Sudah beberapa hari aku pulang dari rumah sakit, dan beberapa hari itu pula aku tidak masuk kerja.
Gimana mau bekerja jika ada ada satpam yang bucin akut menjaga bagaikan singa. Lama-lama kan bosen dirumah terus menerus, aku kan bukan sebuah pajangan.Zhan tidak memperbolehkan ku bekerja dulu sampai sembuh, walaupun aku bilang sudah sehat! Tapi Zhan tetap kekeh tidak memperbolehkan ku bekerja."Ayo lah Kak, kasihan Paman Willy kalau aku tidak bekerja. Nanti hutang ku tidak lunas-lunas." Rengek ku pada si bujang lapuk ini."Tidak boleh ya tidak boleh!! Kalau soal hutang kamu tenang aja Aku lunasin hutang-hutang mu saat ini juga." Kata Zhan membuat ku merengut."Ck~ dasar orang kaya-- Tidak!!! Aku tidak mau! Nanti di kira aku memanfaatkan kamu sebagai bank atau ATM berjalan ku lagi." Kata ku menolak semua itu."Tidak masalah aku suka jadi bank dan ATM berjalan untuk mu. Ayo kita menikah saja nanti aku bisa kasih apapun yang kamu ma"Itu TIDAK MUNGKIN." Ucap Zhan begitu lantang saat menekankan kata tidak mungkin. Aku pun terkaget, sejak kapan Zhan ada disini???"Kak????" Aku kaget Kak Zhan ada disini, sedikit gugup dan deg-degan juga takut. Ya Tuhan semoga tidak terjadi apa-apa. "Hai-- sayang." Sapa Kak Zhan padaku. Kenapa dia bilang sayang ya sama aku?? Dasar genit di situasi kaya gini masih aja sempet-sempet nya menggombal.Tapi aku takut kalau dia akan salah paham dengan pertemuan ini. Jujur aku tidak mau dia salah paham dan nantinya akan meninggalkan ku."Ka-- kakk Zhan sejak kapan disini??" Tanya ku lagi sedikit gugup, tapi dia malah tersenyum manis dengan senyum yang membuat hatiku sedikit berdebar.Ingatkan aku supaya tidak mimisan melihat senyum gigi kelinci nya yang manis itu."Kakak baru saja datang dan melihat mu lagi serius dengan pria ini." Ucapnya membuat ku sedikit lega, setidaknya dia tidak marah. "Siapa dia Yas?? Kenapa tidak perkenalk
Setelah aku menangis dengan puas dipelukan Paman Willy, aku pun keluar ruangan. Untung Paman sebagai pemilik restoran tidak mempermasalahkan kejadian yang sedikit memalukan tadi. Dan tidak menegurku saat aku berlama-lama untuk menangis diruang istirahat.Berhubung sudah sore aku pun pamit pulang, rasanya hari ini sangat amat melelahkan. Dari restoran yang ramai sampai ada seorang pengganggu yang datang dan benar-benar mengganggu ku."Paman aku pulang dulu ya, mungkin besok aku libur dulu Paman, tampak nya aku sedikit pusing dengan kejadian ini. Apa Paman mengijinkan??" Tanya ku padanya."Tentu sayang kamu boleh beristirahat di rumah besok, ingat jangan berfikir macam-macam! Masa lalu biarkan menjadi masa lalu dan yang sekarang didepan mata lah yang harus kamu kejar untuk mendapatkan kebahagiaanmu sendiri." Ucapnya kepada ku. Emang Paman yang paling sayang padaku, bahkan keluarga ku saja om dan tante tidak pernah menanyai keadaanku. Mungkin jika aku ma
"Yas ... mama harap kamu mau nerima semua ini! Benar mama sayang sama kamu dari pertama kali tadi melihatmu. Mama melihat kamu langsung ada sayang dihati mama dan ingin melindungi kamu. Tapi ... tampaknya nama harus mengurungkan niat mama untuk menjadikan kamu sebagai menantu mama, sebelum ..." ucapan tante Mimi terputus karena Fauzhan tiba-tiba menyela perkataannya. "Mam ... kalau memang Mama sayang sama Yasmin kenapa harus berbelit-belit seperti ini?! Kalau memang Mama tidak setuju, maka Zhan akan menikahi Yasmin tanpa restu dari Mama!" ucap Fauzhan membuat Yasmin terharu mendengarnya. 'Sebegitukah dia mencintaiku dan ingin memilikiku sampai ingin menentang orang tuanya?' tanyaku dalam hati yang masih tidak percaya mendengarnya. Tapi Yasmin menepis semua itu, 'Ah dulu Hans juga seperti itu, nyatanya hanya sesaat saja lalu dia pun meninggalkan aku dengan wanita lain. Apa nanti Zhan tidak akan seperti itu? Entahlah ... aku tidak ingin memikirkan itu saat ini. Jika memang nanti terjad
Di perjalanan mereka pun terdiam cukup lama, dengan lamunan masing-masing. Yasmin melamun karena dia tidak percaya kalau ternyata orang tua Zhan sangat baik malah mereka mau menerima Jay dan ingin jay juga bahagia dengan pernikahannya nanti. 'Ah ... Jay, semoga kita bisa tinggal bersama-sama lagi. Ibu merindukan kamu Nak,' ucap Yasmin dalam hatinya. Sedangkan Fauzhan melamun sambil tersenyum-senyum, dia tidak sabar untuk menikah dengan Yasmin. 'Yas ... sebentar lagi kita bersama, aku sudah tidak sabar sampai hari itu, aku berjanji akan selalu membahagiakan dirimu Yas,' ucap Zhan dalam hatinya. Yasmin melihat Zhan tersenyum-senyum membuatnya penasaran. "Kenapa senyum-senyum?" tanya Yasmin membuka pembicaraan. "Sedang membayangkan yang mesum ya?" tanyanya penuh selidik. "Apaan sih kamu Yas? Mana ada membayangkan yang mesum. Aku hanya sedang membayangkan kalau tidak percaya kita sebentar lagi akan menikah,
'Aku harus berhati-hati pada pria ini, karena dirinya lah aku masuk lembah hitam. Dia yang sudah merusak aku, dan tidak menutup kemungkinan lagi dia akan melakukan hal yang sama untuk tujuannya,' batin Yasmin mencoba untuk waspada. "Yas ... janganlah kamu jual mahal, aku sekarang sudah mapan bisa menghidupi kamu tanpa kamu harus bekerja dan aku juga masih bisa memberi nafkah istri aku tanpa harus mengurangi jatah untukmu. Jadi jangan khawatir kalau kamu menikah denganku, kamu tidak akan kekurangan apapun sekarang, Sayang," ucapnya lagi membuat Yasmin jengah. Yasmin memilhat kearah Benjin dengan enggan, dia pun membatin, 'Memang dia kira aku matre apa? mau kaya kek, mau enggak kek, mau mapan kek, mau belangsak kek kalau aku suka ya aku mau kalau aku sudah tidak suka apalagi sudah jijik ya mau sampe kerajaan api menyerang pun aku tidak akan mau. Lagian kalau didunia ini para pria mati semuanya dan tersisa cuma dia maka aku akan ikutan mati
2 hari ini keadaan kontrakan aku sangat aman, tidak ada gangguan dari pria tidak tahu malu yang bernama Benjin itu. Ya aku masih di kontrakan yang selama ini aku tempati selama kurang lebih 3 tahun lebih, semenjak aku meninggalkan Hans karena kelakuannya yang sudah menikah lagi saat aku sedang mengandung Jay.Putraku itu kini berusia 3 tahun, putra yang tidak bisa aku gapai, putra yang sekarang dirawat oleh Abang sepupuku beserta istrinya itu. Disisi lain aku kecewa dengan sikap Bang Daniel, tetapi disisi lainnya lagi aku bersyukur karena Jay disayang oleh mereka. aku juga sebenernya berterima kasih pada mereka karena mau merawat putraku walaupun perbuatan mereka salah.Hari ini aku seperti biasa bekerja di restoran milik Paman Willy, kali ini suasana restoran tidak terlalu ramai jadi aku sedikit santai dan bisa bercanda dengan sahabatku yang bernama Wiwin juga teman-teman yang lain.Drrrttt ... tiba-tiba ponselku bergetar, lalu aku mengangkatny
Tiba-tiba Zhan memukul Bang Jin hingga dia tersungkur ke belakang. Entah kenapa hari ini Zhan tidak seperti biasanya yang sabar.Mungkin kemarin-kemarin dia masih sabar menghadapi pria gila ini yang selalu seenaknya sendiri, ya nama juga orang sabar-sabar jadi subur. Eh salah sabar ada batasnya."Bukannya aku pernah memperingatkan kamu untuk tidak mengganggu Yasmin lagi!" ucap Kak Zhan memperingatinya. "Kalau Anda masih saja mengganggu Yasmin maka saya tidak akan segan-segan untuk melaporkan Anda ke polisi!" ancam Kak Zhan pada Bang Jin yang membuat raut wajahnya jadi berubah."Apa urusanmu? Siapa Anda berani sekali mengancam diriku ini?" tanya Bang Jin marah. Tampaknya dia tidak suka dengan ancaman dari Kak Zhan padanya."Sudah aku bilang kalau aku ini calon suami dari Yasmin, kami akan menikah bulan ini jadi jangan ganggu dia lagi saat ini! Jika sampai aku melihatmu mengganggunya lagi maka aku akan membuatmu sangat menyesal karena sudah mengabai
Setelah obrolan tentang acara pernikahan nanti seperti apa aku pun memisahkan diri dari para orang tua. Aku mengajak Jay ke taman karena aku juga masih kangen dengan putraku ini.Terserahlah mereka mau membahas yang seperti apa aku akan ikut saja. Tapi ternyata Zhan mengikuti aku dan Jay, dasar bujang lapuk senangnya mengekor."Kenapa ikut ke sini? dasar penguntit," ucapku sedikit bercanda tapi tetap membiarkannya di sisiku dan Jay. "Mending kamu di dalam ikut rapat keluarga Kak! bukankah ini pernikahanmu?" tanyaku sedikit menyindir sama bujang lapukku ini dan dia hanya mendesis lalu tersenyum."Apa kamu lupa kalau ini juga pernikahan kamu Yas? Aku pikir biar mereka sajalah yang tentuin, aku sih ikut saja. Membuat orang tua senang itu kan juga dapat Pahala," ucapnya dan aku yang mendengarkannya menggeleng tapi juga masih tersenyum manis, sangat manis sampai semut pun mungkin akan mengerubungiku. "Lagian mending di sini sama anak dan istriku yang manis ini,
Setelah obrolan tentang acara pernikahan nanti seperti apa aku pun memisahkan diri dari para orang tua. Aku mengajak Jay ke taman karena aku juga masih kangen dengan putraku ini.Terserahlah mereka mau membahas yang seperti apa aku akan ikut saja. Tapi ternyata Zhan mengikuti aku dan Jay, dasar bujang lapuk senangnya mengekor."Kenapa ikut ke sini? dasar penguntit," ucapku sedikit bercanda tapi tetap membiarkannya di sisiku dan Jay. "Mending kamu di dalam ikut rapat keluarga Kak! bukankah ini pernikahanmu?" tanyaku sedikit menyindir sama bujang lapukku ini dan dia hanya mendesis lalu tersenyum."Apa kamu lupa kalau ini juga pernikahan kamu Yas? Aku pikir biar mereka sajalah yang tentuin, aku sih ikut saja. Membuat orang tua senang itu kan juga dapat Pahala," ucapnya dan aku yang mendengarkannya menggeleng tapi juga masih tersenyum manis, sangat manis sampai semut pun mungkin akan mengerubungiku. "Lagian mending di sini sama anak dan istriku yang manis ini,
Tiba-tiba Zhan memukul Bang Jin hingga dia tersungkur ke belakang. Entah kenapa hari ini Zhan tidak seperti biasanya yang sabar.Mungkin kemarin-kemarin dia masih sabar menghadapi pria gila ini yang selalu seenaknya sendiri, ya nama juga orang sabar-sabar jadi subur. Eh salah sabar ada batasnya."Bukannya aku pernah memperingatkan kamu untuk tidak mengganggu Yasmin lagi!" ucap Kak Zhan memperingatinya. "Kalau Anda masih saja mengganggu Yasmin maka saya tidak akan segan-segan untuk melaporkan Anda ke polisi!" ancam Kak Zhan pada Bang Jin yang membuat raut wajahnya jadi berubah."Apa urusanmu? Siapa Anda berani sekali mengancam diriku ini?" tanya Bang Jin marah. Tampaknya dia tidak suka dengan ancaman dari Kak Zhan padanya."Sudah aku bilang kalau aku ini calon suami dari Yasmin, kami akan menikah bulan ini jadi jangan ganggu dia lagi saat ini! Jika sampai aku melihatmu mengganggunya lagi maka aku akan membuatmu sangat menyesal karena sudah mengabai
2 hari ini keadaan kontrakan aku sangat aman, tidak ada gangguan dari pria tidak tahu malu yang bernama Benjin itu. Ya aku masih di kontrakan yang selama ini aku tempati selama kurang lebih 3 tahun lebih, semenjak aku meninggalkan Hans karena kelakuannya yang sudah menikah lagi saat aku sedang mengandung Jay.Putraku itu kini berusia 3 tahun, putra yang tidak bisa aku gapai, putra yang sekarang dirawat oleh Abang sepupuku beserta istrinya itu. Disisi lain aku kecewa dengan sikap Bang Daniel, tetapi disisi lainnya lagi aku bersyukur karena Jay disayang oleh mereka. aku juga sebenernya berterima kasih pada mereka karena mau merawat putraku walaupun perbuatan mereka salah.Hari ini aku seperti biasa bekerja di restoran milik Paman Willy, kali ini suasana restoran tidak terlalu ramai jadi aku sedikit santai dan bisa bercanda dengan sahabatku yang bernama Wiwin juga teman-teman yang lain.Drrrttt ... tiba-tiba ponselku bergetar, lalu aku mengangkatny
'Aku harus berhati-hati pada pria ini, karena dirinya lah aku masuk lembah hitam. Dia yang sudah merusak aku, dan tidak menutup kemungkinan lagi dia akan melakukan hal yang sama untuk tujuannya,' batin Yasmin mencoba untuk waspada. "Yas ... janganlah kamu jual mahal, aku sekarang sudah mapan bisa menghidupi kamu tanpa kamu harus bekerja dan aku juga masih bisa memberi nafkah istri aku tanpa harus mengurangi jatah untukmu. Jadi jangan khawatir kalau kamu menikah denganku, kamu tidak akan kekurangan apapun sekarang, Sayang," ucapnya lagi membuat Yasmin jengah. Yasmin memilhat kearah Benjin dengan enggan, dia pun membatin, 'Memang dia kira aku matre apa? mau kaya kek, mau enggak kek, mau mapan kek, mau belangsak kek kalau aku suka ya aku mau kalau aku sudah tidak suka apalagi sudah jijik ya mau sampe kerajaan api menyerang pun aku tidak akan mau. Lagian kalau didunia ini para pria mati semuanya dan tersisa cuma dia maka aku akan ikutan mati
Di perjalanan mereka pun terdiam cukup lama, dengan lamunan masing-masing. Yasmin melamun karena dia tidak percaya kalau ternyata orang tua Zhan sangat baik malah mereka mau menerima Jay dan ingin jay juga bahagia dengan pernikahannya nanti. 'Ah ... Jay, semoga kita bisa tinggal bersama-sama lagi. Ibu merindukan kamu Nak,' ucap Yasmin dalam hatinya. Sedangkan Fauzhan melamun sambil tersenyum-senyum, dia tidak sabar untuk menikah dengan Yasmin. 'Yas ... sebentar lagi kita bersama, aku sudah tidak sabar sampai hari itu, aku berjanji akan selalu membahagiakan dirimu Yas,' ucap Zhan dalam hatinya. Yasmin melihat Zhan tersenyum-senyum membuatnya penasaran. "Kenapa senyum-senyum?" tanya Yasmin membuka pembicaraan. "Sedang membayangkan yang mesum ya?" tanyanya penuh selidik. "Apaan sih kamu Yas? Mana ada membayangkan yang mesum. Aku hanya sedang membayangkan kalau tidak percaya kita sebentar lagi akan menikah,
"Yas ... mama harap kamu mau nerima semua ini! Benar mama sayang sama kamu dari pertama kali tadi melihatmu. Mama melihat kamu langsung ada sayang dihati mama dan ingin melindungi kamu. Tapi ... tampaknya nama harus mengurungkan niat mama untuk menjadikan kamu sebagai menantu mama, sebelum ..." ucapan tante Mimi terputus karena Fauzhan tiba-tiba menyela perkataannya. "Mam ... kalau memang Mama sayang sama Yasmin kenapa harus berbelit-belit seperti ini?! Kalau memang Mama tidak setuju, maka Zhan akan menikahi Yasmin tanpa restu dari Mama!" ucap Fauzhan membuat Yasmin terharu mendengarnya. 'Sebegitukah dia mencintaiku dan ingin memilikiku sampai ingin menentang orang tuanya?' tanyaku dalam hati yang masih tidak percaya mendengarnya. Tapi Yasmin menepis semua itu, 'Ah dulu Hans juga seperti itu, nyatanya hanya sesaat saja lalu dia pun meninggalkan aku dengan wanita lain. Apa nanti Zhan tidak akan seperti itu? Entahlah ... aku tidak ingin memikirkan itu saat ini. Jika memang nanti terjad
Setelah aku menangis dengan puas dipelukan Paman Willy, aku pun keluar ruangan. Untung Paman sebagai pemilik restoran tidak mempermasalahkan kejadian yang sedikit memalukan tadi. Dan tidak menegurku saat aku berlama-lama untuk menangis diruang istirahat.Berhubung sudah sore aku pun pamit pulang, rasanya hari ini sangat amat melelahkan. Dari restoran yang ramai sampai ada seorang pengganggu yang datang dan benar-benar mengganggu ku."Paman aku pulang dulu ya, mungkin besok aku libur dulu Paman, tampak nya aku sedikit pusing dengan kejadian ini. Apa Paman mengijinkan??" Tanya ku padanya."Tentu sayang kamu boleh beristirahat di rumah besok, ingat jangan berfikir macam-macam! Masa lalu biarkan menjadi masa lalu dan yang sekarang didepan mata lah yang harus kamu kejar untuk mendapatkan kebahagiaanmu sendiri." Ucapnya kepada ku. Emang Paman yang paling sayang padaku, bahkan keluarga ku saja om dan tante tidak pernah menanyai keadaanku. Mungkin jika aku ma
"Itu TIDAK MUNGKIN." Ucap Zhan begitu lantang saat menekankan kata tidak mungkin. Aku pun terkaget, sejak kapan Zhan ada disini???"Kak????" Aku kaget Kak Zhan ada disini, sedikit gugup dan deg-degan juga takut. Ya Tuhan semoga tidak terjadi apa-apa. "Hai-- sayang." Sapa Kak Zhan padaku. Kenapa dia bilang sayang ya sama aku?? Dasar genit di situasi kaya gini masih aja sempet-sempet nya menggombal.Tapi aku takut kalau dia akan salah paham dengan pertemuan ini. Jujur aku tidak mau dia salah paham dan nantinya akan meninggalkan ku."Ka-- kakk Zhan sejak kapan disini??" Tanya ku lagi sedikit gugup, tapi dia malah tersenyum manis dengan senyum yang membuat hatiku sedikit berdebar.Ingatkan aku supaya tidak mimisan melihat senyum gigi kelinci nya yang manis itu."Kakak baru saja datang dan melihat mu lagi serius dengan pria ini." Ucapnya membuat ku sedikit lega, setidaknya dia tidak marah. "Siapa dia Yas?? Kenapa tidak perkenalk
Sudah beberapa hari aku pulang dari rumah sakit, dan beberapa hari itu pula aku tidak masuk kerja.Gimana mau bekerja jika ada ada satpam yang bucin akut menjaga bagaikan singa. Lama-lama kan bosen dirumah terus menerus, aku kan bukan sebuah pajangan.Zhan tidak memperbolehkan ku bekerja dulu sampai sembuh, walaupun aku bilang sudah sehat! Tapi Zhan tetap kekeh tidak memperbolehkan ku bekerja."Ayo lah Kak, kasihan Paman Willy kalau aku tidak bekerja. Nanti hutang ku tidak lunas-lunas." Rengek ku pada si bujang lapuk ini."Tidak boleh ya tidak boleh!! Kalau soal hutang kamu tenang aja Aku lunasin hutang-hutang mu saat ini juga." Kata Zhan membuat ku merengut."Ck~ dasar orang kaya-- Tidak!!! Aku tidak mau! Nanti di kira aku memanfaatkan kamu sebagai bank atau ATM berjalan ku lagi." Kata ku menolak semua itu."Tidak masalah aku suka jadi bank dan ATM berjalan untuk mu. Ayo kita menikah saja nanti aku bisa kasih apapun yang kamu ma