"Ya. Aku memiliki caranya," kata Kevin sambil menghapus air mata di pipi Natalie.
"Bagaimana caranya? Kamu kan harus menjual organ untuk membayar meja bodoh itu, iya kan? Lalu bagaimana caranya kamu menghindari itu?" tanya Natalie penuh harap."Caranya begini. Aku akan meminta waktu kepada Thomas supaya dia memberi aku waktu untuk bersamamu. Aku akan menerangkan kalau kisah cinta kita yang indah tidak boleh terpisah hanya dalam sehari dua hari, aku ingin meminta waktu kepadanya dan aku yakin kalau dia pasti akan mengizinkannya."
"Benarkah? Benarkah dia bisa mengizinkannya?""Tentu saja. Karena Thomas itu adalah seorang yang baik, aku yakin, dia pasti akan memberi kita waktu bersama, jadi, kamu jangan mengingat-ingat akan hal itu lagi."Natalie mengangguk-anggukan kepalanya dan memeluk Kevin. Setelah itu, Kevin memandu Natalie untuk berdiri.Kevin ingin merasakan pelukan seluruh tubuh NaKevin mulai membuka ritsleting di belakang gaun yang dipakai Natalie. Dia membukanya sedikit demi sedikit sambil menunggu reaksi Natalie karena kalau Natalie menghalanginya, maka Kevin akan menghentikan aksinya ini.Sementara itu, sejak sebelum menuju ke hotel ini, Natalie sudah bertekad untuk menyenangkan Kevin, karena Natalie pikir, malam ini akan menjadi malam terakhir bagi Kevin hidup dan bernafas di dunia ini.Karena kemungkinan besok atau lusa Kevin akan diambil organnya oleh orang bernama Thomas itu dan hidup Kevin akan berakhir.Karena itulah, Natalie pasrah pada Kevin. Natalie biarkan apapun yang diinginkan Kevin, Natalie biarkan Kevin berbuat apapun yang Kevin mau, karena Natalie ingin memberikan sesuatu yang indah pada Kevin di saat-saat terakhir hidup Kevin.Alasan kedua adalah untuk pertama kalinya Natalie merasa jatuh cinta kepada seorang pria, karena itu, Natalie rela memberikan apa yang ada p
Kevin mulai melangkah jauh. Dia menundukkan kepalanya ke bawah hingga saat ini, wajahnya sudah berada tepat di depan buah dada ranum milik Natalie yang sedari tadi dia remas-remas itu.Setelah itu, Kevin mencium buah dada itu. Dia merasakan kelembutan buah dada itu sekaligus kehangatan yang membuai jiwa Kevin, sehingga Kevin terus menyusuri buah dada ranum milik Natalie ini.Terdengar desahan lembut dari bibirnya Natalie saat akhirnya bibir Kevin hinggap di pusat buah dada milik Natalie dan mulai menghisap butir merah muda yang ada di pusat buah dada milik Natalie.Kaki Natalie mulai goyah karena merasakan serbuan kenikmatan yang luar biasa yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Saat ini, dia tidak mau berhenti merasakan ini.Karena kaki Natalie sempat agak goyah ke belakang sehingga hampir jatuh, Kevin menuntun tubuh Natalie melewati kursi, melangkah agak ke belakang hingga akhirnya tubuh Natalie tersandar p
Kevin amat sangat kaget mendengar kata-kata Natalie ini karena ternyata salah satu benda yang dia pegang yang sebelumnya dia pikir adalah miliknya di masa lalu, ternyata bukan miliknya tetapi milik Natalie."Jadi ini milikmu?" tanya Kevin sambil duduk di samping Natalie."Iya. Ini milik kakekku yang dia berikan kepadaku dan dulunya aku selalu membawanya tapi kemudian aku tidak memilikinya lagi. Aku pikir benda ini sudah hilang selamanya dariku hingga akhirnya aku melihatnya sekarang," kata Natalie sambil terus memperhatikan jam tangan ini sambil tangannya yang satu lagi mulai mengambil bajunya dan dia mulai memakai bajunya.Natalie menaruh jam tangan itu di ranjang, tapi matanya tidak pernah lepas dari benda itu. Kemudian dia mulai memakai bajunya dengan kedua tangannya.Langkah yang dilakukan Natalie ini mulai diikuti oleh Kevin. Dia juga mulai memakai bajunya dan mulai mencari benda-benda lain yang ada pad
"Aku tidak tahu siapa yang menemukanku. Pokoknya aku terbangun di ranjang sebuah rumah sakit dan ada orang tuaku yang duduk di samping kiri dan samping kanan ranjangku." Natalie memulai ceritanya."Lalu?"Natalie tidak langsung menjawab di seperti sedang mengingat-ingat sesuatu kemudian dia berkata, "saat aku terbangun itu, aku bertanya kepada orang tuaku aku di mana.""Terus?""Mereka bilang aku di rumah sakit. Kemudian aku bertanya mengapa aku di rumah sakit, kan harusnya aku menghadiri pemakaman kakekku? Terus aku baru ingat sekarang, kalau mereka kelihatan bingung dengan pertanyaanku itu.""Mereka bingung?""Iya.Mereka terlihat saling berpandangan. Kemudian mereka bertanya, apa yang diingat aku terakhir kalinya.""What? Ini misterius. Lalu apa jawabmu?""Saat itu aku bilang kalau ingatanku terakhir adalah aku sedang menuju ke acara pemakaman kakekku, setelah aku menangis semal
"Baiklah. Nampaknya, itulah yang harus kamu lakukan." Kevin mengangguk menyetujui apa yang dilakukan Natalie ini.Natalie segera menelpon Norma, ibunya. "Halo, Ma.""Halo, Nat. Kamu di mana? Di tempat kos-mu ya?""Enggak, ma. Aku tadi mengikuti reuni SMA-ku. Ada yang ingin aku tanyakan kepada mama." Natalie langsung mengalihkan pembicaraan agar supaya mamanya tidak bertanya lebih lanjut, karena saat ini, Natalie sedang berada di sebuah kamar hotel bersama seorang lelaki jadi Natalie tidak mau sampai Norma bertanya terus tentang dimana Natalie berada sekarang ini."Oke, kamu ingin bertanya apa?""Ini tentang saat aku dirawat di rumah sakit tempo hari. Mama bilang kalau aku mengalami pingsan saat aku akan menghadiri pemakaman kakek, iya kan?""Iya, memang gitu. Terus?""Apakah waktunya sesingkat itu?""Apa maksud kamu, Natalie?""Karena saat ini aku merasaka
"Oke. Aku akan membawamu ke kota A karena kita harus menuju ke sana supaya kita berdua bisa tahu apa apa yang terjadi pada kita pada setahun yang lalu," tandas Kevin menyetujui ucapan Natalie.Pembicaraan keduanya terhenti karena terdengar ketukan di pintu kamar."Siapa yang mengetuk pintu malam-malam, begini?" tanya Natalie."Itu temanku. Aku memintanya membawa beberapa barang yang bisa saja adalah barang-barangmu."Kevin mendekati pintu, membuka pintu dan mengambil beberapa barang yang disodorkan Thomas di depan pintu untuknya.Setelah itu, Kevin kembali menutup pintu dan membawa barang-barang yang dibawa Thomas yang berada di dalam tas. "Aku ingin kamu mengenali barang-barang ini, siapa tahu ada barang-barang yang kamu kenal.""Oke." Natalie menunggu di ranjang, dia duduk di pinggir ranjang.Kevin mendekati ranjang dan mengeluarkan baju mirip baju Astronaut dengan in
"Benarkah? Benarkah kantor utama Jefferson Southern berada di kota A," tanya Kevin memastikan."Iya, tuan muda, karena salah satu anak perusahaan kita sering bekerjasama dengan Jefferson Southern dan aku pernah mengirimkan contoh-contoh produk dari anak perusahaan kita itu untuk Jefferson Southern di kota A," jawab Thomas."Oke. Berarti kita harus ke sana. Jangan dulu cerita apa-apa, jangan dulu cerita tentang kenalanmu di perusahaan Jefferson Southern itu, karena kita harus kesana secara rahasia. Mengerti?""Iya, tuan muda. Kapan kita akan berangkat, tuan muda?""Besok pagi sesudah makan pagi.""Iya, tuan muda. Perjalanan ke kota A bisa di lakukan dengan kereta api. Karena itu, aku usulkan kereta api sebagai perjalanan yang tidak menyolok. Tetapi aku bisa sediakan satu gerbong khusus untuk tuan muda agar tidak perlu berbaur dengan orang banyak.""Tapi kalau kita sewa 1 gerbong, itu aka
Mendengar kata-kata Derek ini, Kevin langsung menaikkan alisnya. Kevin mulai tidak suka dengan teman kuliahnya Natalie ini, karena itu, Kevin mulai memainkan handphonenya dan secara diam-diam memotret wajah Derek dan mengirimkan foto Derek itu kepada Thomas."Cari tahu orang ini. Siapa dia? Apa perusahaannya? Dan kalau dia macam-macam, siap-siaplah untuk menghabisi perusahaannya," kata Kevin lewat chat kepada Thomas.Kevin senang saat Thomas langsung menjawab kalau dia akan segera melakukan apa yang menjadi perintah Kevin itu.Sementara itu, Natalie juga mulai tidak suka dengan kata-kata Derek itu, karena itu dia berkata, "mungkin kamu tidak mengerti kata-kataku. Aku bilang, aku sudah punya kekasih dan aku aku tidak berencana untuk menerimamu. Tidak waktu dulu saat kita masih kuliah bersama dan khususnya tidak sekarang karena melihat sikapmu ini!""Kenapa dengan sikap aku ini? Ini dinamakan percaya diri. Dulu, per
Tiba-tiba pintu menuju ruang atap terbuka dan beberapa orang keluar dari sana sehingga membuat Kevin dan gadis yang disandera itu jadi kaget. Dari pintu yang terbuka itu, keluarlah Felix, Matias serta Tony, asisten Kevin di bagian keuangan. Bersama mereka bertiga, keluarlah sepasang suami istri berumur 40 tahunan yang begitu melihat gadis yang berada di samping Kevin, mereka langsung berteriak dan mendekati gadis itu. "Mah. Pah," kata gadis yang sempat disandera itu yang langsung menghambur ke dalam pelukan sepasang suami istri yang baru datang ini yang ternyata adalah orang tua gadis itu. Felix langsung mendekati Kevin dan bercerita secara singkat tentang mengapa John Mc Clane bisa muncul di lantai atap apartemen dan kembali menyelamatkan Kevin. Kevin cuma bisa bersyukur karena John Mc Clane bisa sadar lebih cepat dari perkiraan semula karena kalau John tidak sadar dengan cepat, mungkin Kevin akan kesulitan menyelamatkan tiga orang yang bersama dia saat ledakan bom terjadi di la
Tangga tali ini terombang-ambing di udara karena helikopter dalam keadaan hampir tidak bisa dikontrol.Helikopter yang dikemudikan oleh John Mc Clane ini berputar-putar di udara setelah terkena dampak dari ledakan yang terjadi di dekat lantai atap gedung ini.Pada saat itu, menara seluler mulai roboh dan akan segera mengenai baling-baling helikopter hingga membuat orang-orang yang berada di dalam helikopter berteriak ketakutan.Kevin yang mendengar suara teriakan orang-orang di dalam helikopter itu, sebenarnya masih dalam keadaan berbahaya karena dia sedang fokus untuk mengendalikan gadis yang sempat dia dibekukan dan sekarang ini sedang meronta-ronta karena ketakutan.Gadis ini memang mengalami trauma karena sebelumnya saat dia berada di unit apartemen milik orang tuanya, tiba-tiba ada orang-orang yang mendobrak pintu dan menculiknya.Kemudian gadis ini dibawa ke lantai 6 dan langsung dipukul oleh Benford serta dipasangkan masker dan ditodong dengan senjata api hingga membuat gadis i
Api semakin membesar naik ke arah atas sementara Kevin masih berjuang untuk menghancurkan tembok pembatas yang berada di sekitar tubuh gadis sandera itu, tembok pembatas yang menghalangi Ken untuk menyembuhkan gadis itu dari kebekuan.Pada saat itulah tiba-tiba terdengar suara keras di atas lantai atap apartemen ini.Suara helikopter yang datang ke atas lantai atap ini disertai dengan tangga tali yang turun ke arah bawah."Buddy, cepat naik. Waktu kalian tidak banyak lagi. Felix sudah mendeteksi ada bom yang akan segera meledak di gedung itu. Cepat naik."Itu adalah suara John Mc Clane lewat pengeras suara dari helikopter yang baru datang itu.Kevin bisa mendengarnya dan mendengar kalau ada bom di atas sini, maka dia memberi isyarat kepada Andreas dan A Hua untuk naik di tangga tali helikopter yang diturunkan oleh helikopter itu.Tangga tali itu kini sudah berhasil mencapai tempatnya Andreas. Andreas langsung naik di tangga tali itu dan langsung memanjat ke atas tanpa menunggu lagi.K
Terjadi ledakan keras yang mengguncang gedung ini pada saat Kevin sedang sibuk untuk menghidupkan kembali gadis belasan tahun yang sempat dibekukan oleh Kevin tadi.Tubuh Kevin dan gadis itu terlempar sedemikian rupa sekitar 5 meter dari posisi mereka sebelumnya.Demikian juga Andreas dan A Hua yang masih berada di jarak 10 meter dari helikopter.Helikopter itu sendiri karena guncangan yang terjadi sempat melayang ke samping sehingga pilotnya terpaksa mulai memaksa naik ke atas tanpa bisa dicegah lagi oleh Andreas dan A Hua.Ada 5 anak buahnya Andreas yang berada di helikopter ini. Mereka adalah orang-orang terakhir yang diselamatkan oleh helikopter setelah para warga di apartemen ini diselamatkan dan para pengawal Keluarga Kevin lainnya sudah naik di helikopter sebelumnya.Lima pengawal Keluarga Kevin ini sangat marah saat helikopter ini diterbangkan oleh sang pilot untuk kabur meninggalkan gedung apartemen yang bagian bawahnya meledak itu.Karena ini berarti, helikopter terakhir ini
Dengan keadaan saat ini, di mana gadis itu terancam bahaya dari semua arah, dari kiri kanan dengan senjata api dan panah, belakang dengan senjata api yang berada di tangan Benford dan satu lagi yang berasal dari bawah lantai tempat gadis itu berpijak, maka Kevin harus bergerak cepat untuk mengatasinya.Kevin harus mengusahakan keselamatan gadis ini, dia harus bertindak cepat, kalau perlu dalam satu tindakan, dia harus melindungi gadis itu dari ancaman-ancaman bahaya yang ada.Kevin tahu kalau Benford memang sudah nekat, nekat untuk mati bersama gadis itu di tempat ini.Seperti kata-kata Benford tadi, mungkin saja dia tidak akan bisa membunuh Kevin, tetapi dia ingin membunuh gadis itu di depan mata Kevin agar supaya Kevin merasa bersalah.Dan perkataan Benford itu mengandung kebenaran. Kevin pasti akan merasa bersalah kalau gadis di depannya ini tewas di depan matanya tanpa bisa dia tolong, karena itu, Kevin harus bertindak drastis.Ancaman dari bawah gadis itu bukan hanya api yang sem
Kevin melangkah masuk ke dalam ruang tamu apartemen ini. Dengan ekor matanya, dia melihat semua yang ada di dalam ruang tamu apartemen ini.Nampaknya ruang tamu apartemen ini bukanlah tempat sembarangan, bukan tempat yang dipilih secara serampangan oleh Benford untuk membawa gadis kecil ini ke lantai 8 ini.Dengan kepemilikan gedung ini, maka Kevin yakin kalau Benford sudah menyiapkan sesuatu yang tidak terduga di apartemen ini.Karena di dalam ruangan ini terdapat banyak sekali hal-hal yang mengerikan.Ada panah di dinding kiri dan kanan yang anak panahnya siap untuk terlepas dari busurnya.Kevin tidak tahu hal apa yang akan memicu anak-anak panah itu terlepas tapi yang pasti, sasaran dari anak panah itu berada di tubuh gadis belasan tahun yang memakai masker yang berada di depan Benford itu.Selain itu, di bawah panah itu, ada dua senjata api yang memakai tali temali khususnya di bagian pegangan dan juga di bagian pelatuk.Sasaran dari dua senjata api itu juga sama yaitu di kepala g
Kevin takut akan strategi musuh. Karena bisa saja musuh akan naik ke lantai atap pada saat Kevin turun ke lantai 6 untuk menemui Benford yang sebelumnya ada di lantai 6.Karena itu, sebelum turun ke bawah, Kevin putuskan untuk mengambil sebuah besi dan dengan besi itu, dia bengkokkan besi itu dan kaitkan di pegangan pintu untuk menghalangi siapapun naik ke lantai atap.Karena orang yang ingin masuk ke lantai atap, harus bisa meluruskan besi itu dan itu sesuatu yang mustahil untuk orang yang tidak memiliki kemampuan tenaga dalam.Kalau pun ada yang bisa menghancurkan besi itu maka mereka harus menghancurkannya dengan menggunakan shotgun atau pun dengan menggunakan peledak sejenis C4.Yang jelas, kalau mereka melakukan itu, suaranya pasti akan didengar Kevin, sehingga Kevin bisa langsung kembali ke tempat ini.Jadi, kalaupun yang bersama Benford itu adalah seorang sandera, maka Kevin akan menyelamatkan sandera itu, membawanya ke atas sini dan menghancurkan besi yang dia pakai menghalang
"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Kevin sambil menatap Andreas."Felix baru mendapatkan sesuatu kalau ternyata gedung apartemen ini bukan sekedar tempat yang disewa oleh Benford dan Howard," Jawab Andreas."Lalu apa?""Ternyata sejak lama apartemen ini memang adalah milik dari Benford dan Howard.""Benarkah?" Kevin langsung mengerutkan keningnya. "Berarti mereka sudah menyiapkan sesuatu di tempat ini dan aku rasa tebakanku sebelumnya tidak benar. Aku rasa bukan bom yang ditanamkan di sini.""Iya, tuan muda. Karena menurut Felix, di lantai 3 baru terjadi pergolakan yang aneh.""Aneh?""Iya, tiba-tiba hawa di lantai 3 menjadi sangat panas.""Kebakaran?""Ya. Dan itu baru terjadi beberapa detik yang lalu tetapi sudah langsung memenuhi seluruh lantai 3. Dengan demikian, seluruh lantai di lantai 3 itu seperti berubah menjadi kompor masak.""Mungkin masih ada celah. Kalian semua, segeralah keluar lewat tangga untuk menuju ke lantai 2 dan menyelamatkan diri kalian.""Baik."Tapi, Andreas ke
Tapi sebelum menyerang, Kevin memberikan kode. Dia mengepalkan tangannya ke arah belakang tubuhnya yang merupakan kode bagi para pengawalnya untuk tidak bergerak dulu.Setelah memberikan kode itu, Kevin langsung keluar dari persembunyian dan mendekati beberapa orang yang langsung kaget saat melihatnya.Kevin melihat ke wajah orang-orang itu dan kekagetan orang-orang itu tidak dibuat-buat, karena itu, Kevin tahu kalau orang-orang ini betul-betul tidak tahu akan kemungkinan kedatangannya ini.Tapi Kevin tidak berpikir lebih panjang lagi, dia segera mendekat dan merampas satu persatu senjata-senjata api otomatis yang dipegang musuh-musuhnya iniSetiap kali Kevin berhasil merampas senjata api itu, dia segera melemparkan senjata-senjata api itu ke belakang ke arah tangga untuk segera diamankan oleh anak buahnya yang masih bersembunyi di dekat tangga.Kevin terus bergerak dengan cepat mengambil apa saja senjata musuh yang dia pegang atau diselipkan musuh di tubuh mereka.Kevin mengambil sen