BERSAMBUNG
“Nggak usah banyak pikir, ayoo sekarang bawa ransel kamu, di ujung sana ada mess kecil, kamu tinggal di sana, dulu ada tukang kebun, tapi sudah meninggal 2 bulan lalu, sekarang kamu yang tempati di sana,” kata Musadiq, Reyhan pun akhirnya mengangguk.Tak pernah Reyhan sangka, ia kerja sebagai jongos di rumah mewah wanita cantik yang pernah khianati Ryan ini.Reyhan yang jenuh berpetualang, menikmati kerjaannya sebagai jongos alias pembantu di rumah sang Madam Saffania bersama 5 orang pembantu lainnya, yang dia pikir sangat kaya raya ini.Reyhan yang masih bocah ini sama sekali tak pernah tanya berapa di gaji, di kasih uang ia ambil, kalau nggak juga tak mencari.Reyhan juga sudah tak aneh lihat kelakuan Madam Saffania, hampir tiap minggu undang teman-temannya pesta dan kadang 1,5 atau 2 bulan sekali jalan-jalan keluar negeri.Reyhan sering melihat Madam Saffania mabuk berat dan kadang berpakaian minim pada pagi usai pesta dengan teman-temannya, lalu berpelukan dengan beberapa pria mud
Tiba-tiba ada sebuah mobil milik Madam Saffania yang terlihat tancap gas dan menabrak 3 orang penyerbu bersenjata, 3 orang ini terjengkang dan mobil ini lalu lenyap di jalanan yang tak begitu ramai.Reyhan yang ingat pesan Musadiq, buru-buru pergi dan melompat pagar, agar tak ketahuan puluhan penyerbu bersenjata berat ini.Dia bersembunyi tak jauh dari rumah mewah ini, Reyhan melongo saat api berkobar hebat membakar rumah mewah Madam Saffania.Tak lama kemudian, ada 5 buah mobil keluar halaman rumah yang terbakar ini, penumpangnya sambil menembakan senjata otomatis ke udara dan kemana saja, sehingga beberapa orang warga yang berkerumunan bubar ketakutan.Jelang subuh api ini padam dan rumah mewah Madam Saffania ambruk runtuh, tanpa sisakan apapun lagi, kecuali puing-puing hitam yang habis terbakar. Tak lama berdatangan puluhan aparat keamanan dan lakukan penyisiran tempat ini.Reyhan yang sebelumnya bersembunyi hanya bisa menatap bengong rumah mewah yang dia tinggali selama 3,5 tahun
Satu jam kemudian, 20 anak buah Rasyid berdatangan dengan senjata lengkap. Sampai pasien lain banyak yang ketakutan.Setelah membayar si dokter itu dengan bayaran tak sedikit. Rasyid Jawahri dengan di kawal anak buahnya sekaligus bawa Reyhan, pergi dari tempat ini menuju ke sebuah tempat persembunyian barunya yang di jaga sangat ketat.Tempat ini 2X lebih mewah dari rumah Madam Saffania, anak buah Rasyid juga sangat banyak, hampir 200 an orang dan terletak di pinggiran Kota Baghdad.Semua anak buah Rasyid sudah tahu Reyhan ini sebagai ‘anak angkat’ Rasyid Jawahri. Karena Rasyid sendiri yang tak ragu sebutkan apa posisi Reyhan di dekatnya.Kembali Reyhan tak sadar tergabung dengan ‘musuh’ Ryan, tapi di sini Reyhan jauh lebih baik dibandingkan saat tinggal bersama Madam Saffania.Sebagai anak angkat Rasyid Jawahri, Reyhan tak perlu jadi jongos lagi. Ia bahkan tak ubahnya ‘sultan’ ini di sini.Reyhan dibebaskan apapun yang ingin di lakukan, tentu saja saja Reyhan sangat suka dan selalu i
