Share

134. Kasihan Mereka

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dengan cepat, Marc menjelaskan bahwa meetingnya berlangsung cepat hingga ia bisa menyusul istrinya. Dari wajah Marc, Sarah sebenarnya dapat menyimpulkan bahwa rapat itu berjalan tidak lancar.

“Apa kamu tadi tidak dikerubuti wartawan yang sedang hadir untuk acara donasi?” Sarah bertanya pada Marc.

“Pintu yayasan hanya satu. Aku menunggu mereka fokus pada saat donasi diberikan dan langsung menyelinap masuk.”

Lucy mengangguk mengerti. “Itu sebabnya kami menunggu di sini.”

“Mama masih belum nyaman di antara wartawan, ya? Bukankah nama Mama ada sebagai donatur paling besar?”

“Iya. Para wartawan itu masih saja mencari-cari celah untuk bertanya masalah pribadi. Mama jadi malas, jadi Mama minta teman saja yang mewakilkan pemberian donasi tersebut.”

Sambil menunggu acara selesai, Sarah mengajak Marc berjalan-jalan. Mereka mengamati anak-anak di yayasan dan berbincang dengan pengurus yang merawat anak-anak.

“Marc, bagaimana jika kita mengadopsi beberapa anak dari yayasan ini?” bisik Sarah.

Spon
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   135. Perlu Pertimbangan Masak

    “Apa? Kalian mau adopsi Arzan?” Lucy membelalakkan matanya.“Memang kenapa, Ma?” Sarah tak menduga respon Lucy pada permintaannya.Lucy mengembuskan napas panjang sebelum menjawab. Setelah acara donasi yayasan selesai, Lucy ikut Marc dan Sarah pulang ke rumah putranya tersebut. Saat makan malam, Sarah mengungkapkan keinginan mereka untuk mengadopsi anak dari yayasan yang sering Lucy danai tersebut.“Kalian tidak tau asal-usul Arzan. Itu sangat riskan.”“Memangnya, bagaimana ceritanya Arzan bisa ada di yayasan tersebut, Ma?” Marc ikut penasaran.“Arzan diletakkan di depan pintu yayasan. Malam itu hujan deras, tetapi suara tangisnya mampu menyaingi suara hujan hingga penjaga yayasan menemukan anak tersebut.”“Yayasan tidak punya CCTV?”Kepala Lucy menggeleng menjawab pertanyaan putranya. Sembilan tahun yang lalu, yayasan itu belum berkembang seperti saat ini. Mereka belum merasa perlu memiliki CCTV.“Tidak ada tanda pengenal sama sekali?”“Tidak. Bahkan yang memberi nama Arzan pun teman

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   136. Sepertinya Perempuan

    “Sepertinya bayi kalian perempuan.” Dokter berkata sambil mengamati layar monitor yang dihubungkan dengan alat USG.“Benarkah?” Lucy yang ikut dalam pemeriksaan kandungan Sarah terdengar senang. “Pasti akan cantik seperti Mamanya.”Sarah terkekeh dan mengucapkan terima kasih. Frank menepuk bahu Marc dan tersenyum bangga.Marc membalas senyum tersebut. Seperti selalu ia katakan bahwa dirinya tak masalah dengan jenis kelamin bayinya, namun melihat Sarah dan Lucy tampak senang membuatnya ikut merasa bahagia.Setelah pemeriksaan selesai. Lucy dan Frank keluar dari ruang pemeriksaan agar Marc dan Sarah dapat berkonsultasi dengan dokter. Keduanya duduk bersisian di ruang menunggu.“Tumben, Irma tidak ikut?” Lucy membuka pembicaraan.“Irma sedang sibuk pindahan toko kue.”Lucy mengangguk mengerti. “Aku juga dengar dari Sarah, renovasi toko kuenya telah selesai.”“Iya. Sekarang sedang proses memindahkan barang-barang ke toko.”“Aku senang semuanya berjalan lancar.”Kini, Frank yang mengangguk

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   137. Sama-Sama Kesepian

    Sarah dan Marc tersentak kaget mendengar penuturan Frank. Apalagi saat Frank berkata ia memiliki teman yang salah mengadopsi anak karena ternyata keturunan penjahat.“Memang anaknya jadi jahat juga? Bukannya kalau kita rawat dengan kasih sayang, anak itu akan memiliki hati yang baik?” Sarah memberikan pendapatnya.Menurut cerita, teman Frank tidak sadar anak angkat mereka memiliki kleptomania. Gangguan mental yang penderitanya sulit mengendalikan keinginan untuk memiliki suatu benda tanpa izin baru diketahui setelah guru sekolah mengamati prilaku si anak.Saat kamarnya diperiksa, terbukti banyak barang-barang milik sekolah yang ia ambil. Setelah diusut ternyata anak tersebut memiliki orang tua yang dihukum mati karrna kasus korupsi.“Saat diadopsi memangnya teman Papa tidak tau latar belakang anak tersebut?”Kepala Frank menggeleng. “Sama seperti Arzan, anak itu juga diletakkan di depan pintu sebuah rumah lalu penghuninya menyerahkan ke yayasan yatim piatu.”“Kasihan. Nasib anak itu s

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   138. Lelaki yang Mencarimu

    Marsha menatap tablet yang diperlihatkan dokter. Di layarnya terpampang foto dirinya dan Tinna. Namun pada foto tersebut, Tinna masih terlihat cantik dengan make up dan pakaian bagus.“Ini Ibumu. Kamu ingat?” tanya Dokter.Mata Marsha hanya menatap layar tanpa berkedip. “Ini siapa?” Marsha menunjuk fotonya sendiri.“Kamu.” Dokter menjawab singkat.Tangan Marsha mengucap wajahnya sendiri seolah tak percaya pada wajah cantiknya. Selama di rumah sakit jiwa ia memang tidak pernah bercermin atau tepatnya, memang tidak ada cermin di kamar perawatan.Lalu, dengan sengaja, Dokter menggeser layar dan memperlihatkan foto Tinna saat ditahan juga foto Marsha saat ini. Marsha terlihat mengerutkan kening dalam-dalam.“Kehidupan kalian memang jauh berbeda setelah kalian dinyatakan bersalah karena tuduhan percobaan pembunuhan terhadap Sarah Carrington.”Ucapan Dokter membuat Marsha menoleh dan menatap tajam dokter. Lalu dengan gerakan tak terduga, kedua tangannya mencekik leher dokter.“Sarah.” Marsh

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   139. Membuat Candu

    Spontan, Marc melirik Sarah. Istrinya itu masih berbincang dengan Kyra. Marc memberi kode agar Adrian masuk ke ruang kerjanya.“Silahkan duduk, Om.”Adrian mengangguk dan duduk di depan meja kerja Marc. Putra satu-satunya keluarga Carrington itu sedang melepas jas dan menyampirkannya di punggung kursi.“Bagaimana lelaki itu bisa menemui Om Adrian?” Setelah duduk, Marc bertanya.“Awalnya ia menelepon perusahaan meminta nomer teleponmu. Lalu, resepsionis menanyakan padaku.”“Om bicara langsung dengan lelaki itu? Jadi, belum pernah bertemu?”“Iya.”“Kita abaikan saja.”Adrian menggeleng. Asisten pribadi Frank itu berkata bahwa lelaki itu mengancam akan mendatangi Sarah.Marc mendengus kasar. Ia menjawab bahwa istrinya tidak akan mudah didekati orang karena ia selalu menjaga Sarah di mana pun berada.“Kamu tidak bisa menjaganya dua puluh empat jam, Marc. Contohnya sekarang, Sarah di luar tanpa pengawasanmu.”Segera, setelah mendengar ucapan Adrian, Marc berdiri lalu melongok keluar di man

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   140. Sudah Tercemar

    Marc mengangguk singkat. Kyra melirik Sarah lalu menundukkan kepala dan keluar. Setelahnya, lelaki itu mengetik pesan pada Kyra agar mengabaikan permintaan dokter ahli jiwa tersebut.Dengusan pelan terdengar dari hidung Marc. Baru saja Adrian bilang ada lelaki yang mengaku mantan suami Tinna datang mencarinya, kini dokter jiwa Marsha juga ingin Sarah bicara dengan Ibu Tinna.Beraninya mereka itu! Memangnya kami siapa? Marc mendesah dalam hati.“Aku sudah selesai.” Sarah bangkit dari kursi lalu melakukan sedikit peregangan.Marc mengamati Sarah yang lalu duduk di kursi dan menaikkan kedua kakinya ke meja. Kaki-kaki Sarah tampak agak bengkak. Marc segera mengetik pesan pada sekretarisnya.Tak berselang lama, Kyra masuk bersama seorang office girl yang membawa baskom berisi air hangat. Marc berdiri dan menghampiri Sarah yang duduk bersandar di sofa. Lelaki itu membuka sepatu Sarah dan merendam kedua kaki istrinya ke dalam baskom.Sarah bersandar sambil tersenyum. Bibirnya mengucapkan ter

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   141. Lebih Baik Jujur

    Sarah mengamati suaminya yang telah berdandan rapi. Pagi ini ia dilarang pergi dan hanya boleh tinggal di rumah bersama Frank. Tetapi, Sarah merasa sang suami menyembunyikan sesuatu darinya.“Kenapa aku nggak boleh ikut meeting?” Sarah merengek pada Marc.“Meetingnya hanya sebentar, Sayang. Aku tidak ingin kamu lelah.” Dengan sabar, Marc menjawab dan mengusap sayang kepala Sarah.“Kamu pasti malu kalau aku ikut.” Sarah menebak.Marc mengerutkan keningnya. “Malu? Aku malu kenapa?”“Gara-gara kemarin kamu menggendongku di kantor dari ruang kerja sampai lobi. Kamu bilang citramu sebagai bos dingin sudah tercemar.”Marc meledakkan tawa. Lelaki itu berkata tidak memperdulikan omongan para karyawan yang mungkin mengejek di belakangnya. Apalagi ia melakukan itu semua karena rasa sayangnya pada Sarah.Kedua tangan Marc mengenggam tangan Sarah. Mereka saling bertatapan. Sarah merasakan perutnya bergejolak dan merasa malu saat memandang wajah tampan suaminya.“Jangan berpikiran macam-macam. Kam

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   142. Trauma Sakit

    Kentara sekali gestur tubuh Benny menegang. Ia terlihat berpikir untuk menjawab pertanyaan Adrian. Tak lama kemudian, kepala Benny mengangguk.“Memang Tinna meneleponku dan menceritakan kejadian hingga mereka sampai ditahan.”Marc mengangkat kedua alisnya tinggi-tinggi. “Apa yang Ibu Tinna ceritakan?”“Persis seperti yang kamu katakan.”“Apa yang Ibu Tinna inginkan?”Benny menatap pada Marc. Tatapan tajam lelaki muda itu membuatnya kembali mengalihkan pandangan.“Tinna hanya merasa kasihan pada Marsha dan ingin aku menjenguknya.”“Jadi, kamu belum menjenguk putrimu?"Benny mengembuskan napas berat dan menggeleng.Dengan tegas, Marc berkata bahwa ia tidak akan mengajukan proses pengurangan masa tahanan Marsha dengan dalih kasihan. Ia juga berkata bahwa keluarga Carrington dilindungi hukum dan akan melapor ke kepolisian jika Benny berani mengganggu keluarganya lagi.Setelah berkata demikian, Marc berdiri. Tanpa berpamitan, lelaki itu keluar dari restoran diikuti Adrian dan pengacara kel

Bab terbaru

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   200. Pendengar yang Baik

    Irwan menunggu. Vania mungkin sedang mengumpulkan kekuatan untuk memceritakan kisah kelamnya pada seseorang. Apalagi ia adalah orang baru yang pertama kali ditemui."Aku dan Bryan, ayah Arzan menikah tanpa restu. Kami lari dari keluarga karena memilih mempertahankan cinta."Vania mengembuskan napas kasar. Ia menyandarkan punggung pada dinding. Jari-jari tangannya saling bertautan."Di perkemahan seperti ini lah kami berbulan madu. Tiga bulan kemudian, aku hamil. Kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, beberapa bulan berikutnya, Bryan didiagnosis menderita kanker usus."Isakan Vania membuat Irwan memeluk erat Arzan. Ia tak ingin Arzan terbangun. Vania lalu sadar untuk segera menguasai diri.Sembari mengatur napas, Vania mengusap air matanya. Kini ia duduk sambil memeluk kaki-kakinya yang ditekuk.Dalam keadaan hamil, Vania merawat Bryan. Bryan cukup tegar dan berusaha menjalani pengobatan didampingi Vania.Pilihan itu datang saat Vania melahirkan. Kondisi Bryan bertambah lemah. Keuanga

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   199. Sudah Siap, Bukan?

    Alrzan langsung bersembunyi di balik tubuh Vania. Wanita itu menyorotkan lampu senter pada lelaki yang berdiri di kegelapan. Arzan mengintip lalu bersorak.“Om Irwan.” Arzan langsung berlari menghampiri dan memeluk Irwan. “Lampu kabin kami mati, Om.”Irwan mengusap kepala Arzan. “Iya, kabin Om juga. Tadinya Om mau mencari bantuan tapi mendengar teriakan. Kebetulan sekali kita ada di sini, ya."“Aku bersama Ibu Vania. Cuma berdua.” Arzan menunjuk Vania yang terpaku di tempat melihat kedekatan putranya dengan lelaki yang dipanggil Om Irwan tersebut.Irwan mengangguk. Setelah berada pada jarak cukup dekat, Irwan menjulurkan tangan. Vania menyambutnya dan tersenyum penuh kelegaan.“Irwan. Aku putra Ibu Irma.”Sejenak setelah balas menyebut namanya, Vania mengamati Irwan. Rasanya ia pernah bertemu dengan lelaki ini. Tetapi, ia tidak ingat meskipun ia sering berada di kafe.“Kita memang belum pernah bertemu sebelum ini.” Irwan menjawab pengamatan Vania pada dirinya. “Oh, mungkin sekali. Saa

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   198. Orang Terdekat

    “Jadi Khanza, editor Vania yang menjadi otak gosip antara kamu dan Vania?” Sarah mengangkat alisnya. Tak menyangka bahwa ternyata orang terdekat Vania lah yang membuat kebohongan tersebut.“Iya. Itu dilakukan untuk mendongkrak penjualan buku Vania. Kamu ingat? Gosip itu beredar tak lama novel baru Vania terbit di pasaran.”Sarah mengangguk mengerti. “Vania tau?”“Itu sedang diselidiki Om Adrian.”“Perasaanku mengatakan Vania tidak ada sangkut pautnya dengan ini semua.”Pernyataan Sarah dikuatkan oleh dugaan bahwa Vania tidak mungkin mempertaruhkan nama baiknya. Jika ia memang terlibat dan keluarga Carrington tau, ia pasti tidak akan bertemu lagi dengan Arzan. Bahkan Sarah sendiri pun akan melarangnya.Marc mengangguk setuju. Ia berharap hari ini juga sudah mendapat kabar dari orang-orang Adrian yang bekerja untuk mengusut kasus pencemaran nama baik ini.“Jika Arzan sudah pulang, kemungkinan ia menemukan berita tersebut akan besar. Aku tidak ingin itu terjadi.”“Aku tau.” Sarah mencebi

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   197. Tidak Mampu Bersaing

    Dua hari kemudian, Vania menjemput Arzan. Selama akhir minggu, ia akhirnya memperoleh izin membawa Arzan hanya berdua saja. Vania menjemput Arzan di rumah keluarga Carrington.Sarah menyambut Vania sambil menggandeng Arzan. Ia menyerahkan tangan Arzan pada Vania dan hanya berpesan untuk bersenang-senang.“Ingat pesan Mama ya, Sayang.” Sarah mengelus kepala Arzan sebelum putra angkatnya itu masuk ke dalam mobil.Arzan mengangguk lalu memeluk Sarah erat-erat. Ia juga mencium pipi Sarah dan berkata akan menurut pada pesan sang Mama. Vania memperhatikan inetraksi tersebut dengan rasa haru.Selalu saja ada rasa iri di hati Vania. Tapi, ia merasa itu hal yang wajar. Ia bertanya dalam hati kapan Arzan akan sehangat itu pada dirinya.Dalam perjalanan, Arzan lebih banyak mengamati jalanan. Sesekali ia menengok ke belakang. Sebuah mobil van mengikuti kendaraan Vania.“Ada mobil penjagamu, ya?” Vania tersenyum pada Arzan.Anak lelaki itu hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan ibu kandu

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   196. Jangan Mencegahku

    "Mana? Aku mau lihat." Sarah mencondongkan tubuhnya ke arah ponsel Marc.Pasangan suami istri itu sama-sama memperhatikan layar kecil ponsel Marc. Dengan kesal, Marc menyerahkan ponselnya pada sang istri. Ia malas membaca lanjutan berita tersebut."Pasti sebentar lagi Papa atau Mama akan menelepon dan marah-marah padaku." Marc kemudian bersungut. "Tadi saat kamu bilang tidak bisa ikut, aku sudah memiliki perasaan tak enak.""Nanti kalau Mama atau Papa menelepon, biar aku saja yang bicara pada mereka." Sarah menenangkan suaminya.Namun kali ini Marc tidak dapat mentoleransi berita tersebut. Portal gosip itu mengatakan ia mengadakan pertemuan rahasia dengan Vania untuk membahas putra mereka."Kamu jangan mencegahku lagi. Aku akan meminta pengacara menuntut pasal pencemaran nama baik."Tidak ada balasan dari Sarah. Ia sedang sibuk mengamati berita tersebut."Memangnya kamu sempat ngobrol berduaan dengan Vania, ya?""Tadinya aku sudah cerita ia minta maaf atas beredarnya gosip dan mengaku

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   195. Selalu Begitu

    Vania merasa bertambah senang karena setelah beberapa kali bertemu, akhirnya Arzan mulai banyak terbuka padanya. Meski anak itu masih kaku jika bersentuhan, Vania tetap memberikan perhatian melalui kontak fisik seperti mengelus, mengusap, memeluk dan mencium putranya.“Ok, nanti jangan lupa tanyakan pada Mama dan Papa kapan kita bisa kemping berdua, ya.” Vania berkata dengan penuh harap pada Arzan.Arzan mengangguk. Pada pertemuan itu, Arzan juga menunjukkan hasil tulisannya. Dengan bersemangat, Vania membaca dan mengangguk-angguk.“Sepertinya kamu memang berbakat.”“Apa aku bisa menjual buku dan mendapatkan uang seperti Ibu?”Kekehan kecil terdengar dari hidung Vania. “Tentu saja bisa. Tetapi, masih banyak yang mesti kamu pelajari karena menulis bukan hanya tentang menceritakan apa yang ada di kepalamu.”Vania berpesan bahwa Arzan harus banyak belajar tentang teori kepenulisan. Menurutnya, cerita Arzan menarik namun dari segi alur masih perlu diperbaiki. Arzan tampak serius melihat b

