Empat orang yang mengeroyok Brandon saling pandang dan agaknya menggangap remeh dirinya. Mereka yakin akan mampu menaklukan Brandon. Karena badan Brandon walaupun tinggi dan kokoh, tapi dibandingkan ke 4 orang ini, jauh lebih besar, apalagi salah satunya berkulit hitam dengan lengan berotot, tanda rajin nge-gym.Dua orang sekurity restoran yang melihat Brandon di keroyok justru menjauh, mereka tak berani mendekat dan hanya menonton saja.Brandon kini menatap ke 4 nya bergantian, Brandon tak menunggu di serang, dia menyerang duluan, seorang yang bertubuh agak tambun dia terjang sambil melompat, karena Brandon ingat orang ini tadi yang membuat dirinya terjengkang. Satu pukulan Brandon layangkan ke rahang si tambun ini, lalu di susul tendang keras ke kaki, akibatnya si tambun terjengkang sambil berteriak ke sakitan, satu giginya copot, mulutnya kini berdarah.Dua orang langsung menyergapnya dengan pukulan, tapi Brandon merunduk, lalu sambil bangkit dia meninju rahang kedua orang ini, k
Setelah memberi dua lembar uang tanpa menunggu kembaliannya, Brandon setengah berlari menuju flat tersebut. Brandon lalu mengintai sebentar sambil melihat situasi.Brandon yang sedang diliputi kemarahan dan juga nafsu membunuh, langsung menendang pintu flat itu, ia sudah yakin kalau tempat inilah para penjahat bersembunyi dan menyekap Putri Zeremiah.Baru saja tendangan keras itu merobohkan pintu, terdengarlah tembakan beruntun hingga tiga kali, Brandon langsung berguling dan hampir saja sebuah peluru mengenai badannya.Bukannya mundur, Brandon malah masuk perlahan dan mengintai, ternyata orang yang menembaknya pun sama, juga bersembunyi di dalam ruangan flat itu setelah memberondongnya dengan tembakan.Brandon kini sudah masuk lewat pintu yang dia tendang tadi, dan pelan-pelan mendekat, saat itu ia melihat dari sebuah cermin ada bayangan dua orang.Brandon langsung berdiri dan…dor…dor, dua kali tembakan cukup membuat dua orang itu terjungkal sambil berteriak kesakitan dan menyumpah t
Albert lalu menjelaskan alasan dia mengajak Brandon sambil menunjuk tayangan TV breaking news, yang sengaja di taruh pihak rumah sakit di ruang tunggu.Brandon kini tersadar, karena dia sejak tadi sangat mengkhawatirkan Putri Zeremiah, padahal dia sendiri justri kini sedang jadi buruan polisi Paris.Brandon pun akhirnya menyetujui usul pria bule ini dan mereka berdua kini sudah di jalan raya menuju ke apartemen Albert.Tepat seperti tebakan Albert, 30 menitan setelah meninggalkan rumah sakit, dua anak buah Letnan Donovan tiba di rumah sakit ini, dan mereka lalu melapor ke markas kalau Putri Zeremiah sudah di temukan. Tapi Brandon sudah tak terlihat di sana alias sudah kabur kembali.Letnan Donovan benar-benar serius mencari keberadaan Brandon, dia khawatir korban akan terus bertambah. Mengingat sepak terjang pemuda ini yang sangat berdarah dingin dan sudah ada 5 korban para penjahat yang dia habisi.Sesampainya di apartemen, Brandon duduk saja sambil melihat berita TV lokal yang masih
“Tak apa, Albert berpikiran terbuka, dia tak sepicik yang kita pikirkan, itulah kelebihan orang barat dibandingkan orang kita!” sahut Tantri enteng.“Baguslah…semoga dia tak tahu hubungan kita di masalalu,” cetus Brandon, sambil menghembuskan asap rokoknya. Tantri hanya mengangkat bahu, seakan itu bukan masalah besar baginya.“Sekarang apa rencana kamu, apakah akan pulang ke Indonesia?” pancing Tantri, agaknya dia sengaja tak ingin Brandon tahu, kenapa kini bisa kerja dan tinggal di Perancis dan agaknya lebih nyaman di negara mode ini.“Aku ingin bertemu Letnan Donovan, dia agaknya yang paling getol mengejar-ngejar aku, tapi aku tak mau ke kantornya, tapi ingin bertemu ke rumahnya, tapi dimana? Aku tak hapal kota ini!”Tantri malah tertawa, dia lalu membuka hapenya dan hanya berselang 5 menitan memperlihatkan pada Brandon di mana Letnan Donovan tinggal.“Itulah kelebihan kota ini, sangat mudah menemukan rumah polisi, karena semuanya ada di genggaman,” ceplos Tantri.Setelah mencapture
“Boleh abang masuk?”Kelly tak menyahut, tapi dia menyingkir sedikit memberi jalan Brandon masuk ke flat milik orang tuanya. Setelah acara Paris Fashion Week, Kelly bisa beristirahat di rumah, sehingga pas Brandon datang dia tak kemana-mana, hanya orang tuanya sedang keluar.Kini keduanya duduk saling berhadapan, beda saat tampil sebagai model dan tampil cetar, kini Kelly hanya memakai baju rumahan.Namun gadis blasteran ini tetap mempesona, apalagi kini tubuhnya seakan makin menjulang saja, karena tubuh Kelly lebih langsing dibandingkan 2-3 tahunan yang lalu.Rambut panjangnya diikat mendongak ke atas, hingga leher jenjangnya terlihat sangat mulus.Mereka kini saling pandang, Kelly seakan sengaja mendiamkan pria yang sebetulnya dia cintai ini, namun jengkel karena Brandon dianggapnya sengaja melupakan dia selama ini.Brandon menghela nafas.“Kenapa…kepanasan yaa, kalau panas silahkan keluar, udara di luar sangat dingin!” sindir Kelly.Brandon mau tak mau tertawa melihat si cantik ini
Kelly tersenyum mendengar Brandon yang dingin ini bisa bernyanyi lirih begitu. “Suara abang bagus, sayang nggak ada band nya, hanya suara melalui audio!” ceplos Kelly sambil melepaskan pelukannya dari Brandon dan minum wine yang barusan di antar waitres.Hampir 1,5 jam keduanya berada di kafe itu, setelah di rasa cuaca di luar makin gelap dan dingin, keduanya kini kembali ke mobil dan Brandon menjalankan mobil milik Kelly dengan perlahan, tujuannya langsung ke rumah Letnan Donovan.Kini keduanya sudah sampai di sebuah rumah berbentuk flat, di halaman rumah itu terlihat sebuah sedan, agaknya Letnan Donovan sudah ada di rumah.Brandon mengajak Kelly yang awalnya ingin menunggu di mobil, tapi Brandon langsung menraik tangan lentik Kelly ikut masuk ke rumah Letnan Donovan, setelah memencet bel, keduanya menunggu sambil saling pandang.Setelah tiga kali memencet bel, terdengar langkah kaki menuju pintu.Begitu terbuka, terperanjatlah Letnan Donovan, saat melihat wajah orang yang dia cari-c
Setelah satu kali transit, private jet Brandon akhirnya mendarat mulus di Bandara Internasional Abu Dhabi Airport, setelah menempuh perjalanan hampir 9 jam, andai tak transit bisa di tempuh 7 jam 31 menitan. Brandon dan Kelly langsung disambut cuaca panas, sesuai dengan iklim cuaca gurun pasir.Kelly sampai kaget, karena sebelumnya dia kedinginan saat take off dari Paris, kini disambut cuaca panas di Abu Dhabi.Naik taksi bandara, Brandon langsung minta di antar ke hotel bintang 5 yang tak jauh dari gedung pencakar langit Burj Khalifa.Brandon sengaja tidak menginap di hotel Burj Kalifa itu, karena dari informasi Putri Zeremiah, Emir Thamrin dan Mr Bhat akan mengadakan pertemuan di hotel tersebut.Masih ada waktu 7 harian lagi sebelum pertemuan tersebut, Brandon dan Kelly memanfaatkan waktu untuk beristirahat.Hanya dua jam beristirahat di kamar, Kelly mengajak Brandon shoping di kota yang dijuluki Eropa nya Timur Tengah ini.Tak perlu jauh-jauh, begitu keluar dari hotel, keduanya sud
Ali pun sampai geleng-geleng kepala saat tahu bagaimana rapi dan hebatnya Jenderal Anang dan Brandon bersandiwara selama ini.Mantan anggota TNI ini sampai tak bisa bicara, begitu tahu hubungan rahasia keduanya, tapi dia bersyukur, artinya sepak terjang Brandon yang dingin dan kejam ternyata ‘Licence To Kill’ alias punya sertifikat membunuh.Brandon dan Anang Marjono kini saling berpelukan, Brandon lalu mengenalkan Kelly pada keduanya.“Kamu cantik sekali Kelly, kapan diresmikan,” gurau Anang Marjono, hingga Kelly tersipu.“Mungkin nunggu bapak jadi Kapolri kali pak,” kelakar Ali lagi ikutan tertawa kecil.Kini semuanya tertawa, lantas Brandon mengajak mereka masuk ke kamar suitenya dan melanjutkan metting di sana hingga malam.Setelah rapat hampir 3,5 jam setengah, Ali dan Jenderal Anang Marjono kembali ke kamar masing-masing.Setelah menutup pintu, Brandon bersandar dipintu itu dan menarik tangan Kelly, sehingga gadis cantik ini terdiam sambil menatap wajah ‘paman luarnya’ ini.“Kam
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman