188. Perjalanan Pertama

    “Sleeping bag, senter kepala, tongkat hiking, sepatu, jaket .... “ Vania membaca keperluan Arzan lalu mengangguk.“Ibu tau kita harus beli di mana?”Vania mengangguk. “Ada toko perlengkapan kemping di distrik 21. Kita coba ke sana, ya.”Arzan mengangguk. Ia di mobil hanya berdua dengan Vania yang menyetir sendiri kendaraannya. Sementara dua orang pelayan yang ditugasi menjaga Arzan mengikuti dengan mobil berbeda di belakang.“Apa setiap bepergian, kamu selalu dikawal seperti ini?” Vania bertanya penasaran.“Iya.”“Kenapa?”“Papa bilang, untuk keamanan.”Perbincangan mereka lalu beralih. Vania menanyakan tentang buku-buku yang sudah Arzan baca. Topik itu berhasil membuat Arzan bicara panjang lebar.Dari obrolan tersebut, Vania tau putranya menyukai novel bergenre detektif di sekolah. Ia sangat senang mendengar cerita putranya.“Pernah di sekolah ada yang sembunyikan sepatu temanku. Aku berhasil menemukannya dengan menyelidikinya lebih dulu.” Arzan berkata bangga.“Oh ya? Apa saat dewas

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   189. Lebih Suka Mama

    Makanan sisa dari restoran akhirnya dibawa Vania pulang. Vania membelikan pizza utuh sebagai oleh-oleh untuk keluarga Carrington. Mereka kini dalam perjalanan pulang.“Nanti cerita sama Ibu pengalaman kempingnya, ya.”“Iya.”“Minggu depan, kita ketemu di kafe Ibu Irma. Kata Ibu Irma, kamu suka di sana.”Arzan mengangguk. “Iya. Soalnya, aku suka sama Nenek Irma.”Vania tersenyum. Putranya dikelilingi orang-orang baik. Ia merasa malu karena masa lalunya.Begitu sampain di depan rumah, Vania juga mengantar Arzan. Pelayan meminta Vania menunggu di foyer. Wanita itu menunduk menatap putranya.“Apa Mama sudah tidur jam segini?”Arzan menggeleng. “Biasanya Mama Papa tidur malam sekali.”Tak lama berselang, mereka mendengar suara ketukan heels. Vania menoleh ke asal suara sementara Arzan berjalan mendekati Sarah yang telah terlihat sosoknya di kejauhan.“Mama. Arzan pulang.” Arzan segera memeluk Sarah yang membalasnya.“Hai, anak pintar.” Sarah mencium pipi Arzan, lalu menoleh pada Vania. “Te

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16

Bab terbaru

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   205. Keluarga Besar

    Tiga tahun berlalu dengan cepat. Keluarga Carrington sedang berlibur di sebuah perkemahan mewah. Mereka juga mengajak keluarga Ibu Irma.Irwan dan Vania telah menikah dan memiliki satu orang anak perempuan yang dinamai Nirvana."Kenapa Kak Arzan jagain Vana terus?" Vivi memberengut kesal saat ia minta Arzan menemaninya main tetapi anak lelaki itu sedang sibuk menjaga adiknya."Vana masih kecil, Vivi. Sini, kita main sama-sama." Arzan menepuk sisinya yang kosong. Namun, Vivi malah melengos dan memilih bergelayut manja di kaki Papanya."Aku panggil Irwan dulu biar ia menjaga Vana." Vania yang sedang memasak dapur merasa tak enak hati mendengar pembicaraan Arzan dan Vivi."Sudah, biarkan saja. Gak papa, kok." Sarah yang sedang hamil besar menenangkan Vania."Aku gak enak, Sarah. Sepertinya Vivi cemburu karena Arzan menjaga Vana terus.""Lihat itu." Sarah mengendik pada Vivi yang kini asyik bermain bersama Marc. "Dia kesal cuma sebentar, kok."Vania tersenyum simpul dan mengangguk. Apalagi

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   204. Peringatan Dini

    Ulang tahun pertama Vivi sangat meriah. Meski anak perempuan itu belum memiliki banyak teman, tetapi tamu-tamu undangan mulai dari balita hingga kakek nenek banyak yang hadir.Marc menyulap taman belakang menjadi taman bermain yang nyaman dengan tenda dan AC portable di mana-mana. Berbagai makanan sehat tersebar di penjuru taman.Sebagian tamu adalah teman-teman Arzan yang membawa adik-adik mereka. Vivi jadi memiliki teman sebaya."Sepertinya, prediksi Arzan tepat. Akhir-akhir ini mereka jadi dekat, bukan?" Sarah melirik pada Irwan dan Vania yang tampak asyik berbincang dengan ibu Irma.Tanpa melihat objek pembicaraan mereka, Marc mengangguk. Lelaki itu melingkari tangan di pinggang sang istri dan membawanya ke meja makan."Masih lapar?" Sarah mengamati suaminya yang mengambil makanan cukup banyak."Apa kamu tidak lihat? Aku tadi lari-larian mengikuti Vivi?" Marc memotong steak ayam lalu menyuapi dirinya. "Lagipula, steak ini lezat sekali."Bahkan Sarah akhirnya ikut makan karena Mrac

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   203. Bisa Berjalan

    Sesuai rencana, berita tentang Marc dan Vania menghilang. Tentu saja itu tidak lepas dari tim yang dibuat Adrian untuk menghapus semua postingan tersebut.“Sayang.” Marc menyapa istrinya yang sedang menyusui Vivi.“Ya?”“Jam berapa Arzan datang?”“Vania bilang, mereka sudah dalam perjalanan.”“Hmm ... aku ada rapat. Sengaja kubuat online. Tapi kalau Arzan datang dan aku belum selesai, minta ia ke ruang kerjaku saja, ya.”“Oke. Selamat rapat.”Marc mengangguk. Lalu, membungkuk sedikit untuk mencium pipi istri dan putrinya. Setelah itu, ia keluar dari ruang bayi.Setelah Marc keluar, seorang pelayan masuk membawa paket untuk Sarah.“Tolong dibuka,” pinta Sarah pada pelayan yang langsung mengangguk.Sarah tau isi paket itu adalah buku-buku Vania yang ia pesan secara online. Pelayan memberikan buku -buku yang masih berplastik itu pada Sarah lalu keluar.Vivi melepas puncak dada Mamanya karena tertarik dengan buku yang dipegang Sarah. Ia merebut buku tersebut lalu ikut membolak-balik halam

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   202. Mengaku Salah

    “Maafkan aku. Aku mengaku salah.” Khanza menunduk dalam-dalam.Adrian dan pengacara mendatangi kantor penerbit buku Vania. Mereka memberikan data bahwa Khanza membuat berita kebohongan agar publik tertarik pada cerita Vania dan membeli buku terbarunya.Direktur penerbitan menggeleng samar melihat data-data tersebut. Ia tidak menyangka Khanza berbuat seperti itu.“Aku melakukannya untuk Vania.” Khanza berkilah, membela diri.“Aku yakin Vania pun tak setuju kamu membantu dengan cara ini.” Adrian mengecam.“Vania sedang tidak fokus. Banyak pikiran. Jadi, aku pikir, aku perlu membantunya sedikit.”Direktur menggeleng. Ia juga tampak tidak setuju. Apalagi sampai ada pengacara yang menuntut mereka.“Masalahnya, Nona.” Pengacara menatap wajah Khanza dengan pandangan tajam. “Yang anda cemarkan adalah keluarga Carrington, terutama Tuan Marc.”“Lelaki yang selama ini terkenal dingin dan tidak bersosialisasi dengan media.” Adrian menambahkan.Direktur menengahi. Mereka akan membuat pengumuman pe

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   201. Terima Kasih

    Pagi di bumi perkemahan cukup cerah setelah semalaman hujan. Pengelola bahkan tidak mengizinkan peserta kemping untuk melakukan trekking.“Terus kita ngapain, Om?” Arzan mengguncang-guncang tangan Irwan.“Masih ada pilihan untuk memancing. Kamu mau?”“Om bisa memancing?”“Bisa, dong.”“Mauuu.” Arzan menjerit senang.Vania menatap kebersamaan Irwan dan Arzan. Seandainya Bryan masih hidup, mungkin yang berdiri di depannya sekarang ada sosok Bryan dan Arzan. Vania menggeleng membuyarkan lamunannya.Telah lima tahun berlalu, tetapi rasanya masih sama. Kehilangan dan kedukaan itu masih sangat jelas di mata Vania.“Ibu, ayo ikut memancing,” ajak Arzan.Vania tau, Arzan pasti disuruh Irwan. Ia sebenarnya tidak tau apa-apa tentang memancing, tetapi demi menemani Arzan, Vania mengangguk.Perahu disiapkan pengelola perkemahan. Vania melihat Irwan berbincang dengan penjaga Arzan. Seperti setiap kegiatan Arzan, harus dilaporkan pada keluarga Carrington.Akhirnya mereka bertiga di atas perahu. Mer

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   200. Pendengar yang Baik

    Irwan menunggu. Vania mungkin sedang mengumpulkan kekuatan untuk memceritakan kisah kelamnya pada seseorang. Apalagi ia adalah orang baru yang pertama kali ditemui."Aku dan Bryan, ayah Arzan menikah tanpa restu. Kami lari dari keluarga karena memilih mempertahankan cinta."Vania mengembuskan napas kasar. Ia menyandarkan punggung pada dinding. Jari-jari tangannya saling bertautan."Di perkemahan seperti ini lah kami berbulan madu. Tiga bulan kemudian, aku hamil. Kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, beberapa bulan berikutnya, Bryan didiagnosis menderita kanker usus."Isakan Vania membuat Irwan memeluk erat Arzan. Ia tak ingin Arzan terbangun. Vania lalu sadar untuk segera menguasai diri.Sembari mengatur napas, Vania mengusap air matanya. Kini ia duduk sambil memeluk kaki-kakinya yang ditekuk.Dalam keadaan hamil, Vania merawat Bryan. Bryan cukup tegar dan berusaha menjalani pengobatan didampingi Vania.Pilihan itu datang saat Vania melahirkan. Kondisi Bryan bertambah lemah. Keuanga

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   199. Sudah Siap, Bukan?

    Alrzan langsung bersembunyi di balik tubuh Vania. Wanita itu menyorotkan lampu senter pada lelaki yang berdiri di kegelapan. Arzan mengintip lalu bersorak.“Om Irwan.” Arzan langsung berlari menghampiri dan memeluk Irwan. “Lampu kabin kami mati, Om.”Irwan mengusap kepala Arzan. “Iya, kabin Om juga. Tadinya Om mau mencari bantuan tapi mendengar teriakan. Kebetulan sekali kita ada di sini, ya."“Aku bersama Ibu Vania. Cuma berdua.” Arzan menunjuk Vania yang terpaku di tempat melihat kedekatan putranya dengan lelaki yang dipanggil Om Irwan tersebut.Irwan mengangguk. Setelah berada pada jarak cukup dekat, Irwan menjulurkan tangan. Vania menyambutnya dan tersenyum penuh kelegaan.“Irwan. Aku putra Ibu Irma.”Sejenak setelah balas menyebut namanya, Vania mengamati Irwan. Rasanya ia pernah bertemu dengan lelaki ini. Tetapi, ia tidak ingat meskipun ia sering berada di kafe.“Kita memang belum pernah bertemu sebelum ini.” Irwan menjawab pengamatan Vania pada dirinya. “Oh, mungkin sekali. Saa

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   198. Orang Terdekat

    “Jadi Khanza, editor Vania yang menjadi otak gosip antara kamu dan Vania?” Sarah mengangkat alisnya. Tak menyangka bahwa ternyata orang terdekat Vania lah yang membuat kebohongan tersebut.“Iya. Itu dilakukan untuk mendongkrak penjualan buku Vania. Kamu ingat? Gosip itu beredar tak lama novel baru Vania terbit di pasaran.”Sarah mengangguk mengerti. “Vania tau?”“Itu sedang diselidiki Om Adrian.”“Perasaanku mengatakan Vania tidak ada sangkut pautnya dengan ini semua.”Pernyataan Sarah dikuatkan oleh dugaan bahwa Vania tidak mungkin mempertaruhkan nama baiknya. Jika ia memang terlibat dan keluarga Carrington tau, ia pasti tidak akan bertemu lagi dengan Arzan. Bahkan Sarah sendiri pun akan melarangnya.Marc mengangguk setuju. Ia berharap hari ini juga sudah mendapat kabar dari orang-orang Adrian yang bekerja untuk mengusut kasus pencemaran nama baik ini.“Jika Arzan sudah pulang, kemungkinan ia menemukan berita tersebut akan besar. Aku tidak ingin itu terjadi.”“Aku tau.” Sarah mencebi

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   197. Tidak Mampu Bersaing

    Dua hari kemudian, Vania menjemput Arzan. Selama akhir minggu, ia akhirnya memperoleh izin membawa Arzan hanya berdua saja. Vania menjemput Arzan di rumah keluarga Carrington.Sarah menyambut Vania sambil menggandeng Arzan. Ia menyerahkan tangan Arzan pada Vania dan hanya berpesan untuk bersenang-senang.“Ingat pesan Mama ya, Sayang.” Sarah mengelus kepala Arzan sebelum putra angkatnya itu masuk ke dalam mobil.Arzan mengangguk lalu memeluk Sarah erat-erat. Ia juga mencium pipi Sarah dan berkata akan menurut pada pesan sang Mama. Vania memperhatikan inetraksi tersebut dengan rasa haru.Selalu saja ada rasa iri di hati Vania. Tapi, ia merasa itu hal yang wajar. Ia bertanya dalam hati kapan Arzan akan sehangat itu pada dirinya.Dalam perjalanan, Arzan lebih banyak mengamati jalanan. Sesekali ia menengok ke belakang. Sebuah mobil van mengikuti kendaraan Vania.“Ada mobil penjagamu, ya?” Vania tersenyum pada Arzan.Anak lelaki itu hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan ibu kandu

DMCA.com Protection Status