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   194. Tidak Mau Membahas

    “Semua gagal.” Irwan berkata datar saat Marc bertanya tentang kencannya.Pagi ini, kantor Irwan kedatangan Marc. Lelaki itu mendapat laporan bahwa Irwan telah beberapa kali melakukan kencan buta dengan bantuan aplikasi jodoh.“Memang berapa kali sih kamu berkencan?”“Tiga kali.”“Artinya aplikasi itu tidak bagus. Mungkin kamu bisa coba cara konvesional saja.”“Maksudmu, amati sekeliling, jika ada yang menarik langsung ajak kencan?”“Iya seperti itu.”Dengan cepat, kepala Irwan menggeleng. Menurutnya kehidupannya sekarang hanya kantor dan rumah. Sementara ia tidak ingin berkencan dengan teman atau pegawai kantor.Marc menawarkan bantuan. Ia berkata Larry mungkin memiliki teman wanita yang juga sedang mencari jodoh. Mereka sama-sama tau, Larry memiliki pergaulan yang luas.Pasrah, Irwan mengangguk. Mereka melanjutkan membahas pekerjaan. Hingga akhirnya diskusi itu selesai.“Sepertinya hari ini kamu dan timmu harus lembut.” Marc berkata seraya bersiap akn pergi.“Iya. Aku juga berpikiran

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   193. Capek Marah-Marah

    “Jadi, kamu tidak berfoto sama Vania?” Sarah mengulangi pernyataan Marc yang menyangkal ia berada satu frane bersama Arzan dan Vania.“Tidak.” Marc menggeleng tegas. “Aku lebih dulu yang berfoto berdua dengan Arzan. Setelah itu Vania dan Arzan.”Tetapi, Marc berkata saat itu memang banyak kamera yang mengarah pada mereka. Marc tidak menaruh curiga karena mereka sedang berada di sekolah.“Jadi, kamu jangan berprasangka buruk padaku.”“Siapa yang berprasangka buruk?”“Aku takut kamu cemburu.”Sarah mencebik. “Tidak. Lagipula kalau kamu mau sama Vania, ya silahkan saja.”Marc terperanjat mendengar pernyataan istrinya. “Kok gitu?”“Yaa ... kamu suka nggak sama Vania?”“Enggak lah. Pertanyaanmu aneh sekali, Sayang.”“Ya, sudah. Kalau begitu, aku tidak curiga, cemburu, kesal atau marah padamu.”Marc mengembuskan napas lega. Meski ia jadi merasa aneh karena Sarah seperti cuek saja. Rasanya ia lebih suka Sarah cemburu.Bukankah cemburu tanda cinta? Tanda bahwa seorang istri tidak ingin suamin

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   192. Foto Editan

    Berita peluncuran buku Vania diiringi pemberitaan yang cukup menghebohkan. Beredar gosip bahwa Marc adalah ayah kandung dari anak Vania. Berita mengguncang itu dilengkapi foto Arzan saat kemping di mana anak itu berdiri di antara Marc dan Vania.Mereka tampak seperti keluarga kecil yang bahagia.“Kenapa kamu tidak ikut berfoto, Sarah?” Frank terlihat protes pada menantunya.“Saat akan foto, Vivi rewel, Pa. Jadi aku membawa Vivi ke suster dulu.” Sarah mengembuskan napas berat mendapat berita tersebut. Ia juga tidak tau ternyata Marc berfoto bertiga dengan Arzan dan Vania.“Mama akan marahi suster. Sudah tau Vivi sakit, kenapa ia tidak siaga di dekatmu.” Lucy dengan kesal juga ikut protes.“Aku yang suruh suster menunggu di luar, Ma. Itu kan area khusus pengantar anak-anak yang kemping.”“Lalu, kenapa Vania ikut-ikutan?” Lucy masih tidak terima.Sarah mengaku bahwa ia mengizinkan Vania ikut. Bahkan ia sendiri yang meminta izin pada sekolah agar ibu kandung Arzan itu bisa mengikuti upaca

DMCA.com Protection Status