Hari pun berganti dan ini adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh pasangan Yasmin juga Fauzhan, walaupun acaranya besok pagi tapi malam ini mereka sangat gelisah membuat mereka tidak tenang, bahkan untuk tidur dan memejamkan mata saja tidak bisa.
Yasmin yang sedari tadi mondar-mandir tidak jelas, bahkan dia sedari tadi bolak balik dari tempat tidur tidak bisa diam membuat Jay pun sempat protes karena ulah Mandanya ini."Manda Jay tidak bisa tidur kalau Manda bangun dan membuat tempat tidur terguncang terus menerus dengan tingkah Manda!" protesnya Yasmin pun akhirnya mengalah dia berusaha untuk diam, dalam pikirannya dia berharap bisa tidur sekarang agar malam segera berganti dengan pagi hari.Tapi itu tetap saja percuma, entah kenapa dia sangat gelisah. Padahal ini pernikahannya yang kedua kenapa dia seperti baru akan menikah??DddddrrrrtttttYasmin pun terkaget dengan bunyi suara getar dari ponselnya dan getaran itu juga membuat Jay pun teDi pagi hari yang cerah, Yasmin terbangun dengan keadaan rumahnya yang sangat ramai. Rumahnya sudah kedatangan om dan tantenya serta semua sepupu dan saudara yang lainnya. Mereka datang untuk menghadiri acara pernikahan Yasmin yang digelar di sebuah gedung mewah. "Yas ... Yasmin!" teriak tantenya yang memekakkan telinga. "Ya ampun Yas kamu baru bangun? Cepetan siap-siap kita harus sudah sampai di gedung jam 8 pagi untuk bersiap-siap di sana. Ini malah baru bangun, cepat sana mandi!" perintah tantenya dan Yasmin pun menurutinya dari pada suaranya akan lebih keras lagi. Seperti yang dibilang Fauzhan Yasmin hanya tinggal ikut saja karena semua sudah disiapkan oleh keluarga Fauzhan. Kali ini Yasmin tidak terlalu lelah untuk mempersiapkan pernikahannya. Karena semua sudah diatur oleh keluarga calon suaminya dan juga Jay putranya yang diajak oleh Fauzhan untuk ikut mempersiapkan pernikahannya dan calon ayahnya itu. Sedangkan Yasmin hanya disuruh tinggal di ru
*Di gedungYasmin sudah berulang kali diperingatkan dengan waktu. Walaupun dia kesal sebenarnya dengan Fauzhan yang ingkar janji tapi dia masih percaya kalau telah terjadi sesuatu pada calon suaminya itu.Dia selalu minta penghulu mengulur waktu karena dia masih yakin kalau Fauzhan akan datang sesuai janjinya."Maaf Nona saya harus ke tempat acara selanjutnya. Ini mau dilanjut apa diakhiri?" tanya pak penghulu memastikan."Tentu saja dilanjut Pak, tapikan kami masih menunggu mempelainya!" terang Daniel yang membantu Yasmin untuk membujuk pak penghulu.Yasmin akhirnya menangis karena ini sudah tidak wajar, sudah 1 jam tapi rombongan mereka tidak segera datang. Sedangkan semua tamu sudah mulai gelisah dengan omongan yang kemana-mana membuat Yasmin semakin tertekan."Bang bagaimana ini, hiks?" tanya Yasmin menangis."Tenang Yas, kita cari tahu. Jika Zhan tidak dapat dihubungi maka coba kamu hubungi sepupunya. Kamu punya no
Aku punya perasaan tak enak dengan ini semua. Aku mulai mendekat kearah Tante dan Benjin. "Tante hentikan semuanya sebelum aku berbuat yang tidak Tante bayangkan!" ancamku pada wanita yang sudah berumur itu."Sudahlah Yas, kamu nurut sama Tante. Dari pada kita malu mending bener kalau pengantin prianya diganti saja dengannya!" terang tante yang tidak masuk akal aku pun tidak terima."Tante ... cukup! Ini pernikahanku dan calon suamiku masih ada, dia hanya minta kelonggaran waktu karena terjadi masalah bukan membatalkan pernikahan!" marahku pada tanteku ini dan semua yang diruangan itu pun melihat ke arahku yang memang mereka tidak menyangka kalau aku bisa marah pada wanita yang sudah berumur ini."Yasmin logika saja dia meninggalkan kamu di acara sepenting ini, dia tidak pantas buat menjadi suami kamu!" kata tante membuat Yasmin tambah kesal."Cukup Tan! Kak Zhan hanya sedang dalam masalah bukan meninggalkan aku. Jadi aku mohon Tante jangan mengat
Aku melihat ke arah suara itu. Saat melihatnya aku tidak henti-hentinya menangis. Aku sangat lega karena ada yang menghentikan pernikahan pemaksaan ini."Kalian tidak bisa melakukan pernikahan ini! Terutama Anda Nyonya!" ucap lantang pria itu sambil menunjuk ke arah tante Mei ."Apa kalian mau saya laporkan ke pihak yang berwajib? Padahal saat saya menghubungi tadi, saya sudah bilang kalau keluarga kami sedang terjadi masalah, tadi sudah jelaskan kalau kami meminta waktu untuk menyelesaikan masalah!" ucapnya tegas sambil melihat ke arah tante Mei dengan tatapan yang tajam. Di sini sangat terlihat jika mimik wajah tante Mei berubah menjadi pucat pasi karena ancaman pria yang tidak lain adalah Yuda, dia mengancam akan melaporkan kekacauan ini ke pihak yang berwajib."Tapi keluarga Anda tidak ada yang datang dan ini membuat saya malu," bela tante Mei yang tetap tidak mau disalahkan."Malu dari mana? Sedangkan keluarga kami tidak ada pembatalan di per
"Sungguh huru hara yang menegangkan." Milo berkata saat dia sudah sampai di dalam gedung. "Ngomong-ngomong kenapa kamu datang sendirian saja Yud? Ke mana Zhan dan keluarganya?" tanya Bang Milo kepada Yuda. "Ah, iya aku juga mau bertanya pada Bang Yuda, mana bujang lapuk aku itu?" tanyaku padanya. "Maaf aku ke sininya telat karena tadi mengurus Zhan dan orang tuanya yang terluka akibat kecelakaan." Yuda menjelaskan padaku membuatku terkaget. Deg 'Calon suamiku kecelakaan? Gimana keadaannya? Ya Tuhan semoga dia tidak apa-apa. Jangan sampai aku menjanda lagi sebelum menikah dengannya!' ucapnya dalam hati. "Apa dia tidak apa-apa?" tanya aku ragu karena aku benar-benar cemas. "Dia kritis, makanya aku ke sini ingin mengajakmu ke sana untuk melihatnya," ucap Yuda. "Maaf Pak penghulu Anda bisa pergi dulu! Aku rasa Anda juga pasti sudah telat untuk ke tempat selanjutnya. Tapi apa jika Anda dihubungi apa
Yuda memegang bahu aku untuk menguatkan aku, lalu dia berkata, "Yasmin yang sabar ya!" ucap Yuda padaku. Tapi aku tetap menangis dan tidak mendengarkannya. "Ini tidak seperti yang kamu bayangkan Yas," ucapnya lagi tapi aku tidak tahu apa yang dia maksudkan itu, aku tetap fokus pada tubuh yang tidak bergerak di depanku ini dan menangis."Kakk ... Zhan, hik hik hik," tangisku yang tak bisa ditahan lagi karena melihat tubuh yang ada di depan mataku ini.Semua terdiam, tidak ada yang menangis lagi kecuali aku yang masih menangis meraung-raung. Aku memanggil bujang lapukku ini dan memintanya bangun, bahkan Jay yang melihatku menangis sesegukan datang dan mengusap pipiku yang berlinang air mata."Manda jangan menangis, Paman baik-baik saja!" kata putraku, mungkin diumurnya yang sekecil ini dia masih belum mengerti dengan apa yang terjadi. Aku melihatnya sekilas dan aku menangis lagi setelahnya.Seharusnya aku malu menangis seperti ini, masalah
Bujang lapukku itu tampak menyedihkan dengan perban di kepala, pipinya sama di lehernya yang ternyata terluka akibat kecelakaan.Saat mendekat ke arahku ternyata dibagian tangan pun tidak luput dari luka yang masih diperban di bagian sikunya. Pasti sakit dengan luka-luka seperti itu.Sebenarnya yang terluka dan diperban bukan hanya Kak Zhan tapi, tapi kedua orang tuanya juga diperban cuma tidak terlalu banyak sebanyak Kak Zhan."Maaf Zhan, mama tidak sengaja. Abis Papa juga ikut-ikutan sih," bela mama yang tidak mau disalahkan."Eh kok Papa dibawa-bawa? Di sini papa cuma nunjukin ke Yasmin kalau Zhan baik-baik saja dan Papa memang sedih dengan kejadian ini soalnya Zhan memang tadi sempat gawat," terang papa Fariz. "Tadi Papa saja sempat kaget kenapa Yasmin teriak makannya papa masuk ke dalam, melihat situasi seperti itu papa tahu kalau Zhan mungkin mau ngerjain Yasmin jadi papa ikutin alur saja," belanya lagi menjelaskan.'Ya am
Aku menghela napas panjang. "Huffhh ... Sayang bercanda itu boleh saja, tapi tidak boleh bercanda seperti itu sama saja seperti mempermainkan nyawa seseorang. Jika nanti beneran gimana?" tanyaku pelan agar bocah kecilku ini mengerti kalau tindakan seperti itu tidak baik. "Mempermainkan emosi seseorang itu tidak dibenarkan ya Jay Sayang, iya kalau orang itu kuat jantungnya kalau lemah terus melihat itu tidak kuat dan ikutan lewat gimana?" tanyaku lagi padanya dan dia masih mendengarkan penjelasanku sedangkan Fauzhan masih mematung sambil berdiri dia belum berani duduk disampingku."Walaupun cuma bercanda saja tetap tidak boleh ya Manda?" tanyanya polos."Tidak boleh. Nanti kalau misalnya Paman Zhan beneran tidak ada gimana? Jay mau?" tanyaku padanya dan dia menggelengkan kepala."Tidak mau, tapi apa Manda mau memaafkan semuanya?" tanyanya yang sungguh menggemaskan sekali putraku ini bertanya untuk memohon maaf dariku."Manda per
Aku menghela napas panjang. "Huffhh ... Sayang bercanda itu boleh saja, tapi tidak boleh bercanda seperti itu sama saja seperti mempermainkan nyawa seseorang. Jika nanti beneran gimana?" tanyaku pelan agar bocah kecilku ini mengerti kalau tindakan seperti itu tidak baik. "Mempermainkan emosi seseorang itu tidak dibenarkan ya Jay Sayang, iya kalau orang itu kuat jantungnya kalau lemah terus melihat itu tidak kuat dan ikutan lewat gimana?" tanyaku lagi padanya dan dia masih mendengarkan penjelasanku sedangkan Fauzhan masih mematung sambil berdiri dia belum berani duduk disampingku."Walaupun cuma bercanda saja tetap tidak boleh ya Manda?" tanyanya polos."Tidak boleh. Nanti kalau misalnya Paman Zhan beneran tidak ada gimana? Jay mau?" tanyaku padanya dan dia menggelengkan kepala."Tidak mau, tapi apa Manda mau memaafkan semuanya?" tanyanya yang sungguh menggemaskan sekali putraku ini bertanya untuk memohon maaf dariku."Manda per
Bujang lapukku itu tampak menyedihkan dengan perban di kepala, pipinya sama di lehernya yang ternyata terluka akibat kecelakaan.Saat mendekat ke arahku ternyata dibagian tangan pun tidak luput dari luka yang masih diperban di bagian sikunya. Pasti sakit dengan luka-luka seperti itu.Sebenarnya yang terluka dan diperban bukan hanya Kak Zhan tapi, tapi kedua orang tuanya juga diperban cuma tidak terlalu banyak sebanyak Kak Zhan."Maaf Zhan, mama tidak sengaja. Abis Papa juga ikut-ikutan sih," bela mama yang tidak mau disalahkan."Eh kok Papa dibawa-bawa? Di sini papa cuma nunjukin ke Yasmin kalau Zhan baik-baik saja dan Papa memang sedih dengan kejadian ini soalnya Zhan memang tadi sempat gawat," terang papa Fariz. "Tadi Papa saja sempat kaget kenapa Yasmin teriak makannya papa masuk ke dalam, melihat situasi seperti itu papa tahu kalau Zhan mungkin mau ngerjain Yasmin jadi papa ikutin alur saja," belanya lagi menjelaskan.'Ya am
Yuda memegang bahu aku untuk menguatkan aku, lalu dia berkata, "Yasmin yang sabar ya!" ucap Yuda padaku. Tapi aku tetap menangis dan tidak mendengarkannya. "Ini tidak seperti yang kamu bayangkan Yas," ucapnya lagi tapi aku tidak tahu apa yang dia maksudkan itu, aku tetap fokus pada tubuh yang tidak bergerak di depanku ini dan menangis."Kakk ... Zhan, hik hik hik," tangisku yang tak bisa ditahan lagi karena melihat tubuh yang ada di depan mataku ini.Semua terdiam, tidak ada yang menangis lagi kecuali aku yang masih menangis meraung-raung. Aku memanggil bujang lapukku ini dan memintanya bangun, bahkan Jay yang melihatku menangis sesegukan datang dan mengusap pipiku yang berlinang air mata."Manda jangan menangis, Paman baik-baik saja!" kata putraku, mungkin diumurnya yang sekecil ini dia masih belum mengerti dengan apa yang terjadi. Aku melihatnya sekilas dan aku menangis lagi setelahnya.Seharusnya aku malu menangis seperti ini, masalah
"Sungguh huru hara yang menegangkan." Milo berkata saat dia sudah sampai di dalam gedung. "Ngomong-ngomong kenapa kamu datang sendirian saja Yud? Ke mana Zhan dan keluarganya?" tanya Bang Milo kepada Yuda. "Ah, iya aku juga mau bertanya pada Bang Yuda, mana bujang lapuk aku itu?" tanyaku padanya. "Maaf aku ke sininya telat karena tadi mengurus Zhan dan orang tuanya yang terluka akibat kecelakaan." Yuda menjelaskan padaku membuatku terkaget. Deg 'Calon suamiku kecelakaan? Gimana keadaannya? Ya Tuhan semoga dia tidak apa-apa. Jangan sampai aku menjanda lagi sebelum menikah dengannya!' ucapnya dalam hati. "Apa dia tidak apa-apa?" tanya aku ragu karena aku benar-benar cemas. "Dia kritis, makanya aku ke sini ingin mengajakmu ke sana untuk melihatnya," ucap Yuda. "Maaf Pak penghulu Anda bisa pergi dulu! Aku rasa Anda juga pasti sudah telat untuk ke tempat selanjutnya. Tapi apa jika Anda dihubungi apa
Aku melihat ke arah suara itu. Saat melihatnya aku tidak henti-hentinya menangis. Aku sangat lega karena ada yang menghentikan pernikahan pemaksaan ini."Kalian tidak bisa melakukan pernikahan ini! Terutama Anda Nyonya!" ucap lantang pria itu sambil menunjuk ke arah tante Mei ."Apa kalian mau saya laporkan ke pihak yang berwajib? Padahal saat saya menghubungi tadi, saya sudah bilang kalau keluarga kami sedang terjadi masalah, tadi sudah jelaskan kalau kami meminta waktu untuk menyelesaikan masalah!" ucapnya tegas sambil melihat ke arah tante Mei dengan tatapan yang tajam. Di sini sangat terlihat jika mimik wajah tante Mei berubah menjadi pucat pasi karena ancaman pria yang tidak lain adalah Yuda, dia mengancam akan melaporkan kekacauan ini ke pihak yang berwajib."Tapi keluarga Anda tidak ada yang datang dan ini membuat saya malu," bela tante Mei yang tetap tidak mau disalahkan."Malu dari mana? Sedangkan keluarga kami tidak ada pembatalan di per
Aku punya perasaan tak enak dengan ini semua. Aku mulai mendekat kearah Tante dan Benjin. "Tante hentikan semuanya sebelum aku berbuat yang tidak Tante bayangkan!" ancamku pada wanita yang sudah berumur itu."Sudahlah Yas, kamu nurut sama Tante. Dari pada kita malu mending bener kalau pengantin prianya diganti saja dengannya!" terang tante yang tidak masuk akal aku pun tidak terima."Tante ... cukup! Ini pernikahanku dan calon suamiku masih ada, dia hanya minta kelonggaran waktu karena terjadi masalah bukan membatalkan pernikahan!" marahku pada tanteku ini dan semua yang diruangan itu pun melihat ke arahku yang memang mereka tidak menyangka kalau aku bisa marah pada wanita yang sudah berumur ini."Yasmin logika saja dia meninggalkan kamu di acara sepenting ini, dia tidak pantas buat menjadi suami kamu!" kata tante membuat Yasmin tambah kesal."Cukup Tan! Kak Zhan hanya sedang dalam masalah bukan meninggalkan aku. Jadi aku mohon Tante jangan mengat
*Di gedungYasmin sudah berulang kali diperingatkan dengan waktu. Walaupun dia kesal sebenarnya dengan Fauzhan yang ingkar janji tapi dia masih percaya kalau telah terjadi sesuatu pada calon suaminya itu.Dia selalu minta penghulu mengulur waktu karena dia masih yakin kalau Fauzhan akan datang sesuai janjinya."Maaf Nona saya harus ke tempat acara selanjutnya. Ini mau dilanjut apa diakhiri?" tanya pak penghulu memastikan."Tentu saja dilanjut Pak, tapikan kami masih menunggu mempelainya!" terang Daniel yang membantu Yasmin untuk membujuk pak penghulu.Yasmin akhirnya menangis karena ini sudah tidak wajar, sudah 1 jam tapi rombongan mereka tidak segera datang. Sedangkan semua tamu sudah mulai gelisah dengan omongan yang kemana-mana membuat Yasmin semakin tertekan."Bang bagaimana ini, hiks?" tanya Yasmin menangis."Tenang Yas, kita cari tahu. Jika Zhan tidak dapat dihubungi maka coba kamu hubungi sepupunya. Kamu punya no
Di pagi hari yang cerah, Yasmin terbangun dengan keadaan rumahnya yang sangat ramai. Rumahnya sudah kedatangan om dan tantenya serta semua sepupu dan saudara yang lainnya. Mereka datang untuk menghadiri acara pernikahan Yasmin yang digelar di sebuah gedung mewah. "Yas ... Yasmin!" teriak tantenya yang memekakkan telinga. "Ya ampun Yas kamu baru bangun? Cepetan siap-siap kita harus sudah sampai di gedung jam 8 pagi untuk bersiap-siap di sana. Ini malah baru bangun, cepat sana mandi!" perintah tantenya dan Yasmin pun menurutinya dari pada suaranya akan lebih keras lagi. Seperti yang dibilang Fauzhan Yasmin hanya tinggal ikut saja karena semua sudah disiapkan oleh keluarga Fauzhan. Kali ini Yasmin tidak terlalu lelah untuk mempersiapkan pernikahannya. Karena semua sudah diatur oleh keluarga calon suaminya dan juga Jay putranya yang diajak oleh Fauzhan untuk ikut mempersiapkan pernikahannya dan calon ayahnya itu. Sedangkan Yasmin hanya disuruh tinggal di ru
Hari pun berganti dan ini adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh pasangan Yasmin juga Fauzhan, walaupun acaranya besok pagi tapi malam ini mereka sangat gelisah membuat mereka tidak tenang, bahkan untuk tidur dan memejamkan mata saja tidak bisa.Yasmin yang sedari tadi mondar-mandir tidak jelas, bahkan dia sedari tadi bolak balik dari tempat tidur tidak bisa diam membuat Jay pun sempat protes karena ulah Mandanya ini."Manda Jay tidak bisa tidur kalau Manda bangun dan membuat tempat tidur terguncang terus menerus dengan tingkah Manda!" protesnya Yasmin pun akhirnya mengalah dia berusaha untuk diam, dalam pikirannya dia berharap bisa tidur sekarang agar malam segera berganti dengan pagi hari.Tapi itu tetap saja percuma, entah kenapa dia sangat gelisah. Padahal ini pernikahannya yang kedua kenapa dia seperti baru akan menikah??DddddrrrrtttttYasmin pun terkaget dengan bunyi suara getar dari ponselnya dan getaran itu juga membuat Jay pun te