Kiara merasakan sesak di tubuhnya karena ada seseorang yang mendekap erat tubuhnya. Dan ketika ia membuka kedua matanya ia baru menyadari bahwa yang memeluknya adalah Keith.
Bukan itu saja yang membuatnya terkejut melainkan bagaimana posisinya dengan Keith yang begitu intim dan jangan lupakan bahwa Kiara ataupun Keith sama-sama tak berbusana.
"Kyaaa!!!" Kiara berteriak reflek karena terkejut dan mendorong kasar tubuh Keith, Kiara ikut memundurkan tubuhnya sampai ia ikut terjatuh dari atas ranjang karena keterkejutannya.
Tak hanya merasakan sakit di bokongnya, Kiara juga terpekik karena merasakan sengatan perih di selangkangannya.
Kiara tak bisa bangkit dan hanya pasrah terjatuh di bawah ranjang. Ketika Keith khawatir pada Kiara dan berniat membantu, namun Kiara justru menjerit dengan wajahnya yang memerah malu.
"STOP!!! JANGAN MENDEKAT!" Kiara menjerit panik ketika Keith sudah turun dari atas ranjang dan mau mendekatinya. Ki
"Kiara, pulang sekolah nanti ada waktu?" tanya Bima pada Kiara yang memilih di kelas saat jam istirahat dibanding ikut teman-temannya pergi ke kantin membeli makan."Memang kenapa Bim?" tanya Kiara."Gue mau minta temani cari hadiah" ujar Bima dengan gugup. Kiara yang tengah bermain ponsel itu mendadak berhenti dan mengalihkan pandangan pada Bima dengan senyum lebarnya."Hadiah buat siapa? Emang siapa yang mau ulang tahun? Sebentar lagi Aura ulang tahun sih, tapi kan masih 2 bulan lagi. Memang kamu mau mencari hadiah untuk siapa?" tanya Kiara dengan pertanyaan beruntun.Bima terkekeh pelan dan menggeleng "bukan hadiah ulang tahun, tapi gue mau nyatain rasa suka gue ke orang. Makanya gue minta lo buat bantu cari, setiap keputusan lo sangat berarti buat gue"Kiara ingin sekali mengangguk, namun ingat bahwa kini ia sudah bukan gadis lajang membuat ia mengurungkan niatnya untuk membantu Bima."Tapi Bima gue ga
"Bagaimana jika teman-temanku mencariku? Tas ku masih di kelas" ujar Kiara di dalam pelukan Keith.Keduanya kini saling memeluk di atas ranjang di kamar peristirahatan Keith.Awal Kiara masuk ke ruangan ini pun, ia terkejut karena tak menyangka bahwa ruangan Keith lebih mewah dan berbeda dari guru-guru yang lain.Meski ia tau alasannya, tidak jauh dari Keith adalah anak pemilik yang tak lansung juga memiliki yayasan sekolah ini jadilah ia mendapat fasilitas yang lebih mewah dibanding semua yang bekerja di sekolah ini."Nanti aku bisa menyuruh Pak Asep mengambilnya" ucap Keith setengah terpejam menyebut nama salah satu penjaga sekolahnya itu.Kiara mengangguk dan keadaan kembali hening.Kiara menoleh ke atas dan mendapati Keith sudah terpejam dan dengkur halusnya terdengar.Pria itu tertidur.Kiara terkekeh pelan melihatnya.Tadi setelah ia dan Keith berciuman cukup lama, Keith menanyakan tentang intinya apakah masih saki
Bandara internasional Ngurah Rai, di sinilah Kiara berada. Dirinya baru saja landing bersama Keith yang kini tengah mengambil barang-barang mereka."Kita ke hotel dulu, makan dan istirahat sejenak sebelum mulai jalan-jalan. Aku akan mengabulkan semua keinginanmu mau kemanapun kamu pergi akan aku temani" ujar Keith setelah pria itu kembali ke sisinya."Boleh?" tanya Kiara kembali memastikan.Keith yang memakai kacamata hitam demi menghalau sinar matahari yang menusuk matanya itu tersenyum dan mengangguk."Ya, apapun untukmu" ujarnya dan kemudian menggenggam tangan Kiara untuk dibawa ke arah taksi yang Keith pesan untuk membawanya ke hotel mereka.Setibanya di hotel, Keith menyuruh satu pelayan hotel untuk membawa barang mereka ke kamar hotel karena dia dan Kiara pergi ke restoran hotel untuk mengisi perut.Setelah mengisi perut, Keith mengajak Kiara untuk istirahat di kamar namun gadis itu tidak mau. Setelah mere
"Lo liat cewek yang duduk di sana?""Yang memakai gaun pendek berwarna putih dengan motif polkadot itu?"Pria yang berdiri di samping temannya itu menganggukkan kepalanya, menatap pada punggung Kiara yang duduk membelakanginya dan tengah memainkan pasir untu menutupi kaki telanjangnya."Senyumnya manis, dan gue rasa dia juga tertarik sama gue. Tadi saat kami berpas-pasan, dia senyum ke gue soalnya""Kalo gitu lo samperin, sekalian minta nomor"Temannya itu menyemangatinya dan membuat ia memiliki keberanian untuk mendekati Kiara. Dengan langkah percaya diri, pria yang memakai kaos serta celana pendeknya itu berjalan mendekati Kiara.Bahkan pria itu berkali-kai mengusap telapak tangannya yang berkeringat dan mengatur napasnya karena gugup melanda.Ketika ia ingin menyentuh pundak Kiara, sebuah suara dari arah belakangnya menghentikan niatannya dan gadis yang baru mau ia panggil itu menoleh ke asal suara.D
Saat pulang sekolah, Kiara hanya memberi pesan pada Keith bahwa ia akan pergi mengerjakan tugas kelompoknya dan akan pulang terlambat. Kiara tak menunggu jawaban Keith karena setelahnya ia mematikan ponselnya."Kita mau beli hadiah dimana?" tanya Kiara sembari membantu menarik motor Bima dari parkiran motor."Daerah Senayan gimana?"Kiara mengangguk "boleh, ayo!" Bima tersenyum dan mengambil satu helm di belakang joknya untuk dipakaikan ke kepala Kiara."Yuk naik!" Bima kemudian menyalakan mesin motornya dan kemudian Kiara duduk di belakang tubuh Bima. Keduanya pun meninggalkan parkiran sekolah, meninggalkan seseorang yang mengintai dari jauh apa yang keduanya lakukan.Tatapan tajam itu nampak menusuk sampai Kiara dan Bima yang mengendarai motor itu menghilang dari pandangannya.***Sudah dua jam semenjak Kiara dan Bima mengelilingi Plaza Senayan hanya untuk mencari hadiah untuk menyatak
Kiara menutup wajahnya dengan selimutnya, isakannya masih senantiasa keluar dan intinya pun terasa begitu ngilu serta sakit.Apa yang ditakutinya benar terjadi, Keith begitu kasar saat menyentuhnya hanya karena berpikir yang tidak-tidak saat ia dan Bima keluar tadi.Kiara sudah merintih dan memohon ampun, namun Keith seolah menutup telinganya dan tak mendengar ampunannya.Keith terus menyetubuhinya dengan kassar sampai membuat Kiara akirnya menangis kuat. Tak peduli jika kedua orangtuanya mendengar di sini ia yang tengah disetubuhi kasar oleh Keith karena nyatanya Kiara memang kesakitan.Keith sangat beringas dan setelah pria itu mencapai pelepasannya, Keith pergi ke kamar mandi dan sampai sekarang belum kembali, entah apa yang sedang pria itu lakukan namun Kiara tak mau peduli untuk memikirkannya.Kiara bahkan mau menghindarinya.Melihat Keith yang diliputi amarah serta gairah tadi membuat Kiara seolah ta
Tak hanya Bima, namun semua teman Kiara merasakan keanehan yang terjadi pada Kiara. Gadis itu terlihat sangat pendiam dan tak mau bergabung bersama mereka yang tengah berbicara.Bahkan saat istirahat menjelang, Kiara memilih menolak ikut teman-temannya pun merasa aneh karena Kiara seolah menjauhi mereka.Saat ditanya Kiara hanya menjawab bahwa dia sedikit tak enak badan dan menolak bergabung bersama mereka.Keanehan yang Kiara lakukan pun tak sampai di sana. Saat bel istirahat pertama selesai, gadis itu meminta izin pada guru yang mengajar untuk ke UKS karena merasa tak enak badan.Padahal tanpa teman-temannya tau, tujuan Kiara sesungguhnya adalah ruangan Keith. Pria itu sudah memberinya pesan yang tidak bisa dibantah karena Kiara juga tidak mau pria itu memilih nekat dan mencarinya sampai ke kelas.Kiara sedikit tenang karena jika jam pelajaran tidak akan ada anak murid yang melihatnya masuk ke ruangan Keith.
Ternyata Helen itu tak semenakutkan atau seaneh yang pertama Kiara bayangkan. Pria setengah wanita itu lumayan cerdas dan Kiara menyukai kepribadiannya yang ceria.Selama dirias oleh pria setengah wanita yang menyebut dirinya wanita tulen di kehidupan sebelumnya itu Kiara sering kali dibuat tertawa oleh cara bicara dan lawakannya."Ekemah udah sering kali kena razia dulu waktu mangkal di Taman lawang, gak kuat buatlarong-larongsama pak polisi yang ngejarekesama yang lainihww"Kiara tak tahan untuk tak tertawa mendengarnya, Helen si pria yang mengaku wanita tulen sebelum reinkarnasi itu bercerita dengan mimik sangat serius hingga Kiara yang melihat dari balik cermin juga tak bisa menahan tawanya."Trus kenapa berhenti mangkal?" tanya Kiara yang masih menyisakan tawa di bibirnya itu."Capesay, terus dapet job buatmak
Special Kiara Pov *** Gelap ... Sunyi ... Dan terasa sangat hampa. Aku tidak pernah menyangka jika aku terjebak dalam kegelapan yang tidak ada ujungnya. Semuanya terasa aneh dan menyeramkan untukku. Berlari kemanapun kakiku melangkah aku tidak bisa menemukan cahaya atau seseorang. "Kiara ... Kapan kamu akan bangun? Aku membutuhkanmu Kleo dan putri kita juga begitu ..." Keith! Itu suara Keith! Aku bisa mendengarnya namun aku tak bisa melihatnya dan merasakan kehadirannya! "Keith! Kamu di mana?!" Aku berteriak memanggilnya namun tidak ada jawaban, aku hanya bisa mendengar suara Keith yang terus bercerita seolah aku mendengarnya namun dia tak bisa mendengar suaraku. "Cepatlah sadar Kiara, jangan pernah pergi tinggalkan kami!" Sadar? Kenapa Keith berharap aku sadar? Memang aku sedang dimana? Jantungku berdebar dengaan kuat, hari berganti hari tak lagi aku rasa. Aku terus ketakutan berada di ruang gelap ini. Sampai entah aku menunggu berapa lama, aku mulai merasakan
Special Keith's Pov***Aku tidak pernah merasakan kehancuran di dalam hidupku sebelumnnya.Hanya saja, saat melihat Kiara terbaring koma di ranjang pesakitan sudah benar-benar merengut sebagian kewarasanku. Aku sungguh takut kehilangan dia, aku takut tidak bisa lagi melihat wajahnya ketika bangun tidur, aku takut tidak ada yang menyambutku pulang bekerja dengan pelukan hangat lagi setiap harinya. Sungguh ketakutanku membuatku terus bermimpi buruk setelah melihat sendiri bagaimana detik-detik istri tercintaku ingin pergi. Mimpi itu selalu menggangguku sehingga aku selalu mengalami panik berlebih.Contohnya seperti malam ini, aku kembali bangun di tengah malam ketika mimpi mengerikan itu datang lagi, Kiara yang bersimbah darah dan meninggal tepat di depan mataku."Tidak!! Kiara sayang jangan pergi!!" aku mengigau dengan keringat yang membanjiri wajahku. Rasanya sangat berat saat akan membuka kedua mata. Saat merasakan usapan di kening dan tepukan ringan di pipi barulah aku berhasi
Kiara membuka perlahan kedua matanya dan mengerang pelan. Merasakan rasa sakit di perut, tangan Kiara mengusap perutnya dan merasakan keanehan di sana. Ia merasakan perutnya lebih keras dari biasanya, jantungnya berdebar kuat menduga apa yang terjadi pada dirinya. "Kiara sayang, kamu sudah bangun? Apa yang kamu rasakan?" Kiara menoleh pada pintu dan melihat Keith yang datang membawakan nampan berisikan makanan dan air untuknya. Keith masih dengan pakaian kantornya namun dasinya sudah tak dipakai juga tiga kancing atas kemejanya yang sudah terbuka, penampilan Keith pun sedikit berantakan namun Kiara bisa melihat ada sebuah sinar bahagia di kedua mata Keith. "Aku kenapa" tak menjawab tanya Keith padanya, Kiara justru menanyakan apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Keith berjalan makin dekat dan meletakan nampan tersebut di atas nakas di samping ranjang sebelum duduk di sisi tubuh Kiara. Tangan Keith menjangkau satu tangan Kiara dan digenggamnya erat. "Kamu berhasil ... Kita berd
"Jadi sebelumnya kamu sama Jane memang pernah berkirim pesan?" tanya Kiara dengan tatapan menyelidiknya pada Keith. Pria yang ditanya hanya memberi cengirannya dan mengangguk tanpa rasa bersalah. "Saat itu aku pikir kamu masih memendam benci pada Jane. Aku mau menjagamu sayang, jangan salah paham ya?"Kiara mendengus pelan dan bersidekap jemarinya menarik pelan pipi Keith dengan penuh rasa gemas."Alasan!" ujarnya yang justru mendapat tawa geli Keith."Sudah yuk, ikut aku, kita kencan" ajak Keith pada istrinya."Kleo bagaimana? Dia di rumah sendiri!""Jangan khawatir, sebelum aku kesini Mamah dan Papah mu datang dan mereka mengajak Kleo keluar. Jadi kita punya waktu berdua sampai malam nanti"Kedua mata Kiara berbinar mendengar kalimat akhir Keith."Benarkah?!""Ya, kita akan berkencan satu hari ini! Kita habiskan waktu ini berdua saja"Kiara memeluk lengan Keith dengan senyum yang mengambang lebar di bibir."Iya aku mau!!"Keduanya pun meninggalkan area restoran dan mencari tempat l
Jane terkekeh geli dan menepuk pelan punggung tangan Kiara yang raut wajahnya berubah sendu setelah mendengar kalimatnya barusan. "Jangan dipikirkan, meski aku mencintai Keith kita tidak akan pernah bisa bersama. Aku tau bagaimana besarnya cinta Keith padamu!" Kiara mendesahkan pelan napasnya, "bukan itu yang aku khawatirkan! Apa selama ini kamu tersiksa karena perasaan cinta itu melekat di hatimu?" Senyum di bibir Jane perlahan menghilang dan jujur saja Jane mengiyakan pertanyaan Kiara di hatinya. "Tersiksa sih tidak, namun karena perasaan itu aku justru susah menerima kehadiran pria lain di hidupku. Hanya suamiku pria paling sabar yang mau menunggu aku siap menerimanya sampai akhirnya aku menikah dengannya" "Apa kamu mencintai suamimu?" "Aku sayang padanya, jika dikatakan cinta mungkin belum pasti. Aku masih ragu dengan perasaanku sendiri" Kegiatan keduanya terinterupsi saat dering ponsel Jane berbunyi. Wanita itu nampak sangat serius menjawab telepon yang masuk ke dalam pons
"Jadi ada apa memanggilku kemari?" tanya Kiara lansung pada intinya, tak menanyakan kabar serta pertanyaan basa-basi lainnya pada Jane yang terlihat sibuk menenangkan balita di gendongannya karena terlihat mulai tak nyaman. "Seperti yang sudah ku tulis di pesan itu, aku mau meminta maaf padamu. Sungguh bertahun-tahun lamanya setelah apa yang menimpamu membuat hidupku terasa tak tenang" Kening Kiara berkerut dalam, "mengapa kamu sampai memikirkannya? Bukankah seharusnya kamu kesal padaku karena membuatmu terusir dari perusahaan Keith?" Bibir Jane menyunggingkan senyum kecut dan kepala wanita itu mengangguk "iya. Jika persoalan itu tentu aku masih kesal padamu, namun tentu aku sudah melupakannya dan mengikhlaskannya. tapi bukan itu yang menggangguku"Kiara mengangguk mengerti, bibirnya tersungging senyum tipis. "Apa kamu mau pesan minum dulu?" Kiara mengangguk pelan "boleh" Jane memanggil seorang pelayan untuk memesankan minuman untuk dirinya dan Kiara. Selagi menunggu pesanannya
Sudah berjalan hampir 5 bulan setelah hari ulang tahun Kiara.Wanita satu anak itu kembali menjalani kehidupan rumah tangganya dengan seperti biasa.Dan semenjak pemeriksaan 4 bulan lalu, dan masih dinyatakan bahwa Kiara belum juga hamil membuat Kiara menyerah untuk konsul pada dokter kandungan.Kiara berbicara pada Keith, jika memang dia masih diberikan kehamilan biar menjadi kejutan untuknya dan Keith.Sejak itu pula Kiara tak lagi berharap lebih ketika memeriksakan dirinya pada dokter kandungan dan menanyakan apa rahimnya telah terisi sosok mungil.Menjadi ibu satu anak juga lumayan menguras tenaganya, meski Kiara tak melakukan pekerjaan berat seperti mencuci dan membersihkan rumah namun memasak yang memang dilakukan Kiara dan melayani Keith serta mengajak bermain Kleo berhasil menguras banyak tenaganya.Namun Kiara juga menikmati itu semua. Baginya tak ada yang lebih penting dari keluarga.Saat tengah melakukan kegiatan berkebun yang dibantu Kleo, kegiatannya yang Kiara terhenti k
Keith yang saat itu baru pulang dari kantornya melihat seseorang pria yang tengah bermasalah dengan kendaraannya tepat di depan gerbang perumahannya. Sudah ada seseorang sekuriti yang tengah membantu pria muda tersebut melihat ke dalam kap mobilnya yang menurut Keith ada sedikit masalah. Karena penasaran, Keith turun dan menghampiri pria muda yang sepertinya keturunan bangsa eropa tersebut. "Apa terjadi masalah?" Keith turun dari mobilnya dan menghampiri si sekuriti yang lansung mengenalnya dan memberinya hormat. "Pak Keith, mobil pemuda ini mogok, dan saya tengah mencari apa yang salah dengan mesinnya" Keith mengangguk pelan dan mengerti "memang di mana rumahmu?" tanyanya pada si pria muda tersebut."Blok D nomor A39" Keith tak menyangka jika pria ini bisa lancar berbicara bahasanya, dan mendengar alamat yang disebutkan membuat kening Keith berkerut, karena dia tau jelas rumah siapa yang pria tersebut maksud. "Rumah Oma Nadia?" tanya Keith yang mendapat delikan kaget pria it
Setelah pulang dari rumah Nenek Kara, Kiara masuk ke dalam kamarnya dan mendudukan dirinya di atas ranjang. Tadi sekilas ia berbicara pada Oma Nadia, Nenek Kara ya g mengenalkan Aiden padanya. Pria itu rupanya anak bungsu dari Oma Nadia, Oma Nadia juga cerita jika Aiden baru menyelesaikan studi S1nya di Australia dan kini tengah berlibur di negara ini. Dan sialnya Kiara harus melihat tatapan menggoda Aiden untuknya. Bahkan di depan Ibu pria itu, masih bisa-bisanya Aiden mengatakan menyukainya. Meski Oma Nadia sudah memperingati Aiden bawa Kiara wanita beristri dan memiliki satu orang putra, tak menyurutkan senyuman Aiden dan godaan kecilnya untuk Kiara yang justru membuat Kiara tak nyaman dan lansung saja dia pamit pulang. Meski Kleo masih mau bermain dengan Kara dan tak bisa Kiara ajak pulang bersama, Kiara mengkhawatirkan Kleo, jika pria itu mencuci otak anaknya. Tidak! Kiara tak boleh berpikir begitu, di rumah itu ada Oma Nadia yang pasti akan menjaga Kleo. Tetap saja, Kiar