"Hei Keith, apa kamu tidak mau makan siang?" Jane membuka pintu ruangan Keith dan memasukan kepalanya untuk mengintip Keith yang masih duduk manis di meja kerjanya dengan berlembar-lembar kertas yang membutuhkan perhatiannya.
"Tidak! Kamu makanlah duluan, aku mau menyelesaikan semua ini sebelum jam pulang nanti"
Jane memajukan bibirnya dan ia membuka pintu ruangan Keith dan berjalan mendekat pada sosok Keith yang tak mengalihkan pandangan matanya dari surat-surat dan laptop di hadapannya.
"Keith, ayolah! Kamu tidak bisa mengabaikan makan siang begitu saja" Jane berdiri di samping meja Keith memohon agar pria itu mau makan bersamanya.
"Jane! Kamu lihat aku sedang bekerja! Tolong jangan ganggu aku, kamu bisa makan sendiri!" ketus Keith yang bosan setiap kali Jane terus memaksanya untuk keluar makan siang sementara dia sedang berusaha menyelesaikan pekerjaannya di sini.
"Tapi Keith-"
"Kalau gitu makanlah denganku,
"Apa hanya dia yang ada di otakmu, kenapa kamu hanya memikirkan dia? Apa kamu tidak pernah memikirkan perasaan orang lain yang ada di dekatmu?!"Hening sejenak setelah Jane menjeritkan kalimatnya pada Keith yang mendadak terpaku terhadap apa yang Jane katakan."Apa maksud-""Tidak ada maksud apapun dalam ucapanku barusan, tolong lupakan saja, aku terbawa emosi. Dan terimakasih sudah mengantarku sampai sini, aku pastikan besok aku tidak akan terlambat ke kantor!" Jane membersihkan air mata yang sempat keluar dari matanya sebelum ia beranjak turun dari mobil Keith dan tak mau lagi mendengar perkataan Keith yang bisa saja mengartikan apa ucapannya tadi.Jane menyesal dan takut andai Keith menyadari perasaannya sekarang. Ia memaki dirinya sendiri yang bersikap frontal begitu.Keith sendiri masih terpaku di balik kemudinya. Ia namun tak mau berpikir panjang mengenai kalimat yang Jane katakan padanya. Dia tak mau berurusan d
Sepanjang pelajaran, bibir Kiara tak bisa berhenti untuk tak tersenyum.Membayangkan kembali kejadian pagi tadi membuat pipi Kiara panas dan dadanya yang seperti dipenuhi ribuan bunga.Kiara kembali mengingat bagaimana pagi tadi saat Keith mengajaknya untuk melakukan acara mandi bersama.Namun karena Kiara yang masih malu dan sungkan, jadi ia menolaknya.Keith menerima itu dan beranggapan jika Kiara masih malu dalam hal ini. Namun setelah itu Keith mengajaknya membuat sarapan bersama. Katanya sarapan yang dibuat sepasang suami istri hasil masakannya akan menjadi lebih enak.Dan saat pertama kalinya Kiara tau bahwa keahlian memasak Keith wajib diacungi jempol. Meski Kiara juga bisa mengolah bahan-bahan masakan namun keahlian Keith bagaikanchefprofesional. Makanan yang dibuatnya pun bisa dibilang sangat enak.Keith lebih banyak memasak untuknya dan Kiara bertugas untuk mengambilkan bahan yang Keith butuhkan. Na
Kiara berdiri kaku di depan pintu ruangan Keith setelah mendengar bentakan Keith yang memang ditujukan untuk Lucas namun melihat wajah Keith yang tersimpan amarah tentu membuat Kiara tak tenang."Lucas sialan!" Keith memaki temannya itu dan bergerak keluar dari meja kerjanya untuk menghampiri Kiara yang masih terpaku berdiri di depan pintu."Astaga betapa aku merindukanmu" Keith menarik Kiara ke dalam pelukannya yang disaksikan oleh Jane. Wanita itu nampak mengalihkan pandangannya saat melihat Keith memeluk serta mencium kening Kiara di hadapannya dan semua itu tak lepas dari pandangan Kiara."Keith ... Sepertinya kamu masih sibuk bekerja" Kiara mendorong dada Keith agar berhenti memeluk dan menciumnya karena merasa sungkan juga dengan keberadaan Jane di sekitarnya."Pekerjaanku sudah sedikit berkurang Kiara! Jane bisakah kamu meninggalkan kami berdua di sini?" Melihat Kiara yang terus melirik sekertarisnya membuat Keith mera
Kemarahan Kiara masih bertahan sampai keduanya pulang ke apartemen. Kiara memilih mendiamkan Keith yang sama sekali tak terganggu dengan sikap marahnya ini. Kiara juga membelakangi Keith saat tertidur meski pria itu akan memeluk dia dari belakang tubuhnya.Namun Kiara masih bertahan dalam kebisuannya dan kekesalannya karena Keith melarangnya pergi bersama teman-temannya.Meski Kiara tengah marah, Keith masih memperlakukannya seperti biasa. Bahkan sebelum ia berangkat sekolah, Keith menyempatkan dirinya untuk memasak makanan untuk Kiara sarapan.Keith benar-benar berusaha menghilangkan amarah Kiara meski tanpa berbicara namun semua perlakuan Keith jujur saja memang membawa sebagian marah Kiara pergi."Besok aku baru kembali mengajar di sekolah, jadi hari ini sebisa mungkin jangan berdekatan dengan laki-laki lain Kiara" ujar Keith saat menghentikan mobilnya di depan sekolah Kiara.Untunglah semua kaca mobil Keith gelap jadi ti
"Yang aku tidak bisa yaitu hidup tanpamu Kiara"Apa yang Keith katakan itu membuat tubuh Kiara terpaku dan kedua matanya mengerjap pelan seolah apa yang Keith katakan menyihirnya.Kemudian Kiara tertawa pelan mencoba menghilangkan suasana canggung ini, setidaknya menurutnya."Jangan bercanda" ucap Kiara sarat akan kegelian, namun pandangan Keith yang datar mendapati apa yang Kiara katakan setelah ucapan seriusnya itu membuat dengus napas Keith terdengar."Kamu pikir itu sebuah lelucon?"Tawa Kiara perlahan menghilang karena melihat wajah tegang Keith. "Jadi ucapanmu itu serius?" tanyanya mengharap.Keith mencoba menghilangkan rasa kesalnya dan membalikan tubuh untuk menghadap Kiara sepenuhnya."Aku mau kamu mendengar ini dengan baik!" ujar Keith dengan wajah serius.Kiara mengangguk kaku, jantungnya berdebar kuat karena Keith."Sudah sejak lama semenjak aku menyimpan rasa ini padamu Kiara, aku jatuh cinta padamu se
Sebelum pulang ke tempat tinggalnya, pagi hari tadi Keith membangunkan Kiara untuk melihat matahari terbit dari atas puncak.Dan betapa senangnya Keith ketika melihat raut senang serta terharu Kiara karena bisa melihat pemandangansunrisetersebut.Setelahnya keduanya sarapan dan bersiap untuk pulang.Kiara yang awalnya mau merapihkan semua alat-alat serta tenda tersebut dilarang oleh Keith.Kiara tak perlu melakukan itu, karena Keith sudah menyuruh orangnya untuk datang dan membereskan ini semua untuknya.Kiara yang hanya mau merapihkan serta membersihkan sedikit benda yang berantakan tetap dilarang oleh Keith.Pria itu tetap mengajaknya pergi setelah membersihkan diri di toilet umum yang memang disediakan di sana.Selama perjalanan pulang pun Kira kembali tertidur di dalam mobil. Sampai Keith menggendongnya ke dalam apartemen saat pria iu berhasil membawa mobilnya dengan selamat ke tempat tinggal mereka, Kia
21+ !!!Kiara tau ini gila sangat gila! bisa-bisanya ia mengatakan hal tersebut dan memancing Keith untuk mengejarnya. Kiara tau bukan hal sulit untuk Keith bisa menangkapnya.Karena saat Kiara baru menginjak anak tangga ke lima, pria itu sudah menarik tangannya dan Kiara sudah terjatuh ke dalam pelukan Keith.Belum selesai keterkejutannya, Keith menggendong dirinya untuk segera naik ke lantai atas dan membawanya ke kamar mereka.Di dalam gendongan Keith, Kiara bisa mendengar degupan jantung Keith itu.Setibanya mereka di kamar, Keith melempar Kiara ke atas ranjang empuknya
Kiara merasakan sesak di tubuhnya karena ada seseorang yang mendekap erat tubuhnya. Dan ketika ia membuka kedua matanya ia baru menyadari bahwa yang memeluknya adalah Keith.Bukan itu saja yang membuatnya terkejut melainkan bagaimana posisinya dengan Keith yang begitu intim dan jangan lupakan bahwa Kiara ataupun Keith sama-sama tak berbusana."Kyaaa!!!" Kiara berteriak reflek karena terkejut dan mendorong kasar tubuh Keith, Kiara ikut memundurkan tubuhnya sampai ia ikut terjatuh dari atas ranjang karena keterkejutannya.Tak hanya merasakan sakit di bokongnya, Kiara juga terpekik karena merasakan sengatan perih di selangkangannya.Kiara tak bisa bangkit dan hanya pasrah terjatuh di bawah ranjang. Ketika Keith khawatir pada Kiara dan berniat membantu, namun Kiara justru menjerit dengan wajahnya yang memerah malu."STOP!!! JANGAN MENDEKAT!" Kiara menjerit panik ketika Keith sudah turun dari atas ranjang dan mau mendekatinya. Ki
Special Kiara Pov *** Gelap ... Sunyi ... Dan terasa sangat hampa. Aku tidak pernah menyangka jika aku terjebak dalam kegelapan yang tidak ada ujungnya. Semuanya terasa aneh dan menyeramkan untukku. Berlari kemanapun kakiku melangkah aku tidak bisa menemukan cahaya atau seseorang. "Kiara ... Kapan kamu akan bangun? Aku membutuhkanmu Kleo dan putri kita juga begitu ..." Keith! Itu suara Keith! Aku bisa mendengarnya namun aku tak bisa melihatnya dan merasakan kehadirannya! "Keith! Kamu di mana?!" Aku berteriak memanggilnya namun tidak ada jawaban, aku hanya bisa mendengar suara Keith yang terus bercerita seolah aku mendengarnya namun dia tak bisa mendengar suaraku. "Cepatlah sadar Kiara, jangan pernah pergi tinggalkan kami!" Sadar? Kenapa Keith berharap aku sadar? Memang aku sedang dimana? Jantungku berdebar dengaan kuat, hari berganti hari tak lagi aku rasa. Aku terus ketakutan berada di ruang gelap ini. Sampai entah aku menunggu berapa lama, aku mulai merasakan
Special Keith's Pov***Aku tidak pernah merasakan kehancuran di dalam hidupku sebelumnnya.Hanya saja, saat melihat Kiara terbaring koma di ranjang pesakitan sudah benar-benar merengut sebagian kewarasanku. Aku sungguh takut kehilangan dia, aku takut tidak bisa lagi melihat wajahnya ketika bangun tidur, aku takut tidak ada yang menyambutku pulang bekerja dengan pelukan hangat lagi setiap harinya. Sungguh ketakutanku membuatku terus bermimpi buruk setelah melihat sendiri bagaimana detik-detik istri tercintaku ingin pergi. Mimpi itu selalu menggangguku sehingga aku selalu mengalami panik berlebih.Contohnya seperti malam ini, aku kembali bangun di tengah malam ketika mimpi mengerikan itu datang lagi, Kiara yang bersimbah darah dan meninggal tepat di depan mataku."Tidak!! Kiara sayang jangan pergi!!" aku mengigau dengan keringat yang membanjiri wajahku. Rasanya sangat berat saat akan membuka kedua mata. Saat merasakan usapan di kening dan tepukan ringan di pipi barulah aku berhasi
Kiara membuka perlahan kedua matanya dan mengerang pelan. Merasakan rasa sakit di perut, tangan Kiara mengusap perutnya dan merasakan keanehan di sana. Ia merasakan perutnya lebih keras dari biasanya, jantungnya berdebar kuat menduga apa yang terjadi pada dirinya. "Kiara sayang, kamu sudah bangun? Apa yang kamu rasakan?" Kiara menoleh pada pintu dan melihat Keith yang datang membawakan nampan berisikan makanan dan air untuknya. Keith masih dengan pakaian kantornya namun dasinya sudah tak dipakai juga tiga kancing atas kemejanya yang sudah terbuka, penampilan Keith pun sedikit berantakan namun Kiara bisa melihat ada sebuah sinar bahagia di kedua mata Keith. "Aku kenapa" tak menjawab tanya Keith padanya, Kiara justru menanyakan apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Keith berjalan makin dekat dan meletakan nampan tersebut di atas nakas di samping ranjang sebelum duduk di sisi tubuh Kiara. Tangan Keith menjangkau satu tangan Kiara dan digenggamnya erat. "Kamu berhasil ... Kita berd
"Jadi sebelumnya kamu sama Jane memang pernah berkirim pesan?" tanya Kiara dengan tatapan menyelidiknya pada Keith. Pria yang ditanya hanya memberi cengirannya dan mengangguk tanpa rasa bersalah. "Saat itu aku pikir kamu masih memendam benci pada Jane. Aku mau menjagamu sayang, jangan salah paham ya?"Kiara mendengus pelan dan bersidekap jemarinya menarik pelan pipi Keith dengan penuh rasa gemas."Alasan!" ujarnya yang justru mendapat tawa geli Keith."Sudah yuk, ikut aku, kita kencan" ajak Keith pada istrinya."Kleo bagaimana? Dia di rumah sendiri!""Jangan khawatir, sebelum aku kesini Mamah dan Papah mu datang dan mereka mengajak Kleo keluar. Jadi kita punya waktu berdua sampai malam nanti"Kedua mata Kiara berbinar mendengar kalimat akhir Keith."Benarkah?!""Ya, kita akan berkencan satu hari ini! Kita habiskan waktu ini berdua saja"Kiara memeluk lengan Keith dengan senyum yang mengambang lebar di bibir."Iya aku mau!!"Keduanya pun meninggalkan area restoran dan mencari tempat l
Jane terkekeh geli dan menepuk pelan punggung tangan Kiara yang raut wajahnya berubah sendu setelah mendengar kalimatnya barusan. "Jangan dipikirkan, meski aku mencintai Keith kita tidak akan pernah bisa bersama. Aku tau bagaimana besarnya cinta Keith padamu!" Kiara mendesahkan pelan napasnya, "bukan itu yang aku khawatirkan! Apa selama ini kamu tersiksa karena perasaan cinta itu melekat di hatimu?" Senyum di bibir Jane perlahan menghilang dan jujur saja Jane mengiyakan pertanyaan Kiara di hatinya. "Tersiksa sih tidak, namun karena perasaan itu aku justru susah menerima kehadiran pria lain di hidupku. Hanya suamiku pria paling sabar yang mau menunggu aku siap menerimanya sampai akhirnya aku menikah dengannya" "Apa kamu mencintai suamimu?" "Aku sayang padanya, jika dikatakan cinta mungkin belum pasti. Aku masih ragu dengan perasaanku sendiri" Kegiatan keduanya terinterupsi saat dering ponsel Jane berbunyi. Wanita itu nampak sangat serius menjawab telepon yang masuk ke dalam pons
"Jadi ada apa memanggilku kemari?" tanya Kiara lansung pada intinya, tak menanyakan kabar serta pertanyaan basa-basi lainnya pada Jane yang terlihat sibuk menenangkan balita di gendongannya karena terlihat mulai tak nyaman. "Seperti yang sudah ku tulis di pesan itu, aku mau meminta maaf padamu. Sungguh bertahun-tahun lamanya setelah apa yang menimpamu membuat hidupku terasa tak tenang" Kening Kiara berkerut dalam, "mengapa kamu sampai memikirkannya? Bukankah seharusnya kamu kesal padaku karena membuatmu terusir dari perusahaan Keith?" Bibir Jane menyunggingkan senyum kecut dan kepala wanita itu mengangguk "iya. Jika persoalan itu tentu aku masih kesal padamu, namun tentu aku sudah melupakannya dan mengikhlaskannya. tapi bukan itu yang menggangguku"Kiara mengangguk mengerti, bibirnya tersungging senyum tipis. "Apa kamu mau pesan minum dulu?" Kiara mengangguk pelan "boleh" Jane memanggil seorang pelayan untuk memesankan minuman untuk dirinya dan Kiara. Selagi menunggu pesanannya
Sudah berjalan hampir 5 bulan setelah hari ulang tahun Kiara.Wanita satu anak itu kembali menjalani kehidupan rumah tangganya dengan seperti biasa.Dan semenjak pemeriksaan 4 bulan lalu, dan masih dinyatakan bahwa Kiara belum juga hamil membuat Kiara menyerah untuk konsul pada dokter kandungan.Kiara berbicara pada Keith, jika memang dia masih diberikan kehamilan biar menjadi kejutan untuknya dan Keith.Sejak itu pula Kiara tak lagi berharap lebih ketika memeriksakan dirinya pada dokter kandungan dan menanyakan apa rahimnya telah terisi sosok mungil.Menjadi ibu satu anak juga lumayan menguras tenaganya, meski Kiara tak melakukan pekerjaan berat seperti mencuci dan membersihkan rumah namun memasak yang memang dilakukan Kiara dan melayani Keith serta mengajak bermain Kleo berhasil menguras banyak tenaganya.Namun Kiara juga menikmati itu semua. Baginya tak ada yang lebih penting dari keluarga.Saat tengah melakukan kegiatan berkebun yang dibantu Kleo, kegiatannya yang Kiara terhenti k
Keith yang saat itu baru pulang dari kantornya melihat seseorang pria yang tengah bermasalah dengan kendaraannya tepat di depan gerbang perumahannya. Sudah ada seseorang sekuriti yang tengah membantu pria muda tersebut melihat ke dalam kap mobilnya yang menurut Keith ada sedikit masalah. Karena penasaran, Keith turun dan menghampiri pria muda yang sepertinya keturunan bangsa eropa tersebut. "Apa terjadi masalah?" Keith turun dari mobilnya dan menghampiri si sekuriti yang lansung mengenalnya dan memberinya hormat. "Pak Keith, mobil pemuda ini mogok, dan saya tengah mencari apa yang salah dengan mesinnya" Keith mengangguk pelan dan mengerti "memang di mana rumahmu?" tanyanya pada si pria muda tersebut."Blok D nomor A39" Keith tak menyangka jika pria ini bisa lancar berbicara bahasanya, dan mendengar alamat yang disebutkan membuat kening Keith berkerut, karena dia tau jelas rumah siapa yang pria tersebut maksud. "Rumah Oma Nadia?" tanya Keith yang mendapat delikan kaget pria it
Setelah pulang dari rumah Nenek Kara, Kiara masuk ke dalam kamarnya dan mendudukan dirinya di atas ranjang. Tadi sekilas ia berbicara pada Oma Nadia, Nenek Kara ya g mengenalkan Aiden padanya. Pria itu rupanya anak bungsu dari Oma Nadia, Oma Nadia juga cerita jika Aiden baru menyelesaikan studi S1nya di Australia dan kini tengah berlibur di negara ini. Dan sialnya Kiara harus melihat tatapan menggoda Aiden untuknya. Bahkan di depan Ibu pria itu, masih bisa-bisanya Aiden mengatakan menyukainya. Meski Oma Nadia sudah memperingati Aiden bawa Kiara wanita beristri dan memiliki satu orang putra, tak menyurutkan senyuman Aiden dan godaan kecilnya untuk Kiara yang justru membuat Kiara tak nyaman dan lansung saja dia pamit pulang. Meski Kleo masih mau bermain dengan Kara dan tak bisa Kiara ajak pulang bersama, Kiara mengkhawatirkan Kleo, jika pria itu mencuci otak anaknya. Tidak! Kiara tak boleh berpikir begitu, di rumah itu ada Oma Nadia yang pasti akan menjaga Kleo. Tetap saja, Kiar