Sebagai remaja tanggung dan sudah akil baligh, Reyhan atau kini Hagu sudah paham hubungan dewasa, dia tak aneh melihat kelakuan ayah angkatnya yang kadang ‘mesra’ dengan beberapa pengawal pria.Hagu tak peduli soal kelakuan minus ayah angkatnya. Toh di matanya Rasyid tetap bersikap seolah ayah yang baik dan jadi ‘panutan’ baginya.Hagu juga tak mau tahu dengan kelakuan pasukan Rasyid yang suka berpesta dengan wanita-wanita muda, remaja ini benar-benar hanya mikirkan 'perang' dan sekolah.Apalagi dia sudah sekolah setingkat Sekolah Menengah Atas kelas 11 di Baghdad sini, sehingga paham Rasyid punya orientasi menyimpang.Hagu naik satu tingkat, karena dianggap guru-gurunya miliki kecerdasan di atas rata-rata dbanding siswa seangkatannya, seharusnya dia masih kelas 10, tapi kini jadi kelas 11.Suatu hari, Rasyid kumpulkan petinggi-petinggi kelompoknya, agaknya ada hal yang sangat penting untuk di sampaikan sang pentolan kelompok ini.Wajahnya terlihat keruh, Hagu juga dipanggil dan ikut d
Dalam waktu singkat, ratusan warga tak bersalah yang dikatakan pasukan Rasyid sebagai sempalan milisi berjatuhan jadi korban, banyak juga anak-anak dan juga wanita yang jadi korban.Setelah 5 pesawat ini pergi usai jatuhkan bom, giliran pasukan Rasyid yang semakin ganas serbu desa kecil ini, korban jiwa makin banyak berjatuhan.Hagu…sama sekali tidak melakukan tembakan, dia benar-benar ragu untuk memberondong warga yang dianggapnya tak bersalah ini.Desa kecil ini dalam singkat di kuasai pasukan Rasyid, dua ratusan warga di kumpulkan di sebuah lapangan, pria yang muda-muda dipisahkan dengan anak-anak dan wanita.Tiba-tiba yang muda-muda ini di berondong tembakan hingga puluhan orang berteriak histeris dan tewas seketika.Hagu sangat terkejut dan dia buru-buru mendatangi pasukan yang menembaki warga tak bersalah ini.“Heii hentikan tembakan ini, mereka sudah menyerah,” teriak Hagu, sambil mendorong puluhan eksekutor ini.“Apa yang kamu lakukan Hagu,” bentak sang kepala pasukan marah mel
“Hmm…begitu yaa…artinya kamu sudah berkhianat dengan pasukanmu sendiri. Apakah kamu sadar, kalau kami lepaskan, kamu bisa jadi akan di bunuh pasukanmu sendiri,” pancing Abu Shekar.“Kalau aku tuan bebaskan dari sini, aku justru tak bakal kembali ke pasukanku sendiri.” sahut Hagu tegas tanpa takut.“Kenapa begitu…?” kembali Abu Shekar memancing.“Karena aku tidak mau jadi antek zionis atau amerika yang berkedok pejuang. Sebab kedua orang tuaku kemungkinan tewas oleh pasukan penjajah itu, mereka bom tempat tinggal kami...!” sahut Hagu blak-blakan.Abu Shekar lagi-lagi sampai saling pandang dengan beberapa anak buahnya.“Lepaskan semua ikatan tangan dan kakinya,” perintah Abu Shekar dan dua anak buahnya, dan tanpa banyak tanya, dua orang langsung lepaskan sisa jerataan tali di tangan dan kaki Hagu.“Kenapa ikatan di lepaskan, apakah tuan Abu Shekar tak takut aku akan mengamuk dan menembaki pasukan tuan?” cetus Hagu seakan menantang.Abu Shekar malah tertawa, dianggapnya ucapan Hagu ini ke
Hagu tak di bedakan, kalau pasukan Abu Shekar, maka ia pun ikut makan dengan menu yang sama, tidak di berbeda dengan pasukan milisi itu.Hagu dibiarkan berkeliaran di markas rahasia pasukan milisi ini. Dia melihat bersahajanya kelompok ini, semaunya menegurnya dengan ramah.Sehingga Hagu lama-lama simpati dengan kelompok milisi yang berjuang bebaskan tanah Palestina dari pendudukan zionis ini.Persahabatannya dengan Suhail juga makin dekat, padahal tanpa Hagu sadari, Suhail memang di tugaskan Abu Shekar untuk ‘kawal’ Hagu selama berada di sini dan rutin beri laporan pada Abu Shekar.Hagu yang pada dasarnya masih labil ini mulai sadar, kalau pasukan ini benar-benar berjuang untuk bebaskan negerinya dari kaum penjajah.Beda dengan kelompok Rasyid Jawahri yang hanya cari keuntungan dari perang dan selalu adakan pesta-pesta liar di rumah mewahnya.Selama tinggal di rumah mewah Rasyid, Hagu sering muak sendiri melihat pesta-pesta maksiat di sana.“Bodohnya aku, selama ini hanya diperalat Tu
“Jadi kamu akan ke Kota Cun City, untuk melacak riwayat orang tuamu,” Abu Shekar menatap wajah Hagu yang makin tampan dan jangkung ini.“Benar tuan Abu, aku sejak lama ingin ke sana,” sahut Hagu.“Tapi…kamu akan kembali kan ke sini?”Abu Shekar aslinya sayang kalau Hagu keluar dari pasukannya. Sebab sosok Hagu bak pengganti si Hantu Gurun Ryan Hasim Zailani dahulu, yang nekat berperang seolah punya nyawa rangkap saja.Hagu mengangguk. “Aku hanya penasaran Tuan Abu, kalau memang kedua orang tuaku meninggal, aku ingin ziarah ke makam mereka. Kalau mereka masih hidup, aku pastinya akan mencari mereka sampai bertemu,” alasan Hagu.Dua hari kemudian, di antar Suhail di daerah perbatasan, Suhail pesan agar Hagu hati-hati.“Terima kasih paman Suhail, aku pasti hati-hati dan akan secepatnya balik lagi ke sini,” Hagu memeluk Suhail, yang kini malah hanya sebahunya tingginya. Padahal dahulu Hagu yang hanya sebahu Suhail.Hagu tentu saja tidak mau berbaju ala militer, agar tak di curigai siapapun
Kini keduanya duduk sambil menikmati bekal yang mereka bawa, kisah yang barusan Datuk sampaikan benar-benar bikin Hagu bergidik.Tak pernah dalam mimpi sekalipun, Hagu akan bertemu dengan roh Datuk Hasim Zailan junior, bahkan hebatnyamereka kini bisa bercakap-cakap layaknya dua manusia biasa.Kadang dia menatap wajah Datuk yang selalu muram, kadang tangannya sengaja menyentuh lengan Datuk, untuk memastikan, kalau roh ini benar-benar ‘hidup’.Datuk yang tahu kelakuan Hagu menahan senyumnya.“Jangan takut, aku saat ini tetap berujud manusia, tapi…asal kamu tahu, aku tak bisamembunuh siapapun. Lagianmasa takut dengan roh saudara sendiri…!” seloroh Datuk.“Masa sih Bang…minggu yang lalu kan saat kita bertempur Abang menembaki pasukan Jepang?”“Itu semua…kamulah yang melakukan! Emangnya kamu nggak sadar yaa saat berduaan dengan Park Hymin, ayahnya Park Min diam saja? Padahal asal kamu tahu Prem, tidak sedikit laki-laki yang ingin jadikan Park Hymin istri…!”Hagu tentu saja menggeleng mend
“Bang Hagu…hati-hati!”Park Hymin langsung pegang tangan Hagu, saat pamit meninggalkan tempat ini.“Iya…makasih?”Keduanya saling tatap dan kini tak ragu saling peluk. Datuk Junior hanya memandang keduanya, lalu angkat bahu, seakan memaklumi perasaan kedua orang muda ini.Sejak bicara kemarin pagi hingga kini, hubungan Hagu dan Park Hymin makin dekat, mereka sering curhat satu sama lain.Mereka seolah teman lama yang baru bertemu.Kadang keduanya berjalan-jalan di bibir pantai dan Park Min ayahnya termasuk Datuk anehnya, tidak melarang apalagi menegur keduanya.Awalnya Hagu sempat bertanya, kenapa Park Hymin tak suka dengan Datuk Junior.Park Hymin terkekeh dan bilang, dia sudah anggap Datuk itu pamannya sendiri saking dekatnya dan tak ada rasa cinta, kecuali cinta ponakan dan paman saja. “Kekasih Abang Datuk dulu adalah kakak aku, tapi mereka tak berjodoh, karena kakakku meninggal dunia tertembak pasukan Jepang, sejak saat itulah Bang Datuk selalu murung hingga ini…!” Hagu pun m
“Iya Park Hymin, aku ingin selamatkan salah satu keturunanku ini…inilah kenapa aku membawa adikku si Hagu dari alam berbeda. Yang kalau di masa depan dia paman luarku, untuk bantu aku di sini. Awalnya aku mau ajak Prem, tapi tak bisa, karena Ange sedang hamil, Prem tak bisa meninggalkanya, si Ange amat manja agaknya...!” sahut Datuk sambil hembuskan asap cerutunya, lalu senyum kecil.“He-he…Angelina…! Cakep banget ya nama salah satu cicitku di masa depan, sayang ya si Prem, terlebih si Ange tak bisa di bawa ke sini, penasaran aku mau lihat wajahnya, secantik apa dia?” sahut Park Hymin tiba-tiba, hingga mata Hagu melotot.“Kalau di bawa akan ada musibah besar Hymin, kita jangan berlebihan melawan gravitasi alam, aku saja dengan bolak-balik ke dunia masa depan, usiaku tak bakalan panjang lagi, inilah resiko yang harus aku terima…!” sahut Datuk lagi-lagi dengan suara pelan dan tenang.“Ihh segitunya…menakutkan sekali!” sahut Park Hymin terkaget-kaget.Hagu lalu muncul dan di tatap Park Hy
Pesta pun berakhir setelah hampir tengah malam, Hagu tentu saja di buat kagum dengan gaya Datuk Junior yang sangat berwibawa dan gayanya sangat berkharisma.“Pantas Bang Prem bilang, kalau ingin attitude dan gaya berbusana, contoh-lah Bang Datuk ini…benar-benar falmboyan sejati, cara pakaian dan cara bicaranya benar-benar top habis…!” batin Hagu.“Hagu kita pindah ke pondok yang disediakan Tuan Park Min.” Datuk ajak Hagu bangkit.Hagu pun mengangguk dan mengikuti langkah Datuk. Saat berjalan begini, tiba-tiba Hagu teringat, orang tuanya Ange atau besann-ya Prem marga-nya juga Park...?Jangan-jangan mereka ini ada hubungan, pikir Hagu.“Bang Datuk….apakah Park Min ini…kakek buyutnya si Ange?” ceplos Hagu tiba-tiba dan tanpa di duga-duga Datuk langsung mengangguk ambil senyum.Hagu kontan melongo.“Dan…ini kelak ada hubungannya dengan kamu juga salah satu keturunan kamu di masa depan!” sahut Datuk, lagi-lagi dengan suara kalem.“A-apa…maksud Abang..???”“Aku tak bisa menjelaskan saat ini
"Kita melawan tentara Jepang, ini tahun 1945! Saat ini kita membantu Korea, yang di jajah negara kate ini,” sahut Datuk sambil membidik dua tentara Jepang dan tak lama...door...doorr, dua serdadu bidikannya terjungkal, terkena tembakan akurat Datuk.“Bang, aku bisa mati nggak kalau kena peluru?” Hagu masih ngeyel bertanya, sambil kagum melihat tembakan Datuk yang hebat ini.“Tentu saja, makanya kamu hati-hati agar jangan tertembak, sudah jangan banyak tanya, ayo kita tembaki pasukan Jepang, agar desa ini bisa di pertahankan pasukan Korea.”Usai berkata begitu Datuk lalu berlari dan berlindung di sebuah lubang.Tuinggg…“Sompretttt…hampir aku kena!” teriak Hagu dan dia buru-buru merunduk dan kini dia pun mulai bidik pasukan musuh. "Ini bukan mimpi, ini nyata!" batin Hagu mulai waspada.Pertempuran benar-benar seru dan Hagu yang tak pernah berkhayal berada di masa lalu berkali-kali hampir saja kena tembak musuh.“Bangsat…ini sih bukan ilusi, ini benaran!” dengus Hagu marah bukan kepa
Ryan paham anak sulungnya ini sedang galau, kehilangan wanita yang di sayangi memang terlihat dari wajah anaknya ini.Hagu rupanya tipikal orang yang tak suka pura-pura, dia lalu curhat pada ayahnya. Ryan senyum saja, tuh dia juga punya dua istri. Aneh kok bisa nurun ke Hagu, pikirnya geli sendiri.“Kalau kamu ingin pergi ke Korea, tidak apa-apa silahkan! Tapi ingat tetap waspada, kamu masih di incar orang-orang jahat, yang namanya musuh, di manapun kamu berada pasti akan di buru. Ada baiknya kamu latihan menembak dulu dengan Prem,” sara Ryan.Sebagai mantan milisi Ryan tahu Hagu kadang suka bertindak sembrono dan nekat, terbawa darah mudanya yang gampang panas.Dan...Hagu juga tak kenal takut! Benar-benar turunan Klan Hasim Zailani sejati, yang tak keder dengan musuh. Hagu pun mengangguk, dia senang sekali ayahnya ternyata sangat bijak. Ibunya beda lagi, malah mendesak padanya agar segera menikah!Tak main-main, Fareeha bilang...ibu kandung Saleha, yang juga sepupunya sering menanyak
Hagu pun ini putuskan langsung menemui Widya, Hagu tak sadar, inilah bedanya dia dengan klan Hasim Zailani lainnya, anak muda ini tak lupa dengan janji dengan wanita, walaupun telat.Hagu masih ingat jalan menuju ke rumah yang dulu diberikan Balanara, sehingga tak takut lagi nyasar, beiarpun harus di bantu peta satelit, karena Hagu belum begitu hapal Jakarta.Namun, begitu sampai di sini, lagi-lagi dia kaget, Widya tidak berada di sini lagi. Bahkan rumah inipun sepi dan terkunci rapat, tak ada satupun penghuni yang ada di sini, termasuk ART-nya dahulu.Merasa penasaran, Hagu pun tancap gas menuju ke rumah Bibik Ayin yang selama ini jadi ART-nya Widya dan tinggal-nya di Bogor.Akan tetapi lagi-lagi Hagu terdiam, Bibik Ayin ternyata sudah meninggal dunia 6 bulan yang lalu, atau 5 bulan setelah pulang kembali ke sini.“Ibu nggak pernah cerita kemana Mba Widya-nya pergi Om,” sebut anak Bibik Ayin, saat Hagu bertanya kemana kekasihnya itu menghilang. Otak Hagu pun buntu, dua anak Sofia
“Dua tahun yang lalu mantan suaminya datang, lalu mengajak Sofia rujuk, namun Sofia menolak dan bilang dua sudah memiliki suami,” pria setengah tua yang sebelumnya kenalkan dirinya Haji Ibak sesaat menatap tajam wajah Hagu.Orang tua ini agaknya sudah bisa menebak, inilah ‘suami’ kedua mendiang Sofia. Hati Hagu pun bak teriris sembilu, ingat memang dia adalah 'suami' siri Sofia.Haji Ibak melanjutkan kisahnya, mantan suami pertama Sofia lalu marah dan terjadilah pertengkaran fatal, yang berakibat meninggalnya Sofia.“Sofia tak sengaja tertusuk belati yang di bawa mantan suaminya, lalu pria ini kabur dengan membawa anak tertuanya yang bernama Risna. Sedangkan anak keduanya yang masih berusia kurang dari 2 tahun di bawa sepupu Sofia.”Namun mantan suami Sofia berhasil di tangkap polisi dan saat melakukan perlawanan mantan suami Sofia itu tertembak dan tewas, kata Haji Ibak menambahkan kisahnya.Hagu sampai menghela nafas, tak menyangka tragisnya kehidupan Sofia dan pastinya suaminya yang
Dua bulan kemudian…Hari ini Hagu resmi di kenalkan sebagai sulung dari Ryan Hasim Zailani, seluruh keluarga Klan Hasim Zailani ngumpul.Rumah besar Ryan bak acara reuni keluarga saja, kakek Radin tentu saja yang paling di tuakan. Biarpun usianya sudah mendekati 68 tahunan, tubuh si kakek ini tetap kokoh dan tegap.Chulbuy yang kini juga berusia 65 tahunan tak kalah gagahnya.Tapi semua sepakat, yang paling ganteng di usia matang ini pemenangnya Balang Hasim Zailani, di usia 53 tahun, Balang di puji tak kalah dari dua anak laki-lakinya, Balanara dan Prem yang sudah memiliki istri.Hagu juga di tasbihkan sebagai nama resminya, bukan Reyhan, karena pemuda lebih suka nama itu!“Hmm…jadi siapa yang patut kamu curigai kira-kira Hagu,” Prem langsung tanya sepupunya ini.Balanara yang duduk di samping juga penasaran, siapa yang patut di curigai sebagai penembak sepupu mereka ini.Ketiganya sengaja duduk santai di taman, sambil menatap sepupu-sepupu mereka yang ramai berceloteh, termasuk ortu-