Hampir malam Aldot sudah kembali ke rumah Dayang kembali, si bidan mungil langsung memeluknya dan tentu saja kaget bukan main melihat pakaian Aldot sobek.“Wuihh ngerinya, untung perut abang nggak tembus kena belati anak buah si Burak itu,”“Ngga papa, sengaja kok, mau nguji ilmu dari paman Bahran, ternyata emank mantul,” canda Aldot tertawa.“Dasar gelo, kalau tembus apa nggak koit abang, nekad banget sih,” gerutu Dayang, sambil mengajak Aldot makan malam.“Jadi besok abang rencana balik ke kabupaten ya?” Aldot mengangguk sambil makan dengan lahap masakan Dayang.“Kamu sendiri kapan pindah tugas?”“Masih 10 harian lagi bang, banyak yang diurus, admin nya panjang banget!” Dayang kemudian curhat, kalau warga di sini sempat memintanya bertahan, namun dia tak mungkin selamanya di sini, apalagi dia juga sudah lulus ASN.Keduanya terus berbincang santai di ruang tengah. “Nanti di kabupaten aku mau buka klinik kecil-kecilan saja sekalian bang, kan ASN jam kerjanya dari pagi sampai pukul 4 s
Setelah di rawat hampir seminggu, korban perkelahian maut di rumah Haji Sultan bertambah 7 orang, pengawal Haji Sultan yang masih hidup ternyata ngaku tak tahu menahu hutang piutang apa, antara sang crazy rich Batupecah ini dengan Burak cs, hingga berakhir pertarungan berdarah.15 hari pasca terbunuhnya Haji Sultan, Aldot sengaja mendatangi rumah itu, yang kini di jaga hampir 20 orang anak buah pengusaha kaya tersebut.Melihat Aldot yang datang, semua pengawal memberi jalan dan membawanya ke dalam, untuk bertemu dengan istri mendiang Haji Sultan.Aldot diminta ke sebuah ruangan santai, ia menunggu hampir 30 menitan dan menghabiskan dua batang rokok, lalu datang seorang wanita cantik dengan kerudung yang menutupi kepalanya.“Selamat sore bu…saya AKP Aldot dari Mapolres, boleh saya ajukan beberapa bertanyaan buat ibu..?” Aldot membuka pembicaraan dengan hati-hati.Melihat polisi tampan ini, istri Haji Sultan terlihat tersenyum manis, Aldot menduga wanita ini pasti bukan istri pertama, k
Udara dingin langsung menyergap pria muda tampan ini, rambutnya yang lurus mulai panjang sebahu dan di ikat dengan rapi.Brewok dan jambang tipisnya membuat penampilannya bak selebritis, di tambah kacamata hitam dan jaket tebal panjang sebatas lutut, dengan celana kulit hitam dan sepatu lars yang ujungnya lancip, di tunjang tubuhnya yang tinggi menjulang, hampir 185 centimeteran.Inilah Komisaris Polisi Aldot Brandon Hasim Zailani yang memutuskan liburan ke London Inggris setelah naik pangkat setingkat lagi.Taksi berhenti di depannya dan pria muda bertubuh kekar kokoh inipun masuk, dia menuju ke sebuah apartemen mewah di pusat kota Manchester, tak jauh dari klub paling terkenal di dunia itu.Setelah dua tahun bertugas di daerah terpencil, dan naik pangkat hingga 3X, diam-diam karena campur tangan anak buah papinya, Kabareskrim Komjen Polisi Indra yang mendapat laporan betapa ngerinya sepak terjang pemuda ini. Memindah Aldot terpaksa pakai cara yang agak di luar pakem, yakni naik pang
“Oh ya…kamu student Jolie?” tanya Aldot sambil memperhatikan wanita ini menkompres pipinya yang agak membiru.“No...aku model…kamu..?” Jolie balik bertanya.“Aku…bisnismen…!” sahut Aldot, tak ingin dia membuka jati dirinya yang seorang aparat di Indonesia, apalagi Aldot masih punya misi rahasia di negeri ini.Aldot lalu bertanya kenapa Jolie sampai di hajar pria itu, Jolie pun blakan-blakan bilang, kalau pria itu mantan kekasihnya yang tak terima di putusi.“Aku sudah muak dengan Thomas Doll itu, dia selingkuh dengan temanku, sesama model, dia...soryy…AC-DC selingkuhannya pria…aku jijik!” ceplos Jolie sambil menikmati kopi susu panas, dia meringis karena agak perih kena minuman panas.Jolie lalu meminta Aldot hati-hati, karena Thomas yang juga pengusaha itu memiliki jaringan dengan mafia dan temannya banyak di Manchester ini.Mendengar kalimat mafia, Aldot malah makin tertarik, jiwa petualangan dan aparatnya kambuh lagi di negeri Raja Charles ini.Jolie juga ngaku selama di Manchester
Aldot benar-benar hadir menyaksikan Jolie dan teman-temannya berlenggak lenggok di catwalk. Ia sempat kaget juga, ternyata pegelaran busana ini dihadiri banyak pesohor-peshor terkenal, baik dari Amrik, juga Inggris sendiri.Bahkan Aldot melihat ada penyanyi pop terkenal asal Inggris Adele, juga bintang top Leonardo DiCaprio, penyanyi Lady Gaga termasuk bintang-bintang hollywood top lainnya.Aldot yang memiliki akses VVIP yang diberikan Jolie sampai dikira bintang pendatang baru, wajahnya berkali-kali kena jepret, karena penampilannya tak kalah dengan para artis-artis top itu.Di tambah lagi Aldot berpenampilan rapi, dengan jas dan dan him, tanpa dasi, di tambah jas panjang hingga selutut, sehingga memperlihatkan dadanya yang berbulu tipis dan kokoh, juga rambutnya yang di sisir rapi lalu di ikat, sepintas Aldot memang bak bintang hollywood.Aldot sampi menutupi wajahnya agar tak tersorot kamera. Dari kejauhan ada yang kaget melihatnya, siapa kalau bukan si ngondek Vito.Vito ternyata
Begitu masuk ke apartemen, Vito langsung kheki karena dia harus tidur di ruang tengah, wajahnya langsung manyun, ada empat kamar di apartemen ini, tapi 4 kamar otomatis terisi, dua kamar besar di pakai Aldot dan Jolie, dua kamar kecil di pakai 2 ART nya.Walaupun ruang tamu apartemen ini mewah dan lumayan luas, tapi si ngondek ini tetap manyun dan jengkel.“Huhh tahu gini, mending eyke bobo di hotel dah, hotel melati juga tak apa, masa perancang busana top Ibukota ketika di Inggris tidur di kursi, tengsin dehh eyke, ape kata dunia kalau Vito Makadona boboknya di kursi, huhhh!” sungut Vito merajuk.Jolie yang melihat si ngondek ini begitu jadi tak enak hati. Tapi Aldot yang hapal kelakuan Vito membiarkan saja ulah sahabatnya ini.“Boleh aku masuk…?” Aldot menoleh dan mengangguk saat Jolie berada di pintunya, saat itu dia lagi mengkompres pipinya yang tadi dipukul para penghadangnya.“Sakit yaa…?” Jolie memandang pipi Aldot yang agak membiru.“Lumayan…tapi biasa ajalah!”“Sini aku bantu
Siangnya mereka bertiga memanfaatkan waktu jalan-jalan, juga main ski di sebuah tempat wisata yang sangat ramai pengunjungnya. Vito hanya melihat saja kemesraan Aldot dan Jolie yang kadang berciuman mesra sambil main sky.“Huhh…dasar fuckboy cap biawak, yang di Jakarta di sayang, yang di London menunggu di lamar, ehh dianya malah aseek dengan si bule!” sungut Vito, si banser ini hanya bisa menonton di sebuah kafe yang tak jauh dari arena main ski.Dia benar-benar tak tahan lama-lama berada di luar, karena dinginnya menusuk sangat tulang, walaupun dia sudah pakai baju hingga 4 lapis.Aldot dan Jolie yang sudah terbiasa dengan salju tentu sudah siap, mereka sebelumnya minum wine, sehingga badan mereka terasa hangat, apalagi setelah main ski es, tubuh mereka makin panas.Angelina sudah menelpon ke Aldot, dia batal bertemu dengan dirinya, karena harus balik ke Jakarta, karena kakaknya Bram akan menikah.“Maaf ya abangku, papa dan mama serta si pesing ngamuk kalau aku tak datang, kamu jang
Regina lama-lama makin tertarik dengan Aldot, tapi Aldot tak terlalu menanggapi, karena ia masih kepikiran dengan Jolie dan Vito.“Regina…aku harus segera menolong dua temanku, thanks ya sudah menjamu minum, semoga kelak kita bertemu lagi…dan maaf saya harus keluar lewat jendela kamu!” Regina tersenyum manis dan bilang tak masalah, sekaligus berharap dua temannya tak apa-apa.“Aldot…hati-hati..?” Regina kembali tersenyum, tiba-tiba dia kaget saat bibirnya disosor pemuda bangor ini.Aldot kini sudah sudah keluar dari jendela flat Regina, ia berpegangan pada teralis jendela flat itu, Regina sampai ngeri juga melihat ulah pemuda nekat ini.Sebab kalau jatuh lumayan tinggi ke bawah, hampir 20 meteran walaupun di bawah penuh salju.Aldot terus bergelantungan dan kini pelan tapi pasti dia sudah dekat dengan kamar 521, akhirnya Aldot sampai juga di depan jendela ini, ia mulai mengintip ke dalam, di lihatnya Vito dan Jolie di ikat di sebuah kursi dan di jaga 5 orang.Mulut keduanya di tutup p
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman