BERSAMBUNG
Ryan jambak rambut orang itu dan menamparnya hingga pingsan seketika, Ryan lalu berbalik ke orang yang tadi dia injak dadanya.“Kenapa Alex Soton ingin culik gadis kecil itu hahh? Di mana dia kini bersembunyi?” bentak Ryan lagi.“M-maaf tuan, tugasku dan rekanku hanya nyulik gadis kecil itu, a-aku tak tahu alasannya. Di-dia bersembunyi di sebuah vila dekat pantai,” kata pria apes ini dan setelahanya pingsan seketika, saat pukulan lurus Ryan hantam wajahnya, hingga 2 giginya copot dan bibirnya pecah.“Siapa mereka Bang,” tiba-tiba Bruno datang dan periksa keduanya.“Mereka ingin culik seorang gadis kecil, mereka suruhan Alex Soton, bawa mereka ke kantor polisi.” Ryan juga sebutkan persembunyian Alex Soton dan Bruno langsung mengangguk paham.Sekaligus tentu saja sangat terkejut, tapi dia buru-buru angkat keduanya dengan kedua tangan kokohnya dan menyeret dari sana.Ketika Ryan menoleh ke gadis kecil tadi ia langsung tertegun, saat seorang wanita dengan pakaian kerja yang fashionable ter
“Maaf…aku saat itu emosi dan saat aku sadar hamil, kamu malah tak bisa di hubungi lagi!” sahut Sarah turunkan intonasi suaranya.“Oh…iya-iya…karena saat itu aku tertangkap kelompok milisi di Timteng dan ponselku di ambil mereka,” Ryan akui kesalahannya.“Iya, aku sudah tahu dan kamu akhirnya pulang ke Indonesia dengan istrimu itu dan hidup bahagia dengan anak kalian saat ini bukan?”Nada suara Sarah kembali datar.“Jadi…semenjak lahirkan Lydia, kamu tidak menikah lagi?” Ryan bertanya hati-hati.“Cintaku sudah habis di tangan papinya Lydia…!” kembali suara Sarah datar, seperti orang yang patah hati.“Sar…ini belum terlambat, beri aku kesempatan, keselamatan kamu dan Lydia saat ini terancam oleh orang yang sangat kejam dan musuh lamaku, apalagi si Alex sudah tahu, kalau Lydia itu anak kita!”“Hmm...apa maksudmu Ryan..soal kesempatan?”“Jadilah istriku…aku akan bertanggung jawab padamu dan Lydia anak kita, mulai detik ini dan selamanya!” cetus Ryan tegas.Sesaat Sarah terdiam, matanya yan
“Papa ganteng bangettttt…pantas mami setia sama papa,” ceplos Lydia lugu. Ryan sampai tersedak makannya.“Gitu ya sayang, banyak ya yang mau sama mami kamu?”“Huhh banyak banget, sampai sebel Lydia-nya pah,” lagi-lagi jawaban polos Lydia bikin Ryan makin lebar tersenyum.Usai sarapan, tanpa ragu Ryan ajak Lydia jalan-jalan, anehnya Sarah tak marah dan membiarkan saja.Lydia ternyata minta temani berenang di resort ini, Ryan dengan senang hati menjaganya, termasuk Bruno yang sudah tahu siapa Lydia ini.“Bang…agaknya sudah saatnya Abang terbuka saja pada Nyonyah…?” saran Bruno.“Hmm…gitu yaa?” sahut Ryan sesekali membalas lambaian tangan Lydia yang asyk berenang.Bruno mengangguk dan malah meminta saat ini juga Ryan kontak Fareeha agar menyusul ke Manado.“Bruno…kamu mau lihat kedua betina ini bertemu, kalau main cakar-cakaran, gimana?” cetus Ryan kaget dengan usul Bruno.Bruno malah tertawa dan bilang tuh lama-lama akan ketahuan juga, kalau Ryan punya anak dengan Sarah.Ryan akhirnya be
“Bentar dulu kok kamu kayak gugup begitu, jujur saja, apakah sudah ada niat nih mau nambah istri?” Fareeha kini menatap tajam wajah Ryan, curiga pun mulai landa Fareeha.“Sayang…kalau aku jujur…apakah kamu marah?”“Jujur…memangnya selama ini papa nggak jujur denganku?” desak Fareeha dengan nada suara agak nge-gas.“B-bukan begitu sayang…ini soal masalalu papa?”“Iya kenapa dengan masalalu papa, ayoo cerita, mami dengarin. Jangan main rahasia-rahasian,” desak Fareeha, matanya yang tajam makin tajam saja, di mata Ryan bak silet saja tajamnya.Akhirnya dengan suara agak gugup, Ryan ceritakan apa adanya siapa itu Sarah dan Lydia, termasuk soal permintaan Sarah. Sampai lama Fareeha terdiam.Cittt….aduhhhh…aduhhhhh!Ryan kaget bukan kepalang, saat jari lentik Fareeha tiba-tiba cubit perutnya.“Jadi rupanya gini ceritanya, sengaja panggil mami ke sini, rupanya mau kenalin calon bini baru, yang ternyata kekasih di masa lalu!” sentak Fareeha dengan wajah marah.“Ma-maafkan papa sayang…ta-tapi…i
Kedua petugas kebersihan ini masuk ke kamar mereka, saat Ryan masuk, istrinya sudah tak ada di kamar.“Dasar...artinya aku sengaja di lewatinnya, pasti saat ini sedang sarapan,” gumam Ryan, lalu buru-buru cuci muka di westapel dan membiarkan kedua orang ini mulai bersihkan kamar mereka yang bertipe presiden suite.Saat menuju ke restoran, kembali Ryan keheranan, Lydia terlihat sangat akrab dengan…Mami Cynthia, di temani Riona dan si baby Brandi dan ayahnya.Chulbuy senyum-senyum saja sambil melambai agar Ryan mendekat.Tiba-tiba telinga Ryan kena jewer. “Kamu yaa, punya anak segini besar, kenapa tak pernah cerita ke mami, kalau di sini punya anak, yang juga cucu mami,” sentak Mami Cynthia.“Waduhh…mam….maaf ini…anu, begini ceritanya!”“Ahh sudah basi, mami sudah tau semuanya, papi kamu yang cerita.” Sungut Mami Cynthia, Chulbuy lagi-lagi tertawa saja.“Maafkan Ryan mi…ini kesalahan Ryan dan Ryan siap bertanggung jawab!”“Iyalah, dosa besar kamu kalau lepas tanggung jawab.” lagi-lagi Ma
Kita tinggalkan dulu Ryan yang kini hidup rukun bersama Fareeha dan Sarah, juga tiga anak mereka, Riona, Lydia dan si bungsu Brandi.Lucunya kadang ketiganya lebih betah tinggal dengan neneknya Mami Cynthia dan kakeknya Chulbuy, yang sangat memanjakan ke tiga cucu-cucunya ini, suami istri ini sangat sayang dengan ke tiga bocah cantik dan tampan ini.Ditambah Sandrina sedang study di LN dan Topan asyik sebagai bintang film, sehingga rumah besar dan mewah mereka sering sepi, obatnya...ya 3 bocah menggemaskan ini.Sekarang kita ikuti pengalaman tokoh kita yang lain, si bocah pemberani Reyhan. Kita tarik dulu saat Reyhan di culik 3 pria tak di kenal.Sambil memijit-mijit kepalanya yang pusing, sekaligus meraba tengkuknya, Reyhan memandang sekelilingnya.“Di mana aku ini,” gumam Reyha lalu memungut tas ranselnya. Semua belanjaan dan uangnya di rampas ketiga penjahat itu.“Awas kalian kelak, aku masih ingat wajah 3 manusia jahat itu, bila aku besar, kalian akan ku cari, ku bikin kalian nyesa
“Nggak usah banyak pikir, ayoo sekarang bawa ransel kamu, di ujung sana ada mess kecil, kamu tinggal di sana, dulu ada tukang kebun, tapi sudah meninggal 2 bulan lalu, sekarang kamu yang tempati di sana,” kata Musadiq, Reyhan pun akhirnya mengangguk.Tak pernah Reyhan sangka, ia kerja sebagai jongos di rumah mewah wanita cantik yang pernah khianati Ryan ini.Reyhan yang jenuh berpetualang, menikmati kerjaannya sebagai jongos alias pembantu di rumah sang Madam Saffania bersama 5 orang pembantu lainnya, yang dia pikir sangat kaya raya ini.Reyhan yang masih bocah ini sama sekali tak pernah tanya berapa di gaji, di kasih uang ia ambil, kalau nggak juga tak mencari.Reyhan juga sudah tak aneh lihat kelakuan Madam Saffania, hampir tiap minggu undang teman-temannya pesta dan kadang 1,5 atau 2 bulan sekali jalan-jalan keluar negeri.Reyhan sering melihat Madam Saffania mabuk berat dan kadang berpakaian minim pada pagi usai pesta dengan teman-temannya, lalu berpelukan dengan beberapa pria mud
Tiba-tiba ada sebuah mobil milik Madam Saffania yang terlihat tancap gas dan menabrak 3 orang penyerbu bersenjata, 3 orang ini terjengkang dan mobil ini lalu lenyap di jalanan yang tak begitu ramai.Reyhan yang ingat pesan Musadiq, buru-buru pergi dan melompat pagar, agar tak ketahuan puluhan penyerbu bersenjata berat ini.Dia bersembunyi tak jauh dari rumah mewah ini, Reyhan melongo saat api berkobar hebat membakar rumah mewah Madam Saffania.Tak lama kemudian, ada 5 buah mobil keluar halaman rumah yang terbakar ini, penumpangnya sambil menembakan senjata otomatis ke udara dan kemana saja, sehingga beberapa orang warga yang berkerumunan bubar ketakutan.Jelang subuh api ini padam dan rumah mewah Madam Saffania ambruk runtuh, tanpa sisakan apapun lagi, kecuali puing-puing hitam yang habis terbakar. Tak lama berdatangan puluhan aparat keamanan dan lakukan penyisiran tempat ini.Reyhan yang sebelumnya bersembunyi hanya bisa menatap bengong rumah mewah yang dia tinggali selama 3,5 tahun
“Apes aku, gara-gara Bang Prem dan Ange,” batin Hagu yang terpaksa menahan hati kena semprit Tante Ria.Untung saja, melihat wajah teduh Park Hyung, Hagu bisa menahan hati, sehingga tak buru-buru pamit.Begitu Tante Ria masuk meninggalkan Hagu dan Park Hyung berduaan, barulah secara perlahan Hagu sampaikan maksudnya.Park Hyung lantas berbisik.“Nanti malam aku akan temui kamu di hotel, nggak enak kedengaran ibunya si Ange, kalau Om sih tak masalah Prem dan Ange menikah. Tapi tante kamu itu beda…ada masalalu yang belum kelar dengan…Balang, papanya si Prem!” bisik Park Hyung.Hagu tersenyum menganngguk, soal ini dia sudah tahu, kakek Chulbuy sudah ceritakan padanya kalau Balang dan Tante Ria dahulu pernah ada pertalian asmara yang gagal!Yang bikin Hagu tersenyum, kakek Chulbuy dengan nada bercanda juga pernah bilang, sempat suka dengan Tante Ria saat muda, tapi kalah bersaing dengan Balang.“Tante Ria itu saat muda mirip sekali dengan artis Ariel Tatum, bodynya woww…dari semua sepupu
Dan inilah yang bikin Hagu kaget, Datuk minta Hagu saat ini juga balik ke dunia masa depan saat ini juga. Padahal, dirinya lagi anget-angetnya bersama Park Hymin, kemana-mana selalu bersama.“Saat ini tugasmu selesai, kamu harus balik, jangan di tunda. Tugas lain masih menunggu!”“Tapi aku belum pamit dengan Park Hymin?” Hagu masih ngotot, namun saat melihat wajah Datuk, Hagu kalah wibawa.“Nggak usah…nanti aku sampaikan!”Akhirnya Hagu pun tak berani lagi ngotot, apalagi saat Datuk bilang kalau terlambat, maka Hagu akan terjebak selamanya di masa lalu.Mendengar kalimat ini, Hagu keder juga. Sebab dia aslinya belum sanggup berada selamanya di masa lalu.Datuk lalu mengusap wajah Hagu dan pemuda ini berasa mengantuk dan tidak ingat apa-apa lagi.“Bangun…ini sudah siang, molor saja kerjaan kamu itu Hagu.”Hagu langsung buka matanya dan kaget wajah Cynthia neneknya sudah berada di sisinya. Perasaan awalnya dia bersama Prem, tapi pas kembali malah berada di rumah kakek dan neneknya.“S
Hagu…tak ragu mengiyakan, api nafsu yang berkobar sudah terlanjur tak bisa di tahan lagi dan butuh penyaluran saat ini juga.Hagu mau-mau saja bersumpah dan di bimbing Park Hymin.Park Hymin yang kini bahagia dan sudah berstatus ‘istri’ Hagu, kini tak ragu melepaskan pakaiannya di depan suami keduanya ini.“Sekarang…aku adalah milikmu suamiku, lakukanlah sesukamu,” bisik Park Hymin, dan si bangor ini bak kucing garong melihat ikan segar, langsung menyerbu tubuh putih dan mulus ini.Bercumbu di alam terbuka beralaskan pasir putih hangat menimbulkan sensasi aneh bagi Hagu.Hagu lupa, ini bukanlah alam masa depan di mana dia tinggal, tapi alam masa lalu yang rentang waktunya puluhan tahun.Tapi Park Hymin beda lagi, bertemu pria tampan dari alam masa depan, justru bikin dirinya mabuk kepayang sejak awal melihat Hagu.Saat bersama roh Datuk Hasim Zailani, Park Hymin tak sungkan-sungkan lagi bertanya siapa Hagu ini.Awalnya wanita jelita ini kaget bukan main saat tahu kalau Hagu bukan bera
Mata Hagu terus menatap Dean.“Benaran jadi mirip dengan kakek buyut? Kata kakek Chulbuy, kakek buyut saat kecil supel. Tapi berubah jadi pendiam saat tahu kalau Bahar Irwansyah, suami kedua nenek buyut bukan ayah kandung kakek buyutku…!” pikir Hagu dan senyum sendiri melihat kelakuan Dean yang tak kaku pada siapapun.Sepanjang jalan, Dean selalu menyapa warga dan dengan bersemangat acungkan genggam, tanda merdeka.Hagu kadang menahan tawa melihat kelakuan Dean begitu. "Benar-benar anak aneh, tak beda jauh dengan ayah kandungnya," batin Hagu.Akhirnya setelah satu bulanan, mereka sampai juga di desa di mana Park Hymin berada, kedatangan keduanya di sambut si cantik ini.“Pacar paman kakek cantik sekali, jangan di lepas ya paman kakek, kapan lagi dapat wanita secantik ini..!” ceplos Dean lugu, hingga Hagu melotot, tapi Park Hymin malah tertawa dan membelai kepala Dean."Huss...kamu jangan ngomong sembarangan, anak kecil mau tau ajee urusan orang dewasa," tegur Hagu, pura-pura marah, pa
Hagu terus berlari dan tidak peduli berondongan senjata pasukan Jepang, dia merasa seolah Datuk juga berlari bersamanya.Dia juga tak takut nyasar, karena suara Datuk selalu membimbingnya, Hagu juga tak menyadari sudah berlari hampir satu malaman tanpa merasa lelah, padahal sambil pondong tubuh Dean dan kini sudah sangat jauh meninggalkan markas Jepang ini.Begitu tiba di ujung sebuah desa dan hari sudah pagi, Hagu terheran-heran melihat semua warga desa sedang berpesta pora. Orang tua, anak-anak, pria dan wanita tumpah ruah ke jalanan.“Ada apa ini?” tanya Hagu pada seorang warga desa.“Jepang kalah perang, sekarang kita merdeka dari jajahan mereka, saatnya kita pesta dan rayakan kemenangan ini sobat!” kata warga ini dengan wajah sumringah.“Oh syukurlah..!” batin Hagu lalu menurunkan si anak kecil ini yang ternyata sepanjang malam ketiduran dalam pondongannya.Kini mereka berjalan berdua sambil gandengan tangan, persis seperti ayah dan anak saja, sambil melihat kemeriahan pesta ini.
Kini keduanya duduk sambil menikmati bekal yang mereka bawa, kisah yang barusan Datuk sampaikan benar-benar bikin Hagu bergidik.Tak pernah dalam mimpi sekalipun, Hagu akan bertemu dengan roh Datuk Hasim Zailan junior, bahkan hebatnyamereka kini bisa bercakap-cakap layaknya dua manusia biasa.Kadang dia menatap wajah Datuk yang selalu muram, kadang tangannya sengaja menyentuh lengan Datuk, untuk memastikan, kalau roh ini benar-benar ‘hidup’.Datuk yang tahu kelakuan Hagu menahan senyumnya.“Jangan takut, aku saat ini tetap berujud manusia, tapi…asal kamu tahu, aku tak bisamembunuh siapapun. Lagianmasa takut dengan roh saudara sendiri…!” seloroh Datuk.“Masa sih Bang…minggu yang lalu kan saat kita bertempur Abang menembaki pasukan Jepang?”“Itu semua…kamulah yang melakukan! Emangnya kamu nggak sadar yaa saat berduaan dengan Park Hymin, ayahnya Park Min diam saja? Padahal asal kamu tahu Prem, tidak sedikit laki-laki yang ingin jadikan Park Hymin istri…!”Hagu tentu saja menggeleng mend
“Bang Hagu…hati-hati!”Park Hymin langsung pegang tangan Hagu, saat pamit meninggalkan tempat ini.“Iya…makasih?”Keduanya saling tatap dan kini tak ragu saling peluk. Datuk Junior hanya memandang keduanya, lalu angkat bahu, seakan memaklumi perasaan kedua orang muda ini.Sejak bicara kemarin pagi hingga kini, hubungan Hagu dan Park Hymin makin dekat, mereka sering curhat satu sama lain.Mereka seolah teman lama yang baru bertemu.Kadang keduanya berjalan-jalan di bibir pantai dan Park Min ayahnya termasuk Datuk anehnya, tidak melarang apalagi menegur keduanya.Awalnya Hagu sempat bertanya, kenapa Park Hymin tak suka dengan Datuk Junior.Park Hymin terkekeh dan bilang, dia sudah anggap Datuk itu pamannya sendiri saking dekatnya dan tak ada rasa cinta, kecuali cinta ponakan dan paman saja. “Kekasih Abang Datuk dulu adalah kakak aku, tapi mereka tak berjodoh, karena kakakku meninggal dunia tertembak pasukan Jepang, sejak saat itulah Bang Datuk selalu murung hingga ini…!” Hagu pun m
“Iya Park Hymin, aku ingin selamatkan salah satu keturunanku ini…inilah kenapa aku membawa adikku si Hagu dari alam berbeda. Yang kalau di masa depan dia paman luarku, untuk bantu aku di sini. Awalnya aku mau ajak Prem, tapi tak bisa, karena Ange sedang hamil, Prem tak bisa meninggalkanya, si Ange amat manja agaknya...!” sahut Datuk sambil hembuskan asap cerutunya, lalu senyum kecil.“He-he…Angelina…! Cakep banget ya nama salah satu cicitku di masa depan, sayang ya si Prem, terlebih si Ange tak bisa di bawa ke sini, penasaran aku mau lihat wajahnya, secantik apa dia?” sahut Park Hymin tiba-tiba, hingga mata Hagu melotot.“Kalau di bawa akan ada musibah besar Hymin, kita jangan berlebihan melawan gravitasi alam, aku saja dengan bolak-balik ke dunia masa depan, usiaku tak bakalan panjang lagi, inilah resiko yang harus aku terima…!” sahut Datuk lagi-lagi dengan suara pelan dan tenang.“Ihh segitunya…menakutkan sekali!” sahut Park Hymin terkaget-kaget.Hagu lalu muncul dan di tatap Park Hy
Pesta pun berakhir setelah hampir tengah malam, Hagu tentu saja di buat kagum dengan gaya Datuk Junior yang sangat berwibawa dan gayanya sangat berkharisma.“Pantas Bang Prem bilang, kalau ingin attitude dan gaya berbusana, contoh-lah Bang Datuk ini…benar-benar falmboyan sejati, cara pakaian dan cara bicaranya benar-benar top habis…!” batin Hagu.“Hagu kita pindah ke pondok yang disediakan Tuan Park Min.” Datuk ajak Hagu bangkit.Hagu pun mengangguk dan mengikuti langkah Datuk. Saat berjalan begini, tiba-tiba Hagu teringat, orang tuanya Ange atau besann-ya Prem marga-nya juga Park...?Jangan-jangan mereka ini ada hubungan, pikir Hagu.“Bang Datuk….apakah Park Min ini…kakek buyutnya si Ange?” ceplos Hagu tiba-tiba dan tanpa di duga-duga Datuk langsung mengangguk ambil senyum.Hagu kontan melongo.“Dan…ini kelak ada hubungannya dengan kamu juga salah satu keturunan kamu di masa depan!” sahut Datuk, lagi-lagi dengan suara kalem.“A-apa…maksud Abang..???”“Aku tak bisa menjelaskan saat ini