Kakek Radin melepas kacamata hitamnya, walapun usianya sudah 60 tahunan lebih, tapi pria ini tetap gagah dan berjalan tegap tanpa tongkat.Dia mendatangi cucunya yang sudah duduk di di depan makam yang masih baru ini, hampir 5 jam, hari bahkan mulai mulai senja.Bujukan Balang dan yang lain tak mempan. Lelaki tampan yang ternyata Dato ini tetap keukeuh bertahan di makan istrinya.Dato duduk termenung di depan makam Neni Dato Hasim Zailani, sambil mulutnya kadang komat-kamit, membaca ayat-ayat apapun yang ia hapal. Di usianya yang 28 tahunan, Dato benar-benar kembali patah hati. Kali ini bahkan agaknya paling parah!Sebelumnya dia kehilangan secara tragis Minimato San dan Mikako Hokari, kini dia pun harus kehilangan istri ke 4 nya, yang sangat dia cintai.Neni lebih memilih menyelamatkan bayi laki-lakinya, yang sempat dia beri nama Brandon Hasim Zailani.Usai melahirkan, Neni pun menghembuskan nafas terakhirnya, setelah melahirkan bayi-nya melalui bedah caesar. Dokter tak sanggup menye
Reni lalu parkir mobilnya dan ajak Dato masuk lagi ke Mal, dan kini mereka santai di sebuah kafe. Lama tak bertemu membuat Reni jadi penasaran dengan pria tampan ini.“Wajah Abang kok kayak banyak masalah…cerita dong, kemana aja selama satu tahunan ini.” pancing Reni sambil mengaduk jus nya. Sambil menatap tajam wajah pemuda yang barusan jadi duda ini.Setelah menghela nafas panjang, bahkan mencomot rokoknya, Dato pun tanpa ragu mulai menceritakan kehidupan pribadinya. Dan kenapa selama 1 tahunan ini sengaja tak kontak Reni.Reni kaget sekaligus iri juga dengan Neni, yang jadi istri Dato. Tapi berbalik simpati, saat tahu nasib Neni yang meninggal saat melahirkan.“Tak kusangka, pantes Abang nggak ada kabar selama setahunan ini…tapi kasian juga yaah Neni..! Abang juga hebat, berani tak macam-macam setelah beristi, jarang-jarang loh pria begitu, Abang benar-benar jaga perasaan istri tak mau macam-macam.”Dato hanya tersenyum masam. “Kamu sendiri gimana kabarnya selama setahunan ini?” pa
Devi kini mula mengisahkan kenapa rumah tangga Atok dan Rika sampai berakhir tragis begini. Yakni Rika hilang ingatan dan lumpuh, lalu Atok kini malah gandeng Astre dan sudah bertunangan.Sejak di usir Papang, anak tertua Bos Syamsu, orang tua Atok langsung berubah 180 derajat pada Rika. Awalnya memang direstui, sebab siapa tak kenal bos Syamsu di Batupecah.Tapi si Papang ini sudah gembar-gembor ke sana kemari, kalau Rika itu bukan anak ayahnya. Sehingga pandangan Ortu Atok berubah total, dan balik habis-habisan menentang hubungan Atok dan Rika.Namun, karena Rika terlanjur hamil, Atok nekad menikahi kekasihnya ini. Mereka bahkan memutuskan pergi ke Banjarmasin, lalu pindah ke Banjarbaru.Namun Atok anak manja, saat tabungannya habis, dia pun bingung karena tak bekerja. Atok lalu merengek pada ortunya. Tapi Ortunya yang hanya tinggal ayahnya Tatra Sumarto, karena ibu kandungnya sudah meningga dunia dan menikah lagi dengan Devi, memberi syarat, boleh minta duit, asal Atok ceraikan Rik
“Astre…ada apa kamu ke sini..?”“Boleh aku masuk Bang…?” Astre menatap Dato yang masih berdiri di depan pintu, Dato pun mengangguk dan mempersilahkan gadis cantik duduk di kursi tamu.Untung saja apartemen Dato ini ada penyedot asap dan pengharum ruangan, sehingga ruangan ini tetap harum dan asap pun tidak ada.Anehnya, Astre malah mengambil rokoknya dari dalam tas dan diapun dengan santainya mengisap. Dato hanya diam memperhatikan dan menyodorkan minuman ringan dan wine.Astre kembali bikin Dato kaget, karena memilih wine, yang kadar alkoholnya tak begitu tinggi.“Apa tujuan kamu…kalau Atok tahu, nanti dia salah duga, aku tak mau lagi berurusan dengan pemuda itu!” cetus Dato.“Bang…jangan marah yaa…benarkah Abang ini mantan suami Tante Devi?” kaget juga Dato, darimana Astre ini tahu. Pasti Devi sudah cerita, pikir Dato.“Kalau kamu sudah tahu, kenapa bertanya lagi?” Astre malah tersenyum. “Bang jangan kaget, aku ini kemenakannya Tante Devi, aku dan Atok itu di tunangkan!”Barulah D
Tangan Astre pelan-pelan bergerak ke perut Dato, dan akhirnya berhenti di bawah puser, lalu memainkan rumput lumayan lebat di sana.Tentu saja ‘mahluk halus’ yang awalnya nyaman dalam posisi tidur, mulai bangun maksimal saat tersentuh tangan lentik gadis cantik ini, sampai Astre kaget sendiri.“Bang…gede banget, di apain sih…di suntik yaa biar kayak gini?” bisik Aster masih kaget, karena pas dalam genggamannya.Dato mau tak mau tertawa mendengar ucapan gadis cantik bekas tunangan Atok ini. “Mana aku tahu, itu kan tak pernah diapa-apain, kecuali ketika aku berumur 6 tahun di khitan di mantri sunat!” ceplos Dato asal.“Bang…kok ke milik mantan istri Abang bisa muat sih, gimana caranya,” cerocos Astre lagi, bak gadis polos yang tak tahu apa-apa.“Kenapa kamu nggak tanya Tante kamu, si Devi, kenapa bisa muat?” Dato yang merasa aneh dan lucu malah terus meladeni kepolosan Astre.“Yeee mana mau tante ku cerita yang gituan, Abang mah ada-ada saja!”“Kamu sendiri gimana…pasti kamu sering kan
Dialah Bibi Nathasa dan Brandon Hasim Zailani bersama istrinya dari Rusia, Airil Manov. Anehnya melihat Dato, Brandon Hasim Zailani yang harus dia panggil kakek ini menyalaminya duluan.Dato tentu saja buru-buru mencium tangan ayah Bibi Nathasa ini, lalu gantian cium tangan Airil Manov dan saat akan mencium tangan Nathasa. Tiba-tiba ada yang mendehem, ternyata Nenek Hanum.“Sekarang boleh cium tangannya…tapi sebentar lagi si bibi cantik ini yang wajib cium tangan kamu Dato!” ceplos Nenek Hanum. Hingga semuanya senyum di kulum, seakan paham apa maksud si nenek yang suka ceplas ceplos ini.Hanya Dato yang kebingungan apa maksud neneknya ini. Ia malah saling pandang dengan Nathasa, ada kerinduan dari pandangan keduanya.Tapi Dato buru-buru menunduk dan izin pada semuanya untuk menjenguk kakeknya, Nathasa juga sempat salting di tatap Dato barusan.“Brandon…jangan di tunggu lagi, Nathasa sudah lama janda, si Dato juga sudah hampir 7 bulanan duda…ntar gagal lagi,” bisik Nenek Citra, hingga
“Bibi Nathasa…kenapa tidak menikah lagi…?” tanya Dato pelan-pelan, takut si cantik ini sensi lagi.“Hmm…kenapa kamu nggak pernah melamar aku…ketuaan yaa buat kamu?” Nathasa malah balik bertanya.“Ahhh nggaaaaa…ibunya si Brandon ini aja beda 8 tahunan…kalau kita kan hanya beda 3 tahunan!” buru-buru Dato menyahut, wanita kalau lagi sensi memang butuh jawaban cepat, agar tak makin merajuk.Nathasa kini menatap wajah Dato. “Jadi kapan kamu berani melamarku?” tantang wanita cantik ini.“Ba-bagaimana dengan papa kamu…trus, apakah kamu masih mau menerima seorang pria yang beberapa kali duda..?”“Sekarang aku mau tanya, kamu masih cinta nggak sama aku?”“Duhh bibi…Nathasa, sampai kapan pun rasa itu tak pernah berubah…hingga kini!”“Huhh gombal…buktinya nikah sana-sini punya dua anak lagi, lha aku nikah cuman sekali eh si mantan suami malah letoy...ehh maksudnya, di-dia suka sesama jenis…aaduhh gimana yaa jelasinnya!”Dato kaget dan spontan tertawa, Nathasa langsung merengut melihat Dato terta
Untuk beri keduanya kesempatan bulan madu tanpa gangguan, Bella dan Viona tak memberi izin Dato dan Nathasa membawa baby Brandon.Airil Manov yang ingin membawa ke Belanda pun di tolak kedua istri Balang ini. Mereka kompak bilang sudah jatuh cinta dengan si bayi tampan ini, dan tak mau beri izin siapapun yang ingin memeliharanya. Gara-gara inilah, Airil Manov pun melarang keras Nathasa dan Dato menunda miliki momongan.“Aku ingin punya banyak cucu, pokoknya tancap gas kalian bikin!” sungut si bule Rusia ini kesal, hingga Bella dan Viona terbahak melihat ulah si bule Rusia mertua Dato ini. Dato dan Nathasa hanya bisa saling pandang sambil senyum-senyum.Diam-diam Brandon Hasim Zailani berikan kalung indah buat si Brandon junior ini. Ayah Nathasa ini sama, diam-diam jatuh cinta dengan si bayi mungil yang suka tertawa ini, yang kini jadi cucu sekaligus buyutnya.Dan selama di Jakarta, bersama Airil Manov, kedua mertua Dato ini ‘pinjam’ si tampan ini untuk di bawa jalan-jalan. Selama ng
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman