BERSAMBUNG
“Pak….pa…Ryan, bangun!”“A-apa…bangun?” Ryan gelagapan, di depannya bukan Riona yang cantik jelita dan dalam kondisi polos dengan body aduhai, tapi seorang perawat setengah tua berbaju putih yang membangunkannya.“Ini sudah malam pa, silahkan bapak istirahat, pulang dulu ke rumah. Pasien juga sudah tidur, rencana besok akan di lakukan operasi, kondisi pasein juga stabil kok,” kata si perawat ini lalu permisi.“Astagaaa….ternyata aku bermimpi bercinta dengan Riona. Gila, kok bisa-bisanya..?” batin Ryan tersadar.Ryan langsung tepuk jidatnya dan saat melihat arlojinya, waktu sudah menunjukan pukul 11 malam, klinik ini juga sudah sepi.Ryan langsung berjalan dengan tubuh agak kleyengan, kepalanya mendadak berdenyut pusing.Niat untuk menemui Riona diurungkan. Tak sopan bertemu menjelang tengah malam ini, pikir Ryan.Melihat ada gerobak yang jualan minuman yang lewat depan klinik ini, Ryan batalkan masuk mobil, ia langsung memanggil si empunya gerobak ini.Dia beli minuman mineral dan jug
Operasi Rose berjalan lancar, Ryan benar-benar tunjukan perhatiannya buat sahabat seangkatannya di dunia entertainment ini.Walaupun tak ada cinta, tapi Ryan juga tak lupa perhatian Rose dulu, yang sering membantu dia di awal-awal karir. Biarpun mereka memang pernah ada skandal, tapi itu semua tidak di dasari cinta, kecuali nafsu.Ryan juga tetap waspada kalau-kalau ada anak buah Alex Soton yang mencari-cari Rose yang masih pemulihan pasca operasi.Tapi ingatannya tetap ke Riona, yang agaknya cemburu pada Rose, juga kadang perkataan orang tua yang ia temui malam-malam ini.“Astagaa…aku baru ingat, wajah si bapak tua itu mirip dengan penjual warung kopi di pinggiran jalan di kawasan hutan Pelabuhan ratu dahulu, saat aku dan Rebecca menyelematkan Sandrina,” gumam Ryan.“Siapakah orang itu sebenarnya yaa…?” lagi-lagi Ryan bergumam sendiri.“Duhh…duhh si ganteng lagi melamun ta iyaaa..?” terdengarlah suara seseorang yang membuyarkan lamunana Ryan.Ryan menoleh dan kaget melihat seorang p
Kadir pun akui, bertemu Rose semangatnya langsung bangkit alias move on dan bertekad akan terus dekati artis idolanya ini.Dia juga percaya, Ryan dan Rose tak ada hubungan spesial. Ryan pun lega, dia percaya dengan sahabatnya, apalagi Kadir sama dengannya, seorang ahli beladiri yang tangguh. "Kalau anak buah si Alex Soton datang, ku hajar ampai bonyok," kelekar Kadir.Rose pun dengan apa adanya bilang senang dengan Kadir, begitu mendengar alasan Ryan yang akan ke Banjarbaru. Rose janji kelak akan menemui Riona, agar wanita yang di sukai Ryan itu tak salah paham."Semoga kalian makin dekat dan bisa terus bersama--" Mendengar kalimat Ryan ini, tanpa sadar Rose dan Kadir serempak bilang aminnn. Kemudian Ryan pun terbang ke Banjarbaru ke esokan harinya.Dia carter mobil menuju ke Batupecah, tujuannya langsung ke rumah Riona, dia masih ingat alamatnya.Namun alangkah kagetnya Ryan, Riona dan ayahnya sudah tak tinggal di rumah mewah ini lagi. “Dulu rumah ini d gugat oleh mantan istri t
Ryan menatap lekat-lekat wajah remaja tampan kurus ini, namun karena fotonya ramai-ramai, yakni foto saat kelulusan, Ryan harus menajamkan mata menatap wajah remaja ini.“Namanya adalah…Chulbuy Affandi,” kata bu Desi dan membuat mata tajam Ryan membulat, tentu saja Ryan terkejut bukan main.“C-Chulbuy…kok nama depannya sama dengan nama ayahnya Topan dan Sandrina?” gumam Ryan tak sadar. Nama ujung tak membuat Ryan kaget, justru membuka misteri namanya sendiri.“Itulah yang ibu belum yakin, apakah Chulbuy yang ini sama nama dan orangnya dengan Chulbuy Hasim Zailani itu. Tapi rada aneh sih, masa iya Chulbuy yang ini adalah Chulbuy yang jenderal polisi berbintang 3 dan juga turunan taipan Brandon dan Brandi Hasim Zailani itu? Sebab seingatku, Chulbuy mantan suami ibumu ini berasal dari sebuah desa di pedalaman Batupecah!” sela Bu Desi.Setelah di rasa cukup berbasa-basi dengan mantan sahabat ibunya ini, Ryan pun permisi. Kembali bu Desi terharu dan bahagia, setelah Ryan tak ragu bagi-bagi
Hari ini tepat 2,5 bulan Ryan jadi guru…!“Hmm aneh, kenapa di depan sekolah pada ramai,” batin Ryan sambil menjalankan mobilnya menuju ke sekolahnya.Semua siswa dan para guru tak bisa masuk ke sekolahnya, di depan pintu gerbang berjejer 10 orang preman, menghalangi jalan semua siswa dan guru yang bermaksud masuk.Ryan pun buru-buru mendekat setelah memarkir mobilnya.“Ada apa ini, siapa kalian? Kenapa halangi siswa dan guru masuk ke lingkungan sekolah,” tanya Ryan pada 10 orang bertampang sangar ini.“Kamu siapa hahh?” bentak salah satu dari 10 orang ini.“Aku salah satu guru di sini,” sahut Ryan kalem.“Hei dengar pak guru ganteng, lahan sekolah ini milik tuan Alex Soton dan mau diambil alih untuk di bangun perumahan, real estate!” kata orang ini sambil mendongak menatap wajah Ryan.Mendengar nama ini yang di sebut, Ryan kaget sekali. Lagi-lagi manusia ini yang bikin masalah, pikirnya.Sang Kasek Suparman datang. “Maaf, tanah ini dulu sudah di hibahkan oleh ibu Cynthia Soton, ini s
Ryan menatap dada mereka, yang duduk di depan bernama Tria, dua orang yang duduk di jok tengah Puti dan Lira, ketiganya masih kelas 11 atau kelas II di SMU ini.Otak nakalnya sempat jalan juga, ketiga siswinya ini termasuk memiliki tubuh yang mengiurkan, apalagi usia mereka rata-rata sudah 17 tahunan.Namun Ryan buru-buru hilangkan pikiran mesum itu, mereka ini siswinya dan Ryan melihat ketiganya juga hanya dari keluarga sederhana.“Kalian mau ambil apa sih, kok mau masuk ke sekolah itu lagi?” tanya Ryan berbasa-basi sambil konsen ke setiran.“Hanya buku-buku pelajaran saja pa guru!” sahut Tria.“Ya udah biar saja, daripada kalian di ganggu para centeng itu, soal buku ntar bapak belikan yang baru saja,” janji Ryan, sekaligus beri nasehat.“Pa guru, bolehkah kami ambil les Bahasa Inggris di rumah bapak, soalnya kami paling lemah pelajaran itu?”Puti yang duduk di jok tengah tiba-tiba ajukan usul. Tanpa ragu Ryan iyakan saja keinginan 3 siswanya ini, tanpa mikir apa-pun.“Kenapa tak mul
"Apa membangun sekolah? Waah siap pa Ryan, dua hari lagi saya meluncur ke Desa Lohon menemui bapak bersama staf saya, sekaligus sketsa gambarnya.”Insinyur Yory, sang arsitek yang sebelumnya rombak rumah Ryan tanpa ragu menyanggupi permintaan Ryan, untuk bangun sekolah di lahan kosong ini.Yory tentu senang bukan main dapat job tanpa lelang dari Ryan.Tak tanggung-tanggung yang di bangun, 9 ruang kelas, satu ruang laboratorium, satu ruang kantor guru-guru dan 1 ruang perpustakaan, plus tempat ibadah di sepakati akan di bangun.Tak main-main, di lahan ini juga di bangun lapangan olahraga di tambah pagar sekeliling, total anggaran yang akan Ryan siapkan adalah…35-50 miliar.Inilah cita-cita Ryan, akan bangun sekolah swasta yang sangat bagus dan…semuanya di gratiskan kelak buat seluruh siswanya.Ryan juga siap menaikan gaji para pengajar berlipat-lipat dari yang ada sekarang. Ryan juga berencana akan siap membangun sekolah setingkat SD dan SMP di lahan ini kelak secara bertahap.Segala t
“Pakailah ini Tria, ceritakan apa yang terjadi hingga kamu hampir saja di perkosa para centeng sialan itu,” Ryan bertanya sambil serahkan baju kaos miliknya, sebagai pengganti baju Tria yang sobek.Sesaat Ryan harus palingkan wajah, karena bukit kembar putih yang membusung ini terlihat separunya, hampir saja puncaknya yang berwarna pink terlihat.Ryan sengaja bawa Tria ke rumahnya, karena rumah gadis cantik ini masih jauh, lagian saat Ryan lihat arlojinya, ini sudah lewat pukul 10.30 malam, rasanya kurang pantas antar sorang gadis cantik malam-malam.“Awalnya aku lewat di sana pa, karena mau ambil kue yang akan di jual ibu, pas lewat di jalan depan itu, mereka tiba-tiba menyeret aku ke sekolah itu dan berniat jahat, untung saja pa guru datang tepat waktu!” cerita Tria sambil minum air putih yang disediakan Ryan.Tria bilang sengaja lewat jalan itu, karena kalau memutar sangat jauh dan gelap, tak di sangka dia hampir saja celaka, andai Ryan tak cepat datang menolong.Tria juga cerita d
“Pakailah ini Tria, ceritakan apa yang terjadi hingga kamu hampir saja di perkosa para centeng sialan itu,” Ryan bertanya sambil serahkan baju kaos miliknya, sebagai pengganti baju Tria yang sobek.Sesaat Ryan harus palingkan wajah, karena bukit kembar putih yang membusung ini terlihat separunya, hampir saja puncaknya yang berwarna pink terlihat.Ryan sengaja bawa Tria ke rumahnya, karena rumah gadis cantik ini masih jauh, lagian saat Ryan lihat arlojinya, ini sudah lewat pukul 10.30 malam, rasanya kurang pantas antar sorang gadis cantik malam-malam.“Awalnya aku lewat di sana pa, karena mau ambil kue yang akan di jual ibu, pas lewat di jalan depan itu, mereka tiba-tiba menyeret aku ke sekolah itu dan berniat jahat, untung saja pa guru datang tepat waktu!” cerita Tria sambil minum air putih yang disediakan Ryan.Tria bilang sengaja lewat jalan itu, karena kalau memutar sangat jauh dan gelap, tak di sangka dia hampir saja celaka, andai Ryan tak cepat datang menolong.Tria juga cerita d
"Apa membangun sekolah? Waah siap pa Ryan, dua hari lagi saya meluncur ke Desa Lohon menemui bapak bersama staf saya, sekaligus sketsa gambarnya.”Insinyur Yory, sang arsitek yang sebelumnya rombak rumah Ryan tanpa ragu menyanggupi permintaan Ryan, untuk bangun sekolah di lahan kosong ini.Yory tentu senang bukan main dapat job tanpa lelang dari Ryan.Tak tanggung-tanggung yang di bangun, 9 ruang kelas, satu ruang laboratorium, satu ruang kantor guru-guru dan 1 ruang perpustakaan, plus tempat ibadah di sepakati akan di bangun.Tak main-main, di lahan ini juga di bangun lapangan olahraga di tambah pagar sekeliling, total anggaran yang akan Ryan siapkan adalah…35-50 miliar.Inilah cita-cita Ryan, akan bangun sekolah swasta yang sangat bagus dan…semuanya di gratiskan kelak buat seluruh siswanya.Ryan juga siap menaikan gaji para pengajar berlipat-lipat dari yang ada sekarang. Ryan juga berencana akan siap membangun sekolah setingkat SD dan SMP di lahan ini kelak secara bertahap.Segala t
Ryan menatap dada mereka, yang duduk di depan bernama Tria, dua orang yang duduk di jok tengah Puti dan Lira, ketiganya masih kelas 11 atau kelas II di SMU ini.Otak nakalnya sempat jalan juga, ketiga siswinya ini termasuk memiliki tubuh yang mengiurkan, apalagi usia mereka rata-rata sudah 17 tahunan.Namun Ryan buru-buru hilangkan pikiran mesum itu, mereka ini siswinya dan Ryan melihat ketiganya juga hanya dari keluarga sederhana.“Kalian mau ambil apa sih, kok mau masuk ke sekolah itu lagi?” tanya Ryan berbasa-basi sambil konsen ke setiran.“Hanya buku-buku pelajaran saja pa guru!” sahut Tria.“Ya udah biar saja, daripada kalian di ganggu para centeng itu, soal buku ntar bapak belikan yang baru saja,” janji Ryan, sekaligus beri nasehat.“Pa guru, bolehkah kami ambil les Bahasa Inggris di rumah bapak, soalnya kami paling lemah pelajaran itu?”Puti yang duduk di jok tengah tiba-tiba ajukan usul. Tanpa ragu Ryan iyakan saja keinginan 3 siswanya ini, tanpa mikir apa-pun.“Kenapa tak mul
Hari ini tepat 2,5 bulan Ryan jadi guru…!“Hmm aneh, kenapa di depan sekolah pada ramai,” batin Ryan sambil menjalankan mobilnya menuju ke sekolahnya.Semua siswa dan para guru tak bisa masuk ke sekolahnya, di depan pintu gerbang berjejer 10 orang preman, menghalangi jalan semua siswa dan guru yang bermaksud masuk.Ryan pun buru-buru mendekat setelah memarkir mobilnya.“Ada apa ini, siapa kalian? Kenapa halangi siswa dan guru masuk ke lingkungan sekolah,” tanya Ryan pada 10 orang bertampang sangar ini.“Kamu siapa hahh?” bentak salah satu dari 10 orang ini.“Aku salah satu guru di sini,” sahut Ryan kalem.“Hei dengar pak guru ganteng, lahan sekolah ini milik tuan Alex Soton dan mau diambil alih untuk di bangun perumahan, real estate!” kata orang ini sambil mendongak menatap wajah Ryan.Mendengar nama ini yang di sebut, Ryan kaget sekali. Lagi-lagi manusia ini yang bikin masalah, pikirnya.Sang Kasek Suparman datang. “Maaf, tanah ini dulu sudah di hibahkan oleh ibu Cynthia Soton, ini s
Ryan menatap lekat-lekat wajah remaja tampan kurus ini, namun karena fotonya ramai-ramai, yakni foto saat kelulusan, Ryan harus menajamkan mata menatap wajah remaja ini.“Namanya adalah…Chulbuy Affandi,” kata bu Desi dan membuat mata tajam Ryan membulat, tentu saja Ryan terkejut bukan main.“C-Chulbuy…kok nama depannya sama dengan nama ayahnya Topan dan Sandrina?” gumam Ryan tak sadar. Nama ujung tak membuat Ryan kaget, justru membuka misteri namanya sendiri.“Itulah yang ibu belum yakin, apakah Chulbuy yang ini sama nama dan orangnya dengan Chulbuy Hasim Zailani itu. Tapi rada aneh sih, masa iya Chulbuy yang ini adalah Chulbuy yang jenderal polisi berbintang 3 dan juga turunan taipan Brandon dan Brandi Hasim Zailani itu? Sebab seingatku, Chulbuy mantan suami ibumu ini berasal dari sebuah desa di pedalaman Batupecah!” sela Bu Desi.Setelah di rasa cukup berbasa-basi dengan mantan sahabat ibunya ini, Ryan pun permisi. Kembali bu Desi terharu dan bahagia, setelah Ryan tak ragu bagi-bagi
Kadir pun akui, bertemu Rose semangatnya langsung bangkit alias move on dan bertekad akan terus dekati artis idolanya ini.Dia juga percaya, Ryan dan Rose tak ada hubungan spesial. Ryan pun lega, dia percaya dengan sahabatnya, apalagi Kadir sama dengannya, seorang ahli beladiri yang tangguh. "Kalau anak buah si Alex Soton datang, ku hajar ampai bonyok," kelekar Kadir.Rose pun dengan apa adanya bilang senang dengan Kadir, begitu mendengar alasan Ryan yang akan ke Banjarbaru. Rose janji kelak akan menemui Riona, agar wanita yang di sukai Ryan itu tak salah paham."Semoga kalian makin dekat dan bisa terus bersama--" Mendengar kalimat Ryan ini, tanpa sadar Rose dan Kadir serempak bilang aminnn. Kemudian Ryan pun terbang ke Banjarbaru ke esokan harinya.Dia carter mobil menuju ke Batupecah, tujuannya langsung ke rumah Riona, dia masih ingat alamatnya.Namun alangkah kagetnya Ryan, Riona dan ayahnya sudah tak tinggal di rumah mewah ini lagi. “Dulu rumah ini d gugat oleh mantan istri t
Operasi Rose berjalan lancar, Ryan benar-benar tunjukan perhatiannya buat sahabat seangkatannya di dunia entertainment ini.Walaupun tak ada cinta, tapi Ryan juga tak lupa perhatian Rose dulu, yang sering membantu dia di awal-awal karir. Biarpun mereka memang pernah ada skandal, tapi itu semua tidak di dasari cinta, kecuali nafsu.Ryan juga tetap waspada kalau-kalau ada anak buah Alex Soton yang mencari-cari Rose yang masih pemulihan pasca operasi.Tapi ingatannya tetap ke Riona, yang agaknya cemburu pada Rose, juga kadang perkataan orang tua yang ia temui malam-malam ini.“Astagaa…aku baru ingat, wajah si bapak tua itu mirip dengan penjual warung kopi di pinggiran jalan di kawasan hutan Pelabuhan ratu dahulu, saat aku dan Rebecca menyelematkan Sandrina,” gumam Ryan.“Siapakah orang itu sebenarnya yaa…?” lagi-lagi Ryan bergumam sendiri.“Duhh…duhh si ganteng lagi melamun ta iyaaa..?” terdengarlah suara seseorang yang membuyarkan lamunana Ryan.Ryan menoleh dan kaget melihat seorang p
“Pak….pa…Ryan, bangun!”“A-apa…bangun?” Ryan gelagapan, di depannya bukan Riona yang cantik jelita dan dalam kondisi polos dengan body aduhai, tapi seorang perawat setengah tua berbaju putih yang membangunkannya.“Ini sudah malam pa, silahkan bapak istirahat, pulang dulu ke rumah. Pasien juga sudah tidur, rencana besok akan di lakukan operasi, kondisi pasein juga stabil kok,” kata si perawat ini lalu permisi.“Astagaaa….ternyata aku bermimpi bercinta dengan Riona. Gila, kok bisa-bisanya..?” batin Ryan tersadar.Ryan langsung tepuk jidatnya dan saat melihat arlojinya, waktu sudah menunjukan pukul 11 malam, klinik ini juga sudah sepi.Ryan langsung berjalan dengan tubuh agak kleyengan, kepalanya mendadak berdenyut pusing.Niat untuk menemui Riona diurungkan. Tak sopan bertemu menjelang tengah malam ini, pikir Ryan.Melihat ada gerobak yang jualan minuman yang lewat depan klinik ini, Ryan batalkan masuk mobil, ia langsung memanggil si empunya gerobak ini.Dia beli minuman mineral dan jug
Sampai 3X Ryan pencet bel, barulah terdengar langkah kaki menuju ke pintu, Ryan malam ini sengaja datang ke rumah Riona, dia bahkan belum berganti baju, dari klink usai bereskan soal Rose langsung menuju ke sini.“Silahkan masuk tuan, Riona-nya masih di kamar, nanti aku panggilkan,” kata si ART ini dan Ryan pun menunggu di sofa ruang tamu.Hampir 30 menitan Ryan menunggu, sampai kopi yang disediakan si ART tadi sudah separu dia seruput.Namun ia tetap sabar menunggu. "Mungkin masih marah...? Wanita....!" batin Ryan, lalu tak terasa bibirnya senyum sendiri. “Kupikir sudah lupa menuju ke sini?” Riona langsung sindir Ryan begitu muncul dan kini duduk di depan pria tampan yang terlihat masih sabar menunggunya.Ryan mencoba senyum, walaupun di matanya Riona tetap sangat cantik, tapi dari raut wajahnya terlihat ada beban di kedua pundaknya."Kayaknya ada sesuatu persoalan di hari Riona, entah apakah itu?" batinnya.Tanpa menunggu Riona bertanya, Ryan pun lalu ceritakan soal Rose. Seperti di