Besoknya Dato setuju dengan keinginan Neni, merekapun berangkat berdua ke Banjarmasin. Neni bahkan di minta Dato bawa mobil, sementara pemuda ini dengan nyenyak tidur di sampingnya.Dato memang kelelahan setelah lakukan penggrebekan seorang bandar narkoba sehari sebelumnya. Dan bersama 5 anak buahnya, berhasil menangkap 3 orang sekaligus.Dato tak tahu, Neni sering melirik wajah tampannya sepanjang jalan. Sejak tinggal bersama, Neni sudah kagum dengan Dato, pemuda ini tetap bersikap sopan padanya dan sangat royal.“Sayangnya, aku lebih tua dari dia, janda lagi…!” Neni menghela nafas panjang. Dato baru berusia 27 tahunan, sedangkan Neni kini sudah 35 tahunan. Neni bukannya tak tahu selama ini Dato sering menatap wajahnya. Tapi wanita ini merasa dia terlalu tua buat Dato, apalagi dia juga janda. Sehingga dia tak berani merespon tatapan pemuda ini.Diam-diam Neni sebenarnya menikmati kekaguman pemuda ini padanya. Siapa wanita yang tak suka di kagumi diam-diam seorang pria seperti Dato i
Dato pun mendatangi dokter yang merawat Rika, dan minta wanita ini segera di rawat lebih intensif sekaligus menyembuhkan lumpuh yang di deritanya.Neni lega, Dato benar-benar membantu Rika, padahal dia sudah tahu bagaimana sengitnya keluarga Dato bermusuhan dengan keluarganya, terutama dengan ayah kandungnya dan kakaknya, yang kini sudah sama-sama tinggal nama.“Untuk sementara kita cari hotel dulu ka Neni, tak mungkin kita tidur di rumah sakit ini. Kita percayakan saja penanganan Rika ini pada para dokter yaa..!”Awalnya Dato ingin dua kamar, tapi Neni minta satu saja, yang suite kala keduanya tiba di hotel berbintang 4 di Banjarbaru ini.“Kita udah sama-sama dewasa mas, masa harus dua kamar!” ceplos Neni, Dato pun tersenyum mengiyakan.Begitu berada di kamar, Dato pun bertanya ke Neni apakah punya foto Atok, suami Rika ini. Neni pun mengangguk, dia membuka ponsel jadulnya, sampaai Dato tersenyum mleihat sederhananya wanita jelita nan lembut ini.“Hmm…tampan juga, pantes si Rika suka
“Jadi…?” Dato menatap Neni sambil senyum di kulum.“Eh nggak sabaran banget sih, gini ceritanya!” sambil rebahan dan membelai rambut Dato, Neni pun mulai menceritakan kenapa dia sampai perawan ting-ting, dan malam ini Dato lah yang beruntung sudah menjebol keperawanannya.Ketika di nikahi Bos Syamsu atas suruhan kakaknya Madam Safira atau Nabila, Neni yang aslinya tak pernah mencintai pria tambun itu, walaupun wajahnya tidak lah terlalu jelek dan tajir melintir, pasrah saja menerimanya.Namun, Neni kaget juga, karena Bos Syamsu tak pernah bisa berhasil memasukan burung nya ke rahimnya. Setiap kali mau masuk, Bos Syamsu alami ejakulasi dini.Bos Syamsu pun jujur, kalau dia kena diabetes dan harus rutin menyuntikan insulin ke tubuhnya. Inilah yang membuat sang burung pelatuk-nya tidak berfungsi normal.Walaupun kadang Neni kasihan juga, tapi mau apalagi. Faktor kesehatan di tambah tubuhnya yang tambun, membuat Bos Syamsu tak bisa berikan kebutuhan biologis buat istri ke 4 nya ini.Neni
Melihat keadaan Rika sudah tertangani dengan baik, Neni pun mengalah mendampingi Dato ke tempat tugasnya, yang kini sudah menjadi suami keduanya dan kembali ke Kecamatan Dudur.Agar tak ada fitnah, Dato pun mendatangi dan lapor pada Kades setempat dan juga mengenalkan pada seluruh anak buahnya, kalau ‘kerabat’ jauhnya ini sudah sah menjadi istrinya.Tentu saja semuanya memberi ucapan selamat, karena sang komandan tampan dan kadang pemarah ini, tapi royalnya tak ketulungan sudah memiliki seorang nyonyah yang cantik dan lembut serta ramah.Kehidupan Dato dan Neni sebagai suami istri terlihat sangat harmonis, Neni mampu imbangi sang pejantan tangguh ini, apapun keinginan suaminya dia tak menolak.Bahkan Neni kadang minta duluan, hingga Dato tertawa dan bilang istri lembutnya ini ternyata lebih hyper dari dia.“Jangan gitu donkkk…kan 14 tahun baru sekarang tahu nikmatnya punya laki jantan dan kuat. Kalau tahu gini enaknya, dari dulu aku minta cerai dan ku minta kamu segera nikahin akiuuu”
Balang menatap keponakannya dengan rasa kasian, dulu saat menikah dengan Mikako Hokari, nasib istri Dato begitu tragis. Kini…!“Mau gimana lagi Dato…kamu…ayah lihat sangat mencintai Neni, walaupun tahu siapa Neni ini, tapi…!”Dato hanya tertunduk, dia sebelumnya sudah menceritakan secara detil siapa istrinya ini. Sekaligus minta maaf pada Balang yang selalu dia panggil ayah ini.“Apa solusi ayah…aku sangat takut kehilangan dia dan bayi kami yang dia kandung!”“Kita tunggu kakek dan ke 3 nenekmu, sebentar lagi mereka datang!” kini Balang dan menatap Neni yang terlihat bersenda gurau dengan kedua istrinya.Baik Bella ataupun Viona langsung nyetel, karena umur mereka seumuran, hanya tuaan Bela dan Viona 2 tahunan, kedua istri jelita Balang langsung suka dengan Neni yang lembut dan cantik ini.Walaupun mereka terkejut saat tahu siapa ortu Neni. Tapi lebih kaget lagi begitu tahu kalau Neni mempunyai penyakit jantung, di saat mengandung anak pertama dengan Dato.Neni sendiri awalnya minder
Kakek Radin melepas kacamata hitamnya, walapun usianya sudah 60 tahunan lebih, tapi pria ini tetap gagah dan berjalan tegap tanpa tongkat.Dia mendatangi cucunya yang sudah duduk di di depan makam yang masih baru ini, hampir 5 jam, hari bahkan mulai mulai senja.Bujukan Balang dan yang lain tak mempan. Lelaki tampan yang ternyata Dato ini tetap keukeuh bertahan di makan istrinya.Dato duduk termenung di depan makam Neni Dato Hasim Zailani, sambil mulutnya kadang komat-kamit, membaca ayat-ayat apapun yang ia hapal. Di usianya yang 28 tahunan, Dato benar-benar kembali patah hati. Kali ini bahkan agaknya paling parah!Sebelumnya dia kehilangan secara tragis Minimato San dan Mikako Hokari, kini dia pun harus kehilangan istri ke 4 nya, yang sangat dia cintai.Neni lebih memilih menyelamatkan bayi laki-lakinya, yang sempat dia beri nama Brandon Hasim Zailani.Usai melahirkan, Neni pun menghembuskan nafas terakhirnya, setelah melahirkan bayi-nya melalui bedah caesar. Dokter tak sanggup menye
Reni lalu parkir mobilnya dan ajak Dato masuk lagi ke Mal, dan kini mereka santai di sebuah kafe. Lama tak bertemu membuat Reni jadi penasaran dengan pria tampan ini.“Wajah Abang kok kayak banyak masalah…cerita dong, kemana aja selama satu tahunan ini.” pancing Reni sambil mengaduk jus nya. Sambil menatap tajam wajah pemuda yang barusan jadi duda ini.Setelah menghela nafas panjang, bahkan mencomot rokoknya, Dato pun tanpa ragu mulai menceritakan kehidupan pribadinya. Dan kenapa selama 1 tahunan ini sengaja tak kontak Reni.Reni kaget sekaligus iri juga dengan Neni, yang jadi istri Dato. Tapi berbalik simpati, saat tahu nasib Neni yang meninggal saat melahirkan.“Tak kusangka, pantes Abang nggak ada kabar selama setahunan ini…tapi kasian juga yaah Neni..! Abang juga hebat, berani tak macam-macam setelah beristi, jarang-jarang loh pria begitu, Abang benar-benar jaga perasaan istri tak mau macam-macam.”Dato hanya tersenyum masam. “Kamu sendiri gimana kabarnya selama setahunan ini?” pa
Devi kini mula mengisahkan kenapa rumah tangga Atok dan Rika sampai berakhir tragis begini. Yakni Rika hilang ingatan dan lumpuh, lalu Atok kini malah gandeng Astre dan sudah bertunangan.Sejak di usir Papang, anak tertua Bos Syamsu, orang tua Atok langsung berubah 180 derajat pada Rika. Awalnya memang direstui, sebab siapa tak kenal bos Syamsu di Batupecah.Tapi si Papang ini sudah gembar-gembor ke sana kemari, kalau Rika itu bukan anak ayahnya. Sehingga pandangan Ortu Atok berubah total, dan balik habis-habisan menentang hubungan Atok dan Rika.Namun, karena Rika terlanjur hamil, Atok nekad menikahi kekasihnya ini. Mereka bahkan memutuskan pergi ke Banjarmasin, lalu pindah ke Banjarbaru.Namun Atok anak manja, saat tabungannya habis, dia pun bingung karena tak bekerja. Atok lalu merengek pada ortunya. Tapi Ortunya yang hanya tinggal ayahnya Tatra Sumarto, karena ibu kandungnya sudah meningga dunia dan menikah lagi dengan Devi, memberi syarat, boleh minta duit, asal Atok ceraikan Rik
